Cemburu Sosial

Bening dan nyonya besar sampai di sebuah supermarket yang cukup besar. Bening mengikutinya di belakang. Ia juga menarik troli dan membawanya ke sana kemari mengikuti langkah sang majikan yang tampak luwes itu. Nyonya membeli bahan untuk membuat ketoprak juga membeli bahan lainnya untuk menambah isi kulkas.

"Sebentar, aku mau telepon suamiku. Mungkin ada yang mau dia pesan. Suamiku punya sakit maag, suka makan sembarangan, dibilangin malah ngeyel." Nyonya bercerita sambil mengeluarkan ponsel lalu mulai terlibat perbincangan dengan tuan Wibowo.

Bening pergi ke sisi lain gondola yang berjejer rapi. Dia melihat banyak barang untuk anak gadis seperti bedak, parfum juga alat mandi lainnya. Nyonya besar mendekatinya sambil membawa beberapa barang yang langsung di letakkannya ke dalam troli.

Lalu nyonya juga meraih beberapa benda yang sempat Bening pegang. Dalam pikiran Bening, nyonya besar itu pasti ingin membeli stok alat kecantikannya.

"Orang gadis itu mesti jaga kesehatan badan, mempercantik kulit sama tubuhnya juga, biar nanti kalau sudah punya suami, suaminya gak kecantol perempuan gatal di luar sana."

Bening tertawa kecil mendengarnya. Nyonya sama sekali tidak menyeramkan seperti yang diceritakan oleh oleh pembantu lain. Dia memang suka sekali berceloteh, hanya itu yang Bening pahami.

"Oh iya, coba kamu ke sana, ambil minyak zaitun dua botol biar nanti enak kalau aku minta pijat lagi."

"Baik, Nyonya."

Bening segera mengambil barang yang diinginkan nyonya besar dengan cepat. Mereka kembali bersisian setelah itu. Nyonya kini asyik memilih buah.

Saat sedang memilih buah-buahan itu, ada beberapa perempuan kaya mendekatinya. Mereka terlihat akrab.

"Tumben, Jeng, biasanya pelayan yang beli keperluan dapur. "

"Iya, mumpung aku punya teman buat ke sini."

Nyonya besar menunjuk Bening kepada temannya itu. Bening segera mengangguk dengan senyum.

"Siapa, Jeng? Seperti baru lihat."

"Iya, anak temanku."

Bening terkesiap, nyonya besar tidak menyebutnya sebagai pelayan sama sekali. Ia jadi kikuk. Lalu setelah itu semakin banyak orang-orang yang menyapa nyonya besar. Pemandangan itu memberikan gambaran siapa nyonya besar itu sebenarnya. Dia orang yang sangat terpandang dan terhormat.

Namun, wajah nyonya besar nampak memberengut setelah ia berbincang dengan beberapa rekan yang lain di tempat itu. Bening mendekati nyonya, menaruh buah-buah yang sudah ditimbang ke dalam troli.

"Selalu saja dapat pertanyaan begitu!" Ia berdecak.

"Pertanyaan apa, Nyonya?" Bening bertanya dengan hati-hati.

Nyonya nampak menarik nafas sebelum ia menjawab. "Orang-orang itu kalau ketemu aku, pasti nanya bungsuku udah kasih cucu apa belum. Pesta pernikahan bungsuku lima tahun yang lalu itu paling mewah di kota ini. Segala artis dan pejabat diundang, tapi lihat saja sekarang, bungsuku belum juga kasih aku cucu."

Lagi-lagi masalah cucu. Bening menatap teduh nyonya besar itu. Dia sekali lagi tak berani untuk memberi tanggapan apapun. Dia hanya bisa menjadi pendengar yang baik untuk nyonya besar.

"Kita bayar sekarang saja, semakin lama di sini, semakin banyak aku ketemu orang. Semakin pusing juga buat jawab pertanyaan yang sama."

"Baik, Nyonya." Bening mendorong troli ke meja kasir. Belanjaan mereka banyak sekali. Di desa tidak ada yang belanja sebanyak itu. Kalaupun ada tentu saja untuk mengisi warung. Lagipula, di desanya tak ada supermarket, mereka bisa berbelanja ke pasar.

Setelah selesai, beberapa staff supermarket membantu mereka membawa barang belanjaan. Nyonya berdecak kesal melihat pak Diman asyik main ponsel sambil merokok.

"Main teros!"

Tersentak kaget pak Diman yang sedang bersandar di badan mobil. Bening tentu saja tertawa melihatnya. Dia langsung mengambil alih kantung-kantung belanja dan membuka bagasi mobil.

