Harry melihat jam mahal yang melingkar di tangannya dan terlihat tidak sabar. Di usianya yang sudah menginjak tiga puluh lima tahun, dia sudah cukup matang untuk menikah. Kedua orangtua dan kakeknya juga sudah mendesaknya untuk segera menikah tapi hanya satu wanita saja yang dia inginkan, Ainsley Smith adalah satu-satunya wanita yang dia inginkan untuk menjadi istrinya tapi gadis itu? Tidak mudah dia dapatkan.
Padahal dia tampan, kaya dan sudah matang tapi entah kenapa Ainsley selalu menolaknya. Sudah berapa kali dia berusaha, Ainsley tetap menolak. Sepertinya dia kurang berusaha dan dia tidak akan menyerah apalagi dia tahu Ainsely belum punya pacar.
Waktu makan siang sudah tiba, Harry merapikan berkas-nya dengan cepat karena dia mau mengajak Ainsley pergi makan siang berdua. Biasanya semakin didekati maka akan luluh juga jadi dia tidak akan menyerah untuk mendekati Ainsley Smith.
Jas yang diletakkan di atas kursi diambil, Herry memakai jasnya seraya berjalan keluar dari ruangannya. Jarak dari kantornya ke tempat Ainsley tidaklah jauh. Itu sebabnya dia bisa mencari gadis itu setiap waktu jika dia tidak ada keperluan. Karena itu pula Ainsley semakin muak dengan Harry.
Mereka berdua bertemu ketika mereka membahas bisnis. Ainsley mendatangi kantor Harry sebagai utusan dari perusahaan ayahnya karena dia memang berpura-pura menjadi karyawan di kantor ayahnya tapi siapa yang menyangka, Harry justru tertarik dengannya.
Kencan mereka yang dibatalkan secara sepihak oleh Ainsley tidak membuat Harry menyerah. Dia justru semakin gigih dan mencari tahu semua tentang Ainsley. Siapa yang menduga, ternyata gadis itu bukanlah orang biasa dan hal itu semakin membuatnya tidak menyerah.
Smith Corporation sudah di depan mata, Harry melihat penampilannya terlebih dahulu. Semoga Ainsley tidak menolaknya kali ini dan mau makan siang bersama dengannya. Rambut sudah rapi, wajah juga sudah tampan dan seikat bunga sudah berada di tangan, semoga Ainsley suka dengan bunga itu.
Seperti biasa, Ainsley selalu keluar untuk makan siang. Setumpuk berkas berada di tangan karena setelah makan, dia mau bertemu dengan klien. Ainsley melangkah dengan terburu-buru keluar dari kantor dan ketika melihatnya, Harry memperlihatkan senyum menawannya. Baiklah, itu dia wanita incarannya, wanita yang akan menjadi istrinya kelak.
Harry melangkah mendekati Ainsley, sedangkan Ainsley terlihat tidak senang seperti biasanya. Walaupun begitu, Harry tidak akan menyerah dan mempercepat langkahnya.
"Hai, mau aku bantu?" tanyanya basa basi.
"Ck, kenapa kau muncul setiap hari?" tanya Ainsley dengan nada tidak senang.
"Tentu untuk bertemu denganmu Ainsley, ini untukmu," Harry memberikan bunga yang dia bawa untuk Ainsley.
"Berhentilah Harry, aku tidak suka kau mengganggu aku dan cari wanita yang lain!"
"Tidak, aku hanya mau dirimu!"
"Oh my!" Ainsley terlihat kesal. Rasanya ingin melempar wajah Harry menggunakan berkas yang dia bawa tapi jika dia melakukan hal itu maka dia yang akan rugi.
Ainsley meraih bunga yang diberikan oleh Harry dan setelah itu, bunga itu dia berikan pada seorang karyawan yang ada di sana.
"Hei, itu untukmu!" protes Harry.
"Aku tidak suka bunga Harry, dan berhentilah mengejarku karena aku sudah punya pacar!" pinta Ainsley.
"Aku tidak percaya!" jawab Herry.
"Ya sudah!" Ainsley hendak melangkah pergi tapi Herry menangkap tangan Ainsley dan menahannya.
"Ainsley, aku datang kemari untuk mengajakmu makan siang."
"Aku sibuk, Harry. Apa kau tidak bisa melihatnya?"
"Ayolah, aku bantu bawa," ucap Harry.
Ainsley diam saja, matanya menatap Harry dengan tajam. Baiklah, pria itu yang mau, bukan?
"Oke, tolong bawakan ke mobil!" Ainsley memberikan semua berkas yang dia bawa kepada Harry.
Harry tersenyum saat Ainsley melangkah pergi, dia mengikuti langkah Ainsley yang berjalan keluar dari lobi. Ainsley mengambil ponsel-nya karena dia ingin menghubungi klien tapi di waktu yang bersamaan, ponsel Ainsley berbunyi karena Damian menghubunginya.
