7

Memang aku anak nakal dulunya. Temanku hanya sedikit yang beres, lebih dari itu merupakan preman yang masih sempat tersekolahkan oleh orangtuanya. Pijakan awal yang salah. Hatiku memberontak untuk menemukan orang-orang yang bisa memberontak, hingga aku menemukan teman-teman yang selalu melawan sombongnya dunia. Orang baik terlalu lemah untuk melawannya, Mereka terlalu rela untuk ikut dalam arus takdir yang sudah ditentukan.

Aku membenci keluargaku yang tidak pernah memandangku sebagai anak sendiri. Terlalu tinggi akan ekspetasi yang subjektif. Aku tidak diberikan kesempatan untuk mendapatkan inspirasi dan memberikan inspirasi. Hatiku menolak untuk menjadi orang yang seperi mereka inginkan. Terlalu bodoh untuk diikuti karena aku tahu pada dasarnya setiap orang itu berbeda, Perbedaan itu yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang unik.

Aku bukan binatang yang bisa kautuntun ke kandang!

Kembali teringat kalimat yang penah kukatakan kepada Ayah, tepat sebulan setelah meninggalnya Rina. Ia memintaku untuk berhenti dengan semua prestasi yang kuraih.

Betapa menyesalnya aku mengatakan kalimat itu kepada Ayah. Sungguh dosa yang harus kutanggung sekarang.

Jemariku tersentak ketika menggulung perban pada tangan Cleo. Cleo hanya diam tidak berbicara. Matanya fokus pada tanganku yang sedang menggulung perban. Sesekali matanya tertuju padaku untuk beberapa detik dan kembali lagi menuju ke perban. Aku tidak tahu harus berbicara apa. Aku ingin sekali menasihatinya untuk tidak mengikuti perkataan orang-orang, namun kuyakin bahwa yang kulakukan semakin membuka luka yang ia rasakan.

"Besok kalau jalan hati-hati," ucapku sembari menepuk tangannya. Perban sudah selesai kukenakan.

Ia tidak menjawab. Ia hanya menatapku.

"Oke, sepertinya lo enggak suka sebuah pembicaraaan. Tapi, lo harus belajar berterima kasih," ucapku lagi.

Tidak tahu kenapa, ia terlihat seram jika terus-terusan menatapku dengan mata lemah seperti itu . Sepatah kata pun tidak keluar darinya. Tanpa basa-basi, ia berdiri dan memasang sepatu. Sementara itu, aku kembali meletakkan alat pembersih luka yang kupakai.

"Lo mirip seseorang," ucapnya di ujung pintu.

Jemariku berhenti di gagang lemari. Senyumku melebar sesaat mendengarkannyaa menyebutkan sebuah kalimat. Ternyata, ia masih bisa berbicara.

"Banyak yang bilang begitu," balasku sembari menunjuknya.

Wajahya tetap datar walaupun aku telah tersenyum. Aku berharap ia bisa mengikuti alur bibirku yang melebar dan melihat betapa manisnya jika seseorang yang bersedih beralih kepada sebuah senyum.

"Jangan pernah tolong gue." Ia pergi begitu saja.

"Cleo!!!" panggilku. Ia sudah belasan meter berjalan, namun ia mengabaikan panggilanku.

Tidak ada satu pun yang berani mengkuti langkahnya. Semua menghindar tidak suka ketika Cleo melintas. Cibiran demi cibiran yang tertuju padanya kembali kudengar. Bisikan yang diiringi tawa yang sinis kembali membuat Cleo terunduk. Kali ini untuk sekian kalinya aku turut merasakan apa yang ia rasakan.

Tidak ada rasa aman yang ia dapatkan selama aku berada di tempat ini. Hari yang ia lalui penuh luka dan duka. Tidak ada celah yang diberikan untuk ia bernapas sejenak, menikmati betapa indahnya dunia jika ia membukanya dengan kedua bola mata. Aku tidak memungkiri betapa suramnya hidupku ketika semua harapan-harapan selalu dikubur dalam-dalam atas nama keluarga. Namun, senyumku selalu bermekaran ketika namaku disanjung berkat semua kerja kerasku.

