🧐🧐🧐itu yang belum like dan belum pernah komen kak UPe cuma mau bilang....Sarange😘 jangan lupa like dan komen ya...
📢::::::: happy reading
"Tuan Leon, Mr.D ada di luar." Ujar pelayan Leon.
"Suruh D untuk masuk." Perintah Leon.
Tak lama kemudian D pun masuk.
"D...." Sapa Leon sambil menyandarkan tubuhnya di tempat tidur.
"Aku tidak perlu basa basi mu Leon. Mengapa kau melanggar apa yang aku katakan?" Ujar D begitu masuk ke kamar tidur Leon.
"Aku sungguh tidak paham maksud mu D." Ucap Leon dengan wajah innocent nya.
"Kau diam-diam mencari keberadaan anak nya B. Dan beberapa saat lalu kau memerintahkan Delka untuk menangkap dan membawa anak B ke laboratorium.Mengapa kau melakukan semua itu di belakang ku Leon?" tukas D dengan tatapan serius di balik topeng nya.
"Itu karena kau terlalu lamban D. Waktu ku terus berjalan sementara kau masih berjalan di tempat." Sarkas Leon.
"Tarik lagi perintah mu dan lepaskan anak nya B. Wanita itu sama sekali tidak memiliki apa yang kita butuhkan." Perintah D.
"Kita tidak akan pernah tahu hal itu sampai kita benar-benar mengecek kebenaran nya langsung." Sahut Leon yang kali ini tidak lagi berlindung di balik wajah innocent nya.
Wajah Leon yang sudah sangat tua itu kini memancarkan aura kelam dan menakutkan.
"Jadi kau akan tetap mengetes senjata biologi itu ke tubuh anaknya B? Bagaimana kalau ternyata dia memang tidak memiliki Antidot itu?" Ujar D dengan sorot mata tidak sukanya.
"Kalau begitu maka dia akan mati." Jawan Leon dengan mudahnya.
"Ayooo lah D. Apalah artinya nyawa seorang wanita itu demi tatanan masa depan yang lebih baik lagi." Ujar Leon dengan senyum psikopat nya.
"Aku tidak pernah peduli dengan tatanan masa depan Leon. Yang aku tahu, wanita itu adalah putrinya B. Dan B adalah salah seorang yang pernah bekerja dengan mu! Apa kau tega melakukan hal itu pada orang yang sebagian besar hidupnya dia dedikasikan untuk mu dan semua ide gila mu!!" erang D.
"Kau benar-benar bukan manusia Leon!!" Tukas D marah.
"Kita berdua bukan manusia D." jawab Leon sambil tertawa.
"Kita berdua TUHAN." ucapnya lalu kembali tertawa.
"Cih.. Tuhan? Sejak kapan tuhan butuh obat dan pakai infus seperti diri mu!" Sarkas D.
"Hahahahaha.. ini yang aku suka dari mu Mr. D, kau memiliki dark side dan joke side di saat bersamaan. Kau selalu mengobati dan menghibur ku."Ujar Leon sambil terus tertawa.
"kau persis seperti diri ku sewaktu muda. Jiwa kita sama, tidak ingin terikat dan selalu merasa penasaran." Lanjut Leon dengan mimik wajah menakutkan.
"Leon... berhenti bicara omong kosong seperti ini. Kau sudah membuang-buang waktu ku!" sela D.
"D...D...D... Aku sungguh penasaran dengan siapa diri mu sebenarnya." Ucap leon sambil tersenyum.
"Aku selalu menebak seperti apa wajah di balik topeng itu."
"Nah.. bagaimana kalau begini?" Tiba-tiba sebuah ide cemerlang muncul di otak Leon.
"Berkali-kali aku ingin merekrut mu ke dalam organisasi ini tapi kau selalu menolak ku. Kau hanya ingin antara kau dan organisasi ini memiliki hubungan mutualisme. Kau butuh sarana dan prasarana untuk semua ekperimen mu, dan aku butuh otak cerdas mu." Leon memulai negosiasi nya.
"Bagaimana kalau aku lepaskan putrinya B maka kau harus bersedia bergabung di organisasi ini seutuhnya dengan ku? bagaimana D? apakah tawaran ku ini bisa kau pertimbangkan?" Ujar Leon sambil tertawa.
