Kabar Luna

Nathar segera pergi menuju apotek. Fikirannya saat ini masih tertuju kepada Flo.

"Aku harus segera menjelaskannya, Aku tidak mau ada kesalah pahaman antara Aku dengan dia." Nathar menggelengkan kepalanya, "Maksud nya Aku dengan siapa pun. Termasuk dengan perempuan kaca mata itu."

Setelah membeli obat penawar, Nathar kembali menuju kamar Luna. Namun begitu terkejutnya dia saat tidak mendapati Luna di sana.

"Luna? Luna? Kamu dimana?"

Nathar mencari ke kamar mandi, semua ruangan dilihatnya namun Luna tidak ada dimana pun.

"Kemana dia? Apa dia kabur? Tapi seluruh barangnya masih utuh." Nathar terdiam, "Apa laki-laki itu datang kembali?"

Nathar mencari ke arah jendela, tidak ada siapapun. Nathar mencari ke arah lift, namun tetap nihil.

"Sepertinya dia sudah pergi jauh. Apa yang harus Aku lakukan? Apa Aku laporkan saja kepada pihak hotel?" Nathar meraih ponselnya.

"Tapi alasan apa yang harus Aku berikan kepada Mereka? Tapi dimana Luna?"

Nathar tampak panik, "Apa Aku laporkan kepada Nathan tentang keadaan hari ini?"

"Tapi itu hanya akan menjadikan salah paham. Dengan perempuan kaca mata saja belum selesai."

Nathar mengacak rambutnya, dia kembali menuju kamarnya.

Nathar mencoba menghubungi Luna, namun tidak ada yang menjawabnya sama sekali.

"Besok Aku akan mencoba menghubunginya kembali. Mungkin saja Luna memang pergi bersama kekasihnya."

Hari sudah berganti, Nathar bersiap untuk pergi menuju lokasi kerja.

Nathar tiba di lobby, dia sedang menunggu mobilnya datang.

"Dimana gadis kaca mata itu? Apa dia terlambat bangun?"

Nathar pergi meninggalkan area hotel dengan mobilnya, sepanjang perjalanan dia memikirkan Flo.

"Apa gadis itu beneran belum bangun? Atau dia sengaja menghindari ku?"

Perjalanan cukup lancar, Nathar tiba di lokasi tepat waktu. Dia begitu terkejut saat melihat Flo sudah berada di lokasi, Flo tengah berbincang dengan temannya. Namun ada yang aneh, Flo terlihat kurang bersemangat.

"Selamat lagi Tuan Nathar."

Flo yang mendengar nama Nathar disebut segera menolehkan pandangannya kepada Nathar. Nathar tengah menatapnya dengan sangat intens, namun Flo membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Nathar.

Tidak cukup sampai di sana, Flo terus saja menghindari Nathar. Bahkan saat makan bersama, Flo makan dengan sangat terburu-buru dan segera meninggalkan meja makan.

"Ada apa dengan Flo?"

"Entah, biasanya dia periang. Apa mungkin dia sedang mengalami PMS?" beberapa orang tampak berbisik.

"Oh y benar, mungkin seperti itu."

Nathar semakin merasa bersalah, batinnya bergumam. "Apa gadis kaca mata itu benar-benar menghindari ku? Tadi dia tampak berbincang dengan teman-temannya, namun saat Aku datang, dia diam seribu bahasa."

Hari sudah semakin sore. Nathar kembali menuju hotel.

Saat tiba di lobby dia teringat kepada Luna. "Oh ya Luna, Aku belum menghubunginya."

Nathar meraih ponselnya dan segera menghubungi Luna.

Kali ini Luna mengangkat panggilannya. "Selamat sore Tuan Nathar."

"Luna? Apa yang terjadi pada mu?"

"A-apa maksud Anda Tuan? Sa-Saya baik-baik saja." Luna tampak gugup.

"Kemarin Saya melihat orang asing hendak berbuat jahat kepada Anda. Saya membawa Anda ke kamar Anda, namun Anda tidak sadarkan diri dan..."

"Tuan, jangan bilang kalau Saya melakukan hal itu kepada Anda?" Luna tampak terkejut.

"Sayangnya, ya. Anda tidak sadarkan diri dan hampir saja..."

"Tuan Nathar, Saya minta maaf. Tolong jangan katakan hal ini kepada siapa pun. Saya mohon Tuan." Luna terlihat sangat panik.

...----------------...

Yang merasa episode ini terlalu pendek, tenang... Ada lanjutannya.