"ayah..."
"Reina! kenapa jam segini belum pulang?"
"maaf 'Yah..Reina lembur 2 shift...besok pagi baru pulang...maaf baru bisa kasih kabar..."
Reina menelan saliva nya takut.Baru kali ini ia berbohong kepada orangtuanya.Dan ini pun terpaksa dilakukannya karena terpaksa.
Sungguh, Reina tak ingin orang tuanya tahu dan khawatir dengan keadaannya saat ini.
Reina benar2 tampak berantakan.
"hati2 ya 'nak...jangan lupa makan sesibuk apapun pekerjaanmu.."
"iya..." Reina serasa ingin menangis lagi.
"baiklah, ayah akan memberitahu ibumu..jaga dirimu Rei.."
"iya...terimakasih Ayah...sampai ketemu besok.."
"iya Rei.."
Dan sambungan terputus.
Reina meletakkan ponselnya di atas meja samping tempat tidur.
"sudah menghubungi rumah?"
Reina mengangguk lemah.
Dena menyerahkan segelas coklat hangat kepada Reina.
"minumlah.." titah Dena duduk di ranjangnya yang empuk.
Reina menatap sekitar, kost yang ditempati Dena ternyata besar juga.Barang2 lengkap ada dikamar ini.Boleh dibilang, kamar ini terlalu mewah hanya untuk pegawai hotel dengan status yang rendah.
"berapa harga sewa kamar ini?" tanya Reina
"1 bulan gajiku," jawab Dena santai sambil menyesap coklat hangat dalam gelas yang dipegangnya.
"lalu kamu hidup sehari2 uang darimana?"
"dari transferan orangtua lah.."
"maksudmu ? " Reina menatap bingung
"maaf Rei, selama ini, aku menutupi identitasku yang sebenarnya..."
"kamu membuatku bingung,Dena..."
Dena menarik napas dan menghembuskannya berat.
"selama ini, bekerja dihotel hanya sebagai hiburanku saja..karena secara materi, orangtuaku tidak akan pernah membiarkanku kekurangan..."
Reina menatap Dena terperangah.
"jadi selama ini..."
"iya, sebenarnya aku anak orang kaya, yang hobi menghamburkan uang..."
Reina menatap Dena tak percaya.
"bagaimana kalau kita ke Club biar nggak stress?"
"apa itu Club?"
Dena menghembuskan napasnya menatap Reina yang juga tengah menatapnya kebingungan.
"sudahlah...ayo ganti bajumu dan dandan yang cantik, kita cari cowok2 yang keren dan lebih tampan daripada mantanmu itu!"
*****
"apa ini tak kependekan?"
Reina menarik ujung celana yang berbahan jeans dan super pendek, memamerkan kaki jenjangnya yang mulus.
Saat ini mereka di dalam taksi online yang akan membawa mereka ke Club, tempat dimana teman Dena sedang mengadakan pesta.
"tidak...bajumu lagi hits saat ini.."
Dena sedang bercermin menambahkan lipstik ke bibirnya yang sudah merah merona.
Dena pun sangat cantik dengan rok yang tak kalah pendek dengan Reina.
Benar2 dua gadis belia yang pasti membuat pria2 menjadi kelaparan karena menatap mereka.
"kembaliannya ambil saja Pak!"
Dena mengajak Reina turun, dan yang pasti mengundang banyak perhatian orang2 yang hendak masuk ke Club.
"hai Tom, apa semua sudah kumpul?"
Si penjaga pintu hanya mengangguk, Reina mengikuti Dena untuk masuk ke dalam.
Sepertinya Dena sudah terbiasa masuk ke tempat ini.
Reina terus mengekor Dena, karena suasana tampak gelap hanya diterangi beberapa lampu yang tak begitu terang.
Akhirnya Dena mengajak Reina duduk di salah satu meja yang berisi teman2nya
"dengar2 ada bigboss mau ke sini,"
beberapa gerombolan wanita tampak saling mengoreksi make up satu sama lain.
Mereka tak jauh dari meja Reina duduk.
"siapa sih?" tanya wanita yang lain
"bigboss kaya raya, milyuner muda, katanya sih blasteran Inggris, masih bujang..."
"iihh.. tambang emas.."
Reina merasa pusing sendiri mendengar ocehan2 wanita di seberang mejanya.
"kenalin dong temannya.."
"ini Reina, dia temanku.." Dena memperkenalkan Reina kepada teman2nya yang kesemuanya pria.
"hai cantik, namaku Zein,"
"aku Daniel,"
"aku Sam,"
"aku Joshua kamu bisa memanggilku Josh,"
"hai aku Mike,"
"hallo semua, aku Reina..." Reina tersenyum
"gimana? cakep2 daripada mantanmu kan?" bisik Dena ke telinga Reina.
Dan obrolan pun berlanjut, mereka menjadi cocok satu sama lain.
Pria bernama Sam pun memanggil pelayan untuk membawakan mereka minuman.
"ayo diminum.." seru Sam saat pesanannya datang
"asyiikkk"
Dena dan teman2nya bersulang, sementara Reina masih mencium bau minuman dalam gelasnya.
"ini minuman keras ya?" tanya Reina pada Dena yang hampir menghabiskan minumannya dalam satu tegukan besar.
"ini anggur Rei...cobalah, kita sudah dewasa,.."
Reina menyesapnya sedikit.
