Aku menuju ruang kerja kepala keluarga meminta kepala pelayan untuk mengumpulkan seluruh pekerja di kediamanku. Mereka semua berdiri berjajar di ruang tengah. Ruangan itu tempat ruangan lain, terdapat tangga untuk menuju ruang tidur.
Aku berdiri di atas tangga lalu berkata, "Sekarang akulah kepala keluarga yang baru, layanilah aku!"
Mereka semua melihatku lalu menunduk.
"Baik, Nona!"
"Kembalilah bekerja!" perintahku pada mereka.
Aku pergi ke kamarku. Temboknya berlubak dan lantainya hancur. Kasurku juga hangus karena sihir api. Seharusnya tadi aku meminta Trevor bertarung di halaman bukan di kamarku. Aku menghela napas panjang. Biaya yang tidak perlu harus kukeluarkan karena Trevor. Namun, ini malah bagus. Aku akan punya kamar baru. Aku akan mendekorasinya lebih bagus daripada sekarang. Sementara, aku harus tidur di kamar tamu. Aku tidak sudi tidur di kamar Trevor. Aku juga tidak ingin tidur di kamar Ayah karena akan mengingatkanku kepadanya.
Aku akan mempersiapkan diri untuk besok. Aku akan ke istana untuk menerima gelar kepala keluarga.
***
Aku berjalan di karpet merah. Menundukkan kepalaku dengan dalam sambil bersujud di depan orang yang memakai mahkota. Orang itu mendekatiku sambil menaruh buku sihir ke samping bahuku.
"Dengan ini aku mengangkatmu sebagai Kepala Keluarga Moonlight yang baru, Diana Moonlight," kata orang itu.
Raja memindahkan buku sihirnya ke bahuku yang lain.
"Aku meminta sumpah setiamu untuk melayaniku selamanya," perintah Raja.
"Saya Diana Moonlight berjanji akan setia pada Raja dan melindungi Kerajaan Sunborn sampai maut menjemput," jawabku sambil memandang Raja.
Raja Eric. Raja yang naik takhta lebih cepat karena kematian kedua orang tuanya saat beliau masih kecil. Banyak orang yang mencari kesempatan untuk menghabisi nyawanya. Namun, orang-orang yang mengicar nyawanya takut akan kekuatannya. Dia bagaikan matahari yang tidak bisa disentuh oleh manusia.
Kami berteman saat ayahku mengajakku ke istana. Saat itu ayah dan ibunya masih hidup. Umur kami tidak berbeda jauh. Aku dengan mudah akrab dengannya karena dia kesepian.
Banyak gadis-gadis bangsawan yang mendekatinya. Eric tidak mempunyai calon istri. Bahkan di kehidupanku yang sebelumnya aku tidak mendengar dia menikah. Bisa saja ini juga salah, karena Trevor mengisolasiku dari dunia luar. Trevor tidak pernah menceritakan apa yang terjadi di luar sana.
Eric mengangkat buku sihirnya. Aku berdiri dan memberikan salam kepadanya lalu keluar dari ruangan itu.
***
Ruangan kerja Eric terlihat mewah. Meskipun memang sedikit berantakan. Entah mengapa dia tidak memperkerjakan seorang ajudan. Menurutku gara-gara sifatnya yang sulit mempercayai orang lain.
Dia menyuguhkan teh dan camilan yang kusukai padaku. Aku mengambil beberapa camilan dan menyesap tehku. Rasanya manis dan berbau harum. Seperti bertahun-tahun aku baru memakannya. Aku hampir melupakan rasanya. Makanan yang enak dulu terasa hambar di lidahku. Aku berusaha menjaga diriku agar tidak langsung menghabiskan semuanya.
"Habiskan jika kamu menginginkannya Diana," kata Eric.
Dia menatapku dengan lembut. Entah apa maksudnya. Sepertinya dia menyadari gelagatku yang makan seperti orang kelaparan.
"Baiklah jika kamu memaksa." Pada akhirnya aku tak kuasa menahan diri untuk menghabiskan semuanya.
"Sudah lama kamu tidak ke istana."
Itu benar. Sudah dua tahun aku tidak ke sini. Aku takut mengganggunya, karena kesibukannya sebagai raja. Di kehidupan sebelumnya aku tidak bisa ke sini gara-gara inderaku yang hilang satu persatu.
"Benar, tidak banyak yang berubah," kataku sambil menebarkan pandangan ke seluruh ruangan.
