Purwokerto,
'Kota Satria' adalah julukan yang di berikan karena sastra dan sejarahnya. Letaknya yang tepat di kaki Gunung Selamet, membuat Purwokerto terkesan masih alami, sejuk dan indah. Di sinilah Kantor cabang tempat Arez kerja berada.
*
Tepat pukul 14.30 mereka tiba di Kota ini. Kemarin tidak jadi berangkat karena Alea yang meminta untuk di undur dulu karena tidak bagus jika semua terlalu mendadak. Lagipula, mereka juga harus mempersiapkan segala sesuatunya agar berjalan lancar tanpa hambatan.
Hingga mereka memutuskan untuk berangkat jam 9 tadi pagi. Kurang lebih lima jam perjalanan yang lumayan menguras tenaga, tapi semua terbayar dengan keindahan alam di Kota itu.
"Udah sampai?" Tanya Alea saat mobil mereka memasuki halaman sebuah rumah. Rumah berwarna krim dengan tipe minimalis berdiri kokoh dengan pepohonan rindang yang ada di halaman.
"Udah. Sana masuk, lekas istirahat."
"Cie! Kok perhatian?"
"Pea! Yaudah gak usah masuk. Lu diem aja di dalam mobil."
"Ish! Gak mau!"
"Nah, yaudah! Sana masuk."
"Iya, bawel!"
*
"Abang, ini rumah siapa? Ini nyewa?" Tanya Alea sembari melihat-lihat sekeliling.
"Enggak, lah. Ini rumah fasilitas kantor. Tuhan tau mana yang terbaik,"
"Maksudnya gimana?"
"Ya, gitulah. Saat gua bingung gimana cara menyembunyikan pernikahan kita, ya Tuhan kasih jalan dengan di pindah tugaskan gua ke sini."
"Ada ya kek gitu? Emang Tuhan mendukung suatu kebohongan?"
"Emang lu mau ketahuan? Emang lu gak mau lanjutin sekolah?"
"Jangan, lah!"
"Nah, makanya. Sebisa mungkin kita harus jaga rahasia ini yang gua juga gak tau sampai kapan."
***
Sore menjelang,
Dapat Alea lihat sunset di ufuk barat sana. Sinar kemerahannya sangat indah menyejukkan pandangan. Segera Alea mengambil HPnya, memotret, lalu di jadikan story WA dan IG dengan caption, "Dunia baru," di sertai emoticon tersenyum dan menandai lokasi tempat itu--Purwokerto.
Beberapa orang mulai melihat story WA Alea yang kebanyakan adalah teman sekolahnya, terutama Bella dan Cika. Pesan dari grup 'Bestie' mulai bermunculan notifikasinya.
Bella : [@Alea udah sampai?]
Alea : [Udah, alhamdulillah.]
Cika : [Alhamdulillah. Baik-baik di sana.]
Bella : [Miss, u. Lea. Baru aja sehari.]
Alea : [Gua juga kangen. Kalian juga baik-baik di sana.]
Cika : [VC aja, yuk! Gabut, nih.]
Alea : [Bentar lagi magrib, pada mandi sonoh!]
Bella : [Nanti la! Orang masih cakep! Kenapa harus mandi?]
Cika : [Iya, ya? Siapa, sih yang menciptakan mandi?]
Alea : [Yaudah. Gas VC. Gua juga lagi gabut.]
Bella menekan gambar yang berlambang video di option paling atas. Kini wajah mereka bertiga muncul di layar.
"Lu di mana tuh, Lea? Kok keren banget siluetnya?"
"Depan rumah, liat sunset. Gila, di sini keren!"
"Makin betah dia di sana, Gengs!"
"Syukur alhamdulillah kalo Alea senang berada di sana."
Alea hanya tertawa kecil. Teman-temannya tidak tau apa yang sedang ia alami. Sebisa mungkin Alea harus terlihat biasa saja dan terus memamerkan keceriaan, walau di dalam sana ada takut, gundah, resah, gelisah semua berbaur menjadi satu.
Teman-temannya tidak tau kalau sekarang Alea yang mereka kenal sudah menyandang predikat sebagai seorang istri. Dan bahkan sama sekali tidak ada persiapan untuk semua itu, sejauh ini sama sekali tak terpikirkan sebelumnya kalau Alea akan menikah di usia sekarang--17 tahun.
"Alea!" Panggil Arez dari teras rumah. Sontak Alea menoleh.
"Gengs, nanti lagi, ya." Ucap Alea terburu-buru dan mematikan panggilan.
Alea berlari kecil menghampiri Arez. "Iya!"
Sementara itu, Bella dan Cika mulai chat-chatan untuk memuaskan jiwa penasaran mereka. Ilmu cocoklogi pun mereka keluarkan.
Bella : [Lu denger gak tadi suara siapa?]
Cika : [Yang jelas cowok!]
Bella : [Nah, itu! Keknya gua kenal suaranya. Apa kita sepemikiran?]
Cika : [Hooh! Kek suaranya bang Arez gak, sih?]
Bella : [Betul sekali! OMG!]
Cika : [Positif, positif. Mungkin bang Arez anterin Alea. Kan secara pacar, yekan?]
Bella : [Iya. Bearti Arez udah kenal ortu Alea, dong?]
Cika : [Gua seneng banget, anjir! Bearti hubungan mereka sudah melibatkan orang tua.]
Bella : [Ugh! So sweet! Semoga jodoh selama-lamanya.]
Cika : [Awh! Aamiin. Semoga Alea dan bang Arez bahagia selama-lamanya.]
***
"Mandi, sana!" Ucap Arez sembari memperhatikan Alea.
"Nanti, lah. Orang aku masih mau liatin sunset."
"Yaudah."
"Karena kebetulan Abang di sini, jadi tolong fotoin aku, ya?" Pinta Alea memelas.
"Dih, apaan? Gak mau!"
"Ayolah, Abang! Aku mau bikin story!"
"Cewek-cewek mah gitu. Apa-apa di jadikan story."
"Ya gak apa-apa, dong! Kan itu salah satu bentuk mengekspresikan diri."
"Terserah. Yang ada alay!"
"Cuma minta fotoin ceramah panjang lebar! Kalo gak mau tinggal bilang enggak, apa susahnya? Suka kali menghancurkan kebahagiaan orang!"
"Yaudah, iya! Mana sini HPnya?"
"Gak jadi! Gak usah!" Alea bergegas masuk ke dalam rumah dengan raut wajah super masam.
Arez hanya memperhatikan, sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Allahu akbar! Sensi kali."
📣📣📣📣📣
Maaf ya, Gengs!
Kota sebelumnya aku revisi 🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Mamat Anay
keren lah sayangnya hp aq lowbet
2022-04-09
1
erika labu
menurut aku ini keren thor lanjutkan👍👍👍
2022-03-30
2
Puttri Caniago
OMG keren,GK papa soal. kota nya🤭
2022-03-23
2