Ting..
Bunyi sebuah notivikasi pesan masuk terdengar dari ponsel yang tergeletak di lantai dengan kabel charge masih tertancap di salah satu sisinya.
Terlihat di sana seorang pria yang nampak fokus dengan kegiatannya menjadi sedikit terganggu. Sejenak dia mengabaikan ponselnya karena saat ini dia sedang berhadapan dengan kertas dan bolpoin guna mencatat apa saja yang akan dibutuhkan untuk membuka usaha bengkel.
Ting..
Kembali ponselnya berbunyi hingga membuatnya mendengus. Dengan malas dia pun meraih ponsel yang letaknya tak jauh dari tempatnya berada.
Dinyalakannya ponsel tersebut dan disentuhnya tombol chat berwarna hijau. Bibir yang awalnya tertutup rapat kini berubah. Kedua ujung bibir itu terangkat ke atas tatkala melihat pesan dari perempuan yang paling spesial diantara perempuan perempuan yang memuja ketampanannya.
"Jangan lupa potong rambut..!" Hanya pesan perintah sederhana namun bagi jiwa yang jatuh cinta, pesan seperti itu sungguhlah sangat menyenangkan. Bagi seorang pria, mendapat perhatian dari wanita adalah hal yang sangat membahagiakan. Apa lagi jika perhatian itu didapat dari wanita yang dicintainya. Lengkap sudah kebahagiannya.
Dia pun langsung menggerakan kedua jempolnya merangkai huruf menjadi kata kata untuk membalas pesan tersebut.
"Males lah yang. Belum terlalu panjang ini." Dan dia segera mengirim balasan tersebut. Dia meletakkan ponsel tersebut di dekat kertas cacatan di hadapannya dan kembali fokus mencacat apa yang tadi sempat tertunda.
Ting..
Kembali nada pesan masuk dan pria itu segera membuka pesan chat tersebut. Lagi lagi senyumnya terkembang.
"Kemarin katanya setuju? Sekarang nggak mau." Bunyi balasan chat tersebut dan dia kembali membalasnya.
"Bukannya nggak mau sayang, tapi kan nggak hari ini juga." Dan balasan itu segera dia kirim.
Tak lama kemudian kembali ponselnya berbunyi dan berbalas chat pu mulai.
"Emang kenapa kalau hari ini?" Balas Melati.
"Sibuk sayang." Balas Jaka.
"Sibuk ngapain?" Balas Melati
"Sibuk mikirin kamu hehehe." Balas Jaka dan di ujung sana senyum seketika terkembang sempurna dari bibir seorang wanita begitu membaca balasan chat dari pria tampan kekasihnya. Dia pun segera membalasnya.
"Kalau ngomong tuh yang bener." Balas Melati.
"Lah itu kan ngomong bener sayang. Orang lagi sibuk mikirin kamu. Nggak salah kan?" Balas Jaka.
"Tau ah, dasar gemesin. Untung jauh, coba kalau deket." Balas Melati.
"Emang kalau deket kenapa?" Balas Jaka.
"Nggak, nggak jadi." Balas Melati.
"Eh harus jadi dong. Kalau deket kenapa?" Balas Jaka.
"Enggak, nggak jadi. Udah ya. Pokoknya hari ini harus potong rambut." Balas Melati.
"Kalau nggak mau, gimana?" Balas Jaka.
"Sayang ih. Jangan gemesin gitu dong." Balas Melati.
"Lah gemesin gimana? Orang biasa aja." Balas Jaka.
"Ih bener bener yah, kalau deket udah aku jitak kamu." Balas Melati.
"Jitak pake bi*bir? Okeh siap." Balas Jaka.
"Mana ada jitak pake bi*bir. Ih maunya." Balas Melati.
"Ya mau dong, dikasih lebih juga mau." Balas Jaka.
"Enak aja." Balas Melati.
"Ya emang enak sayang. Dulu aja karena keenakan hingga lima ronde kan." Balas Jaka.
"Apaan sih? ih udah ah, pokoknya harus potong rambut." Balas Melati.
"Rambut yang mana nih yang di potong?" Balas Jaka.
"Rambut kepala lah." Balas Melati.
"Oh, rambut kepala? kirain rambut yang lain." Balas Jaka.
"Kalau rambut yang lain itu bagianku." Balas Melati.
"Hahah siap sayang." Balas Jaka.
"Udah, nanti sore kesini, aku temenin deh ke barber shop." Balas Melati.
"Oke oke. Aku mandi nggak?" Balas Jaka.
"Mandi nggak mandi juga tetep tampan kamu yang. Terserah." Balas Melati.
"Haha oke, ya udah nanti aku jam empat meluncur, oke sayang?" Balas Jaka.
"Sip, udah dulu sayang. Nanti lagi. Ada pembeli. dah muach."
