8. Konfrontasi

Di suatu ruangan, tampak seorang kakek sedang mengguncang-guncangkan minuman untuk menyeduhnya.  Tampak pula seorang pemuda yang hanya mengenakan boxer sangat pendek dan seorang gadis yang hanya mengenakan BH dan underwear sedang melayani 4 orang pemuda dan 2 orang pemudi yang duduk melingkar di sebuah meja.

“Hei, apa benar Aleka sudah mati?”  Tanya Riandra sampil membaringkan kepalanya ke sisi kanan di kedua lengannya yang disilangkan di atas meja.

“Beritanya kan sudah di mana-mana.  Untuk apa kamu tanya lagi.”  Jawab Rihana seraya meneguk minuman beralkohol berwarna merah dengan sekali teguk.

“Ya itu aku tahu.  Tapi aku dengar-dengar dia dibunuh.”  Tanya Riandra lagi dengan tetap membaringkan kepalanya sambil menggoyang-goyangkan badannya ke depan dan ke belakang.

“Ya itu benar.”  Jawab Rihana singkat sambil meletakkan kembali gelas yang telah habis ke atas meja untuk diisi ulang oleh pelayan.

“Siapa pelakunya?”  Tanya Riandra lagi.

Tepat setelah Riandra mengeluarkan pertanyaan itu, Silva tiba-tiba menunjukkan gelagat tidak biasa.  Gerakan tubuhnya menunjukkan ketidaknyamanan sambil berpura-pura tenang dengan meneguk minuman beralkohol di tangannya.

“Kaiser?”  Jawab Rihana.

“Paaaaak!”

Silva seketika menampar meja dengan alas gelas.

“Apa itu mungkin?  Dengan melihat kondisi mayat saja, kita bisa ketahui bahwa itu dilakukan oleh pembunuh profesional.  Apa kalian pikir seorang siswa SMA yang bari kelas 1 mampu melakukan hal seperti itu.”  Silva dengan emosi mengemukakan pendapatnya.

“Kenapa kamu selalu sensitif begitu mendengar dia dijelek-jelekkan?  Kamu sebenarnya benci atau suka dengannya?” Sanggah Araka mendengar pernyataan Silva.

Mendengar hal itu, tampak Tirta mengeletupkan gigi-giginya seraya membelalakkan matanya pada wajahnya yang tertunduk memperhatikan kedua sepatunya.

“Apa maksud ucapanmu?  Sejak kapan kamu berhak mengurusi urusan siapa yang kusuka atau tidak?”

“Jadi itu benar?”

“Tentu saja tidak.  Dasar Araka goblok.”

“Maaf, maaf kalau itu salah.  Tapi hanya sekedar mengingatkan, kamu sadar kan dengan posisi keluarga masing-masing?”

Senyum di wajah Araka mendadak berubah menjadi tatapan yang menakutkan, menatap wajah gadis berperawakan model itu.  Silva tampak kaget dan tanpa disengajanya tersentak ke belakang.

“Well.  Kembali ke topik, benar atau salah, ya, yang harus kita lakukan hanyalah harus membuatnya benar di mata publik.  Bukankah itu tugas seorang wartawan?  Berita masa lalu Sang Tuan Muda, rekaman CCTV di mall tepat sebelum kejadian, dan rekaman suara yang dipegang oleh asisten Pak Widarno saat kejadian, bukankah semua itu sudah merupakan bahan yang cukup untuk mengarahkan opini publik?”  Sanggah Rihana seraya tersenyum penuh dengan kelicikan.

Araka dan Riandra tersenyum dan mengangguk pertanda setuju.  Silva hanya memalingkan wajahnya dengan kesal, sementara Tirta tetap tertunduk pertanda belum lepas dari lamunannya.  Adapun Dirga, hanya diam tanpa menunjukkan ekspresi apa-apa.

***

Pukul 22.45 di kantor polisi sehari setelah kejadian, berkumpullah satu tim yang terdiri dari lima orang untuk menyelidiki kasus pembunuhan Keluarga Pak Widarno beserta anak buahnya di Kantor Sungsin Security.

“Silakan mulai laporannya.”  Seorang polisi yang tampak paling tua di antara mereka memulai pembicaraan.

