Hari ini Keith datang ke kediamanku. Kami berada di taman, menikmati secangkir teh dan camilan. Dia bersendekap sambil mengernyitkan dahi seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Berhati-hatilah Diana, sekarang banyak terjadi pembunuhan penyihir. Aku tidak mau kamu menjadi salah satunya," katanya khawatir.
Pada kehidupanku yang sebelumnya, dia tidak pernah membahas pembunuhan penyihir di kehidupanku sebelumnya. Apa dia menyembunyikannya atau benar-benar tidak tahu tentang pembunuhan itu? Tidak ada yang bisa kutanyai tentang hal ini, aku hanya bisa menebak-nebak. Apa pembunuhan penyihir kali ini terjadi lebih cepat daripada kehidupanku sebelumnya, karena aku mengulang waktu? Inikah efek samping dari mengulang waktu, yaitu hal-hal lain ikut berubah? Kalau begitu aku harus memperbaikinya. Aku akan menangkap pembunuh penyihir itu. Sebelum itu aku harus menemui Gauri. Lebih cepat lebih baik.
"Aku sudah tahu, Eric yang memberitahuku," jawabku ketus.
Keith tersentak, lalu terlihat kecewa. Apakah dia kecewa kalau aku sudah tahu sebelumnya? Atau dia tidak ingin ada orang baik yang melebihi dirinya seperti Eric?
"Begitu ya, aku akan melindungimu bila Derek datang lagi," ujarnya tersenyum.
Keith berusaha terlihat ceria, melupakan perkataanku yang tadi.
"Tidak perlu, aku bisa melindungi diri sendiri dan mengusir Derek sendiri. Akan kupermalukan dia bila berani menemuiku lagi," balasku dingin.
Dia ingin mengatakan sesuatu tetapi aku menyelanya.
"Kita tidak perlu bersikap ramah apabila berduaan, Keith." Aku menekan tiap kata-kataku agar Keith mengerti.
Keith terkesiap. Dia terlihat bingung. "Maaf, aku hanya ingin akrab denganmu. Kuharap meski ini hanya kontrak aku ingin dekat denganmu bahkan setelah kontrak ini berakhir, Diana." Keith terlihat bersungguh-sungguh.
Dia ingin dekat denganku sebagai teman atau kekasih? Banyak sekali yang tidak kumengerti dari Keith.
"Terserahmu, Keith."
Melihat wajah Keith hari ini membuatku merasa kesal. Seperti kembali pada saat pertama kali bertemu dsngannya di kehidupan kali ini. Kenapa aku seperti ini? Aku tahu jawabannya. Ini dimulai saat aku bertemu dengan Stella. Pasti gara-gara itu. Gara-gara gadis itu aku mengingat sesuatu yang berusaha kukubur dengan dalam.
"Bagaimana jika hari ini kita jalan-jalan saja di kota, Diana? Sepertinya hari kamu sedikit kesal," usul Keith.
Ini semua karena teman masa kecilmu itu.
"Baiklah."
Aku mengangguk walaupun sebenarnya tidak bersemangat berduaan dengan Keith di kota. Kami harus berpura-pura sebagai pasangan harmonis, karena bisa saja ada orang yang mengenali kami.
***
Kami berada di sebuah restoran. Keith memesan banyak sekali jenis kue potong. Aku tidak tahu kalau dirinya menyukai makanan yang manis-manis.
"Kamu bisa memakannya Diana." Tangan Keith menunjuk kue itu satu persatu.
Aku ternganga sambil menatapnya dengan tatapan aneh. Tidak mungkin aku menghabiskan sepuluh jenis kue itu. Perutku tidak muat. Perut perempuan dan laki-laki itu berbeda. Apa dia berniat menambah berat badanku?
"Aku tidak bisa menghabiskan semua ini. Kamu juga makanlah. Kalau tersisa, bawalah pulang untuk Iris," tawarku.
"Baiklah," jawab Keith sambil tersenyum.
Kami berhasil menghabiskan setengah dari kud-kue itu. Perutku benar-benar penuh. Kurasa Keith juga sama. Awalnya dia bersemangat memakan kue itu, tetapi lama-kelamaan potongan kue yang masuk ke mulutnya semakin sedikit. Meski begitu ternyata aku menghabiskan makanan lebih banyak dibandingkan dengan Keith.
