Profesi Rendahan!

Bening kembali meneruskan perjalanan, ia pergi menuju halte bus yang akan mengantarkannya ke daerah kontrakan. Beberapa saat kemudian, ia telah sampai didepan kontrakannya, dilihatnya pintu kontrakan sedikit tertutup tetapi tidak dikunci. Ia membukanya perlahan, baru saja ia hendak masuk ke dalam kamar, ia mendengar suara ******* dari arah dalam sana.

Suara Nilam dan yang satu lagi suara seorang lelaki. Bergidik ngeri Bening mendengarnya. Ia segera keluar dari kontrakan itu, duduk di depan teras dengan perasaan campur aduk.

Cukup lama Bening berada di luar dan tidak berani masuk ke dalam dengan suara dua orang yang tengah beradu hasrat yang menggema dimana-mana. Bening sendiri jadi geli mendengarnya, mungkin karena ia tidak terbiasa dengan hal semacam itu, juga termasuk seorang gadis yang sangat menjunjung tinggi nilai harga dirinya.

"Ning?" suara Nilam terdengar, rambutnya acak-acakan. Gadis itu juga nampak tidak enak dengan Bening. Apalagi setelah itu keluar kekasihnya yang bernama Toni hanya dengan memakai celana sementara baju sudah terlepas dari tubuhnya.

"Aku baru pulang, Lam."

Bening berkata sambil tersenyum dan mengabaikan apa yang ia dengar tadi. Ia berusaha untuk tidak menanyakan apapun kepada Nilam. Toni menyapa Bening seolah tidak terjadi sesuatu hal apapun. Dia juga bergegas pergi dari kontrakan itu menunjukkan kontrakannya sendiri.

Semakin kuat rasanya tekad dan niat untuk segera pergi dari kontrakan itu. Ia merasa keputusannya untuk menjadi pembantu tidaklah salah.

"Lam, aku ingin berbicara denganmu."

"Oh tentu saja, Ning, ayo aku juga tidak sibuk." Nilam menanggapi Bening sembari membenahi tanktop dan celana pendek yang ia kenakan.

Bening duduk bersila di atas karpet, Nilam mengambil posisi tepat di depan dirinya.

"Lam, besok aku nggak tinggal lagi di sini ya," ujar Bening hati-hati.

"Kenapa, Ning? Kau tidak nyaman ya berada di tempat ini? Lagipula, kontrakan ini pacarku yang membayar kok. Kita jadi tidak keluar uang. Kalau kau pergi ke kontrakan lain kau akan mengeluarkan uang."

"Aku sekarang sudah dapat pekerjaan, Lam dan aku akan tinggal di tempat aku bekerja."

"Aku turut senang mendengarnya. Memangnya kau bekerja di perusahaan mana, berarti kau bisa memasukkan aku juga kan?" Nilam tampak berbinar-binar pula.

"Aku tidak bekerja di perusahaan, Lam. Aku bekerja di sebuah rumah."

"Menjadi apa, Ning?" Nilam menatapnya dengan kening berkerut

"Baru diterima hari ini, tapi sebagai seorang pembantu."

Nilam tiba-tiba terdiam, tertegun sesaat lalu dia menatap Bening dengan serius seolah saat ini Bening sedang bercanda di depannya.

"Ah, Ning, jangan bercanda! Kita jauh-jauh datang ke Jakarta nggak mungkin kan kamu mau jadi pembantu?" tanya Nilam dengan nada tidak percaya.

"Aku bicara yang sesungguhnya. Aku benar-benar akan menjadi pembantu besok. Bahkan aku sudah mendapatkan seragamnya." Bening mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya lalu menunjukkan itu kepada Nilam.

Nilam tak percaya dengan keputusan sahabatnya untuk menjadi seorang pembantu. Bening sendiri hanya berbisik dalam hati, memangnya apa yang salah dari profesi sebagai seorang pembantu? Bukankah itu sesuatu pekerjaan yang halal yang akan memberikannya uang setiap bulan?

"Ning, kita jauh-jauh datang dari desa berharap mengubah nasib kita dengan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di Jakarta, tapi kau malah menjadi seorang pembantu. Kau tahu kan itu adalah profesi paling rendahan. Apa kau tidak malu kalau orang desa kita tahu bahwa di sini kau hanya menjadi seorang pembantu? Kenapa tidak jadi TKW saja? Udah kepalang tanggung kalau memang mau jadi pembantu, malah kalau jadi TKW di luar negeri, jelas gajinya akan lebih besar daripada di Indonesia."

Bening terdiam tak mampu menjawab, ia hanya berusaha untuk sabar mendengar kata-kata dari Nilam.