Masih segar dalam ingatan ketika tangisku pecah akibat berkelahi dengan tetangga untuk memperebutkan sebuah wahana bermain di taman yang tidak jauh dari rumah. Aku sendiri melawan sekelompok anak yang tidak memberikanku ruang untuk bermain di seluncuran bertingkat dua. Jumlah mereka lebih dari cukup, namun anak-anak egois itu tidak mau memberikanku kesempatan. Tangisku pecah ketika mereka mengusirku untuk pergi. Aku pulang dengan wajah tertunduk dan mata yang sembab oleh tangis. Lemah tanganku berlari merengkuh Ibu yang tengah duduk. Belaian manjanya menjalar dari belakag kepala dan diusap pelan oleh tangan hangatnya.

Ketika aku terpuruk, selalu ada Ibu yang datang untuk menghiburku. Ayah yang kasihan membawaku bermain kembali ketika anak-anak itu sudah pulang ke rumah masing-masing. Ia mengangkat badanku bagaikan sebuah pesawat. Tanganku melebar sebagai sayap yang diterpa pelan oleh udara. Tawaku riang berkat Ayah.

Namun, semua itu berubah ketika aku mulai beranjak dewasa. Langkahku sudah dalam jalur yang kutentukan sendiri. Ayah dan Ibu tidak menginginkan itu sama sekali. Ia lebih memilih aku untuk menjadi orang yang bisa melakukan apa saja yang mereka mau. Mereka menginginkan aku untuk menjadi seperti Kakak yang merupakan orang yang patuh, pintar, dan tidak melawan. Hatiku bertolak belakang dengan ideologi bahwasanya setiap orang itu unik, tidak ada yang sama. Semua tawa riang dan rengkuh peluk ketika aku pilu, kubalas dengan tatap benci dan kalimat-kalimat frontal yang mengiris hati kecil mereka. Aku salah dan sangat berdosa. Hingga, aku ditakdirkan untuk sama sekali tidak memiliki mereka lagi.

Aku tertegun ketika hiruk pikuk kendaraan para murid yang mulai bergegas pulang. Wangi khas senja menjalar hingga merasuki aliran darahku. Indah dengan kilauan kemuning yang kembali mengingatkanku kepada Ayah dan Ibu yang acap kali bersantai di teras rumah. Aku rindu aroma kopi yang mereka seduh, bukan kepulan asap kendaraan yang sedang kuhirup. Motor yang kuparkirkan tepat berada di sebuah pohon ketapang yang rimbun. Langkahku pela berjalan sembari menatapi nasib bahwa tidak ada lagi keluargaku yang menyambut ketika pulang nanti.

Seorang wanita menatapku dari jauh. Ia mendekat, namun aku pura-pura tidak tahu. Ia merupakan teman sekelasku yang sedikit pendiam. Sering kali kuperhatikan ia membaca buku-buku sendirian di belakang kelas sembari terbungkuk bersama kacamatanya yang lebar. Namun, aku juga sering melihatnya bersama rombongan Meli. Kurasa mereka berteman dekat.

"Boleh gue nebeng?" Vena menatapku lurus.

Mataku bergerak menuju sepenggal nama yang tertulis di dadanya. Aku ingin memastikan jika aku tidak salah nama.

"Tumben," balasku singat.

"Bukannya lo dulu sering nebengin gue pulang karena rumah kita searah?" ucapnya lagi.

Dunia ini telah merancang sebuah skenario yang telah terjadi sebelumnya. Aku tidak tahu itu,. Bahkan, aku tidak tahu jika aku─diriku yang hidup di dunia ini sebelumnya─sering memboncengi wanita berkacamata lebar ini.

"Oh, ya? Oke, lo boleh nebeng," pungkasku.

Vena tidak menunjukkan letak rumahnya. Aku terus membawa motor di jalan yang selalu aku tempuh ketika pulang. Sudah sekitar sepuluh menit kami di jalan, ia tidak kunjung memintaku berhenti. Ia juga tidak protes, pertanda jika jika jalan yang kulalui ini benar. Karena ia berkata jika rumahnya searah denganku, maka otomatis ia akan menunjukkan letak rumahnya nantu.

