Haris berdehem untuk memulai pembicaraan. "Apakah kau anak Renata?" tanya Haris.
"Iya," jawab Tian pasti.
"Siapa nama mu?" tanya Haris kembali, ingin mengetahui nama anak yang telah ia tinggal saat dalam kandungan Renata.
"Tian, nama ku Tian Papa," jawab Tian.
"Stop, jangan lanjutkan. Baiklah, aku akan mengatakan sesuatu, dan ini tolong di ingat baik baik. 'Jangan pernah panggil aku Papa, karena aku bukanlaj papa mu. Dan jika pun kamu memang anak ku, aku tidak akan pernah mengakui mu sebagai seorang anak, karena aku tidak ingin memiliki seorang anak dari wanita seperti ibu mu," kata Haris penuh dengan penekanan.
Tian yang mendengar kata menyakitkan dari mulut Papa nya langsung menatap dengan sorot mata yang tidak bisa di jelaskan.
Haris yang melihat sorot mata itu berkata, "Apakah kamu marah karena aku tidak mengakui mu sebagai anak?"
"......" Tian diam tidak menjawab pertanyaan Haris.
"Marah lah jika kau ingin marah. Namun aku sampai kapan pun tidak akan menerima anak seorang wanita jala*g," ucap Haris menghina Renata, ibu Tian.
Tian yang mendengar Haris menghina Mama nya sebagai wanita jala*ng hanya bisa mengepalkan tangan nya. Namun ia tidak bisa menunjukkan kemarahannya secara langsung, dia hanya bisa diam menunggu apa yang akan Haris katakan lagi kepada nya.
Sedangkan Rio yang ada di samping Haris hanya bisa diam. "Tuan, kenapa anda begitu tega tidak mengakuinya sebagai anak kandung anda sendiri? Dan anda juga dengan teganya malah menghina seorang anak kecil yang mungkin saja memang dia itu adalah anak anda." ucap Rio dalam hati sambil matanya menatap tak percaya kepada tuan nya, bisa bisa nya tuan nya itu mengatakan kata yang tidak pantas di dengar oleh seorang anak kecil seperti Tian.
Saat mereka bertiga masih berbicara, tiba tiba Navita dan David datang menghampiri mereka.
Navita dan David saat di jalan tidak sengaja melihat Haris dan Rio masuk ke restoran. Karena rasa sangat penasarannya saat melihat suami nya tergesa gesa, Navita pun akhirnya membuntuti.
Namun setelah apa yang dia dari mulut Haris, Navita mengepalkan tangan nya, marah itulah yang dia rasakan. Ternyata anak pengemis yang pernah mendorong putri nya Yanga tak lain adalah anak kandung Haris dan Renata.
"Jadi dia anak wanita jala*g itu?" tanya Navita yang sudah berdiri diantara mereka.
"Sayang, kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Haris berdiri mencoba menenangkan Navita.
"Aku tanya Mas, apakah dia anak wanita jala*g itu?" tanya Navita mengulang pertanyaannya lagi.
"Ya, dia anak Renata. Dan aku pun juga baru mengatahui kenyataan nya hari ini," jawab Haris.
"Ini bukti bahwa dia memang anak Renata," Haris memperlihatkan sebuah kalung hati yang ada di tangan nya kepada Navita.
"Apakah kau mengakui nya?" tanya Navita menatap Haris meminta jawaban
"Tidak, aku tidak mengakui dia sebagai anak ku. Lagian aku juga tidak sudi memiliki anak dari wanita murah*n itu," jawab Haris dan hal itu membuat Navita senang.
Tian yang duduk di kursi menundukkan kepalanya nya dengan diam sambil mengepalkan tangan. Matanya mencoba menahan sesuatu yang ingin mengalir di pelupuk matanya agar tidak tumpah. Ia juga menahan agar dirinya tidak marah mendengar kata kata yang sungguh menyakitkan itu.