"Maaf bila berantakan," katanya sambil menyatukan kedua tangannya.
"Tidak apa-apa. Jadi kenapa kamu mengundangku ke sini?"
Aku bisa memakluminya karena sifatnya yang begitu. Namun, apa ada hal penting yang ingin Eric sampaikan padaku?
"Aku ingin memberi selamat kepadamu karena telah menjadi Kepala Keluarga."
"Terima kasih. Apa ada lagi? Kurasa kamu bukan cuma ingin memberi selamat saja."
Jika ingin memberikan selamat sepertinya tidak perlu mengajakku ke ruangannya.
"Tentang kabar burung apa itu benar?"
Sepertinya tentang aku yang bertarung dengan kakakku untuk memperebutkan gelar kepala keluarga.
"Itu benar. Aku bertarung dengan Trevor untuk menentukan gelar kepala keluarga. Aku yakin dia memalsukan surat wasiat ayahku. Ah... aku juga membawa suratnya. Kamu bisa membuktikan ini dimanipulasi atau tidak bukan?" Aku mengambil surat wasiat ayah yang ditinggalkan Trevor. Sebenarnya aku memang ingin menemuinya untuk membuktikan surat ini dimanipulasi atau tidak.
Eric menerimanya. "Tentu saja."
Alat untuk mendeteksi adanya sihir terbang ke arah kami. Eric memindai surat wasiat ayahku menggunakan alat itu. Alat itu berbunyi.
"Surat ini dimanipulasi, buktinya adalah alat ini berbunyi. Kamu adalah kepala keluarga yang sah Diana," kata Eric sambil mengembalikan surat wasiat ayahku.
Aku meraihnya. "Sesuai dugaanku."
Tidak, ini karena Trevor yang mengatakan hal ini pada kehidupanku sebelumnya.
"Aku akan menyebarkan hal ini pada seluruh penjuru kerajaan. Aku akan membantumu untuk mencari kakakmu. Aku akan mengabarimu bila menemukannya," katanya sambil tersenyum.
"Terima kasih, Eric. Kalau begitu aku pulang dulu." Aku membalasnya tersenyum.
Aku berdiri dan berpamitan pulang. Eric tidak perlu mencari Trevor. Aku sudah tahu Trevor ada di mana, dia pasti di kediaman temannya. Tidak perlu cepat-cepat mengunjunginya. Aku ingin membuatnya ketakutan sedikit demi sedikit. Balas dendamku bukanlah dengan membunuhnya.
***
Aku berada di ruang kerja kepala keluarga. Banyak hadiah yang berada di sini. Semuanya untuk mengucapkan selamat atas gelar kepala keluarga yang kudapat. Aku memilah surat yang ditujukan kepadaku. Kebanyakan surat untuk melamarku. Sisanya surat kerja sama. Kabar tentang diriku yang menjadi kepala keluarga pasti sudah tersebar. Eric-lah yang menyebarkannya. Sebenarnya aku tahu apa maksudnya, dia tidak ingin orang-orang salah paham kepadaku. Karena tak lama setelah Trevor menjadi kepala keluarga, dia menghilang digantikan oleh adiknya. Orang-orang akan mengira aku merebut gelar kepala keluarga karena iri.
Jika responnya negatif pasti lamaran tidak akan sebanyak ini. Kabar yang disampaikan oleh Eric adalah kepala keluarga yang sah adalah Diana Moonlight. Anak pertama keluarga Moonlight memanipulasinya sehingga anak kedua hanya meminta haknya. Itulah alasannya dia bertanya padaku tentang kabar burung itu. Sebenarnya aku tidak peduli reputasiku akan rusak atau tidak. Namun, mumpung berakhir baik aku akan berterima kasih pada Eric.
Aku membakar surat lamaran itu satu per satu. Aku tidak ingin bertunangan dengan siapa pun. Ada satu surat yang menarik perhatianku. Aku menyimpannya untuk berjaga-jaga. Dari Keluarga Skyrise.
Aku tersenyum kecut bahkan di kehidupan ini dia juga ingin bertunangan denganku. Keith Skyrise tunanganku di kehidupan sebelumnya.
Aku tidak akan memaafkanmu karena meninggalkanku. Aku akan bertunangan denganmu kali ini, tetapi hanya untuk melihatmu terluka. Aku akan membuatmu jatuh cinta lalu membuangmu sama seperti yang kau lakukan padaku di kehidupan sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments