"Alea!" Panggil Arez sembari menepuk-nepuk bahu gadis itu yang masih nyenyak tidur dengan selimut dan guling yang melengkapi.
"Em," lirih Alea pelan tanpa membuka mata.
"Bangun!"
"Gak mau ..."
"Bangun! Udah pagi! Istri macam apa lu? Bangun siang bukannya buatin suami sarapan!"
Seketika Alea langsung duduk, dan mengusap-usap matanya.
"Astaga! Jadi, semua ini bukan mimpi, ya?" Alea melotot menatap Arez.
"Sudahlah. Kita harus berdamai dengan keadaan dan mulai menerima kenyataan. Mau di sesali juga semua sudah terjadi."
"No! Big no! Abang mah keenakan dapet istri segar dan masih muda kek aku, yekan? Bilang aja Abang bersyukur dengan kejadian ini!"
"Dih, siapa bilang? Asal lu tau, ya! Gua juga gak minat nikah sama bocil kek lu. Najis! Kalau temen-temen gua tau bisa-bisa gua di bilang ped0fil gara-gara nikah sama anak di bawah umur."
"Heleh! Gak mau mengaku. Siapa yang mau menolak Alea Kirana ini?"
"Diem! Berisik!" Arez berlalu untuk meninggalkan perdebatan yang tidak penting menurutnya.
"Sana beres-beres! Kita akan pindah ke Purwokerto." Teriak Arez sebelum ia benar-benar meninggalkan kamar.
"Pindah?" Balas Alea yang tanpa mendapat jawaban.
Alea segera bangkit dan menyusul Arez, terus saja berteriak menececeri dengan berbagai pertanyaan tanpa Arez hiraukan.
"Kok Abang gak minta persetujuan aku dulu, sih? Kenapa main pindah-pindah aja?"
"Abang kira gampang pindah ke tempat baru? Bertemu orang-orang baru lagi, suasana baru, semua baru!"
"Aku besar di sini. Ayah ibu ku juga di sini. Temen-temenku, sekolahku, juga di sini!"
"Pokoknya aku gak mau pindah!"
"Abang! Abang denger gak sih aku ngomong?!" Alea menarik baju Arez membuat pria itu menghentikan langkahnya.
Arez berbalik badan, mendorong tubuh Alea hingga merapat ke dinding dan segera mengunci tubuh gadis itu agar tidak bisa bergerak. Kini wajah mereka hampir tak berjarak. Alea mendongak menatap Arez yang memang jauh lebih tinggi dari dirinya.
"Mau diem sendiri, atau gua yang membuat lu diem?" Ucap Arez sengaja agak mendekatkan bibirnya di bibir Alea yang membuat gadis itu sedikit 'ngap'.
Arez berlalu menuju dapur, meninggalkan Alea yang masih diam terpaku. Mengelus dadanya yang masih berdetak kencang.
"Astaga! Oh my God!" Alea berusaha mengatur nafas yang tidak beraturan.
***
Alea duduk di meja makan, di depannya sudah tersedia nasi goreng beserta susu hangat.
"Lekas sarapan, kemudian mandi dan siap-siap!" Ucap Arez yang juga sudah duduk menikmati sarapannya. Sama--nasi goreng, bedanya ia di temani secangkir kopi yang tidak boleh absen dari kesehariannya.
Alea hanya memperhatikan Arez yang makan sangat lahap, sedangkan ia hanya mengaduk-aduk sarapannya.
"Abang,"
"Em?"
"Gimana dengan sekolahku?"
"Lu gak usah khawatir, gua udah urus semuanya. Gua pastiin gak ada yang tau lu udah nikah. Makanya gua ajakin lu pindah, ya otomatis sekolah lu juga pindah. Di sana lu aman. Gak akan ada yang tau status kita. Jadi ya lu bebas."
"Kenapa gak di sini?"
"Ah, lu kayak gak tau mulut manusia aja."
"Iya juga. Lama-lama juga pasti ada yang tau biar kita tutup-tutupin."
"Itu lu tau."
"Kenapa gua ajakin lu pindah? Karena gua di pindah tugaskan di kota sebelah. Jadi gak mungkin gua tinggalin lu sendiri di sini. Biar gimanapun, lu tanggung jawab gua sekarang."
Alea melirik Arez, dan sedikit menyunggingkan senyum.
"Udah. Lu jangan mikir aneh-aneh. Ntar gua temenin ke rumah ortu lu, ke rumah temen-temen lu buat pamitan. Dan juga, gua bakal urus semua surat-surat pindahan sekolah lu."
"Iya."
"Yaudah sarapan. Gua gak mau lu jadi kurus gara-gara nikah sama gua, anjir! Gila kali."
Alea terkekeh mendengar ucapan Arez.
Sesuatu yang di biasakan lama-lama akan membuat kita terbiasa.
*****
Alea mengaktifkan HPnya yang sudah satu minggu ini tidak sempat ia pegang. Problema hidup yang sedang ia hadapi membuat ia lupa akan benda pipih itu.
Saat HP sudah berhasil di nyalakan, tak henti-henti notifikasi pesan masuk dari aplikasi yang berwarna hijau yang kebanyakan dari grup sekolah dan grup yang berisikan Alea dan teman-temannya.
99+
Bella : [@Lea lu di mana, sih? Kok gak ada kabar?]
Cika : [@Lea Iya. Sekolah juga enggak. Pas dicariin di rumah, nyokap lu bilang lu di rumah sodara yang susah sinyal.]
Alea tersenyum membaca isi pesan yang bergaris besar mengkhawatirkan dirinya yang tak kunjung ada kabar. Tapi ada satu nama yang tidak nampak--Melisa.
Bingung. Antara mau marah atau bagaimana. Alea kembali meletakkan Hpnya, dan merebahkan diri di kasur.
"Kenapa Mel gak bilang? Kenapa Mel gak bilang kalau dia itu open BO, anjir! Gila!"
"Dan ... sejak kapan? Kenapa Mel gak pernah cerita sama kita-kita?"
"Mel kurang duit? Tapi, perasaan Mel gak pernah gaduh susah. Dan bahkan, ia sering pamer-pamer baju baru, tas baru, hp baru, semua serba baru dan mahal."
"Sumpah! Gak nyangka! Dan sekarang, gara-gara gantiin Mel aku jadi terjebak dalam pernikahan ini."
"Gimana kalau aku minta cerai? Bisa-bisa ayah dan ibu makin kecewa sama aku. Nikah baru satu hari udah cerai."
"Tau, akh! Pusing kepalaku."
Alea membenamkan wajahnya di bantal, sesaat kemudian HP nya berdering. Alea kembali menggambil HPnya dan mendapati di sana ada panggilan video grup.
Ragu, antara di angkat atau enggak. Tapi, Alea merasakan rindu pada teman-temannya.
Akhirnya, Alea memberanikan diri mengangkat panggilan itu. Lagipula, teman-temannya tidak tau apa yang sudah terjadi pada hidup Alea yang sebenernya.
"Alea!!!" Teriak Bella dan Cika bersamaan saat wajah Alea muncul di layar.
"Ya Alloh! Apa kabar ini anak? Kemana aja?" Teriak Cika.
"Iya! Sudah satu minggu menghilang!" Bella menambahi.
"Maaf, Gegs. Gua lagi di kampung, di sini susah sinyal. Makanya gua gak bisa kabarin." Jawab Alea, berbohong.
"Sepi gak ada lu, Lea. Kapan lu balik?"
"Eh, tunggu-tunggu! Lu di kamar siapa, sih? Kok kayak kamar pengantin gitu ada bunga-bunga segala." Cika memotong pembicaraan.
Alea melotot dan mengarahkan kamera HP nya ke arah lain yang malah mengarah ke Arez yang baru saja masuk ke kamar.
"Oh my God! Kok ada cowok? Alea lu di mana?"
Alea meletakkan HPnya dan membisukan panggilan.
"Abang! Bisa gak kalau masuk itu ketuk pintu dulu?"
"Lha, apaan? Kan ini juga kamar gua." Jawab Arez santai.
"Ish! Sana! Keluar dulu, temen-temenku lagi video call!" Alea mendorong Arez hingga keluar kamar dan mengunci kamar itu.
Alea kembali mengambil HPnya,
"Maaf ya, all. Itu tadi ponakan gua. Maklum di sini itu abis acara nikahan. Ya rame. Terus ini juga gua di kamar pengantin ponakan, numpang selfi." Alea berusaha menyembunyikan semuanya walau dengan perasaan tak karuan gugupnya.
"Oh, gitu." Balas Bella dan Cika secara bersamaan.
"Kalian sibuk gak hari ini? Bisa gak, ntar ketemuan? Ada yang mau gua omongin."
"Bisa, bisa. Oke! Gas!"
"Okai! Yaudah ntar sambung lagi."
"Siap!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nurmayanti 🌽🍇
menarik
2022-05-20
1
Alan
☺️☺️☺️
2022-02-07
3
Niken Mamoru
🍒🍒🍒🍒🍒
2022-02-07
4