Diana Permata Terindah Dari Desa
Diana mengetikkan sebuah pesan, kala dirinya sudah sampai di kediaman mewah Keluarga Agung Hadi Jaya. Tidak berselang lama pintu gerbang terbuka, Diana pun di sambut seorang pelayan. Hingga dia berdiri di depan pintu utama rumah besar tersebut.
“Tunggu sebentar, nanti Nyonya akan menyambut Anda.”
Diana hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Rasanya Diana sudah hafal, bagaimana sambutan orang-orang padanya nanti. Pastinya tidak luput dari cacian dan hinaan. Diana sudah kebal, dia pun sangat siap menerima hinaan selanjutnya.
Mendengar kalau calon istri pilihan mertuanya untuk putranya, Rani terburu-buru menuju pintu utama. Terlebih kata mertuanya gadis pilihannya itu sudah menunggu di depan pintu utama. Rani sangat yakin, kalau mertuanya tidak akan memilih gadis seperti kisi-kisi yang dia ceritakan sebelumnya. Pastinya itu hanya candaan belaka. Mana mungkin mertuanya menjodohkan seorang Ivan Hadi Dwipangga menikahi seorang gadis bodoh, dari desa dan tidak berpendidikan.
Ceklakkk!
Saat pintu terbuka, seorang gadis dengan celana kain Panjang dan kemeja biasa, walau terlihat bersih dan rapi, namun bagi Rani penampilan ini sangat kampungan.
“Mana tamu Tuan yang Bernama Diana?”
Diana menjawab pertanyaan Rani dengan Bahasa isyarat.
Doarrrr!
Ternyata apa yang diucapkan mertuanya benar adanya. Saat ini yang berdiri di depan matanya adalah seorang gadis kampung yang sangat tidak nyaman dilihat. Dari segi penampilannya, sangat jelas Wanita ini dari desa. Dia menatap sinis gadis pilihan Ayah mertuanya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Rasanya ini sebuah penghinaan untuk putranya, Ivan Dwipangga seorang pemimpin Perusahaan Agung Jaya group malah dijodohkan dengan gadis yang membuat paru-parunya sesak kala menatapnya, ditambah gadis itu bisu.
“Kamu Diana?”
Gadis itu menganggukkan kepalanya.
Rani menatap Diana dengan tatapan sinis, sebagai seorang ibu, dia sangat tidak rela Ivan menikah dengan gadis yang ada di depan matanya. “Sebenarnya Ayah mencari calon istri untuk Ivan, apa pembantu untuk Ivan?”
“Andai mencari pelayan pun, kamu masih tidak pantas menjadi pelayan di rumah ini."
Diana hanya diam, dan masih berdiri tegap pada posisinya.
“Akhirnya kamu datang.” Seorang laki-laki tua malah menyambutnya begitu ramah dan dengan senyuman yang menghiasi wajah keriputnya.
“Ayah tidak salah pilih?” Rani masih menatap sinis perempuan itu.
“Tidak, dia adalah gadis desa yang kuceritakan waktu itu. Bukankah Ivan juga menerima perjodohan ini?” Agung sangat santai dan tetap tersenyum pada calon istri cucunya.
“Tapi—” Rani sangat sulit mengumpamakan gambaran yang tepat, yang bisa menjelaskan perbedaan yang sangat jauh dan hal yang sangat berlawanan antara Diana dan Ivan, bahkan peribaratan langit dan bumi masih belum tepat. “Kenapa dia?" Ingin sekali Rani berteriak melepaskan segala kemarahan, kekesalan, dan segala kekecewaanya. "Dia tidak cocok untuk cucu Ayah!” Rani berharap mata Ayah mertuanya terbuka lebar.
Diana hanya diam dan berusaha santai, hinaan, cacian, dan kalimat kasar sudah kebal baginya.
“Cucu Ayah adalah laki-laki impian Sebagian besar gadis di kota ini, kenapa malah gadis desa yang bisu dan kampungan ini yang Ayah jodohkan.” Rani berusaha tetap menghormati mertuanya, walau keputusan mertuanya membuatnya sangat marah.
“Sebelum semuanya terjadi, sebaiknya batalkan saja perjodohan mereka. Ivan cucu Ayah, kenapa Ayah malah ingin menghancurkan hidupnya?”
Rani menoleh kearah supir yang berada di belakang Diana. “Mang Amin, cepat antar kembali gadis ini ke desanya, tempat ini sangat tidak cocok untuknya.”
“Silakan masuk nak Diana,” sambut kakek Agung. dia membuka jalan untuk Diana dan mengabaikan kekesalan dan kemarahan menantunya.
“Ayah, sebagai ibu Ivan, aku tidak terima dia. Aku tidak setuju Ayah.”
“Diana datang, karena Ivan setuju. Jadi semua akan tetap berjalan seperti yang sudah di rencanakan.”
“Ayah ….”
“Simah, antar Diana ke kamar tamu. Layani dia dengan baik, dia adalah calon istri Ivan,” titah Agung. Tidak ada yang berani melawan perintah laki-laki tua, Rani pun diam dengan memendam segela kekesalan dan kekecewaanya. Membiarkan gadis kampung itu memasuki rumahnya.