Tiba-tiba ia menepuk pundakku.

"Rumah gue kelewatan." Ia menunjuk sebuah rumah tingat dua dengan arsitektur yang elegan. "Itu dia. Masa' lo lupa?"

Aku pura-pura menepuk jidat. "Oh, iya ... gue tadi melamun."

Ia turun dari motor sembari merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Lo sama Cleo ada hubungan apa?" tanya Vena.

"Enggak ada. Emang ada apa?" tanyaku balik.

Bahunya terangkat. "Entahlah ... sepertinya lo akhir-akhir care banget sama dia."

Aku tersenyum kecil. "Bukannya dia teman sekelas kita? Enggak masalah gue care sama dia."

"Ini lo, kan?" tanya Vena. "Kalimat yang barusan lo ucapkan kedengaran kaya bukan lo."

Kalimatnya menjebakku. Tidak mungkin aku jujur bahwasanya aku bukanlah dari dunia ini. Aku hanya terdampar tiba-tiba setelah kecelakaan itu.

"Ini gue. Lo aneh," balasku.

Ia menggeleng. "Bukan, lo yang aneh."

"Aneh kenapa?" tanyaku.

"Lo dulu nge-bully Cleo. Bahkan, lo yang sering mulai duluan."

Aku terhenyak seketika. Tidak mungkin aku mem-bully seseorang. Aku tidak pernah melakukan itu dan tidak ingin melakukan hal yang jahat itu. Seseorang yang menjadi diriku sebelumnya telah membuat namaku menjadi kotor. Alasan Cleo tidak ingin aku tolong ialah karena aku yang sebelumnya merupakan salah satu orang yang telah mem-bully dirinya. Tatapan benci yang kulihat waktu itu ternyata memiliki sebuah maksud. Aku merupakan salah satu orang yang ia hindari.

Pernyataan itu semakin kupercaya ketika setiap tatapanku selalu dihindari oleh Cleo sendiri. Ia selalu menghindariku setiap kali kucoba untuk mendekat. Bahkan, tidak sekali pun aku diberikan kesempatan untuk berkata sepatah kata saja. Aku ingin sekali menolongnya. Menjulurkan tanganku ketika keterpurukan yang sedang ia alami.

Hingga suatu saat, aku melihatnya tertunduk di depan gerbang sebuah rumah mewah. Seketika aku berhenti dari perjalanan menuju rumah. Ia membenamkan wajahnya yang merintih sakit itu di kedua lutut yang ia tekuk. Sesekali wajahnya terangkat menuju langit, terlihat jelas bulir air matanya yang mengalir dengan deras. Satu tangannya menekan dada kuat-kuat, sedangkan satu tangannya lagi melambai meminta pertolongan. Teriakan Cleo begitu keras untuk meminta tolong, namun orang-orang yang lalu lalang tidak ada satu pun yang memedulikannya.

Aku tanpa pikir panjang langsung beranjak dari motor untuk menolongnya. Namun, langkahku terhenti ketika tubuh Cleo tiba-tiba transparan secara perlahan. Mataku terbelalak melihat fenomena yang tidak biasa ini. Aku mundur beberapa langkah. Ia bukanlah manusa biasa. Apakah hantu atau sebagainya?

Seketika tubuhnya kembali seperti normal. Ia kembali berdiri dan berjalan layaknya orang biasa, seakan tidak ada yang terjadi sebelumnya.

"Ada apa dengannya?" tanyaku pada diri sendiri.

Mataku fokus kepada rumah mewah nan besar itu. Rumah yang merupakan milik Kepala Sekolah SMA Negeri Handayani. Aku pernah sekali ke sana untuk menyelesaikan masalah pemindahan sekolahku bersama Ayah.

***

Terpopuler

Comments

Siti Dede

Siti Dede

Rayhannya lagi koma ya?

