"Ninis?"
Dengan penuh percaya diri perempuan itu menghampiri Jaka dan temannya hingga Jaka merasa risih dan dia langsung menghindar. Sedangkan teman Jaka hanya memandangnya bingung karena Jaka tiba tiba berdiri di belakangnya. Sedangkan perempuan di hadapannya nampak cemberut begitu Jaka menghindarinya.
"Mau servis motor mba?" Tanya temannya Jaka.
"Oh iya bang, kayaknya bannya bocor." Jawab Ninis namun matanya terus memandang ke arah Jaka yang sama sekali tak memandangnya.
"Ya udah Roy, aku balik dulu yah, besok besok aku datang lagi kesini." Ucap Jaka.
"Oke Jak." Jawab Roy. Dan Jaka pun segera keluar menuju motornya. Dan Ninis malah mengikutinya.
"Bang Jaka." Panggilnya.
"Apa sih Nis?" Tanya Jaka ketus.
"Nggak kangen gitu sama aku?"
"Enggak pernah." Jawab Jaka terus terang.
"Kok gitu sih bang. Padahal kita jarang ketemu loh." Ucap Ninis.
"Dan ini pertemuan kita yang terakhir." Ucap Jaka. Dia hendak menjalankan motornya namun ujung motornya di tahan oleh Ninis.
"Nggak bisa gitu dong bang. Bagaimana bisa ini pertemuan terakhir? Terus bagaimana hubungan kita?" Cerca Ninis.
"Hubungan yang mana? Jangan ngada ngada kamu Nis."
"Lah katanya kita jalani dulu."
"Dan nyatanya aku nggak akan pernah sanggup jalan sama kamu. Maaf jika aku nggak sengaja menyakitimu dan membuatmu berharap. Nyatanya aku nggak sanggup, dan mungkin sebentar lagi aku akan menikah dengan perempuan pilihan bapak. Seorang perawan tentunya. Jadi tolong kamu mending nyari laki laki yang tulus sama kamu."
"Menikah? nggak mungkin?" Tanya Ninis tak percaya.
"Nggak percaya ya silahkan, tanya saja sana sama bapak ibuku biar kamu yakin. Udah ya aku sibuk masih banyak yang harus aku urus."
Jaka menepis tangan Ninis yang mematung tak percaya. Kemudian dia segera melajukan motornya.
Sakit tak berdarah. Itulah yang Ninis rasakan. Dia terlanjur nyaman dalam harapan yang dia buat sendiri dan nyatanya kenyataan tak sesuai dengan apa yang dia harapkan.
Harusnya dia sadar, Jaka selalu mengabaikan pesannya. Harusnya dia sadar Jaka tak pernah ada rasa padanya. Harusnya dia sadar kalau selama ini Jaka mau menemuinya hanya karena hutang bukan karena ada rasa. Namun dia menutup semua itu demi bisa mendapatkan hati Jaka.
Sedangkan Jaka. Perasaanya saat ini lebih tenang. Meski kasar setidaknya Jaka memberi kepastian agar tak ada lagi yang berharap lebih. Kini dia sedang melajukan motornya menuju pasar. Selain ingin melihat wajah kekasihnya, dia ada perlu sama abangnya untuk menemani dirinya membeli barang barang keperluan untuk membuka bengkel.
Begitu motor Jaka sampai di jalan depan pasar, dia dikejutkan dengan sebuah pemandangan tak biasa. Di salah satu deretan kios, terlihat ada keramaian. Dan keramaian itu berasal dari depan kiosnya Melati. Jaka yang penasaran segera melajukan motornya ke arah sana.
Begitu sampai di sana, Jaka kembali terkejut. Ternyata keramaian di depan kios Melati berasal dari kios sebelah yang sedang melakukan pesta pembukaan toko baru milik Juna.
Juragan ranjang. Itulah nama toko yang di berikan. Sesuai dengan namanya, Juna memang penjual ranjang berikut kasur dan perlengkapannya. Meski dalam kios tersebut tidak terlihat ranjang ranjang yang berjejeran, namun para pembeli akan di perlihatkan ranjang ranjang koleksi Juna melalui katalong dan juga Video yang memang sengaja di siapkan Juna untuk menampilkan koleksi ranjangnya dan bagi yang minat maka Juna yang akan memprosesnya.
Selain ada musik dangdut. Tentu saja pesona Juna sebagai juragan ranjang juga menjadi alasan para wanita mengunjungi kios tersebut dengan berbagai alasan.