“Baik Pak.  Berdasarkan kondisi mayat, pembunuhan diperkirakan terjadi di antara pukul 23.00 sampai dengan 01.00 tadi malam.  Sayangya tidak ada CCTV di lokasi kejadian.  Satu-satunya CCTV yang berhasil didapatkan hanyalah yang berada di pintu gerbang.  Dari CCTV terlihat Pak Widarno beserta istri dan beberapa pengawal memasuki halaman gedung pada pukul 19.07 disusul oleh putra mereka sekitar kurang dari 3 jam setelahnya yakni pada pukul 21.55.  Tak tampak satupun sosok yang mencurigakan terekam di layar.”  Kata polisi di usia 30-an yang tampak lebih kurus.

“Pelaku kemungkinan menyamar sebagai salah satu staf di sana.  Apakah kalian sudah menyelidiki kesesuaian antara jumlah orang yang tidak meninggalkan gedung dengan jumlah korban?”  Tanya polisi tua itu lagi.

“Itu, kami sudah berusaha memeriksa CCTV yang terletak di gerbang Pak.  Untuk saat ini, masih kami simpulkan bahwa semua karyawan yang berada di gedung pada saat itu tewas Pak.”  Jawab polisi lain yang juga di sekitar usia 30-an yang tampak lebih gemuk.

“Apa maksud kamu dengan kata masih?”  Polisi tua itu menatap tajam dengan jawaban ambigu rekannya.

“Itu karena ada 56 karyawan yang terkonfirmasi memasuki gedung pada malam kejadian Pak di samping Pak Widarno beserta istri dan anaknya.  Dari CCTV yang kami periksa, jumlah karyawan yang masuk sama dengan jumlah karyawan yang turut menjadi korban pembunuhan.  Namun, kami kesulitan dalam mencocokkan wajah mereka satu-persatu karena banyak wajah yang terhalang oleh badan mobil pada CCTV.  Ada kemungkinan pelaku menyamar menjadi karyawan kemudian ikut masuk dengan membawa karyawan yang asli di bagasi.  Kemudian setelah pembunuhan, dia baru membunuh dan meletakkan mayatnya di antara tumpukan mayat.”  Sanggah polisi di usia 30-an yang tampak lebih kurus.

“Jika seperti itu, pelaku pasti akan terekam pada saat keluar gedung.  Apa ada tempat masuk lain yang memungkinkan bagi pelaku?”  Sang Polisi tua kembali bertanya.

“Rasanya mustahil Pak karena di belakang dan samping Gedung Sungsin Security adalah jurang dan jika melewati pagar dinding setinggi 10 meter di depan, pasti akan langsung terlihat oleh 4 penjaga gerbang di depan.”  Jawab polisi kurus paruh baya itu terhadap pertanyaan seniornya.

“Penjaga gerbangnya baik-baik saja?”

“Ya Pak.”

“Terus, apa mereka tidak mendengar suara jeritan dari dalam?”

“Berdasarkan olah TKP, pembunuhan dilakukan di dalam ruangan gedung yang kedap suara sehingga tidak memungkinkan untuk terdengar dari luar.  Serta dinding pagar di dekat pos penjagaan yang tanpa celah menyebabkan pelaku bisa leluasa menyeret korban ke halaman tanpa ketahuan penjaga gerbang di depan.”  Jawab polisi paruh baya yang kurus itu lagi pada pertanyaan Sang Polisi Tua.

“Ini masih belum memecahkan misteri bagaimana pelaku bisa masuk-keluar tempat kejadian tanpa ketahuan penjaga gerbang.  Bagaimana dengan keterangan keempat penjaga gerbang?”

“Mereka tidak mendengar maupun melihat hal yang mencurigakan Pak.”

“Apa ada kemungkinan penjaga gerbang bekerjasama dengan pelaku.”

“Itu masih sementara diselidiki Pak.”

“Lantas, adakah spekulasi lain bagaimana pelaku kemungkinan masuk-keluar tempat kejadian tanpa ketahuan penjaga.”

“Ini baru sekedar spekulasi Pak, tetapi seperti yang dikatakan oleh Saudara Dono, bahwa kemungkinan pelaku masuk dengan menyamar sebagai salah satu staf di sana sementara staf asli disekap di bagasi mobil, kemudian setelah kejadian, baru staf yang asli itu dibunuh.  Mengenai bagaimana pelaku bisa keluar dari sana, kemungkinan dengan berbaur dengan kerumunan yang datang melihat kejadian sebelum polisi sampai di TKP.”  Kali ini giliran polisi paruh baya yang gemuk yang menjawab setiap pertanyaan Sang Polisi Tua.

“Bagaimana bisa kerumunan bisa masuk di TKP?”

“Itu… Sebenarnya ada retakan dinding pagar di dekat banyak pemukiman kumuh terletak di sana.  Di balik retakan itu, tercium bau yang aneh sehingga banyak warga yang meminta untuk memeriksa ke tempat kejadian.  Dan begitulah kejadiannya sehingga banyak warga beserta penjaga gerbang masuk di saat yang bersamaan di tempat kejadian.  Pelaku yang kemungkinan bersembunyi di semak-semak memanfaatkan kejadian itu untuk berbaur dengan warga.”  Polisi paruh baya kurus menjawab.

“Lantas apakah kalian sudah menginterview warga yang berada di tempat kejadian tentang apakah mereka melihat sosok yang misterius?”

“Itu… Sayangnya mereka ke sana pas habis selesai sholat subuh sehingga langit masih gelap untuk mengamati orang yang mencurigakan.”  Polisi paruh baya gemuk dengan skeptis menambahkan keterangannya kepada polisi tua.

“Bagaimana dengan bukti yang tertinggal di TKP?”

“Itu tampaknya dilakukan oleh pembunuh profesional sehingga sama sekali tidak ada bukti yang tertinggal di TKP sampai jejak kaki dan bercak darah pun tidak ada.  Namun, kami masih terus telusuri.”  Kali ini giliran seorang wanita berusia di akhir 20-an yang merupakan satu-satunya wanita di timnya yang menjawab.

“Tetapi…”  Tambah wanita itu tampak ragu dengan ucapannya.

“Katakan!”  Kata polisi tua itu menegaskan agar Sang Wanita tidak menahan ucapannya.

“Kami menemukan rekaman suara yang setengah rusak di salah satu mayat.  Kami tidak dapat memulihkan data rekaman di akhir-akhir, namun di awal rekaman tampak Aleka, Sang Anak terus mengatakan sesuatu.”  Wanita itu tampak semakin ragu mengucapkannya.

“Apa itu?”  Tetapi Polisi Tua tak berhenti mendesak Sang Wanita.

“Sebaiknya Bapak dengar sendiri.”  Wanita itupun mengeluarkan salinan rekaman suara yang berhasil dipulihkan.

“Aleka,  sadarlah!  Sejak kapan Ayah punya anak penakut sepertimu!”

“Kaiser akan membunuhku.  Kaiser akan membunuhku.  Tolong aku Ayah, sembunyikan aku sehingga aku tidak dapat ditemukannya.”

“Paaaak!”

“Sayang!”

“Hah, kenapa anak kita bisa jadi seperti ini?  Pengawal, apa yang sebenarnya telah terjadi?”

“Kami juga kurang tahu Bos Besar.  Tampaknya orang yang bernama Kaiser ini mengancam Tuan Muda Aleka.”

“Jadi kamu ingin berkata kalau bocah lemah yang tampak seperti kangkung layu itulah yang bahkan belum genap 20 tahun yang membuat Aleka menjadi dalam keadaan menyedihkan seperti ini!  Kalian tahu kan bagaimana aku sendiri melatih dia berbagai jenis ilmu beladiri.  Apa masuk akal kalau dia bisa ditindas oleh anak lemah seperti Kaiser.”

“Sayang kamu tenang dulu.”

“Anak itu, bagaimana dia bisa menjadi lemah seperti ini.”

“Sayang, pokoknya kita harus balas dendam kepada anak itu.  Aku akan menggunakan kekuasaan keluargaku untuk menyewa ninja-ninja pembunuh bayaran dari Jepang untuk menghabisi anak itu.”