"Maklum, Nyonya, kangen anak istri di kampung," kata pak Diman memberi penjelasan.

"Ngomong sama istri sama anak itu jangan sambil merokok. Merokok memang membunuhmu, bukan membunuhku, tapi kan gak enak lagi ngobrol sama anak tapi mulut keluar asap begitu!"

"Iya, Nyonya. Khilaf saya." Pak Diman menjawab cengengesan.

Nyonya besar masuk ke dalam mobil setelah memberi uang tips kepada beberapa staff yang membantu membawa barang belanjaan.

"Ambil cuti satu minggu, temui anak istrimu besok."

"Betul Nyonya?" tanya Diman dengan wajah berbinar.

"Gak usah tanya-tanya lagi, aku bisa naik darah."

Kata-kata pamungkas dari nyonya besar tak ayal membuat Bening tertawa lagi. Mereka kemudian duduk dengan tenang di dalam mobil.

Pulang dari supermarket, para pelayan segera membawa barang belanjaan. Asih memandang Bening dengan tatapan iri apalagi setelah itu, nyonya besar memberinya sekantung alat mandi juga benda lain yang sempat Bening pegang.

"Buat saya, Nyonya?" tanya Bening tak enak hati.

"Iya, buat siapa lagi. Ambil, simpan di kamar. Habis itu ke dapur, buatkan aku ketoprak."

Bening mengangguk, para pembantu jadi berbisik. Yang paling kentara siriknya tentu saja Asih.

"Ma, cicipin kuenya, aku beli spesial buat Mama." Revi datang dari dapur membawa sepiring kue yang sudah dipotong.

Mama mencobanya sedikit untuk menghargai menantunya.

"Kok dikit sih, Ma?"

"Mama ngidam ketoprak! Sebentar lagi Bening buatkan."

Revi merasa tersindir karena nyonya menyebut kata-kata ngidam yang biasa dirasakan orang hamil. Namun, ada hal yang lebih menarik untuk dia tanyakan.

"Bening siapa, Ma?"

"Gadis berambut panjang pake jaket tadi."

Revi melihat Bening yang baru akan masuk ke dapur. Dia melengos iri.

"Oh, pembantu baru itu ya, Ma?"

Nyonya besar tidak menjawab, hanya mengangguk sekilas dan berlalu, meninggalkan Bening yang kini bisa merasakan tatapan tajam Revi kepadanya.

