Kabir duduk termenung di sofa, hari sudah menjelang siang. Kabir menerima telfon dari restoran untuk datang kesana secepatnya. Namun, Kabir menolaknya, ia akan tetap di rumahnya menunggu Ceasy siap untuk di tinggal.
"Ceasy, Ceasy, kenapa sih selalu kayak gini. Aku juga susah buat jatuh cinta sama orang yang udah aku anggap kayak adik sendiri gini. Apa bisa aku jatuh cinta sama Ceasy? Dia kecil banget buat aku" Kata Kabir menatap foto Ceasy dan dirinya tiga tahun lalu.
"Ini hati, hati dan perasaan. Apa aku harus mulai buka perasaan, ahh perasaan apa dulu. Tapi aku sayang sama dia, tapi sebagai adik. Ya Allah, nikmatnya cobaanmu ini" Sambung Kabir.
Saat Kabir memainkan ponselnya, terdengar suara Ceasy yang minta tolong. Kabir langsung bergegas ke kamar dan melihat Ceasy, ternyata Ceasy terjatuh dari ranjang.
"Aduuuhhhh" Jerit Ceasy kesakitan.
"Ceasy? Kamu kenapa sih? Jatuh?" Tanya Kabir.
"Jangan mendekat! Aku bisa berdiri sendiri" Kata Ceasy, ia meminta Kabir tidak mendekat karena ia tidak memakai celana saat itu.
"Kenapa sih?" Kata Kabir semakin penasaran.
"Jangan mendekat Kakak" Kata Ceasy.
Ketika Ceasy hendak berdiri, slimutnya melorot dan terlihatlah lembah milik Ceasy. Kabir terkejut melihat itu, Ceasy berteriak dan meminta Kabir untuk keluar dari kamar.
"Aaaaaaaaaaaaa balik badan!" Teriak Ceasy.
"Aku nggak lihat, nggak lihat" Kata Kabir langsung membalikkan badan dan menahan tawa.
"Kamu kenapa sih Ces, udah suami istri juga. Masa iya masih malu" Kata Kabir masih menahan tertawa.
"Nggak lucu! Tolongin!" Rengek Ceasy.
"Gimana mau nolongin kalau nggak boleh lihat" Kata Kabir.
"Ya udah boleh lihat tapi dikit, bawa aku ke kasur dan ambilin celana" Pinta Ceasy dengan manja.
Kabir berbalik badan, lalu menggendong Ceasy yang saat itu terjatuh di pinggir ranjang. Kabir menggendongnya, lalu di tidurkannya di ranjang kembali, setelah itu Kabir mengambil celana panjang untuk Ceasy.
"Lain kali, bilang kalau mau minta tolong, sini aku pakaiin celananya, lukamu juka udah mulai kering" Kata Kabir.
"Emm, aku bisa memanfaatkan keadaan ini, melihat Kak Kabir yang perhatian gini, aku yakin kalau dihatinya pasti ada rasa sayang untukku. Aku akan ubah rasa sayang itu menjadi rasa cinta" Kata Ceasy dalam hati.
"Kenapa senyum-senyum? Angkat p*ntatnya" Pinta Kabir.
"Kak Kabir pasti sayang sama aku ya? Perhatian, aku suka deh" Kata Ceasy mulai menggoda Kabir.
"Nanti sore jalan-jalan yuk, udah mendingan kan lututnya? Ada fun fair di taman kota" Ajak Kabir.
Kabir berusaha untuk bisa mengimbangi Ceasy, memang Ceasy masih kekanak-kanakan. Karena itu sering membuat Kabir kesal. Ceasy tidak percaya jika Kabir mengajaknya keluar malam ini.
"Yang bener Kak? Kakak ajak aku kencan?" Tanya Ceasy semangat.
"Kencan? Emm bisa jadi" Jawab Ceasy.
"Beneran? Aku nggak mimpi? Kak Kabir ajak aku kencan ini, senengnya" Kata Ceasy mencubit-cubit pipinya.
"Udah hampir jam makan siang, aku siapin dulu makanannya ya, kamu tunggu disini, nanti kalau udah matang aku akan panggil, ok!" Kata Kabir mengusap rambut Ceasy dan mencubit hidungnya.
"Kak Kabir senyum, senyum? Ahhh dia juga menyentuh rambut dan hidungku?" Kata Ceasy memegang hidungnya.
Betapa bahagiannya Ceasy, dengan dia sakit, Ceasy biasa mendapat perhatian lebih dari Kabir seperti itu. Ceasy juga akan berusaha lebih baik lagi menjadi seorang istri, agar Kabir menganggapnya istri, bukan adik lagi.
-_-_-_-_
Malam itu, Kabir memperlakukan Ceasy sangat baik. Bahkan ia tidak keberatan jika Ceasy menggenggam tangan Kabir di sepanjang jalan. Kabir juga banyak tersenyum malam itu. Bahkan di tempat hiburan saja, Kabir mau diajak foto berdua oleh Ceasy.