“Yah, itu tak semudah itu Sayang.  Bagaimana pun, dia cucu kesayangan Ducias Dewantara.”

“Aaaah!”

Teriakan istri Pak Widarno mengakhiri suara di dalam rekaman.  Rekaman pun terputus.

 

 

Terpopuler

Comments

☾𝕽𝖆𝖓🫡𝖔𝖋𝖋✈︎ ⧗⃟ᷢʷ

☾𝕽𝖆𝖓🫡𝖔𝖋𝖋✈︎ ⧗⃟ᷢʷ

keren sekali anak itu

2022-05-28

1

senja

senja

kok bisa ada rekaman ya?

2022-02-20

1

vina

vina

Yo semangat terus up-nya kk

2021-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Charm Seorang Pangeran
3 3. Serangan Tengah Malam
4 4. Pernyataan
5 5. Gratitude
6 6. Ancaman Sang Tuan Muda Teladan
7 7. Pembalasan Dimulai!
8 8. Konfrontasi
9 9. Di Balik Topeng Kesucian
10 10. Jangan Sia-Siakan Air Matamu
11 11. Keberuntunganku Adalah Menjadikanmu Sahabatku
12 12. Masa yang Indah Itu
13 13. Vet Tcin dari NTV News
14 14. Makna Sebuah Investigasi
15 15. Di Manakah Jiwa Jurnalismemu Wahai Para Pers?
16 16. Trauma Danial
17 17. Pelaku yang Lincah, Pendek, dan Kidal
18 18. Pemulung yang Malang
19 19. Anak yang Malang Itu Bernama Amanda
20 20. Di Balik Harga Diri Seorang Jurnalis
21 21. Kekuatan Sentimen Publik
22 22. Suara Hati Rihana
23 23. Motif
24 24. Selama Kita Tidak Menyerah
25 25. Pemain Basket yang Kukagumi, Kaiser
26 26. Novel Fantasi di Perpustakaan Terpencil
27 27. Dunia yang Ingin Diwujudkan oleh Seorang Pemuda yang Idealis
28 28. Semakin Tinggi Kau Merangkak Naik ke Tempat yang Tak Seharusnya, Semakin Sakit Ketika Kau Jatuh
29 29. Nafas yang Terengah-Engah
30 30. Di Nisanmu Aku Berjanji
31 31. Kesaksian Berharga Andika
32 32. Anak yang Buruk, Anakku atau Anakmu?
33 33. Pertemuan Kembali dengan Senior Pembuli
34 34. Intuisi Dono
35 35. Gadis Naif yang Mempermalukan Dirinya Sendiri, Dialah Alicia
36 36. Wilda, Sang Gadis Misterius
37 37. Tolong Kembalikan Senyum Gadis Polos Itu
38 38. Hukuman yang Pantas
39 39. Dunia yang Ingin Digapai oleh Seorang Putri Konglomerat Bernama Ratih
40 40. Warna Mata yang Indah Tersembunyi di Balik Kacamata Itu
41 41. Hidup yang Indah Karena Teman-Teman yang Baik
42 42. Arkias Dewantara
43 43. Kehangatan di Balik Jilbab Panjang Nenek Nafisah
44 44. Permohonan Maaf yang Tak Tersampaikan
45 45. Handuk yang Lusuh
46 46. Kuberharap, Tapi Bukan Berarti Kumenginginkannya untuk Terjadi
47 47. Reuni di Pasar Malam
48 48. Resolusi
49 49. Rupanya Pahlawanku Itu Adalah Kaiser
50 50. Orang Tua yang Layak
51 51. Foto yang Bersimbah Darah
52 52. Senyuman Terakhir Araka
53 53. Seorang Polisi yang Mendrama di TKP
54 54. Forum 12 Orang di Ruangan Tertutup
55 55. Pada Foto yang Digenggam Eratnya
56 56. Di Nisan Araka, Rencana Balas Dendam Lu Tianfeng
57 57. Pelarian Tirta
58 58. Munculnya Kultivator Level D, Shinomiya Airi
59 59. Tertutup Rapat-Rapat
60 60. Deskripsi Pelaku
61 61. Wajah yang Tampan
62 62. Sahabatku Ternyata Adalah Seorang Mata-Mata
63 63. Pertemuan Kaiser dan Lu Shou
