Episode 18

Dirumah Pak Dika dan Bu Lia...

Pipi bekas tamparan Darvin membuat wajah Naomi jadi memar dan sedikit bengkak. Bu Lia yang melihat hal itu menangis, Pak Dika jadi sedih.

"Kamu baik-baik saja, Nak?" Raut wajah Bu Lia yang khawatir sambil membelai rambut Naomi.

"Iya, Bu. Kalian tidak usah khawatir, setelah diobati besok juga akan hilang".

"Wajahmu memar dan sedikit membengkak, Nak". Ucap Bu Lia sedih.

"Sebentar lagi juga akan hilang kok, Bu".

"Ibu obati yah?"

"Tidak perlu, Bu".

"Omi, Bapak tidak mengerti kenapa Tuan Darvin menculik Bapak".

"Maafkan, Omi yah Pak, Bu. Ada yang melihat kita waktu makan diwarung, tapi saat itu Ibu ke toilet, jadi ada yang membuat rumor Omi simpanan Pak Dika dan itu tersebar di kampus".

"Kamu tidak salah, Nak". Ucap Bu Lia sambil memeluknya.

"Iya, Nak. Ibu mu betul, mereka yang memfitnahmu hanya melihat sepintas". Pak Dika mengelus-elus rambut Naomi dan istrinya.

"Anakku sayang, kamu lapar tidak?"Tanya Bu Lia sambil melepaskan pelukannya.

"Ibu masak apa hari ini? Aku mencium sesuatu yang enak didapur". Puji Omi sembari memegang tangan Bu Lia.

"Ikan pepes, sayur sop, cumi bakar dan sambal terasi".

"Wah, enak tuh bu. Ayo Pak kita makan dulu, Omi sudah lapar dan tidak sabar menyantap semua menu Ibu". Ucap Naomi penuh kegirangan, sesaat membuat mereka melupakan kejadian tersebut dan makan dengan lahap.

**************

Dikantor Darvin..

"Ram, cari tahu siapa yang menyebarkan foto itu pertama kali ke situs internet kampus, kumpulkan semua bukti, aku akan membayar semua rasa bersalah ku pada Naomi dan juga tamparan yang sudah ku berikan padanya". Perintah Darvin ke asistennya.

"Baik, Tuan saya akan segera melakukannya". Ucap Ram kemudian berlalu meninggalkan Darvin.

Darvin merenung dan menyesal telah berbuat kasar pada Naomi, harusnya saat berada disituasi seperti ini Ia percaya sepenuhnya pada Naomi dan menemukan orangnya, membantunya membersihkan namanya, bukan menuduhnya seperti anak kecil yang sedang cemburu buta.

Malam hari dirumah Naomi...

Darvin datang dan memasuki kamar Naomi, Ia melihat Naomi yang tertidur dengan lelap dalam keadaan mata bengkak, pipi yang memar. Darvin mengelus-elus pipi yang habis ditamparnya, rasa menyesalnya membuatnya terus menerus berbisik dengan lembut mengucap kata "Maaf" sambil bercucuran air mata, padahal Darvin paling pantang memukul wanita apalagi Naomi yang amat dicintainya.

Naomi tidak merasakan keberadaan Darvin, karena lelah menangis berjam-jam. Disaat cobaan datang menimpanya, Ia hanya ingin sekali memeluk Rayyan dan Ranvie, begitu juga ayahnya. Tapi adanya Bu Lia dan Pak Dika membuatnya jadi sedikit kuat, karena masih ada mereka yang selalu menghibur Naomi.

Darvin keluar dari kamar Naomi, tidur di kamar tamu, tidak seperti biasanya tidur di sofa ruang tamu. Ia tidak mau membuat Naomi makin lama makin membencinya.

Pagi harinya didapur Naomi membuat sarapan untuk dirinya, tiba-tiba pas Ia berbalik Darvin sudah berdiri didepannya dan membuatnya kaget, Darvin langsung memeluk Naomi sambil menangis.

"Maafkan aku". Ucap Darvin sambil menangis dalam pelukan Naomi. "Aku salah, sudah kasar dan tidak mempercayaimu". Lanjutnya, Naomi hanya terdiam dan merasa kasihan kepada Darvin.

"Tuan Darvin".

"Aku tidak akan melepaskanmu, sampai kamu mau memaafkan ku". Pelukannya semakin erat.

"Tapi kamu bersalah kepada Pak Dika dan Bu Lia, kalau mereka memaafkan mu aku akan lupakan semuanya".

"Apa?" Darvin kaget mendengar hal itu, Ia melepas pelukannya dari Naomi karena kesenangan masih ada jalan untuk berbaikan dengan Naomi. "Kamu serius?"

"Asal Tuan Darvin, tulus dan tidak terpaksa meminta maaf pada mereka".

"Aku tidak terpaksa, sudah sewajarnya aku meminta maaf pada mereka karena membuatnya ketakutan".

"Ya sudah, kita sarapan dulu lalu pergi kerumah mereka".

"Terima kasih yah, sekali lagi maafkan aku. Aku sangat menyesal tidak mempercayaimu". Ucap Darvin sambil melepas pelukannya dari Naomi. "Soal tamparanku?" Tanya Darvin gelisah.

"Tamparan mu anggap saja sebuah hukuman karena aku lalai sebagai muridmu".

"Tapi tamparanku sangat keras terhadapmu".

"Lupakan saja, Tuan Darvin. Tamparanmu bagiku tidak ada artinya dibanding kamu membuat Pak Dika ketakutan dan memohon kepadamu, itu lebih sakit".

"Kenapa kamu begitu menyayangi mereka? Tidak bilang kepadaku?" Darvin penasaran.

"Aku kan sudah cerita tentang bosku yang baik, mereka Pak Dika dab Bu Lia. Selama aku kerja, mereka menganggapku sebagai anaknya dan memberiku makanan, itulah kenapa aku sangat menyayangi mereka".

"Pantas saja tidak bertemu beberapa lama, kamu kelihatan gendut". Ejek Darvin. Naomi menatap Darvin dengan tajam.

"Aku belum memaafkan mu, jangan cari gara-gara".

"Iya, iya. Maafkan aku".

Terpopuler

Comments

Andriana Rizkia Dewi

Andriana Rizkia Dewi

gendut hahahh

2020-06-16

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!