POV MIRA.
Hari ini aku menginap di rumah paman, karena Ibu tidak akan pulang, dia keluar kota beberapa hari mengurus pekerjaannya Entahlah, aku tidak tau pekerjaan apa yang dilakukan Ibu sebagai editor novel, hingga tidak bisa pulang malam ini.
Aku sedang berdiri memperhatikan paman yang sedang memasak untuk makan malam. Melihat dia seperti itu, aku teringat ketika pertama kali datang ke sini, sebelum kami bertetangga, disaat hubunganku dengan paman masih terlalu kaku, di saat adiknya masih hidup.
Saat itu, paman juga sedang memasak untuk kami, dia terlihat begitu bahagia mengerjakan semua. Senyuman tidak pernah lepas dari wajah paman. Di sela-sela itu, paman masih menyempatkan diri untuk bercanda dengan Anggi. Mereka terlihat begitu bahagia.
Aku memandangi mereka yang sedang bercanda, aku ingin seperti Anggi, selalu tertawa bahagia.
"Hei Mira, kenapa kau diam saja, hm?" tanya paman saat itu ketika menghampiriku.
Aku hanya menunduk, menyembunyikan rasa sedihku, karena tidak bisa seperti Anggi, yang selalu ada waktu untuk bercanda dan bermain bersama orang tuanya. Perasaan itulah yang membuatku mengulurkan kedua tangan kepada paman.
"Apa kamu ingin bermain juga, Mira?" Paman langsung menggendongku, dan melemparkan tubuh kecilku ke atas. Lalu ia menangkapku, melemparkan aku lagi, kembali menangkapku, ia terus melakukannya berulang kali. Hal kecil itu membuatku sangat bahagia. Itulah pertama kali aku merasakan bagaimana memiliki seorang ayah.
Paman menurunkan aku, ia berkata, "Ok, sayang! Paman mau menyiapkan makan dulu, kalian bermainlah dengan bahagia." Usapan tangan paman di kepalaku memberikan sebuah kenyamanan dalam hatiku.
Sejak saat itulah, aku selalu ingin berada di dekat Paman, aku mau paman selalu di sisiku.
"Hei! Kenapa kau melihat ku seperti itu?" tanya paman membuyarkan lamunanku, tentang kenangan kami.
"Ehh…. Anu … nggak apa-apa Paman," ucapku tersipu malu.
"Hei, kalian berdua. Kalau kalian ingin makan diluar, pergi saja. Aku lihat kalian berdua nggak pernah jalan-jalan bersama lagi," ucap Paman sambil menata makanan di meja makan.
"Udah malam, Ayah. Lagian, mau di luar atau di rumah. Kami masih bisa tetap bermain. Iya, kan Mira?" tutur Anggi
"Hmmm…!" Aku mengangguk dengan cepat.
Aku masih terus memandangi wajah paman yang tampan. Ah, ini sungguh aneh, tapi sangat susah untuk berpaling darinya.
"Oh, ya Mira. Bagaimana kabar Ibumu, apa dia masih sibuk?" tanya Paman.
"Paman tau sendiri lah. Ibu itu sekarang terlalu sibuk, sampai-sampai sering pulang pagi, bahkan tidak pulang pulang," jawabku dengan lesu.
"Apa dia sering lembur akhir akhir ini?"
"Ya, begitulah." Aku mengangkat bahu dan beranjak menuju kamar.
"Hei. Kamu mau kemana. Sini bantu aku menata ini!" panggil Paman saat aku ingin pergi ke kamar.
"Aku mau ganti baju, Paman." Aku langsung masuk ke dalam kamar, meninggalkan paman sendirian untuk menata meja makan.
Di dalam kamar, Anggi sedang mengganti pakaiannya, ketika aku masuk. Ia terlihat terkejut saat aku membuka pintu tadi secara tiba-tiba.
"Ah… Mira, buka pintu pelan-pelan napa. Kau membuatku kaget," ucapnya sambil memakai kacamata dadanya.
Tubuh Anggi sangat bagus, bukit dadanya cukup besar dengan kulit putih. Ya, walau tidak sebesar punyaku. Pinggul Anggi juga besar dan padat. Aku yakin, banyak pria diluaran sana yang akan berimajinasi setelah melihat bentuk tubuhnya yang bagus.
"Anggi, aku pinjam bajumu dong!" ujarku dan langsung menuju lemari pakaiannya untuk mengambil baju oblong.
"Kamu nginap di sini?"
"Iya," jawabku setelah mengambil baju kaos yang cukup ketat.
"Hei Mir, jangan pake yang itu, baju itu terlalu ketat, nanti bisa longgar bajuku itu gara gara dada kamu"
Anggi kemudian mengambilkan baju yang lebih besar untukku, lalu ia keluar dari kamar sambil berkata. "Cepat keluar, ya. Ayah sudah nunggu kita untuk makan bersama."
"Iya bawel!" jawabku.
Aku membuka baju untuk menggantinya dengan baju yang diberikan Anggi. Saat aku hendak memakai baju.
Tiba-tiba
"Mira, cepat keluar, kita makan sama-sama."
Aku berbalik, dan melihat paman sedang berdiri di pintu kamar, dia terlihat sangat terkejut ketika melihatku belum berpakaian lengkap, sehingga pabrik susuku yang terbalut dalaman berwarna biru langit, terpampang cukup jelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Susilowati Wati
wahhhh paman dpt rezeki, menang bnyk ya paman🤣🤣🤣🤣🤣
2022-09-25
0
Puja Kesuma
paman dapet rezeki nomplok tu
2022-08-31
0
Gung Dy
wuih paman matanya refreshing 😂
2022-05-23
1