Terpopuler

Comments

Aulia Ashinta

Aulia Ashinta

kyk emak" marahin ankny nih nyonya 😂

2024-02-09

0

harmawati fathindy

harmawati fathindy

🤭😂🤣🤣🤣

2023-12-16

0

harmawati fathindy

harmawati fathindy

🤭🤗🥰🥰

2023-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Cita-citaku Kandas
2 Sebening Namanya
3 Wacana ke Jakarta
4 Meminta Restu Untuk Merantau
5 Bergandengan Tangan
6 Membuka Celengan
7 Pergi Untuk Kembali
8 Terlampau Bebas
9 Bertemu Nyonya
10 Tak Seperti Harapan
11 Profesi Rendahan!
12 Terlalu Cantik Menjadi Pembantu
13 Hari Pertama yang Membuat Emosi
14 Urusan Kita Belum Selesai!
15 Putera Bungsu
16 Masalah yang Selalu Sama!
17 Nyonya yang Ceriwis
18 Egois
19 Cemburu Sosial
20 Revi Sela Aryani
21 Bening Gadis Baik
22 Tak Ada Ketenangan di Rumah
23 Muak!
24 Meminta Bening
25 Tatapan Permusuhan
26 Mengapa Harus Kamu?!
27 Aku Suka Kau
28 Raja Yang Terluka
29 Hak Seorang Suami
30 Jangan Menggoda, Suamiku!
31 Sekretaris Seksi Menggoda
32 Membeli Rahim Bening
33 Membuat Keputusan
34 Aku Akan Menikahinya!
35 Aku Tidak Merebutnya
36 Ini Mengejutkan!
37 Jangan Restui Mereka!
38 Jangan Lawan Batu dengan Batu
39 Dipaksa Dewasa Oleh Keadaan
40 Pemuda yang Menyesal
41 Satu Set Perhiasan
42 Kembang Perawan
43 Ahad Syahdu
44 First Touch
45 Ku Panggil Dia Sayang
46 Menunda Selamanya
47 Dipisah?
48 Bening Mau Kuliah?
49 Gara Aproved!
50 Surat Medis yang Terlupakan
51 Coba Waktu Bisa Kita Ulang
52 Daftar Kuliah
53 Isu Memakai Pelet!
54 Berlututlah Kepada Bening!
55 Sekarat!
56 Gara's Baby Inside!
57 Nyonya dan Tuan Besar yang Berbahagia
58 Bahagianya Sampai ke Desa
59 Kedatangan Bening ke Perusahaan
60 Revi Siuman dan Kejujuran Gara
61 Hilang Cinta Tinggal Matinya
62 Oh, Indahnya Dicintai
63 Pengumuman
64 Antar Jemput
65 Kembali ke rumah Gara
66 Kenangan yang Cukup Jadi Kenangan, Tak Perlu diulang!
67 Rumah Baru Untuk Bening
68 Ospek!
69 Si Bebek Sawah
70 Mengusik Bening, Berhadapan dengan Gara!
71 Check Up!
72 Rahimmu, Bukan Hatimu!
73 Memperingatkan Revi
74 Jongos Artis!
75 Bertemu Sahabat Lama
76 Mencari Pembenaran
77 Suami Revi, Suami Bening
78 Tudingan Pelakor?
79 Issues
80 Adu Domba
81 Bad Skenario!
82 Obsesi dan Gila Ternyata Beda Tipis!
83 Perfect Wedding
84 Dipanah Asmara
85 Membicarakan Perceraian
86 Gelisah!
87 Satu Hotel!
88 Satu Tamparan!
89 Pengumuman Novel Baru Besok
90 Merayu dan Mengancam Gara
91 Hot Video
92 Talaknya Sudah Jatuh
93 Bukan Suami, Tapi Sudah Jadi Mantan
94 Sidang
95 Happiness
96 Entah Cinta Entah Obsesi
97 Rekaman CCTV
98 Hanya Diam
99 Sembilan Bulan
100 Abimanyu Sailendra
101 Kemesraan Ini, Janganlah Cepat Berlalu
102 Bening Adalah Pelakor
103 Surat Penangkapan
104 Mama Muda
105 Mbak Tidak Capek?
106 Mari Berlibur
107 Bolivia!
108 Salar De Uyuni
109 Rencana Adik Buat Abi
110 Nasihat Papa
111 Marhaban Ya Ramadhan
112 Pengen Kue Lupis
113 Tiga Tespack Season Dua
114 Tambah Cucu Baru
115 Sudah Satu Bulan
116 Bumil Kelelahan
117 Pengumuman
118 Suami Ngidam?
119 Mahasiswi dan Seorang Ibu
120 Katanya Seorang Puteri
121 Perbincangan Pagi
122 Minta Restu Mama
123 Gadis Desa Seperti Bunda
124 Mentari
125 Empat Puluh Hari di Desa
126 Namanya Mentari Ninggara
127 Empat Puluh Hari Seperti Setahun
128 Sepuluh Hari Terakhir di Desa
129 Jumpa Teman Lama
130 Lelaki Setia
131 Nomor dan Pesan Baru
132 Lepas Empat Puluh Hari
133 Home Sweet Home
134 Back To Kampus!
135 Nekat
136 Pembatalan Meeting
137 Bebal Memang
138 Perkenalan
139 Anak Bapak Tidak Profesional!
140 Dua Anak Cukup
141 Dua Anak Cukup, Tiga Kebobolan
142 Sweetheart
143 Sidang
144 Wisuda
145 Family time
146 Novel Baru
147 Menanti Hari Kelahiran