"Kak," Kata Ceasy sambil menahan senyumannya.
"Kenapa? Takut naik kincir rianya?" Tanya Kabir.
"Aku bahagia" Kata Ceasy menggenggam tangan Kabir dengan erat.
"Oh ya? Bagus dong" Kata Kabir kembali melihat pemandangan.
"Kak" Kata Ceasy.
"Emmm"
Ceasy tiba-tiba mencium bibir Kabir dengan lembut, karena tidak ingin Ceasy merasa terluka lagi, Kabir pun hanya diam saja, ia tidak merespon ciuman dari Ceasy. Yang cukup ia lakukan adalah, menebus kesalahan yang pagi tadi ia lakukan kepada Ceasy, hingga membuat lututnya terluka.
"Maaf Kak, aku terlalu bahagia" Kata Ceasy melepaskan ciumannya.
Kabir hanya tersenyum, lalu merangkul Ceasy, ekspetasi Ceasy adalah pelukan, namun Kabir hanya memberinya rangkulan saja. Mereka juga membeli banyak kenangan dari tempat itu, bahkan Kabir juga mau bermain disana.
Ketika Ceasy membeli ice cream, tidak sengaja Kabir dan Yoona bertemu di kursi taman. Mereka pun menceritakan banyak hal sambil menunggu Ceasy kembali.
"Kabir? Kabir kan? Sama siapa kamu, tumben kesini?" Tanya Yoona.
"Eh Yoona, duduk gih. Aku kesini sama Ceasy, dia lagi beli ice cream, kamu sendiri sama siapa kesini? Nggak nyangka kamu juga bisa pergi ke tempat seprti ini" Kata Kabir.
"Aku bersama teman san keponakannya, mereka lagi bermain, dan aku menunggunya disini. Oh ya, gimana dengan Ceasy? Apa kamu udah bisa mencoba membuka hati buat Ceasy? Adik kecil kita?" Tanya Yoona.
"Aku sedang berusaha Yoona, Masih aneh gitu mencintai adik sendiri" Kata Kabir.
"Sudah hampir empat bulan loh Bir, kamu tau agama juga kan? Dosa besar jika kamu nggak bisa memberikan apa yang seharusnya Ceasy dapat. Tolonglah, hargai dia juga, dia menjalani amanah Nisa loh, sory sih bukannya aku mau ikut capur, tapi sejak awal kan memang aku sudah tau semua" Saran Yoona.
Dari jauh Ceasy melihat Kabir dengan Yoona, ia merasa kalau mereka berdua cocok sekali. Air matanya pun mulai jatuh.
"Kak Yoona cantik, cocok sama Kak Kabir. Apakah mereka akan saling menyukai, terlihat Kak Kabir nyaman dengan Kak Yoona" Kata Ceasy.
Ceasy pun berjalan mendekat dan memberika ice cremnya untuk Kabir, Yoona juga langsung pamit karena ia tidak ingin mengganggu waktu berdua Kabir dan Ceasy.
"Assallamualaikum Kabir, Ceasy" Salam Yoona.
"Waalaikum sallam, hati-hati Yoona" Jawab Kabir sambil melambaikan tangannya.
"Kak Yoona tuh cantik ya, sayangnya belum nikah. Kenapa ya?" Tanya Yoona.
"Nggak tau juga sih, mungkin belum ketemu jodohnya. Memang kenapa kalau dia cantik, kan dia perempuan" Jawab Kabir santai.
"Kak" Kata Ceasy.
"Emm"
"Aku, aku boleh tanya sesuatu nggak?" Kata Ceasy.
"Tanya aja, ada apa?" Jawab Kabir sambil merapikan jilbab Ceasy.
"Kak Kabir cinta nggak sih sama Kak Nisa?" Tanya Ceasy.
"Kok tanya itu? Kenapa, yang udah tiada cukup kita doakan, jangan di bahas lagi" Kata Kabir.
"Aku takut kalau Kak Kabir itu nggak bisa mencintai aku, karena cinta Kak Kabir ke Kak Nisa terlalu dalam" Kata Ceasy.
"Pulang yuk, aku akan jawab itu lain waktu ya. Luka mu juga harus diobati lagi itu" Kata Kabir mengulurkan tangannya.
Mau bagaiamna lagi? Cinta memang tidak bisa di tebak, hanya diri sendiri yang mengetahui apakah kita mencintai seseorang itu. Harapan Ceasy, sekarang hanya satu, Kabir mencintanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Samsung J4
jasian ceasy
2020-07-17
1
Hi Datonaza
thor cerita cinta dalam doa kok gantung thor, gk ada lnjutannya
2020-04-22
13
fina widyawati
ayoo thor lanjut lagi, penasarannnn ini 😭
2020-04-22
10