Pandangan Pertama

Beberapa waktu kemudian Kendra melepas Nathan dan Nathar di lapangan.

Mereka menempati tempat yang berbeda. Sama hal nya seperti saat di USA, Mereka membagi tugas secara adil.

Nathar menangani langsung di lapangan dan Nathan menempati bagian pemeriksaan.

"Hari ini Kita ada meeting dengan beberapa kolega Kita."

"Siapkan semuanya."

"Yayaya Aku tahu" Nathar memang memiliki sifat lebih aktif dan lebih mudah bersosialisasi, cukup berbeda dengan Nathan yang lebih introvert. Nathan lebih suka duduk seorang diri dan menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Meeting dimulai pada siang hari, seperti biasa Nathan dan Nathar datang tepat waktu.

Sebagian besar dari Kolega Perusahaan L sudah hadir di ruang meeting.

"Silahkan duduk"

Nathan dan Nathar duduk berdampingan di kursi utama.

Hari ini ada misi besar yang akan dilakukan oleh perusahaan L.

Nathar menjelaskan misi yang akan dilakukan kali ini.

"Saya tidak ingin ada kegagalan dalam misi kali ini. Tidak ada istilah belajar dari kegagalan, tetapi belajar untuk tidak pernah gagal."

Nathar mengakhiri meeting hari ini.

Seorang wanita berkaca mata mengalihkan perhatian Nathar sejak tadi. Wanita itu kini tengah sibuk membereskan laptopnya, disaat yang lain keluar dari ruangan, dia masih sibuk membereskan buku-buku di atas mejanya.

Nathar menghampiri wanita itu, "Buku?"

Dia merasa sangat terkejut, bukunya jatuh ke atas lantai. "Maaf Tuan, Saya akan segera keluar dari ruangan ini." Dia bergegas meninggalkan ruangan dengan buku yang dipegangnya.

Nathan melihat Nathar dengan aneh, "Ada apa?"

"Tidak, hanya saja wanita itu mengalihkan perhatian ku. Maksud ku, saat Aku menjelaskan, dia sibuk mencatat semuanya di buku itu. Sedangkan laptopnya dibiarkan menyala begitu saja."

Nathan tertawa "Hal seperti itu mengalihkan perhatian mu. Hahaha. Ayolah Nathan, masih banyak wanita cantik dan menarik di luar sana. Kamu tidak tertarik dengan wanita berkacamata dan rambut yang dia ikat ke atas itu kan?"

Nathar menyenggol lengan Nathan "Enak saja, mana mungkin Aku tertarik dengan wanita aneh seperti itu."

Hari mulai gelap, Nathan dan Nathar memutuskan untuk segera pulang.

"Bagaimana dengan pekerjaan Kalian hari ini?" Amanda menyambut kepulangan kedua anaknya.

"Cukup baik. Hanya saja pekan depan Kami harus melakukan perjalanan bisnis"

"Apa? Kita? Kamu saja Nathar" Nathan menolak.

"Kenapa hanya Aku? Kamu juga"

"Ini hanya launching produk di sebuah Mall. Kenapa Aku harus ikut?" Nathan masih menolak.

"Ya tetap saja"

Kendra menertawakan kedua anaknya. "Kalian ini, di perusahaan bagaikan singa yang mengaum. Di rumah, bagaikan kucing kecil yang mengeong"

Amanda ikut tertawa, "Sebenarnya ada apa ini?"

"Jadi Kami mempunyai misi tahun ini. Persaingan semakin ketat. Jadi Kami memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan memperkenalkan produk Kami. Ya semacam seminar begitu. Tapi Nathan tidak mau ikut dengan ku"

"Memang kenapa Aku harus ikut? Kamu yang akan menjadi narasumber di sana. Ayolah Nathar, Kamu hanya akan tampil di depan publik beberapa menit saja. Setelah itu Kamu bisa berlibur bersama wanita itu."

Amanda membelalakkan matanya "Wanita itu? Siapa? Kenalkan pada Mommy"

"What? Tidak, tidak..." Nathar menggelengkan kepalanya.

Nathan tertawa kemudian menceritakan semuanya.

"Jadi Kalian mempermasalahkan penampilan? Mommy bukan model papan atas, tapi Daddy mencintai Mommy apa adanya. Bahkan dulu Mommy adalah karyawan di perusahaan milik Granpa Kalian."

"Bu-bukan begitu Mommy. Hanya saja Aku tidak menyukainya. Dia sedikit aneh, tapi kenapa Daddy mempekerjaan dia?"

"Daddy? Daddy hanya melihat cv, bukan wajahnya. Percayalah, semua kolega Kita adalah orang-orang berkualitas baik."