64 64. Pertemuan Kaiser dan Shinomiya Airi
65 65. Rahasia Besar yang Disimpan oleh Sang Pembunuh Barantai
66 66. Munculnya Sosok Misterius Kedua
67 67. Membuka Tabir Misteri Identitas Dios
68 68. Ketulusan yang Naif
69 69. Shinomiya Airi ke Sekolah
70 70. Aliran Cakra
71 71. Aku Melupakan Nama Pemberianku pada Anakku Sendiri
72 72. Hipnotis Massal
73 73. Malam Pembantaian Berdarah Di Shanghai
74 74. Mencekam
75 75. Kemarahan Lu Shou
76 76. Ingatan Sebelas Tahun Lalu, Alasan Kedekatan Kaiser dan Dios
77 77. Misteri Hubungan Aizen dan Dios
78 78. Misteri Penyebab Trauma Danial
79 79. Kebaikan Tiba-Tiba Sang Ayah, Shinomiya Aizen
80 80. Sensasi Mimpi Jeritan Kesedihan Hati Kaiser
81 81. Seorang Kakek Kesepian yang Membuat Sensasi
82 82. Jajak Pendapat Pak Sudarmin yang Berujung Kemalangan
83 83. Ada Apa dengan Novel-Novel Itu?
84 84. Undangan Loki
85 85. Kaiser vs Loki
86 86. Keterlibatan Organisasi Terbangkitkan dari Barat
87 87. Kekuatan Loki
88 88. Munculnya Tersangka Baru, Kanzaki Kazuki
89 89. Rahasia
90 90. Jey dan Dirga, Gegi yang Malang
91 91. Awal dari Kejatuhan Pak Sudarmin
92 92. Rahasia Fetish Silva
93 93. Itu Bukan Cinta!
94 94. Pertemuan Kembali Silva dan Kaiser
95 95. Keinginan Sang Nona Egois
96 96. Rupanya Aku Hanyalah Karakter Ariel dalam Little Mermaid
97 97. Mengungkap Asal-Usul Jingmi
98 98. Semuanya Tak Ada Artinya Lagi
99 99. Beban Mental Kaiser
100 100. Ingatan Samar
101 Mohon Doanya (Go Fighting in You Are Writer Season 6)
102 101. Yang Mengganjal di Hati Tuan Muda Lembut Itu
103 102. Identitas Calon Korban Terakhir
104 103. Idealisme Kaiser Cilik
105 104. Yang Tersembunyi
106 105. Demi Kebahagiaan Amanda
107 106. Dilema Tirta, yang Tak Dianggap Karena Perbedaan Kasta
108 BONUS CHARA
109 107. Hidangan Terakhir
110 108. Akhir yang Tragis dari Suatu Keangkuhan
111 109. Sebuah Ratapan di Pemakaman
112 110. Analisis Dirga
113 111. Rasa Iri yang Membakar Diri Sendiri
114 112. Seorang Kakak yang Bodoh
115 Selamat buat para pemenang 'You are Writer Season 6'
116 113. Rahasia Kelam di Balik Trauma Danial
117 114. Surat Ancaman kepada Danial dari Seseorang yang Mengaku sebagai Kakak Dios
118 115. Terkuaknya Identitas Pembunuh Berantai Joker Hitam
119 116. Hari Ujian
120 117. Umpan Hawa Membunuh
121 118. Pembantaian Berdarah di Hari Pertama Ujian Kenaikan Kelas SMA Angkasa Jaya
122 119. Teror Tirta
123 120. Pesona Kaiser, Kekaguman Wilda
124 121. Pertarungan 5 vs 1
125 122. Kemunculan The Numbers
126 123. Kaiser vs Tirta
127 124. Kekalahan Tirta
128 125. Dia Adalah Kapten Maya
129 126. Ada Apa dengan Agni?
130 127. Aku Tak Dapat Lagi Bersembunyi di Balik Identitas sebagai Anak Baik-Baik
131 128. Arti Sosok Airi Bagi Kaiser
132 129. Masa Lalu Wilda yang Kelam
133 130. Perpisahan dengan Wilda
134 131. Kemarahan Jeynal
135 132. Seorang Pembunuh yang tak Ingin Dibunuh
