Deviasi

Deviasi

#part 1

"sudah berapa kali kamu terlambat minggu ini?"

"maaf... tadi motor saya macet Pak,"

"kamu ini alasan saja!"

Reina hanya menunduk, tidak berani menatap atasannya yang masih bersungut marah.

Hampir seminggu ini ia sudah terlambat 5 kali, yang artinya hampir setiap hari ia datang terlambat.

"sudah sana pergi, mau dipecat kamu?"

Reina terlonjak kaget, buru2 ia beranjak keluar dari ruangan atasannya itu.

Reina mengelus dadanya saat bersandar dipintu yang telah tertutup.

"kamu telat lagi ?"

Reina menatap Dena, teman sesama Housekeeping seperti dirinya.

"iya..aku bangun kesiangan lagi.." angguk Reina

"kamu ini.." geleng Dena

Mereka berdua berjalan beriringan untuk memulai pekerjaan mereka.

Reina bekerja dibagian housekeeping sebuah hotel mewah bintang 5 di pusat kota S.

Reina seorang gadis cantik bertubuh ramping, kulitnya putih,rambutnya hitam legam.

Penampilannya sangat tidak cocok dengan pekerjaannya.

"tahu tidak gosip yang beredar?"

Reina menggeleng menatap Dena yang tampak bersemangat pagi ini.

"hotel ini dibeli oleh orang jepang, dan katanya hari ini akan datang kesini.." cerita Dena

"lalu? apa yang membuatmu semangat?" tanya Reina polos.

"asal kamu tahu Rei, pemilik barunya masih muda, dan gosipnya masih bujang!"

"lalu kamu berharap beliau jatuh cinta padamu?"

Dena langsung tertawa

"jodoh siapa yang tahu kawan.." kekeh Dena

"mimpimu terlalu tinggi Dena,"

Reina tersenyum sambil menepuk punggung kawannya itu.

"kamu juga tidak menolak kan kalau tiba2 saja jadi nyonya pemilik hotel ini??"

"ya tentu tidaklah...aku bosan hidup miskin,"

Kedua gadis itu tertawa.

"Dena!Reina! mau dipotong gajinya?!"

Dua gadis itu terlonjak kaget dan buru2 pergi dengan berlari kecil mendorong kereta berisi peralatan kebersihan.

"kaburr ada mak lampir!" seru Dena membuat kedua gadis itu tertawa.

*****

Iring2an mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan lobi hotel.

Beberapa pria berjas hitam dan berkacamata hitam tampak menuruni mobil yang berada dibarisan paling depan.

Mereka berbaris rapi, dan menyambut seseorang yang turun dari mobil diurutan tengah.

Pria bertubuh gagah, dibalut setelan jas berwarna hitam dengan harga mahal,rambut hitamnya tersisir rapi dan klimis.

Wajahnya tampan, dengan kulit putih,sangat menarik dengan rambut hitam dan matanya yang berwarna biru.

Namanya Kenzo Fujisawa Iwasaki, pria yang terlahir dari seorang ayah warga negara Jepang dan ibu, seorang wanita cantik dari Inggris.

Kenzo mengambil apa yang terbaik dari kedua orangtuanya.

Fisik sempurna ayahnya dan mata biru ibunya.

"kita sudah sampai Tuan,"

Seorang pria, membungkukkan badannya hormat.

Pria bernama Akira itu adalah tangan kanan Kenzo.

Kenzo hanya mengangguk, lalu berjalan memasuki lobi hotel diikuti beberapa pria dibelakangnya.

Rombongan pria yang tampak begitu menakutkan, membuat beberapa pengunjung hotel menyingkir memberi jalan.

"Selamat datang Tuan,"

Tidak tanggung2, seluruh jajaran petinggi hotel menyambut kedatangan Kenzo, sebagai sang pemilik baru.

Kenzo yang sudah belajar bahasa Indonesia menganggukkan kepalanya.

Rombongan langsung bergegas memasuki lift yang khusus disediakan untuk para petinggi pemilik saham hotel menuju ruangan Presidential Suite.

"kereeeennnn..." pekik Dena saat melihat rombongan memasuki lift.

"apanya yang keren? rombongan setan begitu dibilang keren!" dumal Reina

"isshh kamu ini! gaya mereka saja seperti di film2!"

"sudah ayo kembali kerja, bisa dipecat nanti,"

Reina bergegas menyeret temannya itu pergi.

*****

"ayah,ibu, aku pulang..."

Reina menutup pintu rumahnya yang sederhana.

Harum masakan membuat cacing2 diperutnya berdemo.

"mandi dulu, kita makan bersama," ujar ibu Reina melihat putrinya itu mengintip dapur minimalis rumah mereka.