“Kamu istirahat dulu Diana,” ucap kakek pada Diana.
Diana terus melangkahkan kakinya memasuki rumah besar yang kini dia pijak, dia tidak pernah bertanya apa alasan neneknya menjodohkan dirinya dengan pemuda yang Bernama Ivan. Bagi Diana, neneknya adalah hidupnya. Apapun yang membuat neneknya bahagia, akan dia lakukan. Diana menerima perjodohan ini semata demi memenuhi keinginan neneknya.
Diana pun mengikuti seorang pelayan yang menghampirinya. Saat dirinya menuju kamar tamu, Diana berpapasan dengan seorang laki-laki tampan.
“Diana, Ivan. Berhenti dulu.”
Sontak Diana pun berhenti, dia berbalik memandang kearah kakek Agung. Hingga posisinya sejajar dengan Ivan.
“Ivan, gadis itu adalah Diana, Wanita yang akan kakek jodohkan denganmu. Diana, itu Ivan cucuku.”
Ivan memandangi penampilan Diana, ternyata ucapan kakeknya saat itu bukan suatu candaan. Saat ini seorang gadis desa yang bisu sudah ada di rumah ini, dan benar-benar akan dijodohkan dengannya.
“Ivan, andai kakek memintamu menikahi Wanita pilihan kakek, apa kamu mau?”
“Kalau kakek bahagia dengan perjodohan itu, aku terima."
"Ya pasti aku bahagia, jika kamu menerimanya."
"Ya sudah, lanjutkan saja. Kapan dia akan datang?"
“Kamu yakin akan menerimanya? Walau dia seorang gadis kampung yang idiot, bisu, dan tidak berpendidikan?”
Pikir Ivan mana mungkin kakeknya memilih seorang gadis yang seperti dia katakan, merasa ini hanya candaan kakeknya, Ivan pun menyetujuinya. “Jika kakek maunya begitu, aku setuju.”
Tapi apa yang terjadi di depannya saat ini? Seorang gadis yang sangat persis seperti apa yang diceritakan kakeknya berada tepat di depan matanya.
“Kakek ….” Ivan sangat frustasi melihat calon istrinya sangat persis dengan apa yang diceritakan kakeknya.
Agung mengabaikan protes Ivan. “Diana baru sampai, biarkan dia beristirahat dulu.” Agung melangkah menuju ruang kerjanya, meninggalkan Ivan yang masih kebingungan.
Ivan kembali menoleh kearah gadis itu. “Ya salam, apa kesalahanku hingga aku harus menikahi gadis bisu sepertinya!”
“Mama, lakukan sesuatu, aku tidak mungkin menikahi dia. Apa kata orang-oang? Seorang Ivan Hadi Dwipangga menikahi gadis desa bodoh, udik dan bisu.” Ivan semakin tertekan.
“Kita bicara sama kakek sayang, mama juga tidak mau punya menantu kampungan dan bisu seperti dia.”
Diana masih diam ditempatnya dan tidak peduli dengan segala hinaan calon suaminya atas penampilannya.
“Kamu, apa kamu tidak punya cermin di rumah? Atas dasar apa kamu merasa pantas menerima perjodohan ini?”
“Kalau tidak ada cermin di rumahmu, aku punya cermin.” Ivan menunjuk kerah cermin yang tidak jauh dari mereka.
“Lihat!” Kita tidak serasi.”
“Kita bagai timur dan barat, tidak bisa Bersatu dalam sebuah pernikahan, duniaku dan duniamu juga beda.”
“Kamu udik, kampungan, dan sangat ahhh!” Ivan tidak menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana gambaran Diana.
“Jika kamu menjadi istriku, bagaimana kamu menemui para rekan bisnisku?”
Ivan sangat hancur dan putus asa melihat calon istrinya, rasanya mengatakan dia jelek dan kampungan rasanya itu masih kurang. Sedang gadis itu terlihat begitu santai.
“Rasanya percuma bicara padamu, gadis yang lebih cantik dan memiliki karir yang bagus saja sering mencari celah untuk mendapatkanku, apalagi dirimu yang—”
“Kamu pasti bangga bukan menerima perjodohan ini?”
“Percuma kamu bicara pada gadis kampung itu,Ivan. Baginya suatu keberuntungan bisa menikah denganmu. Lebih baik kita temui kakek saja,” usul Rani.
“Mama benar.”
Ibu dan anak itu menghilang dibalik pintu coklat yang tidak jauh dari posisi Diana berdiri saat ini.
*Ya Tuhan, bagaimana perjodohan ini, rasanya diriku sangat hina di mata calon suamiku.
“Nona, mari ikut saya. Tuan Besar sudah siapkan kamar untuk Anda.”
Ucapan pelayan itu menyadarkan Diana dari lamunannya.
****
Karya ini dari misi kepenulisan Editor. Andai suatu saat nanti ada kesamaan alur dengan Author lain, mungkin kami mengambil tema yang sama.
Terima kasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 288 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Korban Perasaan
2023-10-06
1
Jeriadi Jeriadi
wah bagus banget critanya
2023-08-08
0
Aqilcuabilla
baru mampir, kayakx bagus
2023-07-26
0