136 133. Rasa Sakit Itu Dibalas dengan Sakit yang Berjuta-Juta Kali Lipat
137 134. Hapus Anggapanmu Bahwa Psikopat adalah Mereka yang Terlihat Baik
138 135. Kekuatan Loki 2, Menelisik ke Ingatan yang Tersembunyi
139 136. Dunia Astral yang Berisikan Tumpukan Ingatan
140 137. Tamu tak Terduga, Kunjungan Sang Joker Hitam ke Kediaman Keluarga Dewantara
141 138. Hukuman yang Tidak Pantas
142 139. Pertemuan Kapten Maya dan Dirga
143 140. Kebimbangan Airi, Rasa Bersalah Danial
144 141. Selamat Tinggal, Airi
145 142. Penemuan Mayat Jingmi dan Pembunuh dari Klan Kanzaki
146 143. Keraguan Kaiser
147 144. Rencana Pembunuhan Kaiser oleh Para Lintah Keluarga Dewantara
148 145. Hanya Aku yang Bisa Mengganggunya
149 146. Rasa Nostalgia Aneh Apa Ini?
150 147. Turut Bergabungnya Kembali Lu Shou dalam Kekacauan Itu
151 148. Ketenangan sebelum Tibanya Badai
152 149. Kesepian Hati Danial
153 150. Demi Adik Sepupuku
154 151. Menuju Ke Tempat Pertarungan Terakhir
155 152. Arti Keberadaannya
156 153. Demi Dios, Maka Tolong Jangan Menyerah, Kak Jey
157 154. Arti Balas Dendamnya
158 155. Whisper of Devil yang Membumihanguskan Sejarah Panjang Keluarga Isnandar dalam Semalam
159 156. Mastermind Sebenarnya dari Pembulian Dios
160 157. Side Effect Mind Control: Pandangan Prekognitif Dios
161 158. Kebenaran
162 159. Alasan Dios
163 160. Lemah
164 161. Sang Protagonis yang Memutuskan untuk Tak Lagi Berpaling
165 162. Tanggung Jawab dan Hukuman
166 163. Keputusan Akhir sang Pembunuh Berantai Joker Hitam
167 164. Saatnya Melangkah ke Depan - (TAMAT)
168 165. EPILOG
169 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 169 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Charm Seorang Pangeran
3
3. Serangan Tengah Malam
4
4. Pernyataan
5
5. Gratitude
6
6. Ancaman Sang Tuan Muda Teladan
7
7. Pembalasan Dimulai!
8
8. Konfrontasi
9
9. Di Balik Topeng Kesucian
10
10. Jangan Sia-Siakan Air Matamu
11
11. Keberuntunganku Adalah Menjadikanmu Sahabatku
12
12. Masa yang Indah Itu
13
13. Vet Tcin dari NTV News
14
14. Makna Sebuah Investigasi
15
15. Di Manakah Jiwa Jurnalismemu Wahai Para Pers?
16
16. Trauma Danial
17
17. Pelaku yang Lincah, Pendek, dan Kidal
18
18. Pemulung yang Malang
19
19. Anak yang Malang Itu Bernama Amanda
20
20. Di Balik Harga Diri Seorang Jurnalis
21
21. Kekuatan Sentimen Publik
22
22. Suara Hati Rihana
23
23. Motif
24
24. Selama Kita Tidak Menyerah
25
25. Pemain Basket yang Kukagumi, Kaiser
26
26. Novel Fantasi di Perpustakaan Terpencil
27
27. Dunia yang Ingin Diwujudkan oleh Seorang Pemuda yang Idealis
28
28. Semakin Tinggi Kau Merangkak Naik ke Tempat yang Tak Seharusnya, Semakin Sakit Ketika Kau Jatuh
29
29. Nafas yang Terengah-Engah
30
30. Di Nisanmu Aku Berjanji
31
31. Kesaksian Berharga Andika
32
32. Anak yang Buruk, Anakku atau Anakmu?
33
33. Pertemuan Kembali dengan Senior Pembuli
34
