Reina duduk menikmati segelas besar es krim di kursi berpayung besar sebuah resto taman kota.
Taman yang penuh dengan pepohonan rindang membuat suasana siang terasa sejuk.
Rasa emosi membuat Reina ingin makan banyak eskrim berharap dinginnya es bisa ikut mendinginkan hati dan kepalanya yang terasa panas.
Pegawai resto tampak tergopoh2 saat melihat barisan mobil mewah berhenti di halaman resto.
Beberapa pengunjung resto pun tampak heboh, tapi tidak dengan Reina yang masih asyik dengan es krim jumbo nya.
"aku mau duduk sendiri, kalian jauhlah,"
"baik Tuan,"
Akira membiarkan Tuan Mudanya itu berjalan sendiri memasuki resto dan memilih untuk duduk di meja yang berada di outdoor.
Akira pun memesan minuman lemon dingin dan potongan buah segar sebagai cemilan untuk Kenzo yang sudah duduk disana.
Pria berjas mahal, dengan kacamata hitam yang bertengger dihidung mancungnya tak bisa menutupi wajah tampannya.
Reina yang duduk berhadapan dengan Kenzo tampak tak peduli, padahal wanita2 pengunjung resto tampak ribut ingin tahu setengah mati siapa pria tampan itu.
Kenzo menatap Reina yang menikmati es krim nya dengan rakus, noda eskrim disudut bibirnya membuat Kenzo tersenyum menyeringai.
Entah mengapa sosok gadis yang menikmati eskrim seperti anak kecil itu menarik perhatian Kenzo.
"hei, apa aku boleh tambah lagi?" seru Reina kepada pelayan resto yang mengantar pesanan Kenzo dihadapannya.
"tentu," angguk si pelayan resto
"terimakasih," Reina tersenyum manis
Kenzo menatap senyuman itu.Senyum yang sama dengan senyum ibunya yang telah tiada.
Tak butuh waktu lama, pelayan resto membawakan pesanan Reina, segelas jumbo eskrim aneka rasa berwarna pelangi.
Kenzo menatap tak percaya melihat gadis bertubuh kecil bisa menghabiskan 2 gelas jumbo eskrim.
"awas saja kalian berdua, kalian pasti akan menyesal tujuh turunan tujuh tanjakan dan turunan lagi sudah membuatku sakit hati!" dumal Reina
Gadis yang aneh, batin Kenzo.
Wajah Reina dengan berbagai ekspresi itu benar2 menarik perhatian Kenzo.
Akira yang mengawasi dari meja berjarak 2 meter itu mengangkat sebelah alisnya saat melihat beberapa kali Tuan Mudanya itu tersenyum menyeringai.
Pemandangan yang beberapa tahun terakhir ini tak dilihatnya.
Reina meraih ponselnya yang berbunyi segera membuka pesan singkat yang diterimanya.
Dena mengabarkan ia sedang diare dan tidak bisa berangkat kerja untuk shift malam ini.
Reina pun diminta untuk menggantikan shiftnya.
Tanpa ragu Reina pun langsung menyetujuinya.
Bergegas Reina pergi ke kasir setelah eskrimnya habis.Dia ingin segera pulang untuk beristirahat sebelum berangkat bekerja shift malam nanti.
"Tuan, apakah sudah selesai? Kita harus segera kembali ke hotel untuk siap2 acara makan malam nanti, " Akira mendekati Kenzo yang sudah menghabiskan lemon dinginnya.
Kenzo tak menjawab, hanya mengangguk, dan beranjak berdiri dari kursinya tanpa melepas pandangnya dari sosok gadis yang berdiri menyerahkan uang pada kasir resto.
*****
"tugasmu nanti membersihkan presidential suite,"
Reina terkejut mendengarnya.
"tapi saya belum pernah masuk ke sana Bu.."
"jadi kamu menolak tugas dariku?"
Wanita bertampang jutek itu pun melotot ke arah Reina.
"tidak Bu...mana saya berani.."
"Ya sudah, lakukan tugasmu sana!"
Aahh, pasti perawan tua itu mau mengerjaiku saja!
dumal Reina dalam hati.
Dengan lesu, Reina berjalan menuju lift yang akan mengantarnya ke ruang presidential suite yang berada di lantai teratas gedung hotel ini.
Padahal semula ia berharap bisa bekerja ringan di shift malam karena kebanyakan tamu hotel sudah masuk ke kamar masing2 untuk beristirahat.
Tringg
Lift berbunyi nyaring menyadarkan Reina dari lamunannya.Lift berhenti di lantai presidential suite berada.
Reina pun langsung takjub begitu pintu lift membuka, memanjakan matanya dengan pemandangan mewah dan elit dihadapannya.
Dua orang pria berjas hitam yang tampak duduk di kursi depan pintu menatap Reina tajam.
