Edward memandang dua gadis yang sedang asyik bermain air.
Gadis yang menabraknya di bandara tadi.
"hei Rei!" bisik Dena menyenggol rusuk Reina keras membuatnya meringis kesakitan.
"apaan sih?!" omel Reina
"lihat itu, dia kan cowok bule yang kamu tabrak di bandara tadi pagi?" bisik Dena lagi
Reina mengikuti arah pandang Dena ke arah utara.
Benar, dia pria tampan di bandara tadi.
"sedang apa dia disini? apa dia mengikutiku??"
"haiiissshh PeDe banget jadi cewek lu!" dumal Dena menyentil dahi Reina gemas.
"apa ini jodoh?"
"Yailaahhh ini cewek naif banget!"
Edward berjalan mendekat ke arah Reina yang asyik saling sikut dengan Dena.
Gadis mana yang tidak salah tingkah melihat pria bule tampan berjalan ke arah mereka!
"hallo young lady.."
"hallo Mr..."
"my name is Edward, you can call me Eddy.."
"Ooh..hai Eddy, my name is Reina.."
"nice to meet you Reina,"
Edward menjabat tangan Reina hangat.
"nice to meet you too Eddy.."
Reina tersenyum, membuat Edward terpesona.
cantik sekali gadis ini, batin Edward berdebar.
"this is my friend, her name is Dena.."
"hai Dena, nice to meet you..."
"hai.." sapa Dena pendek
"ayo pergi, kita harus berangkat ke pesta peresmian resort.." bisik Dena
"sorry Eddy, i have to go now.." kata Reina
"Ooh...it's okay..."
Dena langsung menarik Reina pergi, membuat Edward sedikit kecewa karena mereka belum banyak mengobrol, hanya berkenalan.
"Tuan Muda, ini saatnya anda bersiap.."
"baiklah...kita pergi sekarang," angguk Edward tak melepas pandangnya dari Reina yang terseok2 berlari di atas pasir mengikuti Dena.
Reina menoleh ke belakang, tersenyum pada Edward yang tertegun memandangnya.
"Okāsan (ibu)...?"
*****
Dena memilih gaun malam berwarna putih tanpa lengan, memamerkan punggung mulusnya.Gaun yang mencetak tubuh rampingnya itu terlihat anggun.
Sementara Reina di pilihkan gaun berwarna hitam oleh Dena.Sama2 tanpa lengan dan memamerkan punggung yang terbuka.
"aku jadi seperti wanita penggoda," dumal Reina melihat pantulan dirinya di cermin butik.
Apalagi dengan rambut yang tersanggul memamerkan leher jenjangnya, seolah menantang untuk di ciumi.
"perfect! nggak sia2 habisin duit bokap banyak!"
Dena berputar2 memantas diri di cermin.
"Ya Tuhan....Dena kamu cantik sekali.."
"Papa??"
Dena menghambur ke pelukan pria berusia 50 an yang langsung memeluknya penuh sayang.
"Papa, aku bersama Reina, dia akan ikut ke pesta peresmian resort, bolehkan?"
"tentu saja boleh sayang...Papa bangga sekali menggandeng 2 bidadari cantik..serasa jadi muda kembali.." Ayah Reina tertawa dengan riangnya.
"selamat malam, saya Reina, Om.."
"Ya...Dena sering menceritakanmu..terimakasih sudah menjaga Dena..."
"saya yang terima kasih Dena sudah menjagaku Om.."
Ayah Dena tersenyum dengan kesopanan Reina.
"ayo kita berangkat, Bigboss benci orang2 yang tak tepat waktu," ajak Ayah Dena
"masa sih Pa?"
"iya...apa kamu tidak tahu semboyan orang Jepang, waktu adalah uang?"
"memangnya Bigboss Papa orang Jepang ?"
"blasteran Jepang dan Inggris,"
"wiiihhh pasti cakep banget tuh," girang Dena melirik Reina yang berjalan mengekor dibelakangnya.
"awas ya kamu centil sama Bigboss!"
"bukan aku Pa...Reina yang suka cowok bule.."
Reina mencubit pinggang Dena gemas, membuat Dena terkekeh geli.Terjadilah aksi saling mencubit.
"kalian ini...ayo.."
Dena dan Reina masuk ke dalam mobil besar milik Ayah Dena.
Reina merasa bangga memiliki teman seperti Dena yang tak memandang status sosial dalam berteman, tidak seperti...
Reina menghembus napasnya kasar mengingat kembali teman yang jadi pengkhianat, Dimas dan Sinta.