34. Intuisi Dono
35
35. Gadis Naif yang Mempermalukan Dirinya Sendiri, Dialah Alicia
36
36. Wilda, Sang Gadis Misterius
37
37. Tolong Kembalikan Senyum Gadis Polos Itu
38
38. Hukuman yang Pantas
39
39. Dunia yang Ingin Digapai oleh Seorang Putri Konglomerat Bernama Ratih
40
40. Warna Mata yang Indah Tersembunyi di Balik Kacamata Itu
41
41. Hidup yang Indah Karena Teman-Teman yang Baik
42
42. Arkias Dewantara
43
43. Kehangatan di Balik Jilbab Panjang Nenek Nafisah
44
44. Permohonan Maaf yang Tak Tersampaikan
45
45. Handuk yang Lusuh
46
46. Kuberharap, Tapi Bukan Berarti Kumenginginkannya untuk Terjadi
47
47. Reuni di Pasar Malam
48
48. Resolusi
49
49. Rupanya Pahlawanku Itu Adalah Kaiser
50
50. Orang Tua yang Layak
51
51. Foto yang Bersimbah Darah
52
52. Senyuman Terakhir Araka
53
53. Seorang Polisi yang Mendrama di TKP
54
54. Forum 12 Orang di Ruangan Tertutup
55
55. Pada Foto yang Digenggam Eratnya
56
56. Di Nisan Araka, Rencana Balas Dendam Lu Tianfeng
57
57. Pelarian Tirta
58
58. Munculnya Kultivator Level D, Shinomiya Airi
59
59. Tertutup Rapat-Rapat
60
60. Deskripsi Pelaku
61
61. Wajah yang Tampan
62
62. Sahabatku Ternyata Adalah Seorang Mata-Mata
63
63. Pertemuan Kaiser dan Lu Shou
64
64. Pertemuan Kaiser dan Shinomiya Airi
65
65. Rahasia Besar yang Disimpan oleh Sang Pembunuh Barantai
66
66. Munculnya Sosok Misterius Kedua
67
67. Membuka Tabir Misteri Identitas Dios
68
68. Ketulusan yang Naif
69
69. Shinomiya Airi ke Sekolah
70
70. Aliran Cakra
71
71. Aku Melupakan Nama Pemberianku pada Anakku Sendiri
72
72. Hipnotis Massal
73
73. Malam Pembantaian Berdarah Di Shanghai
74
74. Mencekam
75
75. Kemarahan Lu Shou
76
76. Ingatan Sebelas Tahun Lalu, Alasan Kedekatan Kaiser dan Dios
77
77. Misteri Hubungan Aizen dan Dios
78
78. Misteri Penyebab Trauma Danial
79
79. Kebaikan Tiba-Tiba Sang Ayah, Shinomiya Aizen
80
80. Sensasi Mimpi Jeritan Kesedihan Hati Kaiser
81
81. Seorang Kakek Kesepian yang Membuat Sensasi
82
82. Jajak Pendapat Pak Sudarmin yang Berujung Kemalangan
83
83. Ada Apa dengan Novel-Novel Itu?
84
84. Undangan Loki
85
85. Kaiser vs Loki
86
86. Keterlibatan Organisasi Terbangkitkan dari Barat
87
87. Kekuatan Loki
88
88. Munculnya Tersangka Baru, Kanzaki Kazuki
89
89. Rahasia
90
90. Jey dan Dirga, Gegi yang Malang
91
91. Awal dari Kejatuhan Pak Sudarmin
92
92. Rahasia Fetish Silva
93
93. Itu Bukan Cinta!
94
94. Pertemuan Kembali Silva dan Kaiser
95
95. Keinginan Sang Nona Egois
96
96. Rupanya Aku Hanyalah Karakter Ariel dalam Little Mermaid
97
97. Mengungkap Asal-Usul Jingmi
98
98. Semuanya Tak Ada Artinya Lagi
99
99. Beban Mental Kaiser
100
100. Ingatan Samar
101
Mohon Doanya (Go Fighting in You Are Writer Season 6)
102
101. Yang Mengganjal di Hati Tuan Muda Lembut Itu
103
102. Identitas Calon Korban Terakhir
104
103. Idealisme Kaiser Cilik
105
104. Yang Tersembunyi
