"Kak, aku boleh bersandar nggak?" Tanya Ceasy.
"Boleh dong, sini. Sebenarnya ada hal yang ingin aku tanyakan ke kamu, tapi aku bingung mulai dari mananya" Kata Kabir.
"Tanya aja" Kata Ceasy mengusel-usel lengan Kabir dengan kepalanya.
"Ada rahasia apa kamu sama Nisa?" Tanya Kabir.
"Em, itu? Haih, ini sudah waktunya aku jujur sama Kak Kabir." Kata Ceasy.
Lebih tepatnya 5 bulan lalu,
Ceasy sedang main kerumah Nisa, sampai dirumah Nisa, tidak ada satu orang pun yang menjawab salam Ceasy. Lalu Ceasy masuk begitu saja, ketika melewati kamar Nisa, Ceasy melihat Nisa sedang tergeletak dilantai. Ceasy yakin jika Nisa itu pingsan, lalu ia segera mencari minyak angin, di bukanya niqab Nisa dan mengusapkannya di hidungnya.
"Kak, KakNisa! Haduh, kenapa ini. Kok nggak bangun-bangun sih" Kata Ceasy panik.
Setelah beberapa saat, Nisa terbangun. Ceasy membantu Nisa untuk naik ke atas ranjang. Ia juga memberi Nisa minum dan memijat kakinya.
"Kak Nisa sakit? Atau kenapa? Kok pingsan sih?" Tanya Ceasy panik.
"Kamu bawa pesenan kakak?" Tanya Nisa kembali.
"Ah iya, soto kan? Ada sate usunya juga hehehe" Kata Ceasy.
"Kok double semua?" Tanya Nisa.
"Aku juga mau dong, aku ambilin mangkuk ya. Itu udah ada nasinya juga kok" Kata Ceasy berlari kedapur.
Ceasy kembali dan menuangkan soto itu ke mangkuk, Nisa mulai menceritakan tentang penyakitnya yang membuatnya setia dengan perjodohannya bersama Kabir. Karena, hanya Kabir yang mampu menerima Nisa apa adanya. Kabir tahu tentang penyakit Nisa, namun ia tahunya penyakit itu sudah sembuh sejak lama.
"Ces, Kakak boleh sesuatu nggak sama kamu? Tapi, kamu harus jawab jujur dari hati yang paling dalam" Kata Nisa menunjuk dada Ceasy.
"Isyaallah Kak, Kak Nisa mau tanya apa?" Kata Ceasy.
"Apakah cinta yang ternanam dihatimu untuk Kabir itu, adalah murni cinta kepada kekasih apa kepada seorang Kakak?" Tanya Nisa.
"Kak Nisa tanya seperti ini untuk apa? Jangan membuatku haus untuk mengejar cintaku lagi Kak, dia milikmu, dua bulan lagi alkan menjadi suamimu" Kata Ceasy.
"Jujur, aku ini masih sakit Ceasy, aku tidak ing8n membuat beban di dalam hidup Kabir. Aku bilang waktu itu untuk membatalkan pernikahan ini, tapi Kabir tidak mau. Apakah kau bersedia menggantikan posisiku jika sesuatu terjadi denganku nanti?" Tanya Nisa.
Mungkin, saat itu Nisa sudah tahu jika dirinya tidak akan bertahan lebih lama lagi, kaum muslimin yang taat, sebelum 100 hari mereka akan meninggal sudah tahu jika dirinya akan meninggalkan dunia ini, dengan beberapa tanda yang mereka rasakan, lalu sebelum 40 hari meninggal, namanya di daun yang ada disyurga akan gugur, sejak itu malaikat akan selalu mengawasinya.
"Kak Nisa jangan ngomong seperti itu, Kak Nisa yakin saja kalau Kak Nisa bisa sembuh" Kata Ceasy.
"Itu juga keinginanku Ceasy, tapi penyakitku ini sudah parah, sudah stadium akhir. Ibarat kata dokter, aku ini sudah sekarat Ces, tolong berjanjilah padaku jika kau mau menggantikan tempatku jika aku tiada nanti" Pinta Nisa.
Semenjak saat itu, Ceasy dan Nisa menjadi semakin akrab, bahkan 1 jam sebelum ijab qobul, Ceasy selalu menemani Nisa, di karenakan Ceasy menjumpai Nisa yang pingsan lagi. Sampai saatnya, Nisa benar-benar pergi setelah penyakitnya kumat, lalu meminta penghulu dan keluarga besar menikahkan Kabir dan Ceasy, setelah kata 'sah' dia pergi untuk selama-lamanya.
-----
"Begitulah kenyataannya Kak, maaf, aku sudah berusaha untuk pergi jauh darimu, dan melupakan rasa cintaku dengan pergi ke Korea. Tapi takdir berkata lain Kak, aku rasa memang takdir kita berjodoh, aku kekamar dulu ya" Kata Ceasy beranjak pergi.