"Gak papa kok. Itung-itung sebagai batu loncatan sebelum mendapat pekerjaan lainnya. Aku juga nggak mau terus nyusahin kamu di sini."

"Ya udah deh, kalau kamu memang udah mantap pengen pergi dari sini. Tapi maaf ya, aku nggak bisa ngikutin kamu buat jadi pembantu. Aku punya impian untuk bekerja jadi orang kantoran."

"Aku ngerti kok. Gak papa, aku juga berdoa, semoga setelah ini kamu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari aku ya, Lam."

Nilam mengangguk lalu beranjak dan pergi keluar, Bening sudah tahu arah tujuan dari sahabatnya itu. Pasti dia akan pergi ke kontrakan Toni.

Profesi rendahan! Kata-kata itu masih terbayang dalam benak Bening karena keluar dari mulut sahabatnya sendiri tetapi Bening tidak ingin mempermasalahkannya toh besok dia juga tidak akan lagi berada di tempat itu.

***

Ketika malam sudah tiba dengan Bening yang baru saja selesai mengepak kopernya, Nilam menghampiri dirinya. Gadis itu sudah rapi dengan bajunya yang modis, sepertinya dia akan segera pergi bersama Toni lagi.

"Ning, aku pergi dulu ya. Toni tadi ngajakin aku ke party temen-temennya."

"Iya, Lam. Kamu baik-baik ya, jangan terlalu malam pulang biar bisa istirahat."

Nilam mengangguk saja, Bening hanya mengingatkan sahabatnya. Bening sendiri tidak mau terlalu mencampuri urusan Nilam, sebab beberapa kali ia sering memberi nasehat kepada Nilam, gadis yang sudah lama menjadi sahabatnya itu nampak sedikit tersinggung.

Bening bisa melihat raut wajahnya yang berubah setiap kali Bening memberikannya wejangan untuk kebaikan dirinya sendiri. Semenjak itulah, Bening tidak mau lagi memberikan nasihat apapun lagi kepada Nilam daripada persahabatan mereka retak nantinya karena kebencian dari sahabatnya itu.

"Besok aku udah pergi dari tempat ini, Nilam. Aku berharap kamu segera mendapatkan pekerjaan yang baik ya."

Bening berkata sambil menatap wajah temannya di dalam bingkai foto yang ada di dalam kamar itu. Sembari memejamkan mata, Bening jadi teringat dengan Dani yang siang tadi ditemuinya di trotoar tak jauh dari universitas. Lelaki itu juga sama seperti Nilam, seketika berubah ketika tahu bahwa betning akan menjadi seorang pembantu.

"Tidak apa-apa, yang penting pekerjaanku halal." Bening menyemangati dirinya sendiri.

Akhirnya setelah lama berkutat dengan pikirannya, bening bisa memejamkan mata dan mulai terlelap. Ia harus menyiapkan tenaga dan juga mentalnya untuk mulai bekerja besok. Semoga saja apa kerjaannya berjalan lancar karena ia sudah tidak sabar ingin menghasilkan uang dan mengirimkan hasil kerja kerasnya ke kampung halaman.