"Heem... tawaran yang bagus. Tapi bagaimana kalau aku pun menyampaikan tawaran ku pada mu." Ucap D sambil menarik sebuah kursi dan duduk di samping Leon.
"Bagaimana kalau kau melepaskan putri B, untuk menyelamatkan nyawa mu yang ada di dalam genggaman tangan ku saat ini." ucap D.
"Sebab di dalam tubuh mu telah aku masukan virus secara berkala setiap kali aku menyuntik antibodi pada mu. Dan aku sangat tahu bagaimana cara mempercepat cara kerja virus itu agar mereka bersatu padu menggerogoti diri mu dari dalam." Bisik D pada Leon dengan suara yang menakutkan.
"Brengsek kau D!!!" maki Leon.
"Ssstss... tuhan bukan nya tidak boleh mengumpat Leon?" ucap D sambil memegang tangan Leon dan bersiap untuk menyuntik kan cairan yang dapat mempercepat kerja virus di dalam sana.
"penjaga!!!" Teriak Leon.
"percuma. Semua orang-orang mu sudah di lumpuhkan oleh pengawal ku." Ucap D.
D mengambil ponsel milik Leon, dan memberikan nya pada Leon.
"Telpon Delka dan batalkan perintah mu. Minta dia mengantar pulang putri B dengan selamat." Perintah D pada Leon.
Leon pun mengambil ponsel itu dan menelpon Delka.
D langsung menekan speaker ponsel itu
"Apa kau sudah menemukan putri B?" Tanya Leon pada Delka begitu telpon itu tersambung.
"Sudah tuan .." jawab tuan Leon.
"Dimana kalian sekarang?" Tanya Leon kemudian sambil menatap ke arah D.
"Kami sudah berada di laboratorium 2." Jawab Delka.
Leon tersenyum dan berkata, "Tetap jalan kan seperti rencana." Dan Leon pun mematikan telpon itu kemudian tertawa dengan ekspresi wajah menakutkan.
Kemudian mendadak tawa itu hilang ketika D menyuntik kan cairan itu pada Leon.
"Kau...." Seru Leon yang merasa semua saraf-saraf di tubuhnya bagaikan dialiri listrik.
"Kau sungguh pria tua yang keras kepala Leon. Seharusnya ketika aku memperingati mu, kau mendengarkan kata-kata ku. Bukanlah melakukan hal yang sebaliknya." ujar D.
"Kau serius melakukan ini - pada - ku - D?" ucap Leon terputus-putus sebab satu persatu sistem saraf di tubuhnya mulai di non aktifkan oleh virus - virus itu.
"Nyawa anak B jauh lebih berharga dari pada nyawa kakek tua bau tanah seperti mu.Andaikan kau tidak bertingkah maka mungkin kau tidak perlu aku kirim via paket ekspress ke neraka seperti ini. Mungkin bisa menggunakan paket regular." Sarkas D, yang kemudian keluar dari kamar Leon.
"Pastikan pria tua itu sudah sampai di depan pintunya rumah malaikat maut, baru setelah itu bakar rumah ini." Perintah D pada Will.
"kau sendiri mau kemana tuan D?" Tanya Will curiga kalau tuannya akan pergi sendirian ke laboratorium 2.
"Aku harus menyelamatkan kak Raya." Jawab D.
"Kalau begitu aku ikut bersama mu. Untuk urusan disini biar anak buah ku yang membereskan nya." Ujar Will.
Will tidak mungkin membiarkan D pergi sendirian. Mungkin otak D memang jenius, tapi D bukan tipe petarung yang handal. Tidak mungkin bagi D melawan semua anak buah Delka di laboratorium 2.
"Baiklah kalau begitu dan tolong kirimkan alamat laboratorium 2 ke kakak ku dengan nomor anonim. Sekarang." perintah D pada Will.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
fulana anonymous
uuuu, kebayang begitu Dark side nya Denis keluar....mukanya kek sadis gitu
2023-10-29
1
Ney Maniez
😱😱
2023-01-10
0
Aulia_ Zahra8944
COD pun lebih cepat 🤣🤣🤣
2022-11-14
0