"aku lapar sekali Bu.." seru Reina mengusap perutnya yang keroncongan.

"mandi dulu," galak ibunya

"iya2 !" dumal Reina berjalan pergi menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar, Reina berbaring diatas ranjangnya yang tidak terlalu besar.

Anak tunggal tak membuatnya dimanja, kehidupan sederhana membuatnya menjadi gadis yang mandiri.

Reina menatap bingkai foto diatas meja kecil samping tempat tidurnya.

Fotonya bersama Dimas, kekasihnya dan Sinta, sahabatnya.

Mereka bertiga bersahabat sejak bangku sekolah hingga saat ini.

TiitTiitTiit

Ponsel Reina berbunyi nyaring, tanda sebuah pesan masuk.

"nanti kita mampir ke cafe mu ya," pesan dari Sinta

Ya, Reina memang bekerja sambilan di sebuah cafe, untuk memenuhi kebutuhan rumah karena kedua orangtuanya yang sudah lanjut usia.

Reina mengambil alih tugas Ayahnya menjadi tulang punggung keluarga.

"boleh, aku tunggu," balas Reina cepat.

Bergegas ia pun beranjak bangun dan mandi.

Tak berapa lama, Reina sudah rapi dengan baju pelayan cafe dan keluar kamar menuju ruang makan.

"maaf ya 'nak...kamu harus bekerja keras.."

Ayah Reina menatap sendu putri tunggalnya itu.

Reina tak menjawab, ia hanya tersenyum sambil menepuk2 punggung tangan ayahnya.

"apa kamu tidak capek kerja lagi di cafe..ibu bisa berhemat.."

"tidak apa Bu...kerjaannya ringan tapi gajinya lumayan..uangnya bisa ditabung buat liburan keluar negeri besok,"

Sepasang suami istri itu tertawa mendengar celotehan anak semata wayang mereka.

Untuk bisa makan sehari - hari saja mereka bersyukur, apalagi bisa sampai keluar negeri, sesuatu yang amat sangat hebat.

"sudah2 ayo makan.." ajak Ayahnya

Mereka bertiga pun duduk di kursi makan dan memulai menyantap masakan sederhana.

*****

Cafe XYZ, tempat Reina bekerja lumayan ramai malam hari ini.

Akhir pekan yang cerah membuat banyak orang pergi keluar rumah meskipun hanya minum secangkir kopi.

Reina melihat Sinta yang datang bersama Dimas, mereka memasuki cafe dan menuju di meja yang berada di out door.

Reina pun bergegas mendekati mereka.

"mau pesan apa kakak ganteng dan cewek centil?"

Dimas dan Sinta tertawa melihat tingkah Reina.

"kamu ini," Sinta mencubit pinggul Reina.

"karena mencubit jadi bayarnya dobel," dumal Reina

Dimas tersenyum menatap dua gadis di hadapannya.

Reina melirik Dimas, entah kenapa tatapannya ke arah Sinta tampak berbeda.

"kalian baru pulang kantor?" tanya Reina

"iya..langsung mampir ke sini, " angguk Sinta

Dimas dan Sinta memang dari keluarga yang lebih mapan, sehingga mereka berdua bisa melanjutkan pendidikan sampai jenjang universitas, yang akhirnya bisa membuat mereka berdua diterima bekerja di perusahaan ekspor impor.

Kadang Reina merasa canggung saat berkumpul dengan mereka, apalagi saat Dimas menyatakan perasaannya, membuat Reina semakin canggung.

"coklat hangat dan kopi expresso segera siap,"

Reina sangat hapal minuman favorit kedua orang yang sangat berharga dihidupnya itu.

"nggak pake lama ya sis," kata Sinta centil

"okee,,tolong jagain mas gantengku ya cantikk.."

Sinta tertawa, dan Reina pun melenggang pergi meninggalkan mereka untuk menyiapkan minuman.

Reina tampak sibuk melayani beberapa pengunjung cafe yang terus berdatangan, membuatnya tak bisa menemani Sinta dan Dimas.

"maaf ya aku tidak bisa menemani," sesal Reina

"tak apa, kamu kan sedang kerja.." ucap Dimas

"lain kali kalau libur kita bisa bersama,"

"boleh,"

Dimas tersenyum, mengusap lembut rambut Reina.

Dimas dan Sinta berpamitan untuk pulang lebih dulu, karena Reina tidak mau membuat mereka menunggu lama sampai jam kerjanya selesai.

"beneran kita tinggal?" tanya Sinta

"iya..hati2 dijalan ya?" angguk Reina

"kamu juga ya?" Dimas tersenyum lagi.Tampan.