Terpopuler

Comments

Muj Ran

Muj Ran

semangat Ning....jadi pembantu lebih baik daripada jadi perempuan murahan 💪💪💪

2024-04-12

0

Rida Zuraidah

Rida Zuraidah

Kasian

2023-12-23

0

Efrida

Efrida

dr pd km lam cm mau kontrakan gratis aja hra ngangkang dl 😂😂😂😂

2023-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Cita-citaku Kandas
2 Sebening Namanya
3 Wacana ke Jakarta
4 Meminta Restu Untuk Merantau
5 Bergandengan Tangan
6 Membuka Celengan
7 Pergi Untuk Kembali
8 Terlampau Bebas
9 Bertemu Nyonya
10 Tak Seperti Harapan
11 Profesi Rendahan!
12 Terlalu Cantik Menjadi Pembantu
13 Hari Pertama yang Membuat Emosi
14 Urusan Kita Belum Selesai!
15 Putera Bungsu
16 Masalah yang Selalu Sama!
17 Nyonya yang Ceriwis
18 Egois
19 Cemburu Sosial
20 Revi Sela Aryani
21 Bening Gadis Baik
22 Tak Ada Ketenangan di Rumah
23 Muak!
24 Meminta Bening
25 Tatapan Permusuhan
26 Mengapa Harus Kamu?!
27 Aku Suka Kau
28 Raja Yang Terluka
29 Hak Seorang Suami
30 Jangan Menggoda, Suamiku!
31 Sekretaris Seksi Menggoda
32 Membeli Rahim Bening
33 Membuat Keputusan
34 Aku Akan Menikahinya!
35 Aku Tidak Merebutnya
36 Ini Mengejutkan!
37 Jangan Restui Mereka!
38 Jangan Lawan Batu dengan Batu
39 Dipaksa Dewasa Oleh Keadaan
40 Pemuda yang Menyesal
41 Satu Set Perhiasan
42 Kembang Perawan
43 Ahad Syahdu
44 First Touch
45 Ku Panggil Dia Sayang
46 Menunda Selamanya
47 Dipisah?
48 Bening Mau Kuliah?
49 Gara Aproved!
50 Surat Medis yang Terlupakan
51 Coba Waktu Bisa Kita Ulang
52 Daftar Kuliah
53 Isu Memakai Pelet!
54 Berlututlah Kepada Bening!
55 Sekarat!
56 Gara's Baby Inside!
57 Nyonya dan Tuan Besar yang Berbahagia
58 Bahagianya Sampai ke Desa
59 Kedatangan Bening ke Perusahaan
60 Revi Siuman dan Kejujuran Gara
61 Hilang Cinta Tinggal Matinya
62 Oh, Indahnya Dicintai
63 Pengumuman
64 Antar Jemput
65 Kembali ke rumah Gara
66 Kenangan yang Cukup Jadi Kenangan, Tak Perlu diulang!
67 Rumah Baru Untuk Bening
68 Ospek!
69 Si Bebek Sawah
70 Mengusik Bening, Berhadapan dengan Gara!
71 Check Up!
72 Rahimmu, Bukan Hatimu!
73 Memperingatkan Revi
74 Jongos Artis!
75 Bertemu Sahabat Lama
76 Mencari Pembenaran
77 Suami Revi, Suami Bening
78 Tudingan Pelakor?
79 Issues
80 Adu Domba
81 Bad Skenario!
82 Obsesi dan Gila Ternyata Beda Tipis!
83 Perfect Wedding
84 Dipanah Asmara
85 Membicarakan Perceraian
86 Gelisah!
87 Satu Hotel!
88 Satu Tamparan!
89 Pengumuman Novel Baru Besok
90 Merayu dan Mengancam Gara
91 Hot Video
92 Talaknya Sudah Jatuh
93 Bukan Suami, Tapi Sudah Jadi Mantan
94 Sidang
95 Happiness
96 Entah Cinta Entah Obsesi
97 Rekaman CCTV
98 Hanya Diam
99 Sembilan Bulan
100 Abimanyu Sailendra
101 Kemesraan Ini, Janganlah Cepat Berlalu
102 Bening Adalah Pelakor
103 Surat Penangkapan
104 Mama Muda
105 Mbak Tidak Capek?
106 Mari Berlibur
107 Bolivia!
108 Salar De Uyuni
109 Rencana Adik Buat Abi
110 Nasihat Papa
111 Marhaban Ya Ramadhan
112 Pengen Kue Lupis
113 Tiga Tespack Season Dua
114 Tambah Cucu Baru
115 Sudah Satu Bulan
116 Bumil Kelelahan
117 Pengumuman
118 Suami Ngidam?
119 Mahasiswi dan Seorang Ibu
120 Katanya Seorang Puteri
121 Perbincangan Pagi
122 Minta Restu Mama
123 Gadis Desa Seperti Bunda
124 Mentari
125 Empat Puluh Hari di Desa
126 Namanya Mentari Ninggara
127 Empat Puluh Hari Seperti Setahun
128 Sepuluh Hari Terakhir di Desa
129 Jumpa Teman Lama
130 Lelaki Setia
131 Nomor dan Pesan Baru
132 Lepas Empat Puluh Hari
133 Home Sweet Home
134 Back To Kampus!
135 Nekat
136 Pembatalan Meeting
137 Bebal Memang
138 Perkenalan
139 Anak Bapak Tidak Profesional!
140 Dua Anak Cukup
141 Dua Anak Cukup, Tiga Kebobolan
142 Sweetheart
143 Sidang
144 Wisuda
145 Family time
146 Novel Baru
