#part 2

Cuaca siang hari ini terasa panas, sepanas ruang meeting hotel yang sedang melaksanakan rapat para petinggi dewan direksi hotel dengan pemilik yang baru.

Kenzo menggebrak meja dengan keras, membuat orang2 yang menghadiri rapat terlonjak kaget.

"saya ingin presentasi ulang besok siang! saya menghabiskan jutaan dollar untuk hotel ini, dan saya tidak mau rugi !"

Kenzo berbicara dengan bahasa inggris, karena ia masih belajar bahasa Indonesia dan belum terlalu fasih mengucapkannya.

Dengan dingin Kenzo beranjak dari kursi pimpinannya dan berjalan keluar meninggalkan suasana rapat yang hening, Akira pun membuntuti Tuannya keluar ruangan.

"benar2 menyusahkan!" gumam Kenzo

"saya akan menemui anggota direksi lagi nanti, Tuan.." kata Akira tergopoh2 mengikuti langkah Kenzo.

"awas saja jika presentasi mereka tidak lebih baik, aku tembak kepala mereka!"

Akira menunduk takut, dia tahu betul siapa Tuannya ini.

Kenzo adalah pewaris dari Tuan Iwasaki Senior, pengusaha terkaya dan paling berpengaruh di negeri matahari terbit.

Tuan Iwasaki Senior juga ketua klan mafia yang paling ditakuti, kelompok mafia yang dipimpinnya menguasai seluruh bisnis di negaranya maupun di luar negeri, yang jelas membuat keluarga mereka tak akan miskin tujuh turunan.

Tuan Iwasaki Senior adalah seorang pria jepang asli, memiliki istri seorang wanita cantik berkebangsaan Inggris.

Mereka memiliki seorang putra, Kenzo lah orangnya.

Kehidupan bebas dunia barat, terbentur dengan budaya dan adat timur yang begitu keras membuat ibu Kenzo tertekan dan sempat melarikan diri dari istana megah suaminya.

Dalam pelariannya, ia pun berkenalan dengan seorang pria yang juga berkebangsaan Inggris.

Dari hidup bersama dengan pria dingin berganti dengan pria sebangsa yang supel dan hangat membuat benih2 cinta tumbuh di antara mereka.

Namun sayang, kebersamaan mereka tak berlangsung lama, karena anak buah Tuan Iwasaki berhasil menemukan Nyonya mereka yang melarikan diri.

Penolakan mereka berakhir dengan pertumpahan darah.Si pria ambruk dengan dahi berlubang tertembus timah panas, membuat si wanita berteriak histeris sebelum pingsan.

Setelah tersadar, Ibu Kenzo pun semakin tertekan, menyadari dirinya sudah kembali menjadi burung dalam sangkar emas.

Pelariannya membuat suaminya semakin menjadi pria yang dingin, terlebih saat mengetahui jika dirinya telah berbadan dua.

Sembilan bulan berlalu, dan Kenzo pun memiliki adik beda Ayah.

Adiknya lelaki, rambutnya pirang, bermata biru sama seperti dirinya, hanya warna rambut mereka yang berbeda.

Kenzo kecil begitu menyayangi adiknya, tapi tidak dengan Ayahnya.

Ayahnya mengakui secara hukum anak hasil perselingkuhan istrinya itu sebagai anaknya, membuat istrinya semakin tertekan.

Bahkan memberi tatto pada punggung bayi itu sebagai tanda silsilah klan keluarga mafia mereka.

Ibu Kenzo semakin tertekan, dan akhirnya menyerah dengan mengakhiri hidupnya sendiri.

Kenzo kecil menyaksikan itu semua, yang perlahan membuatnya tumbuh menjadi sosok yang dingin, lebih dari Ayahnya.

"Apa pesawat Edward sudah mendarat?"

Kenzo terduduk di sofa saat mereka memasuki ruang Presidential Suite yang mereka tinggali selama beberapa hari ke depan untuk pengambilalihan hotel.

"sudah Tuan, sekitar 15 menit yang lalu, para pengawal sudah menjemput Tuan Edward sesuai perintah Tuan Besar.." jawab Akira

Edward adalah adik tiri Kenzo, sejak ibu mereka mengakhiri hidup, Edward kecil yang baru berusia 7 tahun dikirim Ayah Kenzo ke Amerika, setiap setahun sekali Edward akan pulang ke Jepang jika Kenzo sudah rindu dengan adiknya itu.

Dan kini Edward yang sudah menyelesaikan studinya kembali ke Jepang untuk membantu Kenzo mengurus perusahaan raksasa milik Tuan Iwasaki Senior.

"butuh berapa lama kita bisa membereskan masalah ini ?"