2022-03-11

0

ayyona

ayyona

mayan nih, dah lama otakku ga disuruh mikir 😁

2021-04-02

0

widia

widia

dia lupa ingatan apa gimana si bang, yakin gue bingung bangett

2020-06-18

3

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 EPISODE 1 (S2)
62 EPISODE 2 (S2)
63 EPISODE 3 (S2)
64 EPISODE 4 (S2)
65 EPISODE 5 (S2)
66 Episode 6 (S2)
67 EPISODE 7 (S2)
68 EPISODE 8 (S2)
69 EPISODE 9 (S2)
70 EPISODE 10 (S2)
71 EPISODE 11 (S2)
72 EPISODE 12 (S2)
73 EPISODE 13 (S2)
74 EPISODE 14 (S2)
75 EPISODE 15 (S2)
76 EPISODE 16 (S2)
77 EPISODE 17 (S2)
78 EPISODE 18 (S2)
79 EPISODE 19 (S2)
80 EPISODE 20 (S2)
81 EPISODE 21 (S2)
82 EPISODE 22 (S2)
83 EPISODE 23 (S2)
84 EPISODE 24 (S2)
85 EPISODE 25 (S2)
86 EPISODE 26 (S2)
87 EPISODE 27 (S2)
88 EPISODE 28 (S2)
89 EPISODE 29 (S2)
90 EPISODE 30 (S2)
91 EPISODE 31 (S2)
92 EPISODE 32 (S2)
93 EPISODE 33 (S2)
94 EPISODE 34 (S2)
95 EPISODE 35 (S2)
96 EPISODE 36 (S2)
97 Terbentuknya Unknown Assassin
98 Terbentuknya Unknown Assassin (2)
99 EPISODE 37 (S2)
100 EPISODE 38 (S2)
101 EPISODE 39 (S2)
102 EPISODE 40 (S2)
103 EPISODE 41 (S2)
104 EPISODE 42 (S2)
105 EPISODE 43 (S2)
106 EPISODE 44 (S2)
107 EPISODE 45 (S2)
108 EPISODE 46 (S2)
109 EPISODE 47 (S2)
110 EPISODE 48 (S2)
111 EPISODE 49 (S2)
112 EPISODE 50 (S2)
113 EPISODE 51 (S2)
114 EPISODE 52 (S2)
115 EPISODE 53 (S2)
116 EPISODE 54 (S2)
117 EPISODE 55 (S2)
118 EPISODE 56 (S2)
119 EPISODE 57 (S2)
120 EPISODE 58 (S2)
121 EPISODE 59 (S2)
122 EPISODE 60 (S2)
123 EPISODE 61 (S2)
124 EPISODE 62 (S2)
125 EPISODE 63 (S2)
126 EPISODE 64 (S2)
127 EPISODE 65 (S2)
128 EPISODE 66 (S2)
129 EPISODE 67 (S2)
130 EPISODE 68 (S2)
131 EPISODE 69 (S2)
132 EPISODE 70 (S2)
133 EPISODE 71 (S2)
134 EPISODE 72 (S2)
135 EPISODE 73 (S2)
136 EPISODE 74 (S2)
137 EPISODE 75 (S2)
138 EPISODE 76 (S2)
139 EPISODE 77 (S2)
140 EPISODE 78 (S2)
141 EPISODE 79 (S2)
142 EPISODE 80 (S2)