Kabir masih terdiam tertunduk di sofa. Ia mengingat semua hal yang terjadi hampir empat bulan lalu. Semua nampak jelas, Nisa meninggal berada di pangkuannya dan di depan semua keluarga.
Selama ini ia dingin terhadap Ceasy ialah, dia merasa bersalah sudah menikahi Ceasy, dan mengkhianati Nisa walaupun itu amanah dari Nisa. Mendengar semua kebenaran dan perasaan Ceasy sesungguhnya, ia berfikir jika dirinya sudah terlalu jahat terhadap Ceasy.
"Ya Allah, aku sudah sangat berdosa bersikap acuh kepada Ceasy selama ini, aku memang merasakan ketulusannya. Tapi kenapa aku sulit untuk mencintainya Ya Allah" Gerutu Kabir.
Kabir ke kamar menemui Ceasy, ia melihat Ceasy sedang merapikan perlengkapan untuk ia pergi berlibur besok bersama dengan teman-temannya. Melihat Ceasy yang sedang semangat itu, Kabir pun masuk dan membantunya.
"Assallamualaikum" Salam Kabir.
"Waalaikum sallam, eh Kak Kabir. Ada apa? Ada perlu apa?" Tanya Ceasy.
"Mau tanya aja, besok mau berapa hari kalian berliburnya" Tanya Kabir.
"Maunya sih dua hari satu malam, tapi kita lihat aja besok. Aku takut kalau Kak Kabir nggak bisa temani aku" Kata Ceasy dengan nada seperti anak kecil.
"Aku usahain ya, tapi menyusul. Karena besok pagi aku harus ke retoran dulu, lalu pergi sebentar ke temoat suplyer, kamu kirim saja alamatnya ya" Kata Kabir membelai rambut Ceasy yang saat itu tidak memakai jilbab.
"Em, kalau Kak Kabir sibuk, Kak Kabir nggak usah datang nggak papa kok, besok aku tak ikut sehari aja. Aku nggak mau ngganggu pekerjaan Kak Kabir, Kak Kabir kerja kan buat aku juga hehehe" Kata Ceasy dengan senyuman manisnya.
"Besok aku usahain ya, kamu siapin aja keperluanku disana. Nanti biar aku bawa, kayaknya aku akan ke resto sekarang, untuk mengondisikan karyawan. Aku pamit dulu ya, Assallamualaikum" Salam Kabir dengan mengecup kepala Ceasy.
"Wa-wa-waalaikum sallam" Jawab Ceasy gugup.
Bukan hanya mengecup kepala Ceasy, Kabir juga tersenyum seperti saat mereka bertemu dulu. Itu membuat Ceasy terbang tinggi, ia menghempaskan dirinya ke ranjang dan berguling-guling saking senangnya. Kabir yang selama ini dingin telah kembali lagi seperti semula.
"Kak Kabir mengecup kepalaku, dia juga tersenyum lembut kepadaku. Aaaaa aku bahagi, aku harus bilang ini kepada Kak Syakir, Kak Ais dan Mama, ah Kak Jamil juga" Kata Ceasy bahagia.
"Assallamualaikum, Kakak-kakakku, Mama, Kak Kabir baru saja tersenyum padaku, dia juga mencium kepalaku. Aaa senangnya aku"
Aisyah, Leah, Syakir dan Jamilpun juga sangat bahagia mendengarkan semua itu. Bahkan Jamil berencana untuk menyusul mereka ke Korea dalam waktu dekat ini. Ia mendapatkan pekerjaan dari Rifky untuk mengelola resto baru yang akan di buka di satu kota itu. Di resto, Kabir juga nampak tersenyum. Yoona yang melihat itupun tidak tahan untuk menggodanya
"Ehem, Assallamualaikum Pak Perwira, senyum-senyum sendiri kenapa? Apakah ada keajaaiban dunia?" Goda Yoona.
"Mana ada, aku habis menang lotre siang ini, kenapa? Kau mau?" Jawab Kabir.
"Cih, nggak lucu tau. Dah yuk, kita ke suplyer dulu, aku udah atur jadwal nih, besok tinggal suplyer satu, dan kamu bisa menyusul istri kecilmu itu" Goda Yoona.
Kabir hanya tersenyum mendengar godaan Yoona, ia sengaja nengatur ulang pertemuan lebih awal dengan suplyer resto sore itu, supaya besok hanya tinggal satu suplyer yang akan ia temui, agar bisa segera menyusul Ceasy berlibur bersama teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Samsung J4
bagus
2020-07-17
2
Dee
aku udah mampir kk, bawa boomlike sama rating
kalau sempat aku baca yah kk
2020-06-29
2
Umi Faridah
lanjut dong Thor...
2020-04-25
10