Veronica masih syok, dia tidak tidur di asramanya. Hingga malam itu Diana bisa berdamai dengan keadaan tanpa kicauan tanpa makna dari mulut Veronica.
Keesokan harinya.
Hari ini adalah hari pertama Diana di kampus ini, dia pun segera menuju kelas tempat mata kuliahnya berlangsung nanti.
“Diana Rahma?” Seorang Wanita menghampiri Diana.
Diana tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
“Aku Maima,” ucapnya.
Tapi Diana hanya diam dan tersenyum.
“Mari ikut saya.” Dia mengajak Diana menuju kelas.
“Mohon perhatiannya teman-teman, perkenalkan ini Diana Rahma Bramantyo, dia mahasiswi baru di tempat ini,” ucap Maima pada beberapa teman sekelasnya.
Mendengar kalau Diana adalah Mahasiswi pindahan, beberapa mahasiswi mulai berbisik-bisik. Karena menurut info yang tersiar, akan ada seorang Mahasiswi baru yang bisu dari desa yang akan kuliah di sana. Mereka sangat yakin, itu adalah sosok yang dimaksud.
“Sepertinya dia mahasiswi bisu dari desa itu.”
"Iya, entah apa kelebihan dia bisa masuk ke Universitas ini."
"Kelebihan dia, ya kuat tidak cuap-cuap manja."
"Bagaimana bisa cuap-cuap, lah dia bisu."
Diana tidak peduli dengan pembicaraan mahasiswi yang lain, dia meneruskan langkahnya menuju kelasnya.
Saat Diana memasuki kelas, beberapa Mahasiswa terpesona kala melihat Diana, bagi mereka Diana sangat cantik. Melihat teman sekelas mereka sangat terpesona dengan Diana, membuat beberapa Mahasiswi lain merasa jengkel dan cemburu, karena anak baru itu menjadi primadona di kelas mereka.
“Eleh dasar kadal buntung! Gadis desa udik dan kampungan ini saja buat kalian pangling!”
“Cantik emang, tapi bisu!”
“Cantik darimananya? Katro gitu!”
Diana hanya diam, dan berdiri di depan kelas, dia juga tidak tau harus kemana. Keadaan kelas pun mulai ramai. Beberapa Mahasiswa dan mahasiswi sudah menempati meja mereka.
“Selamat pagi anak-anak.”
Seorang laki-laki tampan dengan aura killernya mengenakan kemeja biru muda dan membawa beberapa berkas memasuki ruangan kelas. Mengingat sang professor sangat dingin dan judes, rasanya ketampanan professor itu tidak menjadi nilai plus. Karena banyak mahasiswi di sana takut padanya.
Drtttt!
Drttttt!
Diana mengintip handphonenya, terlihat dua pesan ada yang masuk.
“Anak baru?”
Pertanyaan Profesor Diana jawab dengan anggukkan kepala.
“Silakan tempati meja yang masih kosong.”
Diana segera mencari meja yang kosong dan segera duduk di sana. Di depan sana Profesor masih sibuk mempersiapkan mata kuliah mereka. Sedang Diana membuka pesan yang masuk tadi, dua pesan dari nomer yang berbeda.
...Selamat pagi Nona, beberapa hari lagi Tuan besar akan kembali, saat Tuan besar kembali nanti, kakek ingin mengajak Nona makan siang bersama agar bertemu dengan Tuan besar....
Diana mengabaikan pesan itu dan membuka pesan yang satunya.
^^^Diana, kamu salah ruangan, ini kelas tempat belajar, bukan ruang guru. Kalau kamu tidak tau, nanti aku antar.^^^
Diana membalas pesan kedua.
Aku bukan dosen maupun profesor sepertimu, aku hanya mahasiswi di sini.
^^^What?!^^^
Diana menatap tajam kearah professor yang asyik dengan layar handphonenya di depan sana. Saat professor itu membalas tatapannya, Diana mengkode sesuatu meminta dia diam.
^^^Gerogi aku mengajar hari ini, bagaimana mungkin aku mengajari seorang siswi yang lebih hebat, lebih cerdas, dan lebih pintar dari aku?”^^^
Diana mengetik secepat yang dia bisa, dan mengirim pesan tersebut pada profesor Russel.
Russel, diam!
Profesor Russel menatap Diana dan tersenyum padanya. Hal itu dilihat oleh mahasiswi lain. Profesor mereka yang pemarah dan pelit senyum, saat ini malah selalu tersenyum pada mahasiswi baru.
“Baik, mari kita mulai mata kuliah hari ini.”
Ucapan Russel sontak membuat mahasiswi lain menyudahi pemikiran mereka, tentang ada sesuatu antara professor dan murid baru.
Hari semakin siang, kini orang-orang berkumpul di kantin Asrama, untuk mengisi kembali tenaga mereka. Diana berjalan seorang diri menuju kantin sambil mengetik pesan di handphonenya.
“Diana!”
Sontak panggilan itu membuat langkah Diana terhenti, dia langsung berbalik, terlihat Ivan berjalan kearahnya. Mleihat hanya Ivan, Diana kembali fokus dengan handphonenya.
“Kapan ujian kamu?”
Diana kembali menjawab pertanyaan Ivan dengan ketikan pada handphonenya.
Bulan depan.
Tanpa mengubah pandangannya.
“Owh, kalau begitu aku mau lanjut urusanku dulu.”
Diana hanya diam, dan meneruskan langkahnya menuju kantin. Merasa Diana tidak peduli dengannya, Ivan pun pergi dari sana, dia datang ke Fakultas ini karena ada urusan penting yang lain.
Waktu terus berlalu, urusan Ivan pun selsai, dia segera menuju tempat parkir. Langkah kaki Ivan terhenti, saat dia melihat Diana dibawa oleh dua orang yang berseragam kepolisian.
"Ya Tuhan, makhluk apa dia?" Ivan membuang kasar napasnya. Padahal baru saja bertemu Diana, wanita itu sudah kembali terseret masalah.
Ivan ingin mencari tahu ada masalah apa, namun langkahnya terhenti karena di tahan oleh seseorang.
“Siang kak Ivan.”
“Siang Ve, maaf ya aku ada hal penting.” Ivan sama sekali tidak mempedulikan keberadaan Veronica, fokusnya saat ini adalah Diana.
“Diana itu gadis bar-bar, hobinya bikin rusuh! Dia dibawa polisi karena mukulin orang!” oceh Veronica.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 288 Episodes
Comments
Fitriyani Puji
diana penuh misteri kalo bukn dunia author mana ada
2022-11-16
0
Alfia Takaendengan
bingung
2022-11-16
0
Sekar Naiyla Putrilampung
keren
2022-09-17
0