Masa lalu
Aku telah kehilangan suaraku dan indera pengecap. Bahkan rasa makanan enak tidak dapat kurasakan. Aku hanya menguyah makanan lalu menelannya. Napsu makanku berkurang, tetapi aku harus tetap makan untuk kesehatanku. Aku makan sendirian di kamar. Hanya bunyi dentingan alat makan dan suara kunyahanku yang terdengar.
Aku merasa bosan. Pemandangan jendela di luar kamar sama sekali tidak berubah. Aku juga tidak boleh keluar dari kediaman ini. Terkadang aku keluar dari kediaman Moonlight diam-diam dengan sihir teleportasi. Bukan pada siang bolong seperti ini. Biasanya pada malam hari. Orang-orang berkeliaran pada hari yang terang, mungkin saja aku bertemu dengan orang yang kukenal. Saat malam hari aku bisa berkeliling kota sesuka hati tanpa ada yang tahu. Kakakku tidak tahu akan hal ini. Dia akan marah bila tahu aku keluar dari sini.
Sihir teleportasi adalah salah satu sihir unik. Sihir unik merupakan sihir yang bisa dikuasai penyihir sejak lahir, setiap penyihir memiliki sihir unik yang berbeda-beda. Kakakku tidak tahu tentang sihir unikku.
Semenjak aku tidak bisa membau, dia mengurungku di kediaman ini, karena mulai muncul rumor tentang diriku. Pada dasarnya rumor itu benar, sekarang aku adalah gadis cacat. Hanya saja, kakakku tidak ingin orang-orang semakin membesar-besarkan rumor itu. Sebenarnya aku tidak peduli, tetapi rumor itu dapat menjatuhkan keluarga Moonlight, jadi aku tetap berada di sini. Kakakku berusaha meredam rumor itu.
Kakakku mulai mengambil alih semua pekerjaanju. Dokumen-dokumen yang biasa kukerjakan, sekarang dikerjakan oleh kakakku. Dia tidak ingin aku merasa kelelahan dan ini sudah sepatutnya tugas kepala keluarga. Sekarang aku tidak mempunyai pekerjaan untuk mengisi waktu luang.
Ini membosankan. Aku memutuskan berkeliling kediaman ini untuk melepas penat. Meski sebenarnya aku sudah hafal tempat-tempatnya. Sebenarnya aku bisa mulai menanam bunga, membangun taman sebagai hobi, tetapi aku mengurungkan niat. Aku tidak menyukainta. Harumnya bunga tidak bisa kucium lagi, suatu saat mungkin aku juga akan kehilangan penglihatanku. Pada akhirnya aku akan kehilangan semuanya. Ini menyedihkan, tetapi apa pun akan kelakukan demi keluargaku.
Aku melihat orang asing di ruang tengah. Dia terlihat mencurigakan seperti mengendap-endap untuk mencuri. Namun, tidak mungkin seorang pencuri berpakaian serapi itu. Pakaiannya seperti seorang bangsawan. Mungkinkah tamu kakak? Tetapi kenapa kepala pelayan atau kakak tidak menyambutnya? Pelayan di kediaman ini juga semakin berkurang. Orang mencurigakan itu bisa masuk ke sini tanpa dicurigai. Aku ingin berteriak tetapi tidak bisa.
Aku mendekatinya. Seandainya dia hanya pencuri biasa aku bisa membuatnya kabur dengan sihirku. Aku tidak akan kalah meski kekuatan sihirku berkurang. Aku tetaplah penyihir yang kuat.
Mata kami saling bertatapan. Dia langsung menghampiriku, melepas topinya. Lalu bertanya, "Maaf, kalau boleh tahu ruang kerja kepala keluarga di mana ya?"
Apa ada pencuri menanyakan langsung pada pemilik kediaman ini untuk menunjukkan tempat yang paling menguntungkan untuk dicuri? Tidak ada, kecuali pencuri itu bodoh. Kesimpulanku dia bukan pencuri.
Aku mengambil buku catatan yang kusimpan di sakuku. Dia terlihat kebingungan dengan sikapku yang tidak langsung menjawab malah sibuk melakukan hal lain. Namun, dia tetap menunggu, tidak langsung pergi. Karena tidak ada orang yang lewat, maka tidak ada yang bisa ditanyai selain aku.
Aku menuliskan sebuah kalimat lalu menyodorkan buku catatan ini kepadanya.
'Akan kuantar.' Itulah yang tertulis di buku catatanku.
"Terima kasih," jawabnya.
Aku berjalan di depan untuk mengantarnya ke ruang kerja kakakku. Dia masih melihatku dengan tatapan bertanya-tanya. Aku sesekali kumenoleh ke belakang untuk melihat wajahnya. Lumayan tampan. Cuci mata yang tidak terduga. Wajah laki-laki enak dipandang yang sering kulihat hanyalah kakakku dan Derek. Wajah pekerja di sini biasa-biasa saja. Alangkah baiknya aku sering-sering bersembunyi di ruang tengah untuk melihat orang datang. Mungkin ada orang tampan yang menemui kakakku.
