Menikahi Bocil

Menikahi Bocil

Episode 1 - Tidak Terduga

"Saya terima nikahnya Alea Kirana binti Damar Baharudin dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai!" Dengan satu tarikan nafas kalimat itu berhasil Arez ucapkan.

Setelah mendengar ucapan "Sah" dari para saksi, mereka yang ada di tempat itu bersama-sama mengucapkan syukur.

Arez menghela nafas. Sedangkan Alea tampak gelisah. Sama sekali tak ada raut kebahagiaan dari pada keduanya.

Arez masih tak habis pikir, gadis mungil yang berada di sebelahnya itu kini sudah sah menjadi istrinya. Ya, walau belum di urus secara negara karena waktu yang serba dadakan.

*

Acara telah usai. Para tamu undangan yang tidak seberapa sudah berangsur pulang. Kini Alea dan Arez berada dalam satu ruangan yang sama--kamar. Ya, kamar yang di hiasi banyak bunga sebagaimana kamar pengantin pada umumnya. Seharusnya, ini momen yang paling di tunggu oleh pasangan pasutri. Lalu bagaimana dengan pasutri kali ini?

"Terus gimana, Bang?" Alea membuka obrolan. Saat ini mereka saling memunggungi, dengan duduk di masing-masing bibir kasur.

Arez hanya diam. Ia mengusap rambutnya dan lagi-lagi hanya bisa menghela nafas.

"Gak tau," jawab Arez singkat.

Alea bangkit dari duduknya, menuju Arez dan berdiri di hadapan pria itu.

"Ih! Seharusnya Abang itu bisa meyakinkan mereka kalau kita gak ngapa-ngapain! Ini semua salah Abang!" Bentak Alea, ia terlihat sangat kesal.

"Lu kok jadi nyalahin gua?!" Arez mendongak.

"Gila! Benar-benar gila!" Alea kembali duduk. Kali ini ia duduk di sebelah Arez dengan memijat-mijat keningnya.

"Terus gimana?"

"Gak tau. Gua juga pusing."

***

Sebelumnya...

Semua orang tau, kalau kota ini terkenal akan kebebasannya. Tak bisa di pungkiri, di dalamnya juga terdapat sedikit banyaknya pergaulan yang juga bebas.

Dia Arez, pria 27 tahun yang sedang duduk santai di sebuah Cafe sembari menikmati sebatang rokok dan di temani kopi hangat. Ia tampak menunggu seseorang. Sesekali ia mengotak-atik gawai yang ada di genggamannya, dan terus saja memperhatikan jam yang ada di sudut layar.

Tergesa-gesa, seorang gadis menghampirinya. Gadis itu langsung duduk di hadapan Arez dan langsung menyambar kopi yang sedari tadi belum sempat Arez minum. Memperhatikan tingkah gadis itu, Arez hanya bisa mengernyitkan dahi.

"Bang, maaf telat." Ucap Gadis itu dengan nafas masih terengah-engah.

"Kok muka lu beda?" Arez langsung saja melontarkan pertanyaan dan terus membandingkan wajah gadis yang ada di hadapannya dengan foto gadis yang ada di layar HP.

"Oh itu. Sabar, Bang. Aku bisa jelasin."

Arez diam, menatap penuh curiga.

"Perkenalkan, Aku Alea. Alea Kirana." Gadis itu menyodorkan tangan, tapi Arez enggan menyambut tangan itu.

"Tapi di sini namanya bukan Alea, tapi Melisa." Arez segera memotong pembicaraan.

"Ish! Diem dulu kenapa!? Kan aku belum selesai ngomong!"

"Iya,"

"Melisa itu temen aku. Dia gak bisa dateng, soalnya tadi Mel kepeleset di kamar mandi dan kakinya sakit. Jadi, Mel minta tolong aku buat gantiin dia nemuin Abang. Katanya gak enak soalnya udah janji, dan gak mau mengecewakan. Jadi, aku kesini buat gantiin Mel. Gak apa-apa, kan?"

Arez diam sejenak. Memperhatikan Alea mulai dari wajah hingga ke *sensor*

"Oke." Jawaban yang singkat dan padat dari Arez membuat Alea lega. Arez segera menutup aplikasi yang membuat dia bisa mengenal Melisa. Aplikasi berwarna hijau yang terkenal banyak 'cewek-cewek nakal' di sana. Mereka segera beranjak dari Cafe, menuju suatu tempat dengan mengendarai mobil.

*

"Loh? Kok kita ke sini? Ini rumah Abang?" Tanya Alea saat mobil sudah memasuki garasi.

