Pembalasan Gadis Cacat
Hujan turun di hari pemakaman ayahku. Aku menangis tanpa memedulikan pandangan orang lain. Tidak seharusnya putri bangsawan yang terkenal menangis seperti ini.
Kakakku berusaha tetap tegar dengan mengepalkan tangannya dengan erat. Sekarang hanya tinggal kami berdua. Kami harus saling menguatkan satu sama lain untuk bertahan hidup.
Aku menangis selama beberapa hari dan mengurung diri di kamar selama beberapa hari. Di antara kami berdua, aku lebih dekat dengan ayah kami. Ayah kami sering mengajariku sihir miliknya. Meski sangat tegas beliau juga sering memanjakanku. Aku sangat menyayangi ayah kami. Kepergiannya benar-benar tidak terduga. Aku tidak menyangka ayah kami akan tewas dibunuh.
Pembunuh ayah kami sudah ditangkap dan langsung diadili di tempat. Pembunuh itu mendapat hukuman yang pantas karena telah membunuh ayahku.
Ayahku tidak mempunyai musuh. Beliau adalah penyihir yang baik dan hebat. Aku dan kakakku tidak sempat menanyakan alasan pembunuh itu. Apapun alasannya aku tetap tidak terima.
Kakakku sekarang menjadi kepala keluarga yang baru, kepala keluarga Moonlight. Ia dikukuhkan berdasarkan surat wasiat yang ditinggalkan ayah kami di kamarnya.
Kakakku sekarang berusaha mengurus keluarga kami dengan baik. Dia tidak ingin nama baik keluarga kami menurun hanya karena kematian ayah kami. Dia akan menunjukkan bahwa keluarga kami bisa bersaing dengan keluarga lain meski tanpa ayah kami.
Aku hanya bisa membantu menyemangatinya meski sebenarnya kumasih belum bisa melepas kepergian ayah kami. Aku berusaha tegar seperti kakakku.
Aku membantu pekerjaan kakakku. Lebih tepatnya mengerjakan dokumen-dokumen. Sedangkan kakakku berperan sebagai orang yang bernegoisasi dengan orang lain.
Namun, semuanya tidak sesuai perkiraan. Kekuatan sihir kakakku tidaklah besar. Dia hanya bisa menggunakan sihir dasar saja. Dia tidak mampu mengeluarkan sihir yang kuat. Dia diremehkan dan menjadi hinaan banyak orang.
"Kepala Keluarga Moonlight sangat menyedihkan."
"Keluarga Moonlight akan segera hancur."
Kakakku berusaha tetap kuat. Namun, sekuat apapun seseorang tetap saja akan hancur apabila diinjak berkali-kali.
Dia sering kali mengeluh padaku tentang bagaimana dirinya yang lemah. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi keluarga kami.
Aku ingin meringankan beban kakakku. Aku siap membantunya melakukan apapun, tetapi tidak tahu dengan cara apa.
Lalu suatu hari, ketika aku berada di kamar teringat ayah kami, dia menemukan cara untuk menjadi lebih kuat. Dengan melakukan transfer kekuatan sihir dari keluarga sedarah.
Dia ingin aku melakukan transfer kekuatan kepadanya. Itu karena aku terlahir dengan kekuatan sihir yang lebih kuat. Inilah yang menyebabkan ayah kami lebih sering mengajariku sihir dibandingkan kakakku. Meski kakakku terus belajar dan belajar, dia tidak bisa menguasai sihir kuat. Ayah kami menyerah untuk mengajarinya dan memintanya untuk belajar hal lain saja.
"Aku mau melakukan transfer kekuatan sihir, Kak."
Itulah jawabanku atas permintaan kakakku.
"Terima kasih, Diana. Aku berjanji akan membuat keluarga kita tidak diremehkan oleh orang lain."
Kakakku menggenggam erat kedua tanganku sambil tersenyum. Aku ikut tersenyum.
Ritual transfer kekuatan sihir dilakukan dengan cara meminum darah orang yang ingin mengorbankan sihirnya. Ritual akan dilakukan sebanyak lima kali, dengan jarak waktu tiga bulan. Mungkin setelah ritual ini selesai aku tidak bisa menggunakan sihir lagi. Tidak apa-apa asalkan kehormatan keluarga dan kakakku bisa kembali. Aku juga tidak terlalu memerlukan sihir. Kakakku lebih membutuhkan kekuatan sihir milikku. Kepala keluargalah yang biasanya memerlukan kekuatan sihir yang kuat. Para bangsawan hanya menghormati orang yang kuat saja, mereka menghina orang yang lemah.