"paling cepat 2 pekan Tuan, karena laporan yang saya terima, manajemen hotel ini benar2 berantakan...Tuan Besar bisa marah jika mengetahui anda mengakuisisi hotel kolaps ini Tuan.."

Kenzo menarik napas berat, membenarkan laporan tangan kanannya itu.

"apa jadwalku hari ini ?" tanya Kenzo

" pukul 2 nanti, jadwal anda untuk berkunjung di perusahaan ekspor impor Tuan,"

"setelah itu?"

"saya bisa mengosongkan jadwal jika anda ingin beristirahat..."

"baiklah, aku ingin istirahat sebentar sebelum kunjungan.."

"baik Tuan,"

Kenzo pun beranjak menuju kamarnya, meninggalkan Akira yang masih menunduk hormat.

*****

Reina turun dari bis yang berhenti di halte seberang gedung perkantoran Dimas dan Sinta berada.

Hari ini jatah liburnya, dan ia berencana untuk mengajak kekasih dan sahabatnya itu makan siang bersama sebagai ganti saat di cafe lalu Reina tak bisa menemani mereka.

Reina sengaja menunggu di halte dan mengejutkan mereka saat keluar dari gedung perkantoran.

Reina mendecak kagum menatap gedung perkantoran mewah dihadapannya itu.

"ckck, pasti orang kaya raya yang punya gedung semegah ini," gumam Reina takjub

Tampak di depan lobi gedung itu berbaris mobil2 mewah berwarna hitam mengkilat.

Reina mengerutkan dahinya, sepertinya tak asing dengan mobil2 itu.

"apa mungkin pemilik gedung ini juga pemilik hotel yang baru juga??" Reina membatin terperangah.

Seberapa kaya orang2 itu??

Reina yang melihat sosok Dimas keluar dari gedung tersenyum, bergegas ia berlari kecil untuk menghampiri dan segera menghentikan langkahnya melihat pemandangan dihadapannya.

Sinta muncul dari belakang dan memeluk pinggang Dimas, mereka tertawa bersama, dan kemudian berjalan bersisian bergandengan tangan.

Reina tertegun menatapnya.

Rasanya bahasa tubuh mereka bukan sebagai sahabat, tapi kekasih!

Hati Reina terasa di cubit.Sakit.

Reina melanjutkan langkah menghampiri Dimas dan Sinta yang masih asyik tertawa, tak menyadari keberadaan Reina.

"Haii,," seru Reina

Dimas dan Sinta terkejut melihat Reina berdiri tak jauh dihadapan mereka.

Sontak Dimas melepas genggaman tangannya pada Sinta.

"Reina??"

Benarkah wajah mereka tampak pucat melihatku? batin Reina menatap mereka nanar.

"aku mau mengajak kalian makan siang,"

Dimas dan Sinta berpandangan.

"kenapa tidak telpon dulu?" Dimas tampak salah tingkah dengan tatapan Reina.

Jika aku telepon, aku tidak akan menyaksikan kelakuan kalian! batin Reina gemas.

"kalau telpon nggak surprise, iya 'kan Sin_ta??"

Dan kini Sinta yang salah tingkah dan berwajah pucat mendengar cara Reina memanggil namanya.

Reina pura2 mengambil ponselnya yang sunyi.

"wah, maaf, tiba2 aku harus menggantikan temanku yang sakit, mungkin lain kali saja ya??"

Benarkah dua manusia pengkhianat itu menghembuskan napas lega?

"iya...lain kali telpon dulu ya?" angguk Dimas

"siap pacarku yang ganteng!"

Reina tersenyum sambil mengangkat tangannya memberi hormat.

"aku pergi dulu, jagain pacar gantengku ya Sin? awas kalau ada yang rebut dariku!"

Sinta tersenyum kecut mendengar ucapan Reina.

Reina membalikkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan mereka.

Emosi membuncah di dada dan kepalanya.Ingin rasanya ia berteriak memaki kedua orang hina yang dianggapnya sebagai sahabat selama ini.

Reina berjalan menyusuri trotoar dengan penuh amarah.

Sementara itu, di depan lobi gedung perusahaan ekspor impor tempat Dimas dan Sinta bekerja, telah berbaris pria2 berjas rapi, membungkukkan badan saat Kenzo memasuki mobil.

"Apakah anda ingin berkeliling sebelum kembali ke hotel Tuan?" tanya Akira yang duduk di samping sopir hotel yang akan membawa pergi mereka selama berada di Indonesia ini.

"aku ingin minuman dingin, tempat ini rasanya panas sekali," Kenzo mengendurkan sedikit dasinya karena gerah.