Tidak bisa merasakan lezatnya makanan di kehidupanku yang lalu menyebabkan diriku rakus. Apalagi makanan manis kesukaanku. Aku tidak bisa menahan diri. Aku tak tahu apakah tadi caraku makan terlihat elegan atau tidak. Aku lupa untuk bersikap sopan saat makan. Namun, menurutku Keith sama sekali tidak memperhatikanku. Atau ini hanya keyakinanku saja untuk menghibur diri.
"Aku benar-benar kenyang. Aku akan membayarnya, Diana." Keith mengangkat tangan untuk memanggil pelayan.
Aku memegang tangan Keith.
"Kenapa kamu melakukan ini, Keith? Berhentilah membuang-buang uang. Bukankah kamu dan Iris sedang menghemat demi pengobatan Ibumu?" tanyaku.
Keith melepas tanganku, tetap memanggil pelayan.
"Tidak apa-apa, Diana. Uang yang kamu berikan padaku sudah cukup untuk mengobati Ibuku, bahkan sangat lebih," jawabnya menyakinkanku.
Pelayan datang menghampiri kami sambil membawa perincian apa saja yang kami pesan. Keith membayarnya, lalu meminta pelayan membungkus camilan yang tidak kami sentush. Lantas, menatapku kembali.
"Sebenarnya kami sudah tahu kalau pengobatan Ibu hanya memperpanjang nyawanya. Kami tidak bisa menyembuhkannya." Sebuah pengakuan dari Keith.
Aku tidak menyangka. Itu artinya kematian ibunya sama sekali tidak terelakkan. Di kehidupan sebelumnya, ibu Keith juga meninggal. Setelah itu hubungan kami menjadi canggung. Dia tidak datang selama berbulan-bulan hingga mencampakkanku.
"Apa kalian sudah mencari Penyihir Ramuan terbaik?" tanyaku.
"Semua cara sudah kami lakukan. Kami bertanya kepada penyihir ramuan terhebat, tetapi jawabannya sama. Ibu kami tidak bisa disembuhkan. Kami sudah membeli buku berisi bahan-bahan untuk membuat ramuan. Namun, tidak ada yang mencantumkan bahwa bahan-bahan itu bisa menyembuhkan penyakit Ibu kami. Yang ada hanya memperlambat penyebaran penyakitnya," tutur Keith.
Mereka terus mencari dan mencari berharap ada secercah keajaiban untuk menyembuhkan ibu mereka. Kurasa Keith benar-benar lelah dan ingin menyerah tetapi ingin terlihat kuat demi adiknya. Apakah gara-gara itu dia tidak datang selama berbulan-bulan? Lalu karena dia merasa lelah dia mencampakkanku. Seharusnya dia menjelaskannya kepadaku agar aku bisa mengerti.
"Aku turut prihatin. Apa kamu sudah menanyakan hal ini pada Gauri?"
Kurasa Gauri bisa memecahkan masalah Keith. Dia adalah penyihir tertua di kerajaan.
"Kami sudah pernah menemuinya. Jawabannya sama. Dia menyarankan kami untuk menyerah atau memperpanjang masa hidup Ibu kami. Tanpa kujelaskan kamu tahu apa jawaban kami," kata Keith lirih.
Mereka memperpanjang masa hidup Ibu mereka dengan ramuan-ramuan.
"Iris bekerja keras setiap hari untuk menemukan formula baru yang mungkin bisa menyembuhkan Ibu kami. Namun, semuanya tidak membuahkan hasil. Dia menangis setiap malam karena merasa gagal. Berkat kedatanganmu di kediaman dia terlihat ceria walau hanya sebentar."
Dibalik senyum, kecerewetan dan rasa ingin tahu Iris, ternyata tersimpan sosok yang tidak kuketahui. Begitu pula dengan Keith, sosok bahagia yang sering kulihat di kehidupan sebelumnya ternyata menyimpan masalah pahit seperti ini.
"Aku akan ke kediamanmu sering-sering, Keith," balasku sambil memalingkan wajah.
"Terima kasih, Diana." Keith tersenyum ke arahku.
Tetap saja aku tidak bisa memaafkannya. Dia bersalah kepadaku karena meninggalkanku tanpa penjelasan yang benar. Aku terus menunggunya tetapi dia tidak pernah datang. Bahkan saat di kehampaan aku sempat berpikir suatu hari dia akan menyelamatkanku. Perbuatanku itu sia-sia.
Bungkusan kami telah datang. Dia memberiku dua jenis kue, lalu sisanya diberikan pada Iris. Keith mengantarku pulang.
Besok aku akan menemui Ibu Keith. Sebelum itu, aku akan menemui Gauri untuk menanyakan hal yang mengusikku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Elwi Chloe
lanjut
2022-03-06
1