Awalnya Jaka tak tertarik dengan acara tersebut. Dia menatap kios Melati namun sang kekasih tak terlihat di sana. Jaka berpikir, mungkin Melati sedang keluar sebentar. Namun ternyata pikirannya salah. Mata Jaka membulat sempurna. Di sana di panggung kecil Melati sedang asyik nyanyi dangdut dengan sang biduan.
🎶 Sekian lama, aku menunggu.
🎶 Untuk kedatanganmu.
🎶 Bukankah engkau telah berjanji.
🎶 Kita jumpa disini.
Antara kaget dan ingin tertawa, seketika mulut Jaka ternganga melihat kekasihnya sedang berdangdut ria.
"Astaga, itu pacarku?" Gumam Jaka takjub.
Dia pun segera beranjak kesana dan memilih tempat yang tidak dapat dilihat melati.
Jaka terus memperhatikan gerak gerik Melati dengan senyum yang tak pernah surut. Terlihat di sana Melati masih nampak malu malu menunjukkan goyangnya. Berbeda dengan sang biduan yang terkenal dengan nama panggung susi ngapak itu goyangnya memang terkenal keren selaras dengan suara merdunya.
"Jogetnya dong Mel, ngebornya keluarin!" Teriak Yanti yang ternyata berada di sana juga.
Jaka hanya bisa geleng geleng kepala melihat dua wanita yang dia kenal nampak asyik menikmati irama dangdut. Keduanya nampak seperti tak punya beban hidup. Benar benar terlihat bahagia.
Melati yang awalnya sangat asyik menikmati suasana, tiba tiba gerakannya terhenti saat matanya tak sengaja menangkap sosok tampan yang sangat dia kenal.
"Mati aku, ada Jaka." Pekiknya.
Seketika wajah Melati pun bersemu. Gerakan badannya yang sedari tadi terlihat semangat seketika beku. Matanya sesekali melirik ke arah pria yang sedang senyum senyum menatap dirinya.
Satu lagu pun kini usai. Melati langsung memberikan mikrofon ke salah satu kru dangdut dan dia langsung turun panggung meski banyak suara yang meminta dia untuk menyanyi sekali lagi namun Melati tak mempedulikannya.
Melati terus berjalan menunduk menuju kiosnya. Namun saat dia berbelok tiba tiba.
Dugg..
"Aduh.." Pekiknya. Dia merasa menabrak tubuh seseorang. Dan saat mendongak, Matanya membulat.
"Jaka!" Ucapnya kaget dan orang bernama Jaka itu tertawa renyah melihat tingkah kekasihnya dari tadi.
"Kenapa berhenti. Nyanyi lagi ayok." Ledek Jaka yang terus mengulum senyum.
"Apaan sih, siapa juga yang nyanyi." Kilah Melati sembari berusaha melewati Jaka. Namun sudah pasti Jaka tidak akan begitu melepaskannya. Apalagi melihat daerah sekitar lagi pada fokus sama acara dangdutan. Jadi Jaka merasa aman saja untuk bersama kekasihnya sesaat.
"Terus tadi itu yang di panggung siapa?" Tanya Jaka.
"Itukan Susi, jangan pura pura nggak tahu deh." Jawab Melati kesal.
"Oh Susi, trus tadi yang sama Susi siapa itu? Cantik bener. Duh sepertinya aku jatuh cinta nih Yang?"
"Ini awas minggir, aku mau masuk kios Jaka!" Ucap Melati sedikit memaksa karena dari tadi badan Jaka terus menghalanginya.
"Ya ampun sayang, lewat tinggal lewat kok, ngapain marah." Ucap Jaka dengan senyum jailnya.
"Ya awas minggir. Jangan halangi langkahku." Ucap Melati gemas karena dari tadi Melati melangkah ke kiri Jaka mengikuti, melangkah ke kanan Jaka juga mengikuti.
"Ya ampun sayang, kenapa aku yang mesti minggir. emangnya ini jalan sempit?" Ledek Jaka.
Dan disaat perdebatan kecil itu terjadi, Melati dan Jaka dikejutkan dengan suara.
"Bang Jaka?" Seketika Jaka menoleh. Dan dia mengerutkan dahinya.
"Rima.."
...@@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Wan Trado
menjual yaa nama tokonya..
2024-10-21
1
Bandoel SarKas
Rima + Melati = penyanyi lejen 👍
2023-07-04
2
Rio Thigan
rondo maning 😃
2022-05-27
0