"Iya,"

"Terus kita ngapain?" Tanya Alea lagi. Arez hanya diam, sedikit kebingungan.

"Buruan masuk. Sebelum di lihat orang."

"Hah?"

"Udah, jangan banyak tanya."

"I--iya."

Mata Alea terus melihat ke segala arah, memperhatikan setiap sudut, memperhatikan setiap benda-benda yang ada di rumah itu. Tapi, sejauh mata memandang tak Alea jumpai orang lain di rumah itu. Benar-benar sepi.

"Bang? Abang sendirian?" Alea kembali membuka obrolan, karena pria di depannya ini menurutnya sangat cuek dan pelit sekali bicara. Kalau tidak di tanya, ya ia tidak akan ngomong. Selain itu, wajahnya juga dingin banget, kek kulkas tujuh lawang.

"Kenapa lu dari tadi berisik banget? Diem dan duduk. Ini perintah!" Arez terlihat kesal.

"Iya! Iya!" Alea menuruti Arez, dan duduk di sofa yang berwarna merah di ruang tamu itu.

"Nah, gitu. Duduk yang manis, dan lakukan tugasmu!"

Alea mengernyitkan dahi. Terlebih saat melihat Arez yang perlahan membuka kancing kemejanya.

"Tu--tunggu!" Alea bangkit,

"Apa?"

"Ini maksudnya apa buka-buka baju?" Alea mulai panik.

"Kan emang begini konsepnya!"

"Ta--tapi, kenapa? Sumpah aku gak paham! Abang jangan macem-macem!"

"Emang lu gak tau?"

"Enggak!"

"Gila! Gua udah transfer bayarannya ke Melisa buat hari ini."

"Ba--bayaran?"

"Iya. Kan lu sendiri tadi yang bilang, lu gantiin Melisa. Yaudah, sekarang lu harus layani gua."

"Apa? Ta--tapi Melisa gak bilang kalo gantiin ginian."

"Dudul!"

"Gak mau!"

"Aku juga gak mau tau! Enak aja, orang aku udah bayar!"

"Tapi gak gini juga!!! Kita bisa bicarakan!"

"Gak ada yang perlu di bicarakan!"

Arez melepaskan kemejanya dan mendorong Alea ke sofa berusaha menahan Alea yang terus saja memberontak.

Hingga ...

"Ini yang selalu meresahkan!" Teriak seseorang yang berhasil mendobrak pintu rumah Arez dan mendapati Arez yang berada di atas tubuh Alea.

Arez dan Alea sama-sama hening dan hanya bisa melotot menyaksikan warga yang sudah ramai mendapati mereka dalam posisi yang sulit di mengerti.

"Nikahkan mereka sekarang juga!" Teriak seorang warga yang menjadi komando.

Tak banyak yang Arez dan Alea ingat atas kejadian itu. Yang jelas, semua sudah terjadi. Dan sekarang, mereka sudah sah menjadi suami istri.

Sejak saat itu, hubungan Alea dan orang tuanya menjadi renggang. Bahkan saat acara pernikahan telah usai, Ayah dan Ibu Alea langsung saja pulang ke rumah tanpa banyak bicara.

Bagaimana tidak, mereka tidak percaya atas kelakukan anak gadisnya yang sangat membuat malu keluarga dan mencoreng nama baik. Benar-benar memalukan. Walau Alea sudah berusaha menjelaskan, tapi bukti nyata itu tak bisa membuat ia mengelak.

Padahal, harapan ayah dan Ibunya suatu saat Alea akan menikah dengan mengundang orang banyak. Bukan dengan cara seperti ini, yang diam-diam tanpa di ketahui banyak orang dan hanya di hadiri beberapa anggota keluarga saja. Dan ini akan sangat mereka rahasiakan, terlebih Alea yang saat ini masih duduk di bangku SMA.

***

"Gimana Abang?! Gimana dengan sekolahku? Hidupku?" Teriak Alea.

"Lu bisa diem, gak? Lu pikir gua gak pusing?"

"Pokoknya ini semua salah Abang!"

"Salah lu juga kenapa mau gantiin temen lu. Makanya, sebelum bertidak itu di pikir-pikir dulu. Minimal di tanya-tanya dulu jangan langsung gas aja."

"Abang juga ngapain nyewa-nyewa temenku?!"

"Lha, wong dia sendiri yang berjualan."

"Gila! Semua orang sudah gila!"

