Hari berlalu begitu saja, namun kesibukan seolah tiada habisnya. Akhirnya semua mata kuliah hari ini selesai. Saat di depan kampus Diana bertemu dengan Veronica, sangat malas ber-urusan dengan wanita itu, namun wanita itu masih saja berani menampakkan batang hidungnya dihadapan Diana.
Wajah Veronica sangat kesal melihat sosok Diana. "Kalian semua tahu bukan, bagaimana hubungan aku dan Ivan." Veronica sengaja berkata demikian.
"Sangat tahu Ve, kamu dan Ivan tidak terpisahkan, bahkan kalian sangat serasi." Sahut teman Veronica yang lain.
"Iya, tapi cinta kami diuji, karena ada sebuah batu dari desa yang akan memisah kami."
"Ya ampun Ve."
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, aku dan Ivan sama-sama terikat, dan tidak mau berpisah."
Diana mengetik sesuatu dari handphonenya.
...Tak terpisah?...
...Kamu lupa bagaimana Ivan berkata sore kemaren? Bahkan sangat jelas dia bilang, kamu bukan siapa-siapa Dia....
Seketika wajah Veronica berubah.
Diana mengetik jawaban lagi.
...Kalian boleh tidak percaya padaku, tapi ada saksi, Thaby dan Rektor kita, beliau ada di satu tempat yang sama....
Veronica sangat malu, dia seketika membisu kehilangan jurus cuap-cuap manjanya.
Diana pun pergi begitu saja dari sana. Sedang Veronica bingung harus membela diri dengan cara apa di depan teman-temannya.
***
Pagi berjalan lancar seperti biasanya. Melihat mata kuliah yang akan ada pada siang hari, entah kenapa Diana merasa sangat malas. Dia membolos, dan menghabiskan waktunya di perpustakaan kampus, mencari materi yang berkaitan dengan operasi yang akan dia ambil akan datang.
Diana fokus dengan materi yang dia baca, namun getaran handphone membuat fokusnya terbelah. Diana meraih handphone dan membaca pesan pribadi yang masuk. Pesan itu dari salah satu anggota group yang lainnya.
^^^Apa operasi yang akan dilakukan nanti kemungkinan berhasil dok?^^^
Dengan mantap Diana mengetik pesan balasan untuk keluarga pasiennya.
Tingkat keberhasilannya cukup besar, optimis ya, berdo'a pada Tuhan, semoga semua bisa berjalan lancar.
^^^Terima kasih dok, pasien itu adalah nenek saya.^^^
Kamu harus semangat, optimis kalau semuanya akan berjalan lancar.
Saya sangat berharap nenek saya bisa sembuh dok.
^^^Itu juga harapan seorang dokter, saat ada pasien yang datang padanya ^^^
Bisa kamu rekam video nenekmu? Aku ingin melihat keadaannya saat ini.
Yudha pun mengirimkan video yang diminta sang dokter.
^^^Saya sangat takut dok, bagaimana kalau operasi nanti gagal?^^^
Atas kuasa Tuhan, Semoga semuanya diberi kemudahan, dan usaha kita semua berjalan lancar.
Di sudut lain ….
Yudha merasa lega mendapat balasan dari dokter, dia segera mendekati Ivan.
"Aku sangat penasaran dengan sosok dokter bedah yang sangat hebat ini, Van."
"Bukan cuma kamu, mungkin lebih separu isi kota ini penasaran dengan dokter hebat itu."
Drtttttt!
Handpone Ivan bergetar, terlihat identitas pemanggil adalah Veronica, mengingat ulah varonica kemaren, rasanya sangat malas berkomunikasi dengan Veronica, namun selama ini dia tidak pernah mengabaikan panggilan dari Veronica, dengan lemas Ivan menggeser icon berwarna hijau.
"Iya Ve?"
"Ivan, tante Rani terluka!"
Ivan sangat terkejut mendengar ucapan Veronica. "Bagaimana bisa?!"
"Mama kamu tadi dipukul Diana, saat ini tante aku bawa ke Rumah Sakit Healthy And Spirit!"
Mendengar ibunya kecelakaan, wajah Ivan seketika panik.
Melihat perubahan drastis pada wajah Ivan, Yudha pun bingung. "Ada apa?"
"Mamaku terluka."
"Cepat kamu susul dia, urusan kantor biar aku tangani." Sorot mata Yudha tertuju kearah Dilah Asisten Ivan. "Dil, kamu temani Ivan.
Ivan dan Dillah pun segera menuju Rumah Sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 288 Episodes
Comments
Elha Dhera
kya pernh baca tpi judulnya bukan ini tpi isi ny sma..
2022-12-24
0
Fitriyani Puji
ini ada aja kelakuan vero ya banyak akal dia kaya si kancil
2022-12-23
0
Arvi Zaidan Zaidan
assalamualaikum..
maaf Thor
🙏🙏🙏
tetap semangat ok
cerita ny bagus.tapi sdkit bingung
bacany.
DI PERJELAS.yg bicara siapa n yg d ajak bicara siapa.
2022-12-23
1