"gugup ya?" ejek Dena saat mobil mulai berjalan menembus padatnya jalan raya.
"biasa saja..."
"sudah jujur saja.." goda Dena tersenyum
"aku hapus make up kamu, mau?" ancam Reina
Dena tertawa.
*****
"Tuan.."
Kenzo melirik Akira yang membuka pintu kamarnya.
"Tuan Edward juga berada disini .."
"Edward?"
"Benar, Tuan..Tuan Besar mengirim Tuan Edward untuk ikut menghadiri peresmian resort.."
"apa Ayah memberikan sahamnya pada Edward?"
"saya akan mencari informasinya, Tuan.."
"hemm.."
"acara akan dimulai 15 menit lagi,"
Kenzo hanya mengangguk dan membiarkan Akira keluar dari kamarnya.
*****
Acara peresmian dibuat dengan konsep pesta kebun, dimana meja kursi di tata di sebuah taman yang luas milik resort yang akan diresmikan.
Para tamu undangan pun sudah memenuhi meja dan kursi, begitu juga dengan Dena dan Reina, sementara Ayah Dena ikut bergabung dengan staff yang akan menyambut kedatangan sang Bigboss.
Sebuah mobil mewah berhenti ditempat parkir yang berada di seberang tempat acara.
"bukankah dia..."
Reina mengikuti arah pandang Dena,
"itu Edward! apa dia Bigboss nya??" lirih Reina
Seperti berjodoh, lagi2 mereka bertemu dengan tak sengaja.
"bisa jadi, lihat itu, mereka berhamburan menyambutnya..." ucap Dena masih menatap ke arah Edward yang dikerubungi staff yang menyambutnya begitu turun dari mobil.
Tak berapa lama, muncul beberapa mobil yang berbaris, berhenti tepat di depan pintu masuk ke taman.
"apa itu Pak Presiden??" tanya Dena norak
"isshhh kamu ini!" Reina memukul lengan telanjang Dena gemas.
Reina membulatkan matanya saat beberapa pria berjas rapi turun dari mobil dan berbaris, dengan salahsatu dari mereka beranjak membukakan pintu di depan samping sopir dan pintu penumpang.
"Ya Tuhan..." Jantung Reina serasa berhenti berdetak melihat siapa yang turun dari mobil.
"i - itu..." Bahkan Dena sampai tergagap
"bagaimana ini..." pekik Reina pelan ketakutan setengah mati.
Kenzo sudah berdiri disana dengan Akira yang berada disampingnya.
"aku harus pergi sekarang.." kata Reina hampir menangis
"kamu gila! ayahku bisa kena masalah besar!"
"a-aku takut....dia bisa melihatku disini!" pekik Reina tertahan suaranya yang bergetar.
"kita menunduk saja, disini banyak orang, dia pasti tidak mengenali kita.."
Reina menundukkan wajahnya dalam2.
Kenzo mulai memasuki taman, berjalan beriringan dengan Edward dan Ayah Dena, selaku arsitek dan kontraktor pembangunan Resort, diikuti Akira dan beberapa pengawal.
"apa Edward mengenal Kenzo?" bisik Dena
"mana aku tahu? ayo kita pergi saja dari sini !"
bisik Reina memandang ke sekeliling dengan takut
"kita tunggu sebentar lagi acara makan malam, lalu kita menyelinap keluar.."
Acara yang seharusnya berjalan menyenangkan, tidak berlaku bagi Reina dan Dena.
Mereka tampak sibuk mencari celah untuk bisa melarikan diri.
"Dena, Reina?apa kalian sakit? wajah kalian tampak pucat??"
Dena dan Reina tersentak kaget mendengar tanya Ayah Dena yang tiba2 sudah berada disamping mereka.
"Papa ini bikin aku sport jantung saja!" omel Dena jengkel, jantungnya berdegub kencang.
"maaf 'nak...ayo aku kenalkan sama Bigboss, kalian bisa..."
"Tidak usah repot2!!" tolak Dena dan Reina serempak, membuat Ayah Dena mengelus dada kaget.
"kalian ini! apa tidak mau punya kenalan pria2 hebat? seperti Bigboss dan adiknya?"
"apa? adik?" Dena terperangah tak percaya
"iya..kau lihat disana? Itu Tuan Kenzo dan adiknya, Tuan Edward.."
"haaaa????"
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Elminar Varida
hahahaha...kocak beneran ini..🤣🤣🤣
2024-02-15
1