Dan berbalas chat pun berakhir dengan menyisakan senyum yang terkembang di bibir jiwa yang saling jatuh cinta.
Jaka melihat sejenak jam dari ponselnya kemudian dia melanjutkan kegiatannya.
Begitu juga Melati. Dia kembali melayani pembeli yang baru datang. Pembeli itu langsung menyebutkan barang apa saja yang dibutuhkan. Dengan sigap Melati mengambil barang barang tersebut. Setelah semua pesanan terpenuhi, Melati mulai menghitung harga barang barang itu.
"Seratus tiga puluh tujuh ribu mba." Ucap Melati dan pembeli itu pun mengambil uang dari dompetnya dan menyerahkan dua lembar uang berwarna merah dan biru.
Melati memasukkan barang belanjaan tersebut ke dalam dua kantung besar plastik kemudian dia beranjak ke meja kasir mengambil kembalian.
"Ini mba kembaliannya." Ucap Melati dan pembeli itu mengucapkan kata terima kasih atas pelayanan yang Melati berikan.
Melati kembali duduk dikursi kasir. Botol air minum yang ada didepannya dia raih dan segera meminumnya.
"Dit itu nanti dibawa ya kalau kamu pulang. Kamu mampir ke rumah Risma." Ucap Melati sembari menunjukkan dua dus yang tertumpuk disalah satu sudut tokonya.
Entah kenapa, senyum pemuda itu terkembang saat mendengar perintah dari Melati. Bahkan dengan lantang dia menyetujuinya.
"Di suruh ke rumah Risma kok senyum senyum sih Dit?" Tanya Melati yang merasa heran melihat sepupunya senyum senyum tak jelas.
Seketika Dodit jadi gelagapan seperti orang yang tertangkap basah habis berbuat sesuatu.
"Siapa yang senyum senyum? Nggak lah mba." Kilah Dodit. Dia langsung duduk di kursi plastik bersandar etalase.
"Dih, pake nggak ngaku lagi. Emangnya mba buta." Ucap Melati masih berusaha memojokkan sepupunya. Dan benar saja. Tak lama kemudian Dodit kembali tersenyum.
"Kamu menyukai Risma?" Tanya Melati selanjutnya.
"Emang kenapa mba?" Bukannya menjawab, Dodit malah mengajukan pertanyaan yang membuat Melati terkejut.
"Ya ampun Dodit. Kamu serius menyukai Risma?" Tanya Melati lagi.Kali ini dia ingin mendengar kejelasan dari sepupunya itu.
"Wajar kan mba kalau laki laki suka perempuan, apa lagi perempuan itu cantik." Jawab Dodit jujur. Dan tentu saja Melati terkejut mendengarnya.
"Ya memang wajar Dit. Tapi ya masa kamu suka yang lebih tua dari kamu sih?" Tanya Melati lagi masih tak percaya.
"Suka kan nggak pandang usia mba. Apalagi mba Risma selalu bersikap baik jika aku kesana. Siapa yang nggak seneng coba?" Ujar Dodit.
"Ya ampun Dodit. Apa kamu nggak bisa nyari yang seumuran sama kamu?"
"Nggak lah mba, males kalau sama yang seumuran. Kekanakan. Ancamannya putus mulu, apa lagi kalau posesifnya keluar. Menyebalkan. Main nggak boleh, jalan sama temen dimarahin. Telat balas chat marah marah nggak jelas. Bikin muak tau nggak mba kalau sama yang seumuran." Keluh Dodit dan Melati malah menyunggingkan senyumnya.
"Tapi kan nggak harus Risma juga Dit."
"Ya namanya suka mba, kan ngalir begitu saja. Nggak mungkin dipaksaain atau pun dipaksa berhenti." Ucap Dodit lagi dan Melati memang membenarkan ucapan sepupunya itu. Karena dia juga menyukai Jaka juga mengalir begitu saja.
"Tapi kan kamu tahu Risma itu siapa Dit?"
"Ya aku tahu mba, tapi nggak salah kan kalau aku menyukai janda?"
...@@@@@...
Duh chat nya bikin iri othor Jak. Mana tiap hari chat ku sepi lagi. Dan itu si Dodit apa apaan coba. masih kecil kamu. fiuhh. Woyo Jaka lover. Jangan lupa loh ya, tetep dukung Jaka biar makin go go go. Siapkan amunisi kalian Like, fave, rate love dan komen. Makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
AldoArt85
Takdir berikan saya 5 janda plzz🙏🤣
2024-06-07
0
HNF G
woooww...... ternyata janda lg naik daun ya, byk peminatnya 😄😄😄😄😄😄
2023-09-30
0
Pratama windra
ku kira janda pirang tato kupu-kupu
2023-05-15
0