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Menarik lannjutt thor

2022-10-12

1

Dela Aulia

Dela Aulia

setidaknya jangan di sensor😅😅

2022-05-29

1

Nurmayanti 🌽🍇

Nurmayanti 🌽🍇

menyimak

2022-05-20

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Tidak Terduga
2 Episode 2 - Pindahan
3 Episode 3 - Tanggung Jawab
4 Episode 4 - Pamit
5 Episode 5 - Halo, Purwokerto
6 Episode 6 - Kembali Beraktivitas
7 Episode 7 - Orang-orang baru
8 Episode 8 - Mengapa?
9 Episode 9 - Mencari Kos
10 Episode 10 - Alea Hilang!
11 Episode 11 - Perdebatan
12 Episode 12 - Nongki-nongki
13 Episode 13 - Dia siapa?
14 Episode 14 - Kesiangan
15 Episode 15 - Malu
16 Episode 16 - Gibahan
17 Episode 17 - Di antar pulang
18 Episode 18 - Cinta dalam diam
19 Episode 19 - Masih Asing
20 Episode 20 - Malam Minggu
21 Episode 21 - Bertemu
22 Episode 22 - Hampir Saja
23 Episode 23 - Keributan Di Telpon
24 Episode 24 - Warteg Depan Rumah
25 Episode 25 - Motor Baru
26 Episode 26 - Penipu
27 Episode 27 - Kecelakaan
28 Episode 28 - Pasar Malam
29 Episode 29 - Di Ikuti
30 Episode 30 - Kabar
31 Episode 31 - Pesan
32 Episode 32 - Motor Rusak
33 Episode 33 - Ribut
34 Episode 34 - Jangan Marah
35 Episode 35 - Makasih
36 Episode 36 - Hangat
37 Episode 37 - Sebagai Permintaan Maaf
38 Episode 38 - Mengintai
39 Episode 39 - Hancur
40 Episode 40 - Cinta, Tapi...
41 Episode 41 - Perpisahan
42 Episode 42 - Pagi Berbeda
43 Episode 43 - Liburan semester 1
44 Episode 44-Sampai Di Rumah
45 Eoisode 45- Pulang Gak Pamit!
46 Episode 46 - Ada hubungan?
47 #Episode 47 - Party
48 Episode 48 - Keributan
49 Episode 49 - Kedatangan yang tiba-tiba
50 Episode 50 - Balik
51 Episode 51 - Kembali Sekolah
52 Episode 52 - Tidak Lama Lagi
53 Episode 53 - Sibuk Masing-masing
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Episode 1 - Tidak Terduga
2
Episode 2 - Pindahan
3
Episode 3 - Tanggung Jawab
4
Episode 4 - Pamit
5
Episode 5 - Halo, Purwokerto
6
Episode 6 - Kembali Beraktivitas
7
Episode 7 - Orang-orang baru
8
Episode 8 - Mengapa?
9
Episode 9 - Mencari Kos
10
Episode 10 - Alea Hilang!
11
Episode 11 - Perdebatan
12
Episode 12 - Nongki-nongki
13
Episode 13 - Dia siapa?
14
Episode 14 - Kesiangan
15
Episode 15 - Malu
16
Episode 16 - Gibahan
17
Episode 17 - Di antar pulang
18
Episode 18 - Cinta dalam diam
19
Episode 19 - Masih Asing
20
Episode 20 - Malam Minggu
21
Episode 21 - Bertemu
22
Episode 22 - Hampir Saja
23
Episode 23 - Keributan Di Telpon
24
Episode 24 - Warteg Depan Rumah
25
Episode 25 - Motor Baru
26
Episode 26 - Penipu
27
Episode 27 - Kecelakaan
28
Episode 28 - Pasar Malam
29
Episode 29 - Di Ikuti
30
Episode 30 - Kabar
31
Episode 31 - Pesan
32
Episode 32 - Motor Rusak
33
Episode 33 - Ribut
34
Episode 34 - Jangan Marah
35
Episode 35 - Makasih
36
Episode 36 - Hangat
37
Episode 37 - Sebagai Permintaan Maaf
38
Episode 38 - Mengintai
39
Episode 39 - Hancur
40
Episode 40 - Cinta, Tapi...
41
Episode 41 - Perpisahan
42
Episode 42 - Pagi Berbeda
43
Episode 43 - Liburan semester 1
44
Episode 44-Sampai Di Rumah
45
Eoisode 45- Pulang Gak Pamit!
46
Episode 46 - Ada hubungan?
47
#Episode 47 - Party
48
Episode 48 - Keributan
49
Episode 49 - Kedatangan yang tiba-tiba
50
Episode 50 - Balik
51
Episode 51 - Kembali Sekolah
52
Episode 52 - Tidak Lama Lagi
53
Episode 53 - Sibuk Masing-masing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!