Selesai kuliah, sesuai dengan janji Ceasy, ia menemui Arnold di tangga lantai tiga. Karena tidak ingin mengajak Tae, Ceasy beralasan ingin menemui seseorang dulu.
"Ces, kamu setelah ini mau kemana?" Tanya Tae.
"Aku ada janji sebentar dengan sesorang, kamu pulang dulu saja ya, nanti aku langsung ke resto soalnya" Kata Ceasy.
Tae percaya saja dengan Ceasy, mereka pun berpisah di depan kelas. Segera Ceasy menemui Arnold di tangga. Sebelum itu, Kabir menelfonya untuk segera menyusul ke restonya.
"Kamu dimana? Ini sudah saatnya pulang kan? Jangan lupa ke resto beli barang yang aku pesan dulu" Kata Kabir.
"Iya Kak, santai saja sayangg, tunggu aku kesana ya. Love you" Goda Ceasy.
"Assallamu'alaikum" Salam Kabir.
"Wa'alaikum sallam, di tutup gitu aja? Ish, butuh pencerahan ini orang" Gumam Ceasy.
Di tangga, Arnold sudah menunggunya, ia sudah memiliki kamera yang ia sembunyikan. Benar! Arnold ingin menjebaknya, dengan merekam apa yang ingin Arnold lakukan kepada Ceasy, akan ia kirim keapda Kabir. Arnold fikir Kabir adalah orang yang emosian, maka dari itu, ia berfikir ini adalah cara yang lebih tepat untuk membuat Kabir dan Ceasy pisah.
"Kak Arnold? Udah lama? Ada apa kamu memanggilku kesini?" Tanya Ceasy.
"Baru saja kok Ces, ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu, dan ini masalah yang sensitiv" Kata Arnold mulai mendekat.
"Iya apa?" Tanya Ceasy menjauh.
"Sejak awal kita bertemu, aku sudah suka denganmu. Aku mencintaimu Ceasy, saat aku tahu kenyataannya kamu sudah memiliki suami, aku sangat terluka. Tapi aku tau, kamu tidak bahagia kan sama suamimu itu, larilah denganku Ceasy, ku akan membuat istana kebahagiaan untukmu, aku janji" Kata Arnold mulai meraih tangan Ceasy.
Tidak disadari, ternyata Kabir belum menutup telfonnya sejak tadi, ia hanya mengucapkan salam lalu perginke kamar mandi, dan Ceasy juga tidak melihat bahwa panggilan itu juga belum berakhir, hingga Kabir mendengar semua apa yang Arnold katakan.
"Kurang ajar si Panadol, ngungkapin cinta ke istri orang, aku harus ke kampus sebelum terjadi apa-apa dengan mereka" Gerutu Kabir.
"Aku jemput Ceasy dulu ya Mil, Assallamu'alaikum" Salam Kabir terburu-buru.
"Wa'alaikum sallam, woy Bir, iki pie? Aduh jan, ada-ada saja sih" Kata Jamil.
Kabir langsung mengendarai mobilnya dengan kencang menunju kampus. Ia tidak ingin Ceasy di sentuh oleh laki-laki manapun juga. Hanya dia yang boleh menyentuh Ceasy.
"Enak aja, siapa panadol ini. Aku akan patahkan tangannya jika berani menyentuh Ceasy" Gerutu Kabir.
Di kampus, Ceasy selalu menolak sentuhan Arnold yang semakin kurang ajar padanya. Tiba-tiba Arnold mencium bibir Ceasy, Ceasy kaget, ia sadar itu adalah kesalahan, ia berusaha memberontak, namun, kekuatan tenaga laki-laki dan perempuan berbeda, Ceasy tetap kalah dengan cengkraman tangan Arnold di lengannya.
"Em... emm" Jerit Ceasy.
Tiba-tiba Kabir datang dan memukul Arnold, Ceasy tau jika Kabir mampu bela diri, dan pasti Arnold akan terluka parah, Ceasy pun melerai Kabir dan langsung menarik Kabir keluar dari tangga, tanpa Ceasy dan Kabir sadari, jika ciuman itu sudah berhasil di rekam sebelum kamerannya jatuh.
"Mungkin pukulanmu tidak terekam Kabir, tapi ciumanku dengan Ceasy, akan membuatmu meradang, dan Ceasy akan jatuh dalam pelukanku" Gumam Arnold.
-_-_-
Di mobil, Ceasy terus saja mengusap-usap bibirnya, bahkan sampai habis 1 botol air mineral untuk berkumur. Kabir hanya diam saja, sesekali melirik ke arah Ceasy.
"Maaf" Ucap Ceasy.
"Akan ada saat dimana kamu jatuh cinta lagi karena usia mudamu Ceasy, jadi untuk apa meminta maaf" Kata Kabir mengemudikan mobilnya dengan perlahan.
Dijalan pun Kabir hanya diam, membuat Ceasy mati daya karena Kabir terus saja diam. Ia tidak menanyakan apa yang terjadi sebenarnya, bahkan tidak meminta penjelasana apapun kepada Ceasy.
"Kak, Kak Kabir ngomong sesuatu dong. Aku nggak ada hubungan apapun dengan Kak Arnold" Kata Ceasy memecah keheningan.
Namun, tak ada sepatah katapun yang Kabir ungkapkan. Bahkan sesampainya di apartement pun Kabir tak mengatakan apapun, hanya menarik tangan Ceasy, dan melemparkannya di tempat tidur.
"Aw" Jerit Ceasy.
Kabir tak peruli dengan jeritan Ceasy, ia berdiri di balkon sembari melihat pemandangan siang hari itu. Bayangan adegan ciuman itu terngiang-ngiang di mata Kabir, ia sampai mengepalkan tangannya karena kesal, marah, cemburu dan sedih dalam hatinya.
kliing..
Suara dering pesan masuk Kabir, ia membuka pesan itu. Ternyata sebuah video dan foto dari Arnold, ada sebuah pesan juga untukknya.
"Haih Kabir, tubuh istrimu itu sangat manis, bekas luka yang ada di paha nya membuatku mabuk kepayang, jepitannya sungguh membuatku ingin merasakan lagi dan lagi, kau bodoh jika kau tak pernah memakainya hahaha thanks boy, sudah menjadikanku yang pertama menikmati tubuh istrimu, lezat sekali"
Tanpa fikir panjang, ponsel Kabir ia banting sangat keras, bahkan sampai retak di bagian layarnya. Ceasy langsung menghampiri Kabir dan bertanya.
"Ada apa Kak? Kenapa kamu sampai marah seperti ini?" Tanya Ceasy memungut ponsel Kabir yang masih menyala, namun sudah retak bagian layarnya.
"Ponsel Kak Kabir layarnya retak, dan ada yang pecah juga Kak, biar besok aku bawa ke konter untuk aku perbaiki" Kata Ceasy.
"Sesuatu yang retak itu bagaimanapun kita berusaha membuatnya kembali ke semula, tidak akan seperti sebelumnya. Sama seperti hati Ceasy, kau bilang mencintaiku, aku hanya meminta waktu darimu untuk aku bisa mencintaimu. Tapi, tanpa sepatah kata pun kamu menghancurkan hatiku begitu saja" Kata Kabir tanpa menoleh kearah Ceasy.
"Maksut Kak Kabir apa?" Tanya Ceasy.
"Hari ini, sudah cukup jawaban darimu Ceasy, aku memang salah karena aku belum mencintaimu. Tetapi dengan bersetubuh dan berciuman dengan lelaki lain, bahkan setatusmu masih menjadi istriku, apakah itu taj cukup menyakitkan hatiku? Apa kau sudah tak lagi menghormatiku?" Tanya Kabir kembali.
Kabir pergi meninggalkan Ceasy saat itu. Ia kembali ke resto tanpa mengambil ponselnya kembali. Air mata Ceasy mulai berjatuhan, ia baru menyadari jika kata-kata Kabir mengatakan bahwa dirinya telah menghianatinya.
"Maksutnya, aku berkhianat kah? Lalu darimana Kak Kabir menyimpulkan hal itu? Ponsel, dia marah setelah membanting ponsel ini, aku harus cepat membawanya ke konter, agar aku tau apa yang ada di dalam ponsel ini" Kata Ceasy menyeka air matanya.
Ia juga bergegas ke galeri ponsel untuk memperbaiki ponsel Kabir, bagaimanapun juga, ia masih belum terima Kabir menyebutnya berkhianat. Dia memang salah menerima ciuman itu, tetapi ia malakukan itu juga karena terpaksa.
"Semarah itukah dia? Bahkan dua belum mendengar penjelasanku" Kata Ceasy dalam hati.
Karena video, foto dan kata-kata Arnold itu, Kabir mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang, bahkan kecepatannya di atas batas yang di anjurkan saat mengendarai di kota. Hingga.........
Braakkkkkk!!! Ciiiiiiitttttt ......... Suara dentuman keras dan seperti suara gesekan benda tumpul saling bertemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Da Kurnianto
gesekan dua benda tumpul.... 🤭✌️
2020-11-14
1
Ummu_fatir
masih kak dewi udah up yg ditunggu2..
2020-05-15
1
Nyayu Pratiwi
asyik siang hari dapat Up lagi. thanks ya thor
2020-05-11
1