"Bagus, aku percaya kau hanya mencintai ku dan anak anak kita. Dan kau..." tunjuk Navita kepada Tian. "Mau apa kau menemui suami ku? Apakah kau ingin meminta agar suami ku mengakui bahwa kau anak nya? Aku tegaskan ya anak haram. Sampai kapan pun kau meminta, suami ku tidak akan pernah mengakui mu, karena baginya kau itu hanya anak haram dari wanita murah*n yang menjijikkan," ucap Navita dengan kata kata kasar, sungguh kata kata itu tidak mencerminkan bahwa dirinya adalah seorang istri pengusaha yang cukup sukses.
Tian yang sudah tidak tahan mendengar kata kata kasar dari mereka, akhirnya air dia pun menangis.
Hiks..Hiks...
"Dasar anak haram, anak wanita jala*g," hina David yang berdiri di samping Navita.
Tian yang mendengar Mama nya di hina oleh David langsung mendongak, menatap David dengan tatapan tajam sambil berderai air mata.
"Cukup! Jangan hina Mama ku lagi. Mama ku adalah wanita yang baik, tidak seperti yang kalian katakan, kalian jahat," ucap Tian dengan marah sambil menangis.
"Kau itu tidak bisa menyangkal, Mama mu itu memang wanita jala*g," kekeh David.
Tian sungguh sangat marah mendengar David terus menghina Mama nya. Tanpa mereka sadari, Tian memukul David dengan sangat keras hingga membuat David terjatuh.
Aakkhh....
David mengerang kesakitan karena wajah nya di tinju Tian dengan sekuat tenaga
"David.." teriak Haris dan Navita bersamaan.
"Apa yang kau lakukan?" bentak Navita marah saat melihat putra kesayangan nya terluka.
Karena mereka ada di tempat ramai dan tidak ingin menarik perhatian, Haris menyeret Tian dengan paksa. Berharap Navita tidak menyakiti Tian didepan keramaian. Haris pun membawa Tian keluar dari restoran menuju ke suatu tempat.
"Lepas, lepasin Tian dasar bajingan," ronta Tian dengan marah kepada Haris. Bagi nya Haris saat ini bukanlah Papa nya lagi setelah dia menghinanya dan menghina mendiang ibu nya.
Namun Haris tak memperdulikan Tian yang terus meronta. Ia malah mengendong Tian dengan kasar sambil membekap mulut nya masuk kedalam mobil. Banyak mata yang menyaksikan mereka berdua, namun dengan cepat Rio sang Asisten memberikan penjelasan kepada pengunjung, bahwa mereka adalah seorang ayah dan anak yang sedang sedikit ada masalah.
Haris melempar tubuh kecil Tian ke dalam mobil. Setelah itu dia melajukan mobil nya ke suatu tempat. Sedangkan Navita dan Rio, pergi menuju kerumah sakit untuk mengantar kan David yang saat ini sedang terluka.
.
.
Drrrt ...Drrrt....
Panggilan telepon masuk
"Ada apa sayang?" tanya Haris kepada Navita melalui sambungan telepon.
"Kau kemana? Jika kau bersama dengan anak haram itu, beri dia pelajaran yang berat agar anak itu kapok. Buat dia terluka agar dia merasakan apa yang di rasakan David anak ku. Aku gak mau tahu, jika perlu bunuh saja anak itu," pinta Navita dengan marah dan kesal saat mengingat kehadiran Tian yang menurutnya akan mengancam David sebagai pewaris keluarga Anderson.
"........" Haris diam mendengar perintah Navita untuk membunuh Tian, ia menengok kebelakang ke arah Tian yang sedang duduk di bangku penumpang. Sedangkan Tian yang di tatap malah memberikan tatapan tajam dan benci kepada Haris.
"Hah....Sudah lah, kau urus David saja. Sedangkan anak ini biar aku yang mengurus nya," ucap Haris menghela nafas, setelah itu memutus panggilan.
.
.
Jangan Lupa
**Like
Komen
Tap Favorit
Beri hadiah
Dan jangan lupa Vote nya.😘😘**
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Heryanto Samsidharto
Sombong dan jahat
2025-03-16
0
💞pejuang🤑🤑🤑
😢😡😠
2024-06-09
0
Ahmad Misri
lanjut thor, ceritanya bagus gk neko". sy suka sx.
2024-06-06
2