Dia sama sekali tidak berbicara sepanjang perjalanan, kurasa di tahu kalau aku tidak bisa berbicara. Walau aku bisa menjawab dengan menulis di buku catatan, dia merasa tidak enak hati.
Aku lupa menanyakan siapa namanya dan maksudnya datang ke sini. Bagaimana jika sebenarnya dia ingin berbuat macam-macam? Namun, dari gelagatnya bukanlah orang jahat. Kalau malah orang jahat bagaimana?
Aku berhenti lalu menulis di buku catatanku. Dia berhenti di belakangku. Aku berbalik sambil mengajukan catatanku.
'Siapa kamu? Ada keperluan apa di sini?'
Dia menatapku dengan tanda tanya besar di kepalanya. Apa yang ada di pikirannya? Apa dia menganggapku sebagai orang aneh?
"Aku Keith Skyrise. Ada yang perlu kubicarakan dengan Kepala Keluarga Moonlight."
Keluarga Skyrise adalah salah satu bangsawan penyihir yang kuat di kerajaan Sunborn. Kekuatan Kepala Keluarga Skyrise yang sebelumnya hampir setara dengan ayahku. Kepala keluarga Skyrise yang sekarang adalah putra pertamanya, dia tidak kalah kuat dengan ayahnya. Dia berdiri di depanku sekarang.
Aku menunduk lalu menuliskan sesuatu di catatanku.
'Maaf, atas kelancanganku.'
Aku tidak ingin bertanya lebih lanjut tentang apa yang ingin dibicarakan keduanya, karena ini urusan kakakku.
"Tidak apa-apa."
Tatapan kebingungannya sudah berkurang sedikit. Aku melanjutkan langkahku kembali. Dia mengikutiku.
Kami sudah sampai di ruangan kerja kakakku. Aku mengetuk pintu lalu membukanya. Aku masuk pertama kali
Kakakku segera berdiri. "Ada apa Diana?"
Begitu kakakku melihat orang kedua yang masuk, dia tahu kenapa aku ke sini.
"Ah, ternyata Tuan Skyrise. Anda datang lebih cepat dari perkiraan. Maaf saya tidak bisa menyambut Anda di depan. Sebagai gantinya, adik saya sudah mengantar Anda," kata kakakku.
Kepala Keluarga Skyrise langsung menoleh ke arahku. Aku juga merasakan tatapannya jadi aku ikut berpaling ke arahnya.
"Maafkan saya. Saya tidak mengenali Anda, Nona. Saya kira Anda pelayan." Kepala Keluarga Skyrise menunduk.
Jadi itu alasannya dia seperti kebingungan ketika melihatku. Untuk seorang pelayan tindakanku saat bertanya nama dan urusannya datang ke sini itu sangat lancang. Untungnya dia tidak marah.
'Tidak apa-apa.' tulisku dalam catatan.
Dia tersenyum sambil mengangguk.
"Mumpung berada di sini. Aku akan mengenalkannya padamu. Dia adalah tunanganmu, Diana," ujar kakakku sambil tersenyum.
Aku terkejut. Kami bertunangan? Jadi itu alasannya dia datang ke sini. Dia ingin bertemu dengan kakakku untuk membicarakan pertunangan.
Aku menatap matanya lekat-lekat. Warna birunya sangat dalam seolah-olah aku akan tenggelam ke dalamnya.
Mulai saat itu kami bertunangan. Keith sering datang ke kediamanku untuk melihatku. Sering memanggilku. Diana. Diana. Diana. Dan Diana. Entah sejak kapan aku jatuh cinta kepadanya. Mungkin saat pertama kali menatap matanya.
***
Aku berada di kediaman Rockyard memata-matai Trevor. Akan kuberi peringatan kepadanya karena telah berani-beraninya mengirim Derek kepadaku. Dia pergi ke kota sambil menggunakan tudung. Tentu saja, dia tidak mungkin berani menampakkan wajahnya ke kota dengan kaki pincangnya. Aku mengikutinya untuk membuatnya takut.
Dia merasa tidak nyaman karena telah kuiikuti. Kuyakin dia tidak tahu siapa yang mengikutinya. Aku akan membuatnya tahu. Aku mengeluarkan sihir bola putihku di depan matanya. Trevor terperanjat hingga terjatuh. Orang-orang kaget melihatnya. Trevor mengedarkan pandangan ke sekitar. Saking banyaknya orang yang berlalu lalang dia tidak akan menemukanku.
Aku bersembunyi di salah satu restoran sambil melihat orang yang kutakuti. Trevor pergi sambil ketakutan. Dia pasti akan kembali ke kediaman Rockyard. Aku menyeringai.
Akan kubuat hidupmu tidak tenang Trevor.
Tiba-tiba ada gadis yang duduk di sampingku. Dia meringis sambil merangkulku. "Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan Kak Diana di sini."
Siapa dia? Aku tidak pernah bertemu dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments