Galau. Itulah yang sedang dialami oleh sepasang kekasih yang belum lama menjalin hubungan. Kabar yang dikatakan oleh sang perempuan membuat hati mereka sedikit berkecamuk. Bermacam pertanyaan pun muncul dari pemikiran pemikiran akibat rasa cemas yang berlebihan.
Setelah makan di angkringan, mau tak mau mereka harus berpisah karena sang wanita harus pulang memenuhi panggilan ayahnya.
Dan kini sang pria juga merasa lemah tak berdaya terbaring di kamarnya. Cemas yang dia rasakan seakan menghapus kebahagiaan yang belum lama ini tercipta.
"Apa kisah cinta ini akan berakhir sesingkat ini Mel?" Gumamnya.
Ditatapnya foto dirinya dan kekasih yang mereka ambil saat kencan pertama. Senyum getir terukir di bibirnya. Dan berkali kali dia menghela kasar nafasnya guna mengurai sesak yang kini menghimpit di dada.
"Jak..! Jaka..!" Terdengar suara berat seorang pria dari luar kamar.
"Iya, Pak." Jawab pria yang sedang galau tersebut.
"Keluar sebentar, bapak mau ngomong."
"Ya.." Dan dengan malas pria bernama Jaka itu beranjak menuju pintu dan keluar menuju tempat di mana emak dan bapaknya sudah menunggu.
"Ada apa, Pak?" Tanya Jaka begitu dia duduk di seberang kursi.
"Kamu jadi buka bengkelnya?" Tanya Bapak.
"Jadi, Pak." Jawab Jaka singkat.
"Kapan?"
"Lagi persiapan sih, Pak. Besok rencananya mau ke bengkel temen dulu mau nyari info." Terang Jaka.
"Modalnya kurang ngak?"
"Untuk sementara cukup, Pak. Kalau dihitung hitung uang tabungan Jaka cukup. Lagian rencana satu motor Jaka juga mau dijual."
"Satu motor? Motor yang mana?" Giliran emak yang bertanya.
"Tuh yang gede, buat tambahan modal." Tunju Jaka. Da kedua orang tuanya hanya manggut manggut.
"Kalau butuh apa apa ngomong sama bapak."
"Iya Pak."
Sesaat suasana ruangan itu menjadi hening. sebelum bapak melanjutkan maksudnya, dia mengambil gelas berisi teh hangat depannya. Setelah meminumnya bapak kembali menaruh gelas itu. Hatinya sedikit tak tenang dengan apa yang akan dia sampaikan.
Berbeda dengan Jaka. Dia terlihat begitu gelisah. Raganya bersama orang tuanya namun hatinya memikirkan perempuan yang mungkin saat ini sedang bicara serius dengan bapaknya juga.
"Jak.." Ucap bapak lagi membuat Jaka malayangkan tatapannya ke orang yang paling dia hormati tersebut.
"Apa kamu sudah punya cewek?" Tanya bapak dan tentu saja membuat Jaka heran. Selama ini bapak tak pernah menanyakan hal seprt ini dengan wajah serius.
"Kalau belum punya, bapak sama emak bermaksud mengenalkan kamu sama perempuan anaknya teman bapak." Ucap Bapak akhirnya.
"Temen bapak?"
"Iya Jak. Anaknya temen bapak. Tinggalnya satu kampung sama orangtuanya Yanti. Dia perempuan baik dan mandiri Jak. Bapak tahu lah orangtuanya mendidik anaknya dengan sangat baik. Makanya bapak pengin kamu kenalan sama dia." Ucap bapak sangat lancar.
"Aku di jodohin pak?" Tanya Jaka sedikit gusar.
"Bukan dijodohin Jak, cuma dikenalkan. Kalau jodoh ya syukur, nggak ya nggak apa apa."
Jaka terdiam. Pikirannya malah semakin berkecamuk. Dia tahu betul orang tuanya seperti apa. Meski pilihan tetap ada di tangan Jaka tapi dia tahu orangtuanya melakukan hal itu untuk kebaikannya.
"Jujur pak, sebenarnya Jaka beberapa hari ini juga lagi deket sama perempuan." Ucap Jaka akhirnya mengakui. Dan hal itu membuat kedua orang tuanya tercengang.
"Kenapa baru ngomong?" Tanya Emak.
"maaf mak. Jaka belum ada keberanian, karena dia janda mak." Lagi lagi orangtua jaka terperangah. Mereka mau mengenalkan anaknya dengan janda tapi malah anaknya sudah dekat dengan janda juga.
"Janda? bagaimana bisa Jakk? apa dia.."
"Dia janda bak baik kok mak." Sambar Jaka sebelum emak melanjutkan ucapannya.
"Itu sih menurutku loh mak. Menurut Jaka, dia janda baik baik. Dia bukan kaya janda janda lain. Dia sudah lama suka sama Jaka. Tapi dia ngggak berambisi memiliki Jaka nggak kaya yang lain. Justru dia hanya pasrah dan berdoa, eh malah doa dia dikabulkan dan sekarang Jaka deket sama dia."Ucap Jaka dengan semangatnya.
"Kamu serius?" Tanya bapak dan Jaka mengangguk.
"Ya sudah kalau kamu serius, mending kenalin janda itu ke kita. Jangan sampai hubunganmu dengan janda malah jadi berita yang nggak enak. kasian jandanya nanti." Saran Bapak.
"Emak sama bapak nggak keberatan Jaka dapat janda?" Tanya Jaka memastikan.
"Kalau jandanya janda baik baik yang nggak masalah jak." Jawaban bapak membuat Jaka merasa tenang dihatinya.
"Ya sudah, secepatnya aku akan bawa dia kesini pak."
"Baguslah."
###
Ketegangan juga sedang dirasakan Melati saat ini. Bapaknya berkata kalau dia akan dikenalkan dengan laki laki teman bapaknya.
"Pak. bapak nggak salah? dia bujang loh." Tanya Melati.
"Nggak salah Mel, orangtuanya aja mau. bapak sih nggak maksa kamu harus mau, bapa cuma menyarankan." Ucap Bapak begitu tenang.
"Kalau Melati mau, belum tentu juga kan anaknya temen bapak mau? Apalagi dia bujang dan Melati..."
"Mel, coba deh sekali kali turutin bapak, dulu bapak menuruti pilihanmu tapi sekarang lihat. Dia bahkan tak merasa bersalah dengan seenaknya ikut kumpul bersama kita." Sindir kakak ipar Melati kepada dua orang yang ikut pembicaran keluarga tanpa di minta.
"Wajar dong kita disini mba Desi. Kita kan masih bagian dari keluarga ini." Ucap Siti dengan tak tahu malunya. Sedangkan sang suami yang sebenarnya merasa tak enak seketika berbsisik dan mengajak Siti pergi.
Inilah salah satu alasan Melati tak betah di rumah. Siti dan suaminya seakan akan tak punya malu datang kerumah Melati seenaknya hanya gara gara rumah mereka bersebelahan. Apalagi sikap Siti yang sering memarkan kemesraannya. Kalau tidak memandang bibi dan pamanya, sudah pasti Melati ambil tindakan kepada adik sepupunya itu.
"Gimana Mel? mau yah?" Tanya bapak sedikit mendesak.
Melati tidak langsung menjawab. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Yang jelas dia harus mengambil keputusan yang tepat.
"Sebelumnya Melati minta maaf pak. Sejujurnya beberapa hari terakhir ini Melati lagi deket sama seseorang." sontak saja pengakuan Melati membuat semua yang ada di sana terkejut.
"Yang bener Mel?" Tanya Rudi, salah satu kakak Melati yang kebetulan sedang berkunjung.
"Iya bang."
"Duda?" Tanya Falah.
"Bukan bang, dia bujang, cuma usianya nggak beda jauh dari Melati. dan dia pemuda yang baik kok bang." Ucap Melati berusaha meyakinkan.
"Dia terlihat serius nggak sama kamu?" Tanya Falah lagi.
"Aku sih merasa dia sangat serius bang sama aku. Aku juga menyembunyikan hubunganku sebenarnya pengin mengenal dia lebh lama lagi. Tapi berhubung bapak ngasih kebar begini ya sudah mau tak mau aku harus jujur bang." Tutur Melati.
"Ya sudah, kalau memang dia serius, suruh datang kesini. Bukannya maksa ya Mel, kan ini juga demi nama baik kamu juga." Ucap Rudi
"Iya bang, aku ngerti, Ya udah nanti aku coba tanya sama dia suruh datang kesini." Dan semua nampak mengangguk tanda setuju.
Dan kini saatnya Melati dan Jaka bertukar kabar.
...@@@@@...
Ada yang pengin lihat Melati? okeh othor kasih nih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
AldoArt85
Saya bayangin Silas Weir Mitchell sbg Jaka sbnrnya ☝️🤣
2024-06-07
0
Karebet
👍👍👍👍
2023-10-22
0
0p4n9 opang
kok Cantik sih
2023-05-14
1