"Aduh, hehehe nafsu amat sih Kak, aku kan tengkurap. Kita nggak bisa lakukan itu jika kita baru pertama kalinya langsung pose tengkurap hehehe" Kata Ceasy.
"Astghfirullah hal'adzim, bangun! Ayo bangun! Aku akan membawamu ke kamar mandi," Kesal Kabir.
"Nggak mau, aku maunya Kak Kabir" Kata Ceasy menarik tangan Kabir lagi, kali ini ia berbaring, jadi Kabir berada di tepat atas tubuh Ceasy yang sedang terbaring.
Pelukan Ceasy membuatnya tidak nyaman, tubuh Ceasy berbeda saat Ceasy masih berusia 12 tahun, 6 tahun silam. Sekarang semuannya trlah membentuk lekukan tubuh yang suatu saat dapat meningkatkan hawa nafsu terhadap Kabir. Kabirpun berusaha melepaskan pelukan Ceasy dengan sedikit kasar.
"Ceasy bangun! Jangan seperti ini" Kata Kabir mulai kesal.
"Ayo Kak, ayola ya, sekali aja. Kan kita sudah sah menjadi suami istri" Pinta Ceasy.
Kabir mengambil segelas air kran lalu ia menyiramkannya ke wajah Ceasy, Ceasy teriak karena ia terkejut. Yang Kabir siramkan ternyata bercampur dengan air dingin dari kulkas juga. Sedikit demi sedikit Ceasy mulai sadar, ia tertunduk malu, namun karena sifat kekanak-kanakannya kambuh, akhirnya ia meneruskan sikapnya itu hingga membuat Kabir sangat kesal.
"Kenapa sih Kak Kabir nggak mau menyentuhku, melakukan itu padaku? Apakah milikku ini tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan? Lalu? Sebesar yang Siska miliki kah yang kamu harapkan itu? Maka pergilah mencari Siska sana!" Teriak Ceasy.
"Aku menikmati nafkah lahirmu, tetapi bukan dengan batinmu. Aku tidak pernah menerima itu!" Sambung Ceasy mulai menangis.
"Ini bukan masalah nafkah lahir ataupun batin Ceasy, aku sudah mencoba membuka hatiku, tapi kau tak memberiku ruang untuk aku memulainya. Kau kuberi sedikit kesempatan, tetapi kau malah menggunakannya dengan semaumu, seolah-oleh aku benar-benar sudah mencintaimu" Kata Kabir.
"Aku perlu waktu Ceasy, aku mana mungkin akan menggauli seorang istri dengan keadaan terpengaruh obat perangsang itu, kumohon pahamilah aku, beri aku waktu" Sambung Kabir.
"Waktu? Sampai kapan, empat bulan apakah tidak cukup hah?" Tanya Ceasy dengan nafas terengah-engah, karena ia masih dalam pengaruh obat nakal itu.
"Aku mengenalmu pertama kali sebegai adikku, dan setelah itu tiba-tiba kau menjadi istriku. Bayangkan saja, bagaimana mungkin aku nafsu menggauli adikku sendiri Ceasy, tolong ajari aku untuk bisa menerimamu sebagai istriku, bukan adikku lagi. Jika kau terus bersikap seperti anak kecil, maka dimataku kau akan tetap seperti adikku, tolong dewasalah!" Kata Kabir membuka pintu kamar yang ditempati oleh Jamil.
"Aku akan memberimu waktu untuk merenungi, keringkan rambutmu, ganti bajumu dan segeralah tidur, Assallamualaikum" Kata Kabir menutup pintu dengan sedikit menggunakan tenaga.
Ceasy kaget dan ia pun menangis, bukan maksut Kabir membuat sakit hati untuknya. Tetapi itu cara Kabir, akan Ceasy tidak pernah memikirkan apa yang memang seharusnya belum terjadi.
Dengan badan sempoyongan, Ceasy pun masuk ke kamar dan berbaring di kasur, setengah sudah sadar dan ia terus menangis, lalu tertidur. Sementara Kabir, dalam hatinya ia khawatir dengan keadaan Ceasy yang seperti itu. Namun, langkahnya untuk mendekati Ceasy ia tahan.
"Biarlah dulu lah, aku juga sebenarnya tidak tega. Biar jadi pelajaran saja, aku sebaiknga segera hubungi restoran itu, aku mau tahu siapa yang sudah memasukkan obat itu kedalam minuman Ceasy" Gumam Kabir.
Dengan terpaksa, Kabir harus tidur di sofa malam itu, ia tidak ingin mengganggu istirahat Ceasy, dan juga tidak mau tidur di kamar jamil. Kabir terus saja meminta penjelasan kepada pemilik resto itu, dan menemukan pelakunya.