147 Menanti Hari Kelahiran
148 Novel Baru
149 Novel Ini Diplagiatin!
150 Novel Bilik Penyesalan diplagiat juga
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Cita-citaku Kandas
2
Sebening Namanya
3
Wacana ke Jakarta
4
Meminta Restu Untuk Merantau
5
Bergandengan Tangan
6
Membuka Celengan
7
Pergi Untuk Kembali
8
Terlampau Bebas
9
Bertemu Nyonya
10
Tak Seperti Harapan
11
Profesi Rendahan!
12
Terlalu Cantik Menjadi Pembantu
13
Hari Pertama yang Membuat Emosi
14
Urusan Kita Belum Selesai!
15
Putera Bungsu
16
Masalah yang Selalu Sama!
17
Nyonya yang Ceriwis
18
Egois
19
Cemburu Sosial
20
Revi Sela Aryani
21
Bening Gadis Baik
22
Tak Ada Ketenangan di Rumah
23
Muak!
24
Meminta Bening
25
Tatapan Permusuhan
26
Mengapa Harus Kamu?!
27
Aku Suka Kau
28
Raja Yang Terluka
29
Hak Seorang Suami
30
Jangan Menggoda, Suamiku!
31
Sekretaris Seksi Menggoda
32
Membeli Rahim Bening
33
Membuat Keputusan
34
Aku Akan Menikahinya!
35
Aku Tidak Merebutnya
36
Ini Mengejutkan!
37
Jangan Restui Mereka!
38
Jangan Lawan Batu dengan Batu
39
Dipaksa Dewasa Oleh Keadaan
40
Pemuda yang Menyesal
41
Satu Set Perhiasan
42
Kembang Perawan
43
Ahad Syahdu
44
First Touch
45
Ku Panggil Dia Sayang
46
Menunda Selamanya
47
Dipisah?
48
Bening Mau Kuliah?
49
Gara Aproved!
50
Surat Medis yang Terlupakan
51
Coba Waktu Bisa Kita Ulang
52
Daftar Kuliah
53
Isu Memakai Pelet!
54
Berlututlah Kepada Bening!
55
Sekarat!
56
Gara's Baby Inside!
57
Nyonya dan Tuan Besar yang Berbahagia
58
Bahagianya Sampai ke Desa
59
Kedatangan Bening ke Perusahaan
60
Revi Siuman dan Kejujuran Gara
61
Hilang Cinta Tinggal Matinya
62
Oh, Indahnya Dicintai
63
Pengumuman
64
Antar Jemput
65
Kembali ke rumah Gara
66
Kenangan yang Cukup Jadi Kenangan, Tak Perlu diulang!
67
Rumah Baru Untuk Bening
68
Ospek!
69
Si Bebek Sawah
70
Mengusik Bening, Berhadapan dengan Gara!
71
Check Up!
72
Rahimmu, Bukan Hatimu!
73
Memperingatkan Revi
74
Jongos Artis!
75
Bertemu Sahabat Lama
76
Mencari Pembenaran
77
Suami Revi, Suami Bening
78
Tudingan Pelakor?
79
Issues
80
Adu Domba
81
Bad Skenario!
82
Obsesi dan Gila Ternyata Beda Tipis!
83
Perfect Wedding
84
Dipanah Asmara
85
Membicarakan Perceraian
86
Gelisah!
87
Satu Hotel!
88
Satu Tamparan!
89
Pengumuman Novel Baru Besok
90
Merayu dan Mengancam Gara
91
Hot Video
92
Talaknya Sudah Jatuh
93
Bukan Suami, Tapi Sudah Jadi Mantan
94
Sidang
95
Happiness
96
Entah Cinta Entah Obsesi
97
Rekaman CCTV
98
Hanya Diam
99
Sembilan Bulan
100
Abimanyu Sailendra
101
Kemesraan Ini, Janganlah Cepat Berlalu
102
Bening Adalah Pelakor
103
Surat Penangkapan
104
Mama Muda
105
Mbak Tidak Capek?
106
Mari Berlibur
107
Bolivia!
108
Salar De Uyuni
109
Rencana Adik Buat Abi
110
Nasihat Papa
111
Marhaban Ya Ramadhan
112
Pengen Kue Lupis
113
Tiga Tespack Season Dua
114
Tambah Cucu Baru
115
Sudah Satu Bulan
116
Bumil Kelelahan
117
Pengumuman
118
Suami Ngidam?
119
Mahasiswi dan Seorang Ibu
120
Katanya Seorang Puteri
121
Perbincangan Pagi
122
Minta Restu Mama
123
Gadis Desa Seperti Bunda
124
Mentari
125
Empat Puluh Hari di Desa
126
Namanya Mentari Ninggara
127
Empat Puluh Hari Seperti Setahun
128
Sepuluh Hari Terakhir di Desa
129
Jumpa Teman Lama
130
Lelaki Setia
131
Nomor dan Pesan Baru
132
Lepas Empat Puluh Hari
133
Home Sweet Home
134
Back To Kampus!
135
Nekat
136
Pembatalan Meeting
137
Bebal Memang
138
Perkenalan
139
Anak Bapak Tidak Profesional!
140
Dua Anak Cukup
141
Dua Anak Cukup, Tiga Kebobolan
142
Sweetheart
143
Sidang
144
Wisuda
145
Family time
146
Novel Baru
147
Menanti Hari Kelahiran
148
Novel Baru
149
Novel Ini Diplagiatin!
150
Novel Bilik Penyesalan diplagiat juga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!