"maaf permisi, saya petugas untuk membersihkan ruangan, .." kata Reina meminta ijin
Dua orang itu hanya menatap Reina bingung.Ya, dua orang pria asli Jepang itu tak mengerti dengan apa yang dibicarakan Reina dengan bahasa Indonesia.
Salahsatu dari mereka berdiri dan mengetuk pintu sebelum terdengar sahutan dari dalam.
Seorang pria tampan, berkulit putih dan bermata agak sipit membuka pintu, tampak berbicara sebentar dengan pria penjaga pintu, kemudian tersenyum.
"maaf nona, mereka tidak mengerti bahasa anda.."
Ingin rasanya Reina tertawa mendengar logat bicara si pria tampan.
"anda bisa membersihkan bagian ruang tamu dulu, karena bagian dalam masih dipakai Tuan saya.."
"baik Tuan," angguk Reina mencoba menahan tawanya.
Si pria tampan mempersilahkan Reina masuk ke dalam sambil membawa kereta berisi peralatan kebersihannya.
Seperti di luar, di dalam pun ada beberapa orang berjas yang tampak berjaga, mengawasi Reina yang mulai bekerja membersihkan ruangan.
"emang aku mau mencuri!" gerutu Reina merasa risih terus di awasi dengan tajam.
Si pria tampan tampak duduk di balik meja kerja yang disediakan dengan laptop nya.
Reina melirik sekilas, ternyata ada pria yang lebih tampan daripada Dimas.
Cinta butanya membuat Reina tak sadar bahwa selama ini ada banyak pria tampan di luar sana.
"Akira,"
Suara bariton terdengar dari dalam kamar.
Si pria tampan bergegas berdiri dan berjalan menuju ke dalam kamar setelah mengetuk pintunya beberapa kali.
Terdengar suara2 pembicaraan dalam bahasa asing.
Tak lama si pria tampan yang bernama Akira itu keluar disusul dengan pria yang lebih tampan lagi dibelakangnya.
Tubuhnya yang gagah dibalut setelan jas mahal berwarna hitam, sepatunya mengkilap, rambutnya yang hitam tersisir rapi, wajahnya putih bersih dengan rahangnya yang kokoh membuatnya terlihat tampan dan jantan.
Dan Reina terperangah menatap bola mata yang berwarna biru dibawah alis tebal berwarna hitam itu.
Mata biru yang kini menatapnya dingin.
"selamat malam,Tuan.." Reina menundukkan kepalanya, mencoba menghindar dari tatapan itu.
"apa yang dilakukannya disini?"
"dia petugas kebersihan Tuan,"
Reina mendengar kedua pria itu berbicara lagi dengan bahasa asing.
"awasi dia,"
"baik Tuan,"
Akira menundukkan kepalanya dengan hormat.
Kenzo melirik Reina.Ternyata gadis eskrim yang ditemuinya siang tadi adalah petugas kebersihan dihotel miliknya ini.
Akira yang mengira Tuannya ini keluar ternyata malah memilih duduk di sofa.
"Tuan..."
"aku ingin duduk sebentar, acaranya masih 15 menit lagi..." kata Kenzo melirik jam tangan mahalnya yang seharga 1 unit mobil.
"apa ada yang anda butuhkan lagi Tuan?"
"ambilkan air putih,"
"baik Tuan,"
Akira bergegas menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.
Reina semakin salah tingkah sejak Kenzo duduk di sofa tak jauh dari tempatnya berada.
Reina yakin pria itu terus mengawasinya, seperti hewan buas yang mengawasi buruannya.
"silahkan Tuan,"
Akira meletakkan segelas air putih dingin di meja.
Reina menelan saliva nya takut saat tanpa sengaja bertatapan dengan mata biru dibalik gelas berisi air putih yang hampir separuh kosong itu.
"nona, anda bisa mulai membersihkan bagian dalam begitu kami keluar nanti,"
"ba-baik Tuan..." angguk Reina
"akan ada pengawal yang menemani anda,"
"i-iya.." lagi2 Reina mengangguk
"mari Tuan Muda, saatnya kita turun,"
Kenzo berdiri, merapikan jasnya dan berjalan melewati Reina.
Parfum mahalnya yang harum menyerbu hidung Reina, membuat jantungnya berdebar-debar.
Reina terduduk diatas karpet tebal dan lembut saat Kenzo keluar diikuti Akira dan beberapa pengawalnya.
Jantungnya berdegub kencang, pipinya terasa panas.
"kenapa aku jadi begini.." batin Reina yang merasa tubuhnya tiba2 melemas.
Bergegas ia pun bangkit saat pengawal yang menjaganya terus mengawasi dengan tajam.
"aku harus segera menyelesaikannya dan pergi dari sini," batin Reina lagi.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Elminar Varida
hi thor salam kenal ya..
Saya baru membaca karyamu. Sepertinya menarik. sukses thor. semangat upnya ya..
2024-02-15
1