"Siska, hmm tujuan apa lagi yang ia inginkan? Aku takut jika kejadian Nisa terulang kembali, aku sudah mulai menyayangi Ceasy dengan rasa yang berbeda, aku tidak ingin Ceasy sampai terluka karena Siska" Kata Kabir dalam hati.
_-_-_
Sementara itu, Yoona dan Jamil sedang berdua menikmati malam di Korea, berbagai tempat mereka sudah kunjugi, dan sedikit demi sedikit Yoona juga mengajari bahasa Korea, agar Jamil tidak kesulitan saat berinteraksi dengan orang Korea.
"Mbem (panggilan Jamil untuk Yoona)" Kata Jamil.
"Emmm"
"Ayu-ayu yo cewekke, putih, langsing, mungil hehehe manis e koyo arepe (seperti mau) diabetes" Kata Jamil.
"Amin" Ucap Yoona.
"Kok di aminin to? Kurang iki, kurang iki, kurang piknik kamu Mbem, makanya kurang-kurangi jomblonya" Goda Jamil.
"Lo bilang lo seperti diabetes kan? Ya gue aminkan dong, salah gue dimana hingga lo bawa-bawa kejombloan gue, ngaca woy ngaca!" Kesal Yoona.
"Wah ra woles, maksutku, kalau kamu jomblo aku jomblo itu mbok ya ayo gitu" Kata Jamil.
"Gitu apaan?" Tanya Yoona.
Jamil mempraktikkan kedua tangannya seperti orang yang sedang berciuman dan merapatkan kedua telaoak tangannya.
"Gue sama Lo?" Tanya Yoona faham.
Jamil mengangguk dan tersenyum seperti orang bodoh.
"Lo sama Gue? Jadian gitu? Jadi pasangan?" Kata Yoona mulai kesal.
Lagi-lagi Jamil mengangguk dengan senyuman bodohnya, kali ini di tambah dengan meletakkan telapak tangannya ke kedua pipinya.
"Ogahh!" Kata Yoona dengan nada tinggi.
"Astaghfirullah hal'adzim, emang kenapa sih? Aku kinyo ganteng loh, koyo pemain Harry Potter ngene kok, yo pengusaha, yo soleh juga. Kurang opo?" Kata Jamil.
"Pemain Harry Potter siapa? Profesor Snap? Bentukane nggak jelas gitu kok, dah diem! Mending kita makan lagi, aku akan membawamu ke tempat makanan enak, syurga buat perut kita" Kata Yoona menarik kerah baju Jamil.
"Wey, kocheng dong ane di tarik gini" Kata Jamil.
"Kucing jemol" Kata Yoona.
"Eh Mbem, tapi halal po nggak? Aku ndak mau makan kalau bukan makanan halal" Tanya Jamil.
"Gue juga nggak mau makan kalau nggak halal kali. Ya udah ayo, mau nggak?" Ajak Yoona.
"Yo ayo lah" Kata Jamil.
Memang Jamil ini sangat memalukan, yang katanya tadi ingin memesan sedikit, ia sampai teler karena makan terlalu banyak. Dan dengan terpaksa Yoona membawanya ke resto miliknya yang ada di dekat kedai itu, disana memang ia menyiapkan ruangan khusus untuk nya beristirahat.
Disisi lain, Kabir ingin memastikan sekali lagi Ceasy, apa sudah tertidur, apa belum. Jadi, ia masuk ke kamar, melihat Ceasy belum juga berganti pakaian, Kabir pun mengganti pakaiannya, kali ini kegugupannya malah semakin besar dari yang sebelumnya.
"Kak Kabir, Maaf" Ceasy mengigau.
"Aku nga........" Lagi-lagi Ceasy mengigau.
"Kapan kamu akan dewasa Ceasy, aku baru mulai memperhatikanmu, tetapi kamu masih memiliki ingatan buruk tentangku, bahkan kamu mengutarakan itu disaat ada Panadol dan temanmu itu. Aku tak menyalahkanmu karena kamu juga sedang dalam keadaan yang tidak sadar" Kata Kabir membelai rambut Ceasy yang basah itu, karena sebelumnya terkena air yang Kabir siramkan.
Kabir juga tidak menyalahkan Ceasy, ia menyalahkan dirinya sendiri, ia juga selalu bertanya, kenala sulit sekali untuk mencintai Ceasy setulus hati layaknya seorang suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Siti Maemunah
lanjut kka...semangett akuu suka bngeett
2020-05-09
2
Meylla Hazari
mgkin outhor nya lg kurang enak badan makanya gk up2..
semoga selalu sehat thor
saya pengemar novelmu
selalu mengikuti setiap novel yg di terbitkan😘😘
semangat💪💪💪
kabir ces😍
2020-05-09
3
🍙deviana🍙
outhor ya lagi sakit doa in aja semoga cepet sembuh
2020-05-08
5