143 EPISODE 81 (S2)
144 EPISODE 82 (S2)
145 EPISODE 83 (S2)
146 EPISODE 84 (S2)
147 EPISODE 85 (S2)
148 EPISODE 86 (S2)
149 EPISODE 87 (S2)
150 EPISODE 88 (S2)
151 EPISODE 89 (S2)
152 EPISODE 90 (S2)
153 EPISODE 91 (S2)
154 EPISODE 92 (S2)
155 EPISODE 93 (S2)
156 EPISODE 94 (S2)
157 EPISODE 95 (S2) TAMAT
158 Basa-Basi
159 Episode 1 (S3)
160 Episode 2 (S3)
161 Episode 3 (S3)
162 Episode 4 (S3)
163 Episode 5 (S3)
164 Episode 6 (S3)
165 Episode 7 (S3
166 Episode 8 (S3)
167 Episode 9 (S2)
168 Episode 10 (S3)
169 Episode 11 (S3)
170 Episode 12 (S3)
171 Episode 13 (S3)
172 Episode 14 (S3)
173 Episode 15 (S3)
174 Episode 16 (S3)
175 Episode 17 (S3)
176 Episode 18 (S3)
177 Episode 19 (S3)
178 Episode 20 (S3)
179 Episode 21 (S3)
180 Episode 22 (S3)
181 Episode 23 (S3)
182 Episode 24 (S3)
183 Episode 25 (S3)
184 Episode 26 (S3)
185 Episode 27 (S3)
186 Episode 28 (S2)
187 Episode 29 (S3)
188 Episode 30 (S3)
189 Episode 31 (S3)
190 Episode 32 (S3)
191 Episode 33 (S3)
192 Episode 34 (S3)
193 Episode 35 (S3)
194 Episode 36 (S3)
195 Episode 37 (S3)
196 Episode 38 (S3)
197 Episode 39 (S3)
198 Episode 40 (S3)
199 Episode 41 (S3)
200 Episode 42 (S3)
201 Episode 43 (S3)
202 Episode 44 (S3)
203 Episode 45 (S3)
204 Episode 46 (S3)
205 Episode 47 (S3)
206 Episode 48 (S3)
207 Episode 49 (S3)
208 Episode 50 (S3)
209 Episode 51 (S3)
210 Episode 52 (S3)
211 Episode 53 (S3)
212 EPISODE 54 (S3)
213 Episode 55 (S3)
214 Episode 56 (S3)
215 Episode 57 (S3)
216 Episode 58 (S3)
217 Episode 59 (S3)
218 Episode 60 (S3)
219 Episode 61 (S3)
220 Episode 62 (S3)
221 Episode 63 (S3)
222 Episode 64 (S3)
223 Episode 65 (S3)
224 Episode 66 (S3)
225 Episode 67 (S3)
226 Episode 68 (S3)
227 Episode 69 (S3)
228 Episode 70 (S3)
229 Episode 71 (S3)
230 Episode 72 (S3)
231 Episode 73 (S3)
232 Episode 74 (S3)
233 Episode 75 (S3)
234 Episode 76 (S3)
235 Episode 77 (S3)
236 Episode 78 (S3)
Episodes