106
105. Demi Kebahagiaan Amanda
107
106. Dilema Tirta, yang Tak Dianggap Karena Perbedaan Kasta
108
BONUS CHARA
109
107. Hidangan Terakhir
110
108. Akhir yang Tragis dari Suatu Keangkuhan
111
109. Sebuah Ratapan di Pemakaman
112
110. Analisis Dirga
113
111. Rasa Iri yang Membakar Diri Sendiri
114
112. Seorang Kakak yang Bodoh
115
Selamat buat para pemenang 'You are Writer Season 6'
116
113. Rahasia Kelam di Balik Trauma Danial
117
114. Surat Ancaman kepada Danial dari Seseorang yang Mengaku sebagai Kakak Dios
118
115. Terkuaknya Identitas Pembunuh Berantai Joker Hitam
119
116. Hari Ujian
120
117. Umpan Hawa Membunuh
121
118. Pembantaian Berdarah di Hari Pertama Ujian Kenaikan Kelas SMA Angkasa Jaya
122
119. Teror Tirta
123
120. Pesona Kaiser, Kekaguman Wilda
124
121. Pertarungan 5 vs 1
125
122. Kemunculan The Numbers
126
123. Kaiser vs Tirta
127
124. Kekalahan Tirta
128
125. Dia Adalah Kapten Maya
129
126. Ada Apa dengan Agni?
130
127. Aku Tak Dapat Lagi Bersembunyi di Balik Identitas sebagai Anak Baik-Baik
131
128. Arti Sosok Airi Bagi Kaiser
132
129. Masa Lalu Wilda yang Kelam
133
130. Perpisahan dengan Wilda
134
131. Kemarahan Jeynal
135
132. Seorang Pembunuh yang tak Ingin Dibunuh
136
133. Rasa Sakit Itu Dibalas dengan Sakit yang Berjuta-Juta Kali Lipat
137
134. Hapus Anggapanmu Bahwa Psikopat adalah Mereka yang Terlihat Baik
138
135. Kekuatan Loki 2, Menelisik ke Ingatan yang Tersembunyi
139
136. Dunia Astral yang Berisikan Tumpukan Ingatan
140
137. Tamu tak Terduga, Kunjungan Sang Joker Hitam ke Kediaman Keluarga Dewantara
141
138. Hukuman yang Tidak Pantas
142
139. Pertemuan Kapten Maya dan Dirga
143
140. Kebimbangan Airi, Rasa Bersalah Danial
144
141. Selamat Tinggal, Airi
145
142. Penemuan Mayat Jingmi dan Pembunuh dari Klan Kanzaki
146
143. Keraguan Kaiser
147
144. Rencana Pembunuhan Kaiser oleh Para Lintah Keluarga Dewantara
148
145. Hanya Aku yang Bisa Mengganggunya
149
146. Rasa Nostalgia Aneh Apa Ini?
150
147. Turut Bergabungnya Kembali Lu Shou dalam Kekacauan Itu
151
148. Ketenangan sebelum Tibanya Badai
152
149. Kesepian Hati Danial
153
150. Demi Adik Sepupuku
154
151. Menuju Ke Tempat Pertarungan Terakhir
155
152. Arti Keberadaannya
156
153. Demi Dios, Maka Tolong Jangan Menyerah, Kak Jey
157
154. Arti Balas Dendamnya
158
155. Whisper of Devil yang Membumihanguskan Sejarah Panjang Keluarga Isnandar dalam Semalam
159
156. Mastermind Sebenarnya dari Pembulian Dios
160
157. Side Effect Mind Control: Pandangan Prekognitif Dios
161
158. Kebenaran
162
159. Alasan Dios
163
160. Lemah
164
161. Sang Protagonis yang Memutuskan untuk Tak Lagi Berpaling
165
162. Tanggung Jawab dan Hukuman
166
163. Keputusan Akhir sang Pembunuh Berantai Joker Hitam
167
164. Saatnya Melangkah ke Depan - (TAMAT)
168
165. EPILOG
169
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!