"iya.." angguk Mitha tersenyum

Dimas membuka pintu mobil untuk Sinta sebelum memasuki mobil dibangku kemudi.

Reina membalas lambaian tangan Sinta sebelum mobil berjalan pergi.

Hati Reina merasa tak tenang, entah mengapa, melihat Dimas yang membukakan pintu dan membantu Sinta memasuki mobil,sesuatu yang selama ini tak terjadi membuat Reina berpikir sejenak.

"mereka sahabatku, tidak mungkin kan mereka mengkhianati kepercayaanku?" batin Reina.

*****

Episodes
1 #part 1
2 #part 2
3 #part 3
4 #part 4
5 #part 5
6 #part 6
7 #part 7
8 #part 8
9 #part 9
10 #part 10
11 #part 11
12 #part 12
13 #part 13
14 #part 14
15 #part 15
16 #part 16
17 #part 17
18 #part 18
19 #part 19
20 #part 20
21 #part 21
22 #part 22
23 #part 23
24 #part 24
25 #part 25
26 #part 26
27 #part 27
28 #part 28
29 #part 29
30 #part 30
31 #part 31
32 #part 32
33 #part 33
34 #part 34
35 #part 35
36 #part 36
37 #part 37
38 #part 38
39 #part 39
40 #part 40
41 #part 41
42 #part 42
43 #part 43
44 #part 44
45 #part 45
46 #part 46
47 #part 47
48 #part 48
49 #part 49
50 # part 50
51 #part 51
52 #part 52
53 #part 53
54 #part 54
55 #part 55
56 #part 56
57 #part 57
58 #part 58
59 #part 59
60 #part 60
61 #part 61
62 #part 62
63 #part 63
64 #part 64
65 #part 65
66 #part 66
67 #part 67
68 #part 68
69 #part 69
70 #part 70
71 #part 71
72 #part 72
73 #part 73
74 #part 74
75 #part 75
76 #part 76
77 #part 77
78 #part 78
79 #part 79
80 #part 80
81 #part 81
82 #part 82
83 #part 83
84 #part 84
85 #part 85
86 #part 86
87 #part 87
88 #part 88
89 #part 89
90 #part 90
91 #part 91
92 #part 92
93 #part 93
94 #part 94
95 #part 95
96 #part 96
97 #part 97
98 #part 98
99 #part 99
100 #part 100
101 #part 101
102 #part 102
103 #part 103
104 #part 104
105 #part 105
106 #part 106
107 #part 107
108 #part 108
109 #part 109
110 #part 110
111 #part 111
112 #part 112
113 #part 113
114 #part 114
Episodes

Updated 114 Episodes

1
#part 1
2
#part 2
3
#part 3
4
#part 4
5
#part 5
6
#part 6
7
#part 7
8
#part 8
9
#part 9
10
#part 10
11
#part 11
12
#part 12
13
#part 13
14
#part 14
15
#part 15
16
#part 16
17
#part 17
18
#part 18
19
#part 19
20
#part 20
21
#part 21
22
#part 22
23
#part 23
24
#part 24
25
#part 25
26
#part 26
27
#part 27
28
#part 28
29
#part 29
30
#part 30
31
#part 31
32
#part 32
33
#part 33
34
#part 34
35
#part 35
36
#part 36
37
#part 37
38
#part 38
39
#part 39
40
#part 40
41
#part 41
42
#part 42
43
#part 43
44
#part 44
45
#part 45
46
#part 46
47
#part 47
48
#part 48
49
#part 49
50
# part 50
51
#part 51
52
#part 52
53
#part 53
54
#part 54
55
#part 55
56
#part 56
57
#part 57
58
#part 58
59
#part 59
60
#part 60
61
#part 61
62
#part 62
63
#part 63
64
#part 64
65
#part 65
66
#part 66
67
#part 67
68
#part 68
69
#part 69
70
#part 70
71
#part 71
72
#part 72
73
#part 73
74
#part 74
75
#part 75
76
#part 76
77
#part 77
78
#part 78
79
#part 79
80
#part 80
81
#part 81
82
#part 82
83
#part 83
84
#part 84
85
#part 85
86
#part 86
87
#part 87
88
#part 88
89
#part 89
90
#part 90
91
#part 91
92
#part 92
93
#part 93
94
#part 94
95
#part 95
96
#part 96
97
#part 97
98
#part 98
99
#part 99
100
#part 100
101
#part 101
102
#part 102
103
#part 103
104
#part 104
105
#part 105
106
#part 106
107
#part 107
108
#part 108
109
#part 109
110
#part 110
111
#part 111
112
#part 112
113
#part 113
114
#part 114

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!