148 Novel Baru
149 Novel Ini Diplagiatin!
150 Novel Bilik Penyesalan diplagiat juga
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Cita-citaku Kandas
2
Sebening Namanya
3
Wacana ke Jakarta
4
Meminta Restu Untuk Merantau
5
Bergandengan Tangan
6
Membuka Celengan
7
Pergi Untuk Kembali
8
Terlampau Bebas
9
Bertemu Nyonya
10
Tak Seperti Harapan
11
Profesi Rendahan!
12
Terlalu Cantik Menjadi Pembantu
13
Hari Pertama yang Membuat Emosi
14
Urusan Kita Belum Selesai!
15
Putera Bungsu
16
Masalah yang Selalu Sama!
17
Nyonya yang Ceriwis
18
Egois
19
Cemburu Sosial
20
Revi Sela Aryani
21
Bening Gadis Baik
22
Tak Ada Ketenangan di Rumah
23
Muak!
24
Meminta Bening
25
Tatapan Permusuhan
26
Mengapa Harus Kamu?!
27
Aku Suka Kau
28
Raja Yang Terluka
29
Hak Seorang Suami
30
Jangan Menggoda, Suamiku!
31
Sekretaris Seksi Menggoda
32
Membeli Rahim Bening
33
Membuat Keputusan
34
Aku Akan Menikahinya!
35
Aku Tidak Merebutnya
36
Ini Mengejutkan!
37
Jangan Restui Mereka!
38
Jangan Lawan Batu dengan Batu
39
Dipaksa Dewasa Oleh Keadaan
40
Pemuda yang Menyesal
41
Satu Set Perhiasan
42
Kembang Perawan
43
Ahad Syahdu
44
First Touch
45
Ku Panggil Dia Sayang
46
Menunda Selamanya
47
Dipisah?
48
Bening Mau Kuliah?
49
Gara Aproved!
50
Surat Medis yang Terlupakan
51
Coba Waktu Bisa Kita Ulang
52
Daftar Kuliah
53
Isu Memakai Pelet!
54
Berlututlah Kepada Bening!
55
Sekarat!
56
Gara's Baby Inside!
57
Nyonya dan Tuan Besar yang Berbahagia
58
Bahagianya Sampai ke Desa
59
Kedatangan Bening ke Perusahaan
60
Revi Siuman dan Kejujuran Gara
61
Hilang Cinta Tinggal Matinya
62
Oh, Indahnya Dicintai
63
Pengumuman
64
Antar Jemput
65
Kembali ke rumah Gara
66
Kenangan yang Cukup Jadi Kenangan, Tak Perlu diulang!
67
Rumah Baru Untuk Bening
68
Ospek!
69
Si Bebek Sawah
70
Mengusik Bening, Berhadapan dengan Gara!
71
Check Up!
72
Rahimmu, Bukan Hatimu!
73
Memperingatkan Revi
74
Jongos Artis!
75
Bertemu Sahabat Lama
76
Mencari Pembenaran
77
Suami Revi, Suami Bening
78
Tudingan Pelakor?
79
Issues
80
Adu Domba
81
Bad Skenario!
82
Obsesi dan Gila Ternyata Beda Tipis!
83
Perfect Wedding
84
Dipanah Asmara
85
Membicarakan Perceraian
86
Gelisah!
87
Satu Hotel!
88
Satu Tamparan!
89
Pengumuman Novel Baru Besok
90
Merayu dan Mengancam Gara
91
Hot Video
92
Talaknya Sudah Jatuh
93
Bukan Suami, Tapi Sudah Jadi Mantan
94
Sidang
95
Happiness
96
Entah Cinta Entah Obsesi
97
Rekaman CCTV
98
Hanya Diam
99
Sembilan Bulan
100
Abimanyu Sailendra
101
Kemesraan Ini, Janganlah Cepat Berlalu
102
Bening Adalah Pelakor
103
Surat Penangkapan
104
Mama Muda
105
Mbak Tidak Capek?
106
Mari Berlibur
107
Bolivia!
108
Salar De Uyuni
109
Rencana Adik Buat Abi
110
Nasihat Papa
111
Marhaban Ya Ramadhan
112
Pengen Kue Lupis
113
Tiga Tespack Season Dua
114
Tambah Cucu Baru
115
Sudah Satu Bulan
116
Bumil Kelelahan
117
Pengumuman
118
Suami Ngidam?
119
Mahasiswi dan Seorang Ibu
120
Katanya Seorang Puteri
121
Perbincangan Pagi
122
Minta Restu Mama
123
Gadis Desa Seperti Bunda
124
Mentari
125
Empat Puluh Hari di Desa
126
Namanya Mentari Ninggara
127
Empat Puluh Hari Seperti Setahun
128
Sepuluh Hari Terakhir di Desa
129
Jumpa Teman Lama
130
Lelaki Setia
131
Nomor dan Pesan Baru
132
Lepas Empat Puluh Hari
133
Home Sweet Home
134
Back To Kampus!
135
Nekat
136
Pembatalan Meeting
137
Bebal Memang
138
Perkenalan
139
Anak Bapak Tidak Profesional!
140
Dua Anak Cukup
141
Dua Anak Cukup, Tiga Kebobolan
142
Sweetheart
143
Sidang
144
Wisuda
145
Family time
146
Novel Baru
147
Menanti Hari Kelahiran
148
Novel Baru
149
Novel Ini Diplagiatin!
150
Novel Bilik Penyesalan diplagiat juga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!