"Tapi mana ada jaman semodern ini masih menulis hasil meeting di dalam buku."

"Apa yang salah Sayang? Tidak ada yang salah sama sekali."

Mereka menghabiskan waktu dengan berbagi cerita. Seperti itulah anak-anak dari Amanda dan Kendra, Mereka senang menceritakan semuanya bahkan hal-hal receh seperti itu.

Pagi hari tiba, Nathan dan Nathar kedatangan tamu dari perusahaan yang sudah lama bekerja sama dengan perusahaan yang dikelolanya.

"Selamat pagi Tuan Nathan, Tuan Nathar. Maaf Kami baru sempat menyapa Anda. Kebetulan Kami baru pulang dari perjalanan bisnis Kami di Luar Negeri. Perkenalkan Saya Jordan, presdir dari perusahaan X." Seorang laki-laki paruh baya memperkenalkan dirinya.

"Salah kenal Tuan Jordan, Tuan Kendra sudah menceritakan banyak tentang Anda dan perusahaan Anda. Semoga kerja sama ini tetap berjalan baik" Nathar menganggukkan kepalanya menandakan setuju dengan perkataan Nathan.

"Terima kasih Tuan Nathan. Oh iya perkenalkan, ini putri Saya, Luna. Luna bekerja sebagai sekretaris pribadi Saya. Untuk kedepannya mungkin Luna yang akan sering mewakili Saya untuk berkomunikasi dengan Anda."

Perempuan cantik, anggun dan terlihat pintar itu menganggukkan kepalanya kemudian mengulurkan tangannya "Saya Luna, salam kenal Tuan Nanthan, Tuan Nathar"

"Salam kenal Nona Luna"

"Ada sedikit oleh-oleh dari Kami. Kami sudah memberikannya kepada Nona Nadhira di depan. Anggap saja itu sebagai perkenalan dari Kami"

"Terima kasih Nona Luna" Nathan menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Luna.

Nathar menyadari pergerakan Nathan, dia hanya menganggukkan kepalanya saja.

Tuan Jordan dan Luna kini berpamitan kepada Nathan maupun Nathar.

"Terima kasih atas kedatangannya Tuan" Nathan mengulurkan tangannya.

"Sama-sama Tuan, mohon maaf mengganggu aktivitas Anda"

Luna tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Kini tinggal Nathan dan Nathar yang berada di dalam ruangan.

"Nona Luna?" Nathar celetuk begitu saja. Sontak saja Nathan mengalihkan pandangannya pada pintu masuk.

Nathar tertawa terbahak-bahak, tidak ada siapapun di sana. Nathar hanya mengerjai Nathan saja.

Nathan menggulung kertas kosong dan melemparnya kepada Nathar. Nathar menghindar dan masih saja tertawa.

"Aku tidak menyangka kalau cinta padangan pertama itu benar-benar ada"

"Jangan katakan apapun" Nathan masih tampak kesal.

Ponsel Nathan tiba-tiba bergetar menandakan pesan masuk.

"Selamat pagi, maaf mengganggu Tuan Nathan. Saya Luna, tadi Saya meminta kontak Anda kepada Nona Nadhira untuk mempemudah Saya jika perlu menghubungi Anda. Apa tidak apa-apa Saya menyimpan kontak Anda? Jika Anda tidak mengijinkannya, Saya akan segera menghapusnya."

Nathan tersenyum kemudian membalas pesan tersebut, "Selamat pagi Nona Luna, silahkan Nona tidak apa-apa. Apa Saya juga boleh menyimpan kontak Anda?"

Nathar tertawa "Jangan katakan itu dari Nona Luna"

"Pergi sana" Nathan melempar Nathar kembali. Nathar tertawa kemudian pergi menuju ruangannya.

Di dalam ruangan Nathar. Nathar mendapatkan pesan yang sama dari Luna. Namun Nathar tidak meresponnya sama sekali.

----------------

----------------

----------------

Seneng banget Up kisah Mereka. Rasanya bahagia aja gitu.

Semoga bahagianya nular ke Kalian juga yaa 🥰🥰

Selamat menikmatiii, semoga Kalian tetap dukung karya kuuuu 🥰🥰

👍🏻 Like

📝 Komentar

❤ Favorite

dan Vote yaa 😁😁

Terima kasiiih 🥰🥰

Terpopuler

Comments

Fazira Aisyah

Fazira Aisyah

Visual si Twins ga ada ya kak?...,atau mmg aq yg ga bs lihat?...

2022-02-28

0

Tri Sulistyowati

Tri Sulistyowati

wahh udah ada jodoh masing 2 ini

2022-02-27

1

Lisa Z

Lisa Z

ay ay captain

2022-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!