Kami telah berada di ruangan untuk melakukan ritual transfer sihir. Aku menyayat tanganku. Darah mengalir di tanganku lalu menetes memenuhi gelas. Kakakku hendak meminumnya, tetapi begitu melihatku, dia tidak jadi melakukannya.
"Maafkan aku Diana. Seandainya aku terlahir dengan kekuatan sihir yang lebih kuat." Kakakku menggigit bibirnya.
"Tidak apa-apa, Kak. Ini bukan salah Kakak." Aku mendekati kakakku, berusaha menyakinkannya untuk tidak ragu lagi melanjutkan ritual ini.
"Aku akan meminum ini di kamarku saja. Jika meminum ini di depanmu, aku tidak sanggup." Wajah kakakku terlihat sangat terluka.
Menyakiti adiknya seperti ini bukanlah sifat kakakku. Kakakku memegang tanganku sebelum pergi. Aku tersenyum berusaha terlihat tegar. Perlahan punggungnya menghilang tertutup pintu.
Aku kembali menuju kamarku. Aku tertidur sambil berharap. Semoga ritual transfer sihir ini berhasil.
Keesokan harinya aku terbangun. Aku tidak merasakan hal yang aneh dariku. Aku masih bisa menggunakan sihir seperti biasa. Apakah ritualnya gagal? Satu-satunya cara untuk memulihkan nama baik keluarga kami tidak berhasil. Entah cara apalagi yang harus kami lakukan.
Aku pergi menemui kakakku. Tidak ada di kamar. Tidak ada pula di ruang kerjanya. Sepertinya ia merasa kecewa karena ritual transfer sihirnya tidak berhasil.
Aku harus menyemangatinya lagi. Pasti masih ada cara lain untuk membuat kehormatan keluarga kami kembali.
Aku melihat kakakku berada di halaman belakang dari jendela di kediaman kami. Aku segera ke sana.
Sebuah bola api besar dikeluarkan dari tangan kakakku lalu melesat ke depan. Bola api itu lebih besar dibandingkan dengan yang dibuat kakakku biasanya.
Dia tersenyum ke arahku.
"Kita berhasil Diana, kekuatan sihirku bertambah."
Kakakku terlihat gembira. Aku ikut merasa senang karena ritual transfer sihir ini berhasil. Ternyata kekuatan sihir milikku tidak langsung terpindahkan semuanya. Hanya sedikit demi sedikit yang terpindahkan ke kakakku. Itulah alasan ritual ini harus dilakukan selama lima kali. Tinggal empat kali lagi, kekuatan sihirku menjadi milik kakakku sepenuhnya. Lalu, aku akan menjadi manusia biasa.
Meski sebenarnya ada rasa mengganjal di hati karena kekuatanku akan hilang. Aku merasa lega dengan ini kakakku tidak perlu dikucilkan lagi. Keluarga kami bisa bangkit.
Aku kembali ke kamarku lalu segera membersihkan diri. Aku merasa lebih segar dan segera berpakaian. Aku tidak dibantu pelayan karena lebih senang berpakaian dan mandi sendiri. Aku hanya meminta mereka menyiapkan bak mandi dan pakaian yang aku pakai. Bila kesulitan aku baru meminta bantuan mereka.
Aku menyemprotkan parfum ke tubuhku. Ini adalah bau favoritku. Namun, tidak tercium bau apapun. Aku segera menyemprotnya berkali-kali tetapi masih tidak membaunya. Aku mencoba parfum lain tetapi sama saja.
Aku membuka salah satu botol parfum itu. Mendekatkannya ke hidungku. Sama sekali tidak ada bau harum. Sepertinya semua parfum milikku baunya sudah hilang.
Tanganku licin hingga menjatuhkan botol parfum itu. Pecahan botol itu berserakan di lantai.
Pelayan mendatangi kamarku, karena mendengar suara pecahan. Pelayan yang datang segera mendekati diriku sambil mengibas-ibaskan tangannya di depan hidungnya.
"Baunya terlalu harum, Nona. Nona memang mau ke mana memakai parfum sebanyak ini?"
Aku sadar bukan parfum-parfum itu yang tidak memiliki bau, tetapi dirikulah yang tidak bisa mencium baunya. Inilah indera pertamaku yang hilang setelah melakukan trasnfer sihir, yaitu indera pembau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Citra Ayu
mampir dimari
2022-05-26
0
Lee
Mampir kak othor..
like dan favorit yaa..
2022-04-23
1
Remasari
aku mampir lagi...
😊
2022-03-12
1