"Bukan apa-apa. hanya sedang berpikir saja. Apa kau akan pergi keluar rumah dengan pakaian seperti itu. Lihatlah! kau tidak memakai apa-apa di dalamnya, itumu sangat jelas terlihat."
"Hahahaha. Aku masih waras Paman. Aku tidak pakai bra hanya di rumah aja. Paman pikir aku wanita apaan," ucapku sambil melanjutkan mencuci piring.
"Aku kira … tapi, aku jadi merasa risih Mira, melihatmu seperti itu," ujar Paman.
Aku hanya menggeleng kepala dan tertawa menanggapi perkataannya.
Setelah selain mencuci piring, aku masuk kedalam kamar untuk mengambil dompetku, lalu aku pamitan pulang kepada paman dan Anggi.
"Aku pergi ya."
"Kamu mau kemana?" tanya Anggi yang sedang menonton tv. "Bukannya kamu sudah janji mau bermain denganku."
"Aku harus pulang. Rumahku kan di sebelah, kalau kamu boring, tinggal datang aja," ucapku.
Aku pun pulang ke rumah. Namun sesampainya di rumah, pintu masih terkunci. Ibuku sepertinya masih belum pulang dari luar kota. Aku kemudian mengambil kunci serep dari dompet, dan masuk kedalam rumah.
Melalui layar ponsel aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 15:13 WIB. Sambil berjalan menuju kamar, aku menghubungi Ibu.
"Halo, Mira. Ibu akan pulang telat, Nak. kamu udah makan, kan?" tanya Ibu dari seberang sana.
"Sudah, Bu. Tadi di rumah Anggi, kami makan bersama," jawabku.
"Ya sudah. Ibu matikan dulu ya. Ibu lagi sibuk ini."
Setelah itu Ibu langsung menutup sambungan telepon. Aku pun langsung masuk ke kamar dan menghempaskan tubuhku ke atas kasur. Tiba-tiba bayangan jarum besar paman muncul di kelopak mataku, saat itu juga sesuatu datang menggelitik batinku. Sungguh aku tidak menyangka kalau punya paman begitu besar. Itu adalah pertama kalinya aku melihat senjata kebanggan para lelaki.
"cocok juga nih di buat status"
Langsung aku mengambil ponsel, dan masuk kedalam grup dewasa dengan Id, Pencari Cinta. Tersenyum sendiri aku membuat status di sana.
"Aku tidak sengaja melihat pisang pria. Ukurannya sangat besar, mungkin setengah botol. Itu bukan ukuran yang normal. Panjangnya 17-18 cm, diameternya … ah, entahlah. Pastinya tubuhku sekarang jadi panas dingin, masih terus teringat dengan batang itu."
Baru satu menit memasang status. Ratusan komentar langsung bermunculan, termasuk komentar orang-orang yang sedang jualan online.
@Obat kuat : Promo obat kuat. Dijamin milik anda anti radang dan anti ngilu.
@pelangi_2 : kalau gede, pasti nggak enak.
@Anten_miring : waw!! Hampir sama dengan lengan dong.
@jagogoyang : Gede aja. Paling satu menit muncrat.
@pencarinikmat : Aku jadi pengen ngerasain. Itu pasti sangat memuaskan.
"Hmmmm…. Dasar netizen alay, giliran yang gituan langsung rame!"
Aku tersenyum simpul, lalu meletakkan ponsel dengan sembarang di kasur. Kembali bayangan saat Paman memainkan batang besarnya, kembali menari-nari di ingatanku. Imajinasi aneh pun kembali bermunculan bersama sensasi yang menyelimuti batin..
"Andai itu masuk ke dalam punyaku. Anjayyyyyy! Gimana rasanya ya? Apa itu akan terasa sakit?"
Membayangkannya saja telah membuat sesuatu berkedut di bawahku dengan kuat. Seketika tanganku mulai bergerak menyusup ke bawah, menyentuh sesuatu yang kenyal dan basah. Aku yakin itu adalah respon yang dihasilkan oleh otakku yang sudah tidak sehat.
"Apa benar seperti yang dibilang Anggi waktu itu. Sakit tapi enak."
Aku teringat pembicaraanku waktu itu dengan Anggi, tentang bagaimana rasanya jika pusaka abadi pria masuk ke dalam liang gelap milik wanita. Dari obrolan tersebut, aku pun mengetahui Anggi kalau sudah pecah selaput.
"Itu sangat sakit, tapi lama-lama kamu akan merasakan sensasi yang luar biasa. Kalau batang besar sudah masuk … eeehhhh…. Kamu akan kehilangan kontrol, pokoknya sangat enak. Bahkan hal yang diluar logika sekalipun, bisa menjadi logis. Ah, sudahlah, aku benar-benar tidak bisa menjelaskannya secara detail."
Itulah pengakuan Anggi saat itu. Otakku sekarang sudah semakin eror, rasa penasaranku terlalu tinggi.
Tidak bisa lagi!
Aku harus secepatnya menuntaskan ini. Sungguh ini sangat menyiksa, semuanya karena bayangan batang Paman.
Aku pun mulai mempermainkan titik sensitifku di bawah sana, dimana tempat air urine keluar, dengan lembut aku menggosoknya dengan jari tangan kiriku, sedangkan tangan kananku meremas kedua gundukan putih yang tumbuh di dada secara bergantian.
Agar aku bisa mencapai puncak kenikmatan secepat mungkin.
Aku pun kembali berimajinasi dengan membayangkan punya paman masuk ke dalam punyaku yang basah..
"Ahhhhhh. Ahhhhh…. Pamaaaaan."
Aku terus memanggilnya di setiap jeritan kecilku, dan itu menghasilkan sensasi tersendiri bagiku.
"Ohhhhhh…. Sial! Ini sangat nikmat. Ayo! yang kuat paman, masukkan semuanya, penuhi tubuhku. Aahhhhh!"
Aku merasa kalau milikku yang murni mulai kebas, puncak kenikmatan terasa sudah di ujung tanduk..
"Aaahhhhhhhhhhhhhhhhhh!"
Aku kembali menjerit kecil, tidak sanggup menahan getaran ini, tubuhku terasa kaku saat puncak kenikmatan merajaiku.
"Huff … huff … hufff."
Aku benar-benar lemas, dan juga lega rasanya. Sekarang aku bisa beristirahat dengan tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
gelo. kebawa suasana
2022-05-24
2
Hasanah Hasanah
semangat seru banget Thor
2022-04-15
2
Nurul Aini
ya ampun ....panas Thor ...😜😜
2022-04-14
1