Satu hari berlalu, keadaan Tian masih saja belum sadar. Hari ini Nyonya Sena datang bersama dengan Tuan Hendy serta Nickel dan Ceril untuk menjenguk dirinya.
"Bagaimana, apakah dia sudah sadar?" tanya Tuan Hendy
"Belum Dad," jawab Marx.
"Apakah kamu tidak kekantor hari ini?" tanya Tuan Hendy yang melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan hampir siang.
"Habis Ini aku akan ke kantor, Selly akan menunggu nya disini," jawab Marx.
"Mommy akan menemani Selly di sini," sela Nyonya Sena diantara mereka.
"Baiklah," jawab Marx
Selly saat ini berada di ruangan Tian bersama Nickel untuk menemani. Namun mata mereka berdua seakan melihat pergerakan jari tangan Tian. Selly yang melihat pun bertanya kepada Nickel, "Apakah kamu melihat nya sayang?"
"Ya Mi, aku melihat nya," jawab Nickel.
"Panggil Papi mu dan minta lah untuk memanggil Dokter untuk memeriksa keadaannya." perintah Selly agar Nickel segera menghubungi Marx.
"Yes Mom," Jawab Nickel, dan pergi keluar untuk menemui Marx, memberitahukan bahwa anak yang mereka tolong kini telah menunjukkan pergerakan.
"Dad, dia sadar," ucap Nickel memberitahu saat Nickel berada di depan Daddy nya.
"Benarkah?" tanya Marx seakan tidak percaya dengan apa yang beritahukan putra nya.
"Benar Pi, Mami meminta ku agar Papi segera memanggil Dokter," ucap Nickel memberitahukan pesan Selly.
"Baiklah, Papi akan panggil kan Dokter terlebih dahulu," ucap Marx pergi sambil berlari kecil memanggil Dokter.
Setelah Marx memberitahukan semuanya, Marx, Dokter dan lain nya masuk ke dalam ruang rawat Tian. Di lihat nya Tian sudah membuka mata dengan wajah nya yang sangat pucat.
Tian yang baru saja sadar melihat ke arah mereka semua. Tian sama sekali tidak mengenal satupun dari mereka semua, dan yang saat ini ada dalam benak nya adalah 'Siapa mereka'.
Dokter mendekat dan memeriksa keadaan Tian dengan teliti. Selly yang melihat hatinya khawatir bercampur senang, "Bagaimana keadaan nya Dok?" tanya Selly penasaran.
"Dia sudah lebih baik Nyonya. Beberapa hari di rawat dia sudah di perbolehkan untuk pulang," Jawab Dokter setelah selesai memeriksa keadaan Tian.
"Syukurlah," Senang Selly sambil mengelus dada nya sendiri. "Baiklah, terimakasih Dok atas semuanya,"
"Sama sama Nyonya. Dan untuk pasien, biar kan dia beristirahat dulu agar kondisi nya semakin lebih baik," ucap Dokter memberitahu.
"Baik Dok," Jawab Selly mengangguk.
"Kalau begitu saya permisi dulu Nyonya, Tuan." pamit Dokter karena telah selesai menjalankan tugas nya.
"Ya, silahkan," jawab Marx.
Setelah kepergian Dokter, mereka semua kini beralih menatap Tian yang masih setia melihat ke arah mereka semua.
"Hai anak manis, apakah keadaan mu sudah lebih baik?" tanya Marx basa basi.
"......." Tian mengangguk kan kepala tanpa berkata. Namun dalam benak Tian, ia terus bertanya tanya siapa mereka semua. Melihat dari raut wajah bingung Tian, Selly pun memperkenalkan diri dan memperkenalkan seluruh keluarganya.
"Pasti kau bingung dengan siapa kita semua kan?" tanya Selly dan di angguki oleh Tian yang memang benar benar sangat penasaran.
"Perkenalkan, nama ku Selly dan ini suami ku Marx. Dan yang lebih tua dari ku ini, mereka adalah berdua orang tua kami, Mommy Sena dan Daddy Hendy," ucap Selly memperkenalkan. "Dan untuk kedua anak yang seumuran denganmu ini, dia Nickel dan Ceril, kedua anak kami," jelas Selly.
Nickel dan Ceril yang sudah di perkenalkan langsung menyapa. "Hai...Salam kenal," kata Nickel dan Ceril bersamaan. Dan Tian hanya tersenyum kecil, tanda dia membalas 'Salam kenal juga'
Perlahan Tian ingin berbicara, dengan nada lirih dia berkata. "Apakah kalian yang menolong ku?"
"Ya, Papi ku yang menolong mu," jawab Nickel memberitahu.
"Terimakasih Tuan, Nyonya, karena telah sudi menolong saya. Jika saya besar kelak, saya akan membalas semua perbuatan baik anda semua," ucap Tian sopan dan bersungguh-sungguh.
Semua yang mendengar Perkataan Tian tercengang, karena Tian sungguh sangat
tahu akan caranya menguncapkan terimakasih dengan kata balas Budi.
"Sungguh anak yang baik," ucap Tuan Hendy dalam hati.
"Marx," panggil Tuan Hendy dengan memberikan tatapan sesuatu. Marx yang mengerti maksud Daddy nya langsung mengangguk, karena ia juga sangat tertarik melihat kepribadian Tian.
Marx berencana menjadikan Tian sebagai pendamping Nickel kelak. Jika mereka sudah dewasa Marx ingin Tian menjadi tangan kanan putra nya, karena dari yang Marx lihat Tian adalah anak yang berbakat.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selalu dukung karya autor ya.
Selamat membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Yuli Yuli
anak yg baik dtmukan dgn kluarga yg baik, ksian maix tlonglah Tian dia g pnya org tua
2024-04-03
8
Koni Saputri
ya dong thor... smngat ya
2024-02-17
0
Ratu Kalinyamat
siap dukung ,, lanjuuutt authir/Grin//Grin//Grin//Grin/
2023-12-28
0