Ainsley tersenyum, Harry melihatnya dengan curiga. Jangan katakan jika yang menghubungi Ainsley adalah laki-laki tapi memang itu kenyataannya. Ketika mendengar Ainsley menjawab teleponnya dan memanggil seseorang dengan akrab, Harry terlihat tidak senang.
"Dam-Dam, ada apa kau mencariku?"
Dam-Dam? Itu pasti laki-laki!
"kau di mana Ainsley? Daddy ingin menitipkan barang untuk Vivi," jawab Damian.
"Oh, aku akan kirimkan alamatnya untukmu."
"Baiklah, aku akan menemuimu di sana," ucap Damian.
"Oke, Sayang" jawab Ainsley sengaja dan begitu mendengarnya, Damian diam saja.
Sayang? Apa Ainsley sedang mabuk? Sepertinya tidak mungkin, entah kenapa dia curiga jika pria waktu itu kembali mengganggu Ainsley lagi.
Ainsley masih tersenyum setelah selesai berbicara dengan Damian, sedangkan Harry semakin tidak senang. Jangan-jangan pria yang dipanggil Dam-Dam adalah pacar yang disebutkan oleh Ainsley. Tidak, dia tidak percaya dan dia tidak boleh kalah, siapa pun pria itu.
"Siapa dia, Ainsley?" tanya Harry dengan nada tidak senang.
"Pacarku!" jawab Ainsley cuek.
"Jangan bohong!" Harry tampak tidak percaya dan tidak terima.
"Ya sudah jika tidak percaya!" Ainsley mengambil berkasnya dari tangan Harry dan setelah itu dia melangkah menuju mobilnya.
"Hei, mau ke mana? Bukankah kita mau makan siang berdua?" teriak Harry.
"Aku tidak bilang mau makan siang denganmu, Harry! Aku mau pergi menemui pacarku, bye!" ucap Ainsley dan setelah itu dia masuk ke dalam mobil dan meminta supirnya untuk pergi ke restoran.
Harry mengumpat saat mobil Ainsley berjalan pergi. Sial, siapa sebenarnya pria yang dipanggil Dam-Dam oleh Ainsley? Semoga dia bertemu dengan pria itu agar dia bisa tahu, seperti apa rival-nya. Apa pria itu lebih baik darinya?
"Aku tidak akan menyerah Ainlsey, sungguh! Siapa pun pria yang kau panggil dengan sebutan Dam-Dam itu, aku pasti akan bertemu dengannya suatu saat nanti!" ucap Harry.
Harry melangkah menuju mobilnya, lagi-lagi usahanya sia-sia. Tapi dia tidak akan menyerah walau dia punya rival. Meski hari ini dia gagal, tapi Harry Windston tidak akan menyerah sampai Ainsley menerima cintanya.
Sementara itu, Ainsley sudah tiba di restoran. Sambil menunggu Damian datang, Ainsley memesan beberapa menu makanan. Dia harap setelah ini Harry tidak mengejarnya lagi karena dia lelah diikuti oleh pria itu. Seharusnya dia menolak ajakan kencan Harry waktu itu tapi siapa yang menyangka, karena kencan yang dia batalkan secara sepihak justru membuat Harry semakin penasaran dengannya.
Meski dia sudah menolak sedemikian rupa, Harry justru semakin gigih. Jika bisa dia sangat ingin menjauhkan pria itu dari pandangannya karena dia lelah. Ainsley menikmati makanannya dengan tidak berselera, matanya melihat keluar restoran sambil menghela napas. Sepertinya dia harus mencari pacar sungguhan agar Harry benar-benar menyerah tapi siapa yang bisa dia jadikan pacar?
Matanya masih melihat keluar dan tanpa sengaja, Ainsley melihat Damian turun dari mobilnya. Senyumnya tanpa mengembang tapi tiba-tiba senyumnya hilang ketika dia melihat seorang gadis Jepang turun dari mobil itu juga. Mata Ainsley tidak lepas dari mereka berdua, bahkan dia masih memandangi Damian dan Mayumi saat mereka berdua melangkah bersama.
Apa gadis itu adalah Mayumi yang berbicara dengan Damian waktu itu? Apa gadis itu pacar Damian? Jangan-jangan seperti itu. Pantas saja Damian tidak dekat dengan wanita mana pun, ternyata dia sudah punya pacar. Mata Ainsley tidak lepas dari mereka berdua, entah kenapa dia jadi ingin tahu mengenai hubungan mereka berdua.
#Harry#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
cccc
Harry dgn Mayumi saja
2025-04-19
0
Rina_Ibnu_Hajar
i like it, jangan lupa mampir di novel ku ya kak
"Gadis Pejuang Bisnis Kecantikan Oriflame"
2023-03-24
2
ariasa sinta
2482
2022-06-17
1