Setelah selesai mengantar Yudha, mobil Ivan pun melaju kembali menuju Apartemennya. Sepanjang perjalanan, bahkan sampai di Apartemennya, Diana mau pun Ivan sangat betah saling diam. Ivan langsung menuju kamarnya, sedang Diana bersantai di sofa tamu.
Selesai mandi, Ivan mengenakan setelan santainya, dia segera menemui Diana. Saat sampai di ruang tamu. Terlihat Diana duduk santai di sofa sambil membaca buku.
"Ehm!"
Mendengar deheman, Diana pun menoleh.
"Bisa kita bicara?" Tanya Ivan.
Diana segera menutup bukunya, memasang wajah seriusnya menunggu Ivan ingin bicara apa.
"Apa hubunganmu dengan pengacara Nizam?"
Diana meraih handphonenya, dan mulai mengetik dengan cepat di sana.
...Aku dulu pernah satu Universitas dengannya....
"Kamu jangan geer, karena aku menanyakan siapa Nizam padamu, kamu jangan berpikir aku cemburu, lagian aku tidak peduli kamu punya hubungan atau tidak dengan pengacara Nizam."
Diana menyimak dengan baik perkataan Ivan.
"Ingat Diana, kamu itu sudah bertunagan denganku, dan akan menjadi istriku. Jadi selama kita masih punya ikatan, jangan sampai aku melihatmu punya masalah dengan laki-laki lain. Jika kamu tidak menjaga dirimu, maka kamu tau sendiri akibatnya."
Diana kembali mengetik jawaban di layar handponenya.
"Gampang, kalau dia laki-laki tinggal ganti gendernya saja, maka dia menjadi perempuan."
Ivan mendengus membaca jawaban Diana. "Aku sudah selesai bicara padamu. Ini kunci kamarmu."
Dengan santai Diana menerima kunci kamarnya dari Ivan.
"Kamu jangan kepedean, aku menjemputmu untuk pulang bukan aku merindukanmu, atau apapun itu, karena kampus libur kamu harus kembali ke sini, kalau tidak, kakek akan menerorku terus menerus."
Diana tidak peduli dengan ungkapan Ivan, dia segera menuju kamarnya, begitu pula Ivan, keduanya menghilang dibalik pintu kamar mereka masing-masing.
Setelah masuk kedalam kamarnya, Diana segera merebahkan tubuhnya.
Drtttt …
Drtttt …
Suara getaran handphone membuat Diana harus bangkit lagi, saat dia memeriksa tasnya. Ternyata handphone khusus tugas dokternya bergetar.
Terlihat beberapa pesan dari profesor Hadju, beliau memberi Diana dua nomor asing.
Diana menghela napasnya. Biasanya dia langsung menerima dokumen yang berisi tentang penyakit pasiennya, profesor Hadju yang bertanggung jawab menghubungi pasien atau keluarga pasien.
Drttttt!
Satu pesan baru masuk lagi dari profesor Hajdu.
...Kali ini kamu langsung yang menghubungi pasien, karena mereka telah membayar pada kita 100 kali lipat....
Diana hanya membalas 'Iya' pada profesor Hadju.
Setelah dengan profesor Hadju selesai, Diana memasukkan dua nomor asing itu pada group chat yang dia buat.
Ketiganya larut membahas tentang riwayat penyakit pasien, dan Diana menjabarkan operasi seperti apa yang akan dia lakukan nanti pada calon pasiennya.
Malam semakin larut, namun ketiga orang yang terhubung dalam 1 group itu seakan saling terikat, sehingga mereka terus membahas urusan mereka.
Merasa penjelasannya cukup, Diana pun menyudahi percakapan mereka. Dia pun segera berkelana ke alam mimpinya.
Sedang pada belahan yang lain. Ivan terus memandangi layar handphonenya, dirinya dan Yudha berada 1 group chat yang sama dengan dokter hebat. Balasan chat dokter hebat itu rasanya sesuatu yang istimewa.
Merasa besok tugas menunggunya, Ivan pun segera menyelami alam mimpinya.
Malam seakan berlalu begitu saja, kini matahari perlahan memperlihatkan cahayanya. Diana masih berada di dapur, melihat hal apa yang bisa dia masak. Namun di dalam lemari es Ivan tidak ada apapun. Saat dia kembali ke ruang tamu, dia menoleh kearah kamar Ivan, pintu kamar itu juga masih tertutup rapat.
Tanpa pikir panjang, Diana pun segera mengorder taksi, dia memilih sarapan di kampus atau di manapun nanti.
Saat dia keluar dari gedung Apartemen Ivan, taksinya sudah menunggu, Diana pun segera menuju kampus.
Sedikit lagi dia sampai kampus, namun Diana meminta sang supir taksi berhenti, dia ingat ada sebuah warung di dekat area itu. Setelah membayar taksi, dengan santai Diana menuju warung makan yang ada di tepi jalan, dan mulai menikmati sarapannya di pinggir jalan.
Di tengah-tengah menikmati sarapannya, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di dekatnya, Diana sangat mengenali mobil tersebut. Perlahan kaca depan pun turun, tampaklah sosok Ivan dengan wajah tampannya.
Diana menatap tajam kearah Ivan, dan menaikkan sebelah alisnya, seolah dia menawarkan sarapan pada Ivan, namun Ivan menaikkan kembali kaca mobilnya, dan melanjutkan perjalanannya.
Diana kembali meneruskan sarapan paginya, setelah menghabiskan dan membayar yang dia nikmati, Diana kembali melanjutkan tujuannya, menunu kampusnya.
Shuttttt!
Tiba-tiba sebuah mobil sport berhenti di depan Diana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 288 Episodes
Comments
Fitriyani Puji
siapa thor itu
2022-11-16
0
Alfia Takaendengan
awas ya kalo kamu bucin sama Diana klo tau siapa Diana
2022-11-16
0
Suheda
siapa ya ?dan mobil yg berhenti pas di dpn Diana siapa
2022-10-28
0