"Baik Tuan,"

Akira yang sudah menguasai bahasa Indonesia dengan fasih memberi perintah kepada sopir untuk membawa mereka ke restoran.

Akira, sesuai arti namanya yang berarti cerdas, menguasai beberapa bahasa asing sekaligus.

Sebagai tangan kanan calon pewaris perusahaan raksasa yang menggurita, Akira pun dituntut untuk menguasai segalanya dalam waktu yang singkat.

Mobil mewah itu melesat menuju resto yang berada di dekat taman kota.

*****

Episodes
1 #part 1
2 #part 2
3 #part 3
4 #part 4
5 #part 5
6 #part 6
7 #part 7
8 #part 8
9 #part 9
10 #part 10
11 #part 11
12 #part 12
13 #part 13
14 #part 14
15 #part 15
16 #part 16
17 #part 17
18 #part 18
19 #part 19
20 #part 20
21 #part 21
22 #part 22
23 #part 23
24 #part 24
25 #part 25
26 #part 26
27 #part 27
28 #part 28
29 #part 29
30 #part 30
31 #part 31
32 #part 32
33 #part 33
34 #part 34
35 #part 35
36 #part 36
37 #part 37
38 #part 38
39 #part 39
40 #part 40
41 #part 41
42 #part 42
43 #part 43
44 #part 44
45 #part 45
46 #part 46
47 #part 47
48 #part 48
49 #part 49
50 # part 50
51 #part 51
52 #part 52
53 #part 53
54 #part 54
55 #part 55
56 #part 56
57 #part 57
58 #part 58
59 #part 59
60 #part 60
61 #part 61
62 #part 62
63 #part 63
64 #part 64
65 #part 65
66 #part 66
67 #part 67
68 #part 68
69 #part 69
70 #part 70
71 #part 71
72 #part 72
73 #part 73
74 #part 74
75 #part 75
76 #part 76
77 #part 77
78 #part 78
79 #part 79
80 #part 80
81 #part 81
82 #part 82
83 #part 83
84 #part 84
85 #part 85
86 #part 86
87 #part 87
88 #part 88
89 #part 89
90 #part 90
91 #part 91
92 #part 92
93 #part 93
94 #part 94
95 #part 95
96 #part 96
97 #part 97
98 #part 98
99 #part 99
100 #part 100
101 #part 101
102 #part 102
103 #part 103
104 #part 104
105 #part 105
106 #part 106
107 #part 107
108 #part 108
109 #part 109
110 #part 110
111 #part 111
112 #part 112
113 #part 113
114 #part 114
115 #part 115
Episodes

Updated 115 Episodes

1
#part 1
2
#part 2
3
#part 3
4
#part 4
5
#part 5
6
#part 6
7
#part 7
8
#part 8
9
#part 9
10
#part 10
11
#part 11
12
#part 12
13
#part 13
14
#part 14
15
#part 15
16
#part 16
17
#part 17
18
#part 18
19
#part 19
20
#part 20
21
#part 21
22
#part 22
23
#part 23
24
#part 24
25
#part 25
26
#part 26
27
#part 27
28
#part 28
29
#part 29
30
#part 30
31
#part 31
32
#part 32
33
#part 33
34
#part 34
35
#part 35
36
#part 36
37
#part 37
38
#part 38
39
#part 39
40
#part 40
41
#part 41
42
#part 42
43
#part 43
44
#part 44
45
#part 45
46
#part 46
47
#part 47
48
#part 48
49
#part 49
50
# part 50
51
#part 51
52
#part 52
53
#part 53
54
#part 54
55
#part 55
56
#part 56
57
#part 57
58
#part 58
59
#part 59
60
#part 60
61
#part 61
62
#part 62
63
#part 63
64
#part 64
65
#part 65
66
#part 66
67
#part 67
68
#part 68
69
#part 69
70
#part 70
71
#part 71
72
#part 72
73
#part 73
74
#part 74
75
#part 75
76
#part 76
77
#part 77
78
#part 78
79
#part 79
80
#part 80
81
#part 81
82
#part 82
83
#part 83
84
#part 84
85
#part 85
86
#part 86
87
#part 87
88
#part 88
89
#part 89
90
#part 90
91
#part 91
92
#part 92
93
#part 93
94
#part 94
95
#part 95
96
#part 96
97
#part 97
98
#part 98
99
#part 99
100
#part 100
101
#part 101
102
#part 102
103
#part 103
104
#part 104
105
#part 105
106
#part 106
107
#part 107
108
#part 108
109
#part 109
110
#part 110
111
#part 111
112
#part 112
113
#part 113
114
#part 114
115
#part 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!