part 17

🧐🧐🧐 Ayoo uji ketangkasan mata kalian dalam sambung kata😉

📢Edisi Reading merinding

"Apakah sangat sakit?" Tanya D sambil mengelus pipi Anne yang berkeringat padahal AC kamar saat itu sangat dingin.

"Ini benar-benar sakit D." Ujar Anne sambil menahan rasa sakit di or gan in tim nya.

D mengecup kening Anne dan mulai memompa pelan pelan dan pelan, takut Anne merasa sakit yang lebih dari yang Anne rasakan saat ini.

Tapi satu hal yang D tidak ketahui adalah bukan otak atasnya yang memegang kendali saat ini melainkan otak bawah nya.

Jadi walaupun D berpikir akan bermain dengan ritme lambat dan pelan menimbang Anne yang masih dalam keadaan sakit di bawah tubuh nya, tapi aneh nya ritme permainan D malah semakin cepat. Apa lagi setelah mendengar desa han - de sahan yang keluar dari mulut Anne membuka D seakan kehilangan kendali atas diri nya.

"Aah.. Anne, ini nik mat sekali." Racau D, sambil mempercepat ritme permainan nya.

"Aaaaa..D... Aaaaa..." Jerit Anne sambil terus tertahan, apa yang D lakukan telah menghilangkan rasa sakit yang sempat Anne rasakan tadi.

Kedua insan itu kembali bergulat penuh keringat dalam gelapnya malam.

Saling memberi dan menerima kenik matan yang sama-sama baru mereka rasakan untuk pertama kali nya ini.

"D... aku rasa .. Aaah..." Ucapan Anne terhenti sebab D tiba-tiba melakukan pelepasan nya yang pertama.

D terengah-engah di atas tubuh Anne sambil bertahan dengan satu siku nya agar tidak menghimpit tubuh Anne yang ada di bawahnya.

Anne pun menghela nafas,dan sedikit meringis saat D menyabut milik nya.

Kini kedua terkapar di atas ranjang itu setelah permainan pa nas mereka.

D mengaitkan jari jemari nya ke tangan Anne, lalu mengecup pelan tangan itu.

"Anne... aku sangat menikmati semua ini." Ujar nya D dengan nafas yang masih belum teratur.

"Terima kasih Anne Mary." Ujar D sambil mengecup tangan Anne Mary sekali lagi.

Untuk sesaat kedua nya pun saling diam. Suasana kamar yang tadi nya panas kini benar-benar terasa dingin menusuk hingga ke tulang hingga membuat D menarik tubuh po los Anne Mary ke dalam pelukannya.

D memeluk erat tubuh itu seakan tidak akan melepaskan Anne Mary untuk selamanya.

Hingga fajar pun tiba, Anne Mary membuka matanya dan yang terlihat hanya sebuah ranjang kosong dengan tirai yang masih tertutup dengan sinar- sinar mentari yang mencuri lihat ke dalam ruangan itu dari tirai yang tidak tertutup sempurna.

Anne menyikap tirai itu. Dan kini Anne dapat melihat dengan sempurna seperti apa bentuk kamar yang menjadi saksi bisu percintaan panasnya dan D semalam.

Anne melemparkan pandangan ke seluruh ruangan. Dan bayangan-bayangan pergulatan dan D pun mulai bermunculan.

"Ternyata kamar ini tidak memiliki banyak perabot." Ujar Anne.

Pandangan Anne akhirnya jatuh pada pakaian ganti yang telah di persiapkan D untuk Anne Mary yang tersusun rapi di atas ranjang itu.

Di atas pakaian itu ada sebuah kertas gold yang bertuliskan tulisan tangan yang sangat indah.

" Terima kasih untuk kelas hangat penuh cin ta nya Anne Mary..Aku sungguh ingin berpamitan dengan mu tapi kau terlihat terlalu lelap dalam lelah sisa percin taan kita semalam. Maafkan aku harus pergi sebelum sinar matahari menyapa mu pagi ini."