Updated 236 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
EPISODE 1 (S2)
62
EPISODE 2 (S2)
63
EPISODE 3 (S2)
64
EPISODE 4 (S2)
65
EPISODE 5 (S2)
66
Episode 6 (S2)
67
EPISODE 7 (S2)
68
EPISODE 8 (S2)
69
EPISODE 9 (S2)
70
EPISODE 10 (S2)
71
EPISODE 11 (S2)
72
EPISODE 12 (S2)
73
EPISODE 13 (S2)
74
EPISODE 14 (S2)
75
EPISODE 15 (S2)
76
EPISODE 16 (S2)
77
EPISODE 17 (S2)
78
EPISODE 18 (S2)
79
EPISODE 19 (S2)
80
EPISODE 20 (S2)
81
EPISODE 21 (S2)
82
EPISODE 22 (S2)
83
EPISODE 23 (S2)
84
EPISODE 24 (S2)
85
EPISODE 25 (S2)
86
EPISODE 26 (S2)
87
EPISODE 27 (S2)
88
EPISODE 28 (S2)
89
EPISODE 29 (S2)
90
EPISODE 30 (S2)
91
EPISODE 31 (S2)
92
EPISODE 32 (S2)
93
EPISODE 33 (S2)
94
EPISODE 34 (S2)
95
EPISODE 35 (S2)
96
EPISODE 36 (S2)
97
Terbentuknya Unknown Assassin
98
Terbentuknya Unknown Assassin (2)
99
EPISODE 37 (S2)
100
EPISODE 38 (S2)
101
EPISODE 39 (S2)
102
EPISODE 40 (S2)
103
EPISODE 41 (S2)
104
EPISODE 42 (S2)
105
EPISODE 43 (S2)
106
EPISODE 44 (S2)
107
EPISODE 45 (S2)
108
EPISODE 46 (S2)
109
EPISODE 47 (S2)
110
EPISODE 48 (S2)
111
EPISODE 49 (S2)
112
EPISODE 50 (S2)
113
EPISODE 51 (S2)
114
EPISODE 52 (S2)
115
EPISODE 53 (S2)
116
EPISODE 54 (S2)
117
EPISODE 55 (S2)
118
EPISODE 56 (S2)
119
EPISODE 57 (S2)
120
EPISODE 58 (S2)
121
EPISODE 59 (S2)
122
EPISODE 60 (S2)
123
EPISODE 61 (S2)
124
EPISODE 62 (S2)
125
EPISODE 63 (S2)
126
EPISODE 64 (S2)
127
EPISODE 65 (S2)
128
EPISODE 66 (S2)
129
EPISODE 67 (S2)
130
EPISODE 68 (S2)
131
EPISODE 69 (S2)
132
EPISODE 70 (S2)
133
EPISODE 71 (S2)
134
EPISODE 72 (S2)
135
EPISODE 73 (S2)
136
EPISODE 74 (S2)
137
EPISODE 75 (S2)
138
EPISODE 76 (S2)
139
EPISODE 77 (S2)
140
EPISODE 78 (S2)
141
EPISODE 79 (S2)
142
EPISODE 80 (S2)
143
EPISODE 81 (S2)
144
EPISODE 82 (S2)
145
EPISODE 83 (S2)
146
EPISODE 84 (S2)
147
EPISODE 85 (S2)
148
EPISODE 86 (S2)
149
EPISODE 87 (S2)
150
EPISODE 88 (S2)
151
EPISODE 89 (S2)
152
EPISODE 90 (S2)
153
EPISODE 91 (S2)
154
EPISODE 92 (S2)
155
EPISODE 93 (S2)
156
EPISODE 94 (S2)
157
EPISODE 95 (S2) TAMAT
158
Basa-Basi
159
Episode 1 (S3)
160
Episode 2 (S3)
161
Episode 3 (S3)
162
Episode 4 (S3)
163
Episode 5 (S3)
164
Episode 6 (S3)
165
Episode 7 (S3
166
Episode 8 (S3)
167
Episode 9 (S2)
168
Episode 10 (S3)
169
Episode 11 (S3)
170
Episode 12 (S3)
171
Episode 13 (S3)
172
Episode 14 (S3)
173
Episode 15 (S3)
174
Episode 16 (S3)
175
Episode 17 (S3)
176
Episode 18 (S3)
177
Episode 19 (S3)
178
Episode 20 (S3)
179
Episode 21 (S3)
180
Episode 22 (S3)
181
Episode 23 (S3)
182
Episode 24 (S3)
183
Episode 25 (S3)
184
Episode 26 (S3)
185
Episode 27 (S3)
186
Episode 28 (S2)
187
Episode 29 (S3)
188
Episode 30 (S3)
189
Episode 31 (S3)
190
Episode 32 (S3)
191
Episode 33 (S3)
192
Episode 34 (S3)
193
Episode 35 (S3)
194
Episode 36 (S3)
195
Episode 37 (S3)
196
Episode 38 (S3)
197
Episode 39 (S3)
198
Episode 40 (S3)
199
Episode 41 (S3)
200
Episode 42 (S3)
201
Episode 43 (S3)
202
Episode 44 (S3)
203
Episode 45 (S3)
204
Episode 46 (S3)
205
Episode 47 (S3)
206
Episode 48 (S3)
207
Episode 49 (S3)
208
Episode 50 (S3)
209
Episode 51 (S3)
210
Episode 52 (S3)
211
Episode 53 (S3)
212
EPISODE 54 (S3)
213
Episode 55 (S3)
214
Episode 56 (S3)
215
Episode 57 (S3)
216
Episode 58 (S3)
217
Episode 59 (S3)
218
Episode 60 (S3)
219
Episode 61 (S3)
220
Episode 62 (S3)
221
Episode 63 (S3)
222
Episode 64 (S3)
223
Episode 65 (S3)
224
Episode 66 (S3)
225
Episode 67 (S3)
226
Episode 68 (S3)
227
Episode 69 (S3)
228
Episode 70 (S3)
229
Episode 71 (S3)
230
Episode 72 (S3)
231
Episode 73 (S3)
232
Episode 74 (S3)
233
Episode 75 (S3)
234
Episode 76 (S3)
235
Episode 77 (S3)
236
Episode 78 (S3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!