Perasaan Nathan

Nathan menemui Nathar di kamarnya, dia menanyakan bagaimana projek nya selama di Kota X.

"Mereka sangat antuisias, ini bahkan di luar prediksi Kita."

"Syukurlah, Aku mendengar dari bagian pemasaran kalau permintaan produksi barang Kita sangat meningkat."

"Iyaa Than, ini berkat kerja tim yang sangat baik."

"Maksud mu kinerja gadis kacamata itu?" Nathan tertawa.

"Jangan meledek ku seperti itu, ternyata Flo adalah gadis yang sangat cantik. Dia menyembunyikan kecantikannya di balik penampilannya."

"Wah wah jadi namanya Flo. Jadi maksud mu dia membuka kecantikannya di depan mu begitu?" Nathan kembali tertawa.

Nathar melempar Nathan dengan bantal di sampingnya,

"Sebenarnya ada yang ingin Aku bicarakan Thar. Aku butuh pendapat mu."

"Kenapa? Ada apa? Apa ada masalah?"

"No, ini bukan masalah."

"Lalu?"

"Aku... Sepertinya Aku mulai menyukai Nona Luna."

Nathar membelalakkan matanya, "No-Nona Luna? Tapi bagaimana bisa?"

"Saat Kamu pergi untuk melakukan perjalanan bisnis, Aku mengajaknya beberapa kali makan bersama, Kami juga sering mengobrol secara pribadi, Aku merasa nyaman dan Nona Luna juga gadis yang baik dan juga pintar. Aku akan menyatakan perasaan ku kepadanya."

Nathar tampak kebingungan, "Apa Kamu yakin? Kamu sudah mengenal Nona Luna dengan baik? Mak-maksud ku apa ini tidak terlalu cepat?"

"Iya Aku sudah mengenal dia dengan baik, Nona Luna selalu menceritakan semuanya kepada ku. Bahkan saat ini dia sedang berada di Kota X, dia bilang dia berada di hotel yang sama dengan mu."

"Se-semuanya? Nona Luna menceritakan semuanya?" Nathar tampak khawatir.

"Iya, dia bilang dia melihat mu beberapa kali. Tapi dia tidak berani menyapa mu, dia melihat mu sangat sibuk. Wajar saja kalau Kamu tidak menyadarinya."

Nathar menarik nafas panjang, "Benarkah? Apa yang sedang Nona Luna lakukan disana? Seharusnya dia menyapa ku."

"Tidak tidak, Nona Luna sedang bersama teman masa kuliahnya, dia sedang mengadakan reuni."

Batin Nathar bergumam, "Reuni? Reuni berdua dalam keadaan tidak sadarkan diri maksudnya?"

"Nathan. Ayolah jangan terburu-buru, Kamu belum mengenal Nona Luna dengan baik. Satu minggu? Satu minggu bukan waktu yang cukup."

"Apa maksud mu? Jadi menurut mu Nona Luna bukan gadis baik-baik? Apa Kamu sudah mengenal Nona Luna dengan baik? Atau jangan-jangan Kamu mencoba mendekati Nona Luna?"

"No. Big no. Aku tidak melakukan itu, Aku hanya menyarankan mu untuk lebih mengenalnya lagi, jangan terburu-buru Than."

"Baik." Nathan mengangguk-anggukkan kepalanya, "Terima kasih sarannya." Nathan pergi meninggalkan Nathar sendirian.

Nathar mengacak rambutnya, "Bagaimana ini?"

Keesokan harinya Nathar dan Nathan kembali ke kantor. Hubungan Mereka terlihat cukup berbeda, Nathan tampak lebih dingin dari biasanya.

Nathar memaklumi keadaan Nathan dan membiarkannya untuk menenangkan dirinya dahulu.

Di dalam ruangan, Nathar memanggil Flo ke ruangannya.

"Permisi Tuan."

"Duduklah Nona Flo."

Flo duduk di atas sofa, Nathar menghampirinya.

Flo tampak bingung, tidak ada berkas di tangan Nathar ataupun dirinya.

"Pergilah makan malam dengan ku."

"A-Apa?"