"enak'kan? ayo kita senang2 malam ini.."
Dena tertawa bersama teman2nya melihat Reina yang masih menyesap sedikit2 minumannya.
"waahhh ini musik kesukaanku.." seru Dena
"let's go girl," ajak Mike menarik Dena menuruni tangga menuju lantai dansa yang ramai orang berjoget mengikuti irama musik.
Beberapa pria berjas tampak memasuki ruangan, diikuti 2 orang pria berwajah dingin dan datar.
Ya, Kenzo dan Akira tiba di Club yang sama dengan Reina berada tapi berbeda tujuan kedatangan.
Kenzo dan Akira berencana membeli saham Club, dan hari ini adalah hari penandatangan dokumen2 dengan pemilik Club.
Sebenarnya Kenzo hanya ingin pertemuan dilakukan dihotel, tapi pemilik Club terus memaksa supaya Kenzo bersedia melihat salahsatu Club diantara ratusan Club yang akan segera menjadi miliknya esok.
Kenzo dan Akira memasuki ruang private di lantai 2 , dimana ruangannya memiliki dinding kaca besar yang mengarah ke lantai dansa dibawahnya.
"ramai sekali tempat ini," ucap Kenzo menatap ke bawah.
" iya Tuan..Club ini menjadi salahsatu Club paling diminati di negara ini, pantas saja penghasilan per tahunnya terus meroket.."
Kenzo tak menanggapi lagi, matanya sibuk mengawasi orang2 yang tengah berjoget mengikuti irama musik yang lumayan keras.
"ayo kita bergabung,"
Daniel, Sam, dan Joshua menuruni lantai dansa, Zein pun akhirnya menarik Reina untuk ikut serta.
Reina yang sebelumnya tidak pernah minum minuman keras, langsung merasa melayang begitu menghabiskan 2 gelas.
Mendengar irama musik yang keras, membuat tubuhnya seperti hilang kendali, bergerak ke sana kemari mengikuti irama musik.
Dena dan Reina langsung dikelilingi para lelaki, karena dua gadis itu benar2 memabukkan, sama seperti minuman yang mereka tenggak.
Dua gadis cantik yang mulai mabuk dan berjoget tak terkendali.
"aku senang sekali.." racau Reina
"untuk itulah kita disini.." teriak Dena tertawa
"tubuhku rasanya panas..." teriak Reina
"aku juga..." balas Dena
Mereka berdua berjoget bersama sambil tertawa2, seolah tak memiliki beban, dan tak sadar ada sepasang mata mengawasi mereka dengan tajam.
"ada apa Tuan?"
Akira mengikuti arah pandang Kenzo yang tampak fokus menatap sesuatu di lantai dansa.
Akira terperanjat saat mengetahuinya.
"mereka kan pegawai kebersihan hotel," gumam Akira.
"apa tidak ada kelas attitude untuk penerimaan pegawai?" tanya Kenzo dingin
Matanya tak berkedip menatap Reina yang asyik berjoget, meliuk2 memamerkan tubuh indahnya yang berbalut pakaian minim.
Celana jeans pendeknya memamerkan pahanya yang mulus, sementara atasannya hanya kaos minim, yang pada saat Reina mengangkat tangannya maka perut rampingnya menjadi bahan yang menyejukkan mata.
"akan saya tanyakan ke bagian HRD besok Tuan.."
Kenzo mengetatkan rahangnya saat Reina didekap seorang pemuda, tampak mereka tertawa bersama saat pemuda itu menunduk ke arah telinganya.
Entah apa yang dibicarakan, sehingga mereka tampak tertawa begitu senangnya.
"hubungi pemilik Club, pertemuan dilakukan besok di hotel," ucap Kenzo dingin
"baik Tuan," angguk Akira patuh
Kenzo beranjak keluar ruangan, Akira pun bergegas mengikuti di belakang.
Akira tampak bingung saat Tuannya itu berbelok ke arah lantai dansa, bukan menuju pintu keluar.
"Tu-tuan..." seru Akira melihat Tuan Mudanya itu berjalan menerobos orang2 menuju ke arah gadis yang tampak asyik berjoget.
Kenzo menarik tangan Reina dengan keras.
"heiii..." pekik Reina merasakan sakit saat tangannya dicengkeram seseorang.
Kenzo menaikkan sebelah alisnya saat mencium bau alkohol dari bibir Reina yang indah.
"gadis ini mabuk!" batin Kenzo
"lepas...aku mau menari!" ronta Reina memukuli tangan Kenzo yang masih mencengkeramnya.
"hei bung, lepaskan dia!" teriak Zein mengundang perhatian orang2,termasuk Dena.
Akira pun bergegas meminta para pengawal untuk mengamankan Kenzo yang tampak dikerubungi orang2.
Melihat beberapa pria berjas datang, orang2 pun memilih untuk menyingkir.
Sungguh para pengawal Kenzo sangat menakutkan, karena para pengawal Kenzo adalah orang2 terpilih.Mereka tak segan membunuh siapapun yang menghalangi.
"bawa gadis ini," perintah Kenzo pada para pengawalnya.
"baik Tuan,"
Kenzo pun berlalu diikuti para pengawalnya yang membawa Reina.
"lepaskan aku!" teriak Reina
Dena yang masih separuh sadar tak berani menyusul Reina, karena ia tahu pasti siapa pria yang membawa Reina dan tak mungkin bisa melawannya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments