6. Ancaman Sang Tuan Muda Teladan

Aleka yang baru pulang pagi hari setelah menghabiskan waktu semalaman berkeluyuran di tempat hiburan malam yang berbeda setelah pergi menahan kesal atas sikap arogan Araka padanya, masuk ke rumah dalam keadaan yang sempoyongan.  Dia masuk ke rumah tanpa mengganti sepatunya dengan slipper dan hanya menggantungkan jaket kulitnya di dekat pintu masuk rumah.

Di saat itulah dia berpapasan dengan ayahnya, Pak Widarno.

“Puaaak!”  Sebuah tinju yang cukup keras dilayangkan oleh Pak Widarno ke muka Aleka.

“Dasar anak bodoh!  Bisakah kamu berhenti mempermalukan Ayah?!  Kamu tahu betapa Ayah malu dengan kolega-kolega Ayah karena perbuatan kamu yang gegabah!  Bisa tidak sekali saja kamu melakukan pekerjaan dengan benar?!”

“Itu karena orang tua-orang tua lainnya mengarahkan anak mereka dengan baik.  Melindungi mereka dengan baik.  Sedang lihat apa yang Ayah lakukan!  Ketika saya berbuat baik Ayah hanya mengatakan itu sudah sewajarnya,  tetapi ketika ada masalah, Ayah hanya memukul saya dan melampiaskan kesalahan semua hanya pada saya.  Tidakkah Ayah tahu mengapa saya melakukan semua ini?  Ini untuk meningkatkan nama baik saya di hadapan teman-teman yang merupakan anak kolega-kolega Ayah.”  Ujar Aleka yang marah seraya membentak ayahnya.

“Kalau begitu lakukan pekerjaan dengan benar.  Mengapa kamu sampai bisa ketahuan?!”  Pak Widarno tidak mau kalah dan balas membentak putranya dengan suara yang lebih keras.

“Lantas, apa Ayah juga akan menyalahkan saya.  Ya benar, semua salah saya karena saya bodoh, tidak seperti anak-anak yang lain.”

“Puaaak!”

Tanpa sadar, sebuah tinju dilayangkan oleh Pak Widarno kepada putranya itu.  Aleka yang terjatuh setelah menerima pukulan ayahnya mencoba untuk bangkit dengan sempoyongan lantas berbalik ke arah pintu.

“Creaak!”  Pintu pun terbuka.

“Kalau begitu, saya tidak pantas lagi ada di keluarga ini karena saya tidak dapat memenuhi kualifikasi Ayah.  Selamat tinggal Ayah.  Tidak usah mencari Aleka lagi mulai dari sekarang karena mulai sekarang Aleka bukan lagi bagian dari keluarga besar Putrawardhani.”  Ucap Aleka yang sempoyongan.  Ekspresi yang penuh derita batin tergambar dengan jelas di wajahnya.

“Keletok.”  Pintu pun tertutup menghapus jejak Aleka dari hadapan ayahnya.

Pak Widarno menatap tajam ke arah pintu.  Karena tak ada pelampiasan lain, dia pun akhirnya melampiaskan amarahnya itu dengan membanting barang-barang yang ada di sekitarnya.

***

Pukul 14.30 siang.  Kaiser yang usai sekolah meminta supirnya dan Agni untuk pulang lebih dulu karena dia dan Andika akan pergi berdua untuk jalan-jalan di mall.  Mereka berdua lebih memilih menggunakan tranportasi kereta listrik ketimbang naik mobil pribadi untuk ke sana.

Sesampainya di sana, tempat yang mereka tuju pertama kali tidak lain adalah Game Center.  Setelah masuk ke tempat itu, tanpa basa-basi, mereka berdua langsung bermain.  Andika menatap Kaiser.  Tidak butuh 1 menit, Andika langsung bisa menyadarinya.  Dari luar tampak ekspresi Kaiser baik-baik saja, namun sebagai sahabatnya, Andika bisa langsung mengetahui di saat kapan sahabatnya itu sedang gundah.

“Kamu baik-baik saja?”  Diapun berusaha menanyakan kabar pada Kaiser.

“Ya tentu saja.”  Jawab Kaiser singkat seraya tersenyum ramah.

Andika menatap Kaiser lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya.

Andika seraya berkata, “Aku benar-benar benci orang-orang itu.  Jelas-jelas mereka menggunakan kekuasaan mereka untuk mengontrol media.  Lihat bagaimana media dihebohkan oleh berita dua orang selebriti saling jambak rambut dan melupakan kasus penyerangan rumah sakit.  Pasti berat untukmu.”

Andika seraya merangkul sahabatnya yang terlihat pendek di matanya itu.  Dia pun melanjutkan ucapannya, “Tapi kamu tahu?  Aku akan selalu mendukungmu Kaiser.”

Kaiser melepaskan dekapan Andika di pundaknya itu agar dapat berbalik menatap mata sahabatnya itu.  Kedua mata mereka pun saling bertemu.

“Keluargaku juga sedang menyusun langkah yang tepat untuk ini.  Apa yang kamu khawatirkan?  Keluargaku juga memiliki kekuasaan.”  Jawab Kaiser tegas.

“Yah kamu benar.  Hehehe.”  Jawab Andika seraya menepuk keyboard game dan memalingkan wajahnya ke samping untuk menatap Kaiser lalu tertawa cerah.

Mereka bermain cukup lama di game center.  Seiring waktu berjalan ketika mereka bermain, perlahan ekspresi Kaiser kembali cerah dan semangat.  Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka sebelum pulang dengan shoping di toko alat tulis.  Mereka cukup menikmati memilih-milih barang perlengkapan sekolah dan beberapa komik di sana lalu segera keluar toko seusai berbelanja.

“Ah, Kaiser.  Kamu bisa pergi duluan ke depan pintu keluar mall.  Saya ingin ke toilet dulu sebentar.”  Andika mengatakan itu seraya bergegas ke belakang.

***

Kaiser memilih untuk keluar menggunakan pintu keluar belakang mall.  Tanpa diduganya, dia bertemu Aleka yang sedang duduk melantai dan bersandar di dinding sambil memegang botol alkohol di tangannya sambil merokok.

Aleka lantas melepaskan botol alkohol di tangan kanannya kemudian berdiri.  Dia mengisap kuat-kuat rokok yang ada di tangan kirinya kemudian menghembuskannya.

“Oya, oya, siapa yang kutemui ini?  Ternyata Sang Tuan Muda teladan kita.  Bagaimana ya jadinya jika muka yang cantik ini terkena pukulan mematikanku?”  Ucap Aleka seraya tanpa aba-aba melayangkan tinjunya kepada Kaiser.

Kaiser menangkap tinju itu dengan sigap hanya dengan menggunakan tangan kanannya.

“Kreak!”  Suara patahan tulang terdengar.

“Ahhhhhhhh!  Lepaskan sialan!”

Aleka mengumpat Kaiser seraya melepaskan cengkeraman Kaiser dan mundur langkah demi langkah.  Langkah demi langkah pula Kaiser maju untuk menyamainya.  Aleka terus mundur hingga tanpa sadar telah berada di dinding.  Dia kemudian duduk tersungkur.  Kaiser yang masih berdiri pun, jadi tampak lebih akbar di sudut pandang Aleka yang terduduk.

“Tampaknya kamu sudah lupa pelajaranmu waktu itu ya?  Mau aku habisi sekali lagi?”  Ujar Kaiser seraya tersenyum dengan ekspresi sadis.  Mata birunya berkilauan bagai nyala api, senyumnya lebar dengan gigi-gigi yang berkilau seakan siap menerkam mangsanya.

“Hah, tampaknya kamu lupa kalau aku ini juga anak konglomerat.  Saya bukan orang gampangan seperti Dios yang bisa kamu buli seenaknya.  Saya punya latar belakang keluarga yang kuat.”  Kaiser mengucapkannya seraya melembutkan sedikit ekspresi kejamnya tadi seraya berlutut untuk  menyamakan tingginya dengan Aleka.  Kaiser lantas kembali tersenyum bengis.

“Apa yang mau kamu lakukan sialan?”

Kaiser mendekatkan bibirnya ke kuping Aleka seraya berkata, “Menurutmu apa yang akan lakukan?”

“Kamu?!”  Aleka yang mendengar ucapan ambigu Kaiser lantas mengungkapkan ketidaksukaannya.

“Oh iya, bagaimana keadaan ayahmu?  Apa Perusahaan Sungsin Group baik-baik saja setelah mengeluarkan uang ganti rugi yang besar?”  Kaiser terus melanjutkan provokasinya kepada Aleka seraya tetap mempertahankan senyum bengisnya.

“Kamu!!!”  Aleka semakin marah dan menggertakkan giginya, tetapi insting rasa takutnya kepada Kaiser mengalahkan emosinya.  Dia pun akhirnya hanya berani menggonggong.

Sungguh pemandangan aneh di mana Kaiser yang berpostur sedang mampu memberikan tekanan aura yang begitu kuat sehingga membuat Aleka yang berbadan besar jadi menciut dan terduduk kaku.

“Hahahaha.  Aku jadi penasaran melihat bagaimana reaksi Pak Widarno yang memiliki anak tak berguna sepertimu.

“Kamu!!!”  Aleka menatap tajam ke mata Kaiser, tetapi malah dibalas Kasier dengan tatapan yang lebih tajam.

Aleka ketakutan sehingga membuat rokok yang ada di tangannya lantas jatuh ke pahanya.  Aleka yang saat itu hanya mengenakan celana olahraga dengan lingkar paha yang longgar, tak dapat membendung api rokok mengenai kulit pahanya.

“Ahh!”  Aleka berteriak kesakitan karena terkejut dengan sakit akibat panasnya api rokok yang mengenai kulitnya.

“Paaaaak!”

Kaiser lantas menginjak rokok tersebut bersamaan dengan paha Aleka.

“Aaaahhhhhhh!”

Jeritan kuat seketika dikeluarkan oleh Aleka.

“Oya, oya, Aleka yang malang, paha kamu pasti begitu sakit ya terkena arang dari rokoknya.  Kamu sampai menjerit seperti itu.  Sudah aku padamkan kok asap rokoknya.  Kamu bisa tenang sekarang.”  Ujar Kaiser seraya mendekatkan wajahnya yang masih berekspresi bengis itu ke wajah Aleka.

Mata biru Kaiser ditambah senyumnya yang bengis membuat Kaiser tampak seperti iblis sehingga begitu mengintimidasi Aleka.  Detak jantung Aleka pun makin kencang ketika Kaiser yang semula menunjukkan ekspresi seperti iblis tiba-tiba tersenyum ramah di hadapannya.

Mata Kaiser pun tiba-tiba membelalak.  Aleka yang melihatnya seketika menjadi shok dan,  “Paaaaak!”

Belum sempat Aleka mencerna apa yang telah terjadi, tinju keras dilayangkan oleh Kaiser tepat di samping kepala Aleka.  Tinju itu begitu kuat sehingga menimbulkan retakan di dinding.  Kaiser sekali lagi mendekatkan wajahnya ke Aleka.  Tangan kirinya menepuk bahu kiri Aleka.  Bibir Kaiser perlahan mendekati kuping Aleka.

“Tunggu.”

“Apa?”

“Tunggu saja.  Aku akan menghancurkan kalian sampai berkeping-keping sehingga hidup pun kalian akan merasa enggan.”  Ucap Kaiser dengan mata biru dan senyumnya yang bengis bagai iblis.

Aleka berkeringat dingin dan mungkin karena kebanyakan minum, tanpa disadarinya urinenya membasahi celananya.  Tubuhnya bergetar dengan hebat.

“Menjijikkan!  Bisa-bisanya kamu pipis di depan umum.”  Ucap Kaiser seraya menatap Aleka dengan penuh kejijikan.

Di tengah suasana mencekam itu, telepon Kaiser tiba-tiba berdering.  Kaiser pun mengangkat telepon itu.  Rupanya itu dari Andika.

“Kaiser, kamu ke mana?  Aku sudah dari tadi menunggu di pintu keluar depan mall.”

“Ah, aku ada di pintu keluar belakang mall.”

“Kenapa kamu malah ke situ.  Di situ berbahaya tahu!  Banyak preman berkeliaran di sana.  Bagaimana jika kamu dipukul oleh mereka? “

“Kamu terlalu khawatir.  Bukannya aku akan diculik lalu dibunuh atau bagaimana.”

“Kamu ini.  Apa yang kamu katakan?  Tunggu di sana, saya akan segera menjemputmu ke sana.”

“Tidak perlu.  Biar saya saja yang ke tempatmu.”

Kaiser lalu menutup telepon dan meninggalkan Aleka sendirian di sana.  Aleka seketika semakin gemetar ketika mulut Kaiser mengeluarkan kata menculik dan membunuh.

“Dia akan membunuhku.  Dia pasti akan membunuhku.”  Kedua tangannya memegang kepalanya.  Dia berusaha menundukkan kepalanya dan menyembunyikannya di balik kedua lututnya.  Kondisinya benar-benar pecundang.

***

Di suatu ruangan bertuliskan 801, seorang pemuda dan seorang pemudi keluar dari ruangan.  Tampak Sang Pemudi memperhatikan dengan tulus terhadap Sang Pemuda.

“Bagaimana Tuan Muda?  Apakah jalan-jalannya menyenangkan?”  Tanya Agni tampak mengambek.

“Ya, sangat menyenangkan.  Aku akhirnya bisa melepaskan stress dengan bermain game [membuli Aleka] dan habis itu ke toko buku dan mengumpulkan souvenir cerita-cerita terbaru yang menarik [ekspresi pecundang Aleka].  Tapi ngomong-ngomong, kenapa kamu tampak mengambek gitu?” Kaiser balik bertanya mendapati ekspresi tidak wajar dari Agni.

“Soalnya Tuan Muda malah memilih Andika untuk jalan-jalan bersama Tuan Muda ketimbang saya.”  Jawab Agni sambil merajuk.

“Agniku yang imut, ada beberapa hal yang hanya bisa dilakukan sesama cowok untuk bersenang-senang.”

[Duh Tuan muda bilang aku imut.]  Gumam Agni dalam hati.  Dia lantas tersenyum-senyum sendiri.

“Ya ampun anak ini.”  Ujar Kaiser yang tak dapat menahan tawa melihat ekspresi imut dari Agni.

“Bagaimanapun aku senang melihat Tuan Muda dapat tersenyum seperti ini.”  Agni pun menatap tuan mudanya baik-baik seraya memberikannya senyum penuh ketulusan.

“Terima kasih Agni.  Aku berharap kita bertiga dapat tersenyum bersama-sama seperti biasa lagi.”  Ucap Kaiser seraya menatap lembut pintu bertuliskan 801 itu.

Tentu bukan pintu yang dimaksudkannya, tetapi seorang pemuda yang ada di balik pintu itu.  Tidak lain adalah sahabatnya Dios.

Terpopuler

Comments

gu hariʕ´•ᴥ•`ʔ

gu hariʕ´•ᴥ•`ʔ

bapak Lucknut kurang asem, mangkanya Aleka jadi gk bener gitu

2022-06-03

2

anggita

anggita

creaak.. pintu terbuka., keletok.. pintu tertutup.😉

2022-02-19

3

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Charm Seorang Pangeran
3 3. Serangan Tengah Malam
4 4. Pernyataan
5 5. Gratitude
6 6. Ancaman Sang Tuan Muda Teladan
7 7. Pembalasan Dimulai!
8 8. Konfrontasi
9 9. Di Balik Topeng Kesucian
10 10. Jangan Sia-Siakan Air Matamu
11 11. Keberuntunganku Adalah Menjadikanmu Sahabatku
12 12. Masa yang Indah Itu
13 13. Vet Tcin dari NTV News
14 14. Makna Sebuah Investigasi
15 15. Di Manakah Jiwa Jurnalismemu Wahai Para Pers?
16 16. Trauma Danial
17 17. Pelaku yang Lincah, Pendek, dan Kidal
18 18. Pemulung yang Malang
19 19. Anak yang Malang Itu Bernama Amanda
20 20. Di Balik Harga Diri Seorang Jurnalis
21 21. Kekuatan Sentimen Publik
22 22. Suara Hati Rihana
23 23. Motif
24 24. Selama Kita Tidak Menyerah
25 25. Pemain Basket yang Kukagumi, Kaiser
26 26. Novel Fantasi di Perpustakaan Terpencil
27 27. Dunia yang Ingin Diwujudkan oleh Seorang Pemuda yang Idealis
28 28. Semakin Tinggi Kau Merangkak Naik ke Tempat yang Tak Seharusnya, Semakin Sakit Ketika Kau Jatuh
29 29. Nafas yang Terengah-Engah
30 30. Di Nisanmu Aku Berjanji
31 31. Kesaksian Berharga Andika
32 32. Anak yang Buruk, Anakku atau Anakmu?
33 33. Pertemuan Kembali dengan Senior Pembuli
34 34. Intuisi Dono
35 35. Gadis Naif yang Mempermalukan Dirinya Sendiri, Dialah Alicia
36 36. Wilda, Sang Gadis Misterius
37 37. Tolong Kembalikan Senyum Gadis Polos Itu
38 38. Hukuman yang Pantas
39 39. Dunia yang Ingin Digapai oleh Seorang Putri Konglomerat Bernama Ratih
40 40. Warna Mata yang Indah Tersembunyi di Balik Kacamata Itu
41 41. Hidup yang Indah Karena Teman-Teman yang Baik
42 42. Arkias Dewantara
43 43. Kehangatan di Balik Jilbab Panjang Nenek Nafisah
44 44. Permohonan Maaf yang Tak Tersampaikan
45 45. Handuk yang Lusuh
46 46. Kuberharap, Tapi Bukan Berarti Kumenginginkannya untuk Terjadi
47 47. Reuni di Pasar Malam
48 48. Resolusi
49 49. Rupanya Pahlawanku Itu Adalah Kaiser
50 50. Orang Tua yang Layak
51 51. Foto yang Bersimbah Darah
52 52. Senyuman Terakhir Araka
53 53. Seorang Polisi yang Mendrama di TKP
54 54. Forum 12 Orang di Ruangan Tertutup
55 55. Pada Foto yang Digenggam Eratnya
56 56. Di Nisan Araka, Rencana Balas Dendam Lu Tianfeng
57 57. Pelarian Tirta
58 58. Munculnya Kultivator Level D, Shinomiya Airi
59 59. Tertutup Rapat-Rapat
60 60. Deskripsi Pelaku
61 61. Wajah yang Tampan
62 62. Sahabatku Ternyata Adalah Seorang Mata-Mata
63 63. Pertemuan Kaiser dan Lu Shou
64 64. Pertemuan Kaiser dan Shinomiya Airi
65 65. Rahasia Besar yang Disimpan oleh Sang Pembunuh Barantai
66 66. Munculnya Sosok Misterius Kedua
67 67. Membuka Tabir Misteri Identitas Dios
68 68. Ketulusan yang Naif
69 69. Shinomiya Airi ke Sekolah
70 70. Aliran Cakra
71 71. Aku Melupakan Nama Pemberianku pada Anakku Sendiri
72 72. Hipnotis Massal
73 73. Malam Pembantaian Berdarah Di Shanghai
74 74. Mencekam
75 75. Kemarahan Lu Shou
76 76. Ingatan Sebelas Tahun Lalu, Alasan Kedekatan Kaiser dan Dios
77 77. Misteri Hubungan Aizen dan Dios
78 78. Misteri Penyebab Trauma Danial
79 79. Kebaikan Tiba-Tiba Sang Ayah, Shinomiya Aizen
80 80. Sensasi Mimpi Jeritan Kesedihan Hati Kaiser
81 81. Seorang Kakek Kesepian yang Membuat Sensasi
82 82. Jajak Pendapat Pak Sudarmin yang Berujung Kemalangan
83 83. Ada Apa dengan Novel-Novel Itu?
84 84. Undangan Loki
85 85. Kaiser vs Loki
86 86. Keterlibatan Organisasi Terbangkitkan dari Barat
87 87. Kekuatan Loki
88 88. Munculnya Tersangka Baru, Kanzaki Kazuki
89 89. Rahasia
90 90. Jey dan Dirga, Gegi yang Malang
91 91. Awal dari Kejatuhan Pak Sudarmin
92 92. Rahasia Fetish Silva
93 93. Itu Bukan Cinta!
94 94. Pertemuan Kembali Silva dan Kaiser
95 95. Keinginan Sang Nona Egois
96 96. Rupanya Aku Hanyalah Karakter Ariel dalam Little Mermaid
97 97. Mengungkap Asal-Usul Jingmi
98 98. Semuanya Tak Ada Artinya Lagi
99 99. Beban Mental Kaiser
100 100. Ingatan Samar
101 Mohon Doanya (Go Fighting in You Are Writer Season 6)
102 101. Yang Mengganjal di Hati Tuan Muda Lembut Itu
103 102. Identitas Calon Korban Terakhir
104 103. Idealisme Kaiser Cilik
105 104. Yang Tersembunyi
106 105. Demi Kebahagiaan Amanda
107 106. Dilema Tirta, yang Tak Dianggap Karena Perbedaan Kasta
108 BONUS CHARA
109 107. Hidangan Terakhir
110 108. Akhir yang Tragis dari Suatu Keangkuhan
111 109. Sebuah Ratapan di Pemakaman
112 110. Analisis Dirga
113 111. Rasa Iri yang Membakar Diri Sendiri
114 112. Seorang Kakak yang Bodoh
115 Selamat buat para pemenang 'You are Writer Season 6'
116 113. Rahasia Kelam di Balik Trauma Danial
117 114. Surat Ancaman kepada Danial dari Seseorang yang Mengaku sebagai Kakak Dios
118 115. Terkuaknya Identitas Pembunuh Berantai Joker Hitam
119 116. Hari Ujian
120 117. Umpan Hawa Membunuh
121 118. Pembantaian Berdarah di Hari Pertama Ujian Kenaikan Kelas SMA Angkasa Jaya
122 119. Teror Tirta
123 120. Pesona Kaiser, Kekaguman Wilda
124 121. Pertarungan 5 vs 1
125 122. Kemunculan The Numbers
126 123. Kaiser vs Tirta
127 124. Kekalahan Tirta
128 125. Dia Adalah Kapten Maya
129 126. Ada Apa dengan Agni?
130 127. Aku Tak Dapat Lagi Bersembunyi di Balik Identitas sebagai Anak Baik-Baik
131 128. Arti Sosok Airi Bagi Kaiser
132 129. Masa Lalu Wilda yang Kelam
133 130. Perpisahan dengan Wilda
134 131. Kemarahan Jeynal
135 132. Seorang Pembunuh yang tak Ingin Dibunuh
136 133. Rasa Sakit Itu Dibalas dengan Sakit yang Berjuta-Juta Kali Lipat
137 134. Hapus Anggapanmu Bahwa Psikopat adalah Mereka yang Terlihat Baik
138 135. Kekuatan Loki 2, Menelisik ke Ingatan yang Tersembunyi
139 136. Dunia Astral yang Berisikan Tumpukan Ingatan
140 137. Tamu tak Terduga, Kunjungan Sang Joker Hitam ke Kediaman Keluarga Dewantara
141 138. Hukuman yang Tidak Pantas
142 139. Pertemuan Kapten Maya dan Dirga
143 140. Kebimbangan Airi, Rasa Bersalah Danial
144 141. Selamat Tinggal, Airi
145 142. Penemuan Mayat Jingmi dan Pembunuh dari Klan Kanzaki
146 143. Keraguan Kaiser
147 144. Rencana Pembunuhan Kaiser oleh Para Lintah Keluarga Dewantara
148 145. Hanya Aku yang Bisa Mengganggunya
149 146. Rasa Nostalgia Aneh Apa Ini?
150 147. Turut Bergabungnya Kembali Lu Shou dalam Kekacauan Itu
151 148. Ketenangan sebelum Tibanya Badai
152 149. Kesepian Hati Danial
153 150. Demi Adik Sepupuku
154 151. Menuju Ke Tempat Pertarungan Terakhir
155 152. Arti Keberadaannya
156 153. Demi Dios, Maka Tolong Jangan Menyerah, Kak Jey
157 154. Arti Balas Dendamnya
158 155. Whisper of Devil yang Membumihanguskan Sejarah Panjang Keluarga Isnandar dalam Semalam
159 156. Mastermind Sebenarnya dari Pembulian Dios
160 157. Side Effect Mind Control: Pandangan Prekognitif Dios
161 158. Kebenaran
162 159. Alasan Dios
163 160. Lemah
164 161. Sang Protagonis yang Memutuskan untuk Tak Lagi Berpaling
165 162. Tanggung Jawab dan Hukuman
166 163. Keputusan Akhir sang Pembunuh Berantai Joker Hitam
167 164. Saatnya Melangkah ke Depan - (TAMAT)
168 165. EPILOG
169 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 169 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Charm Seorang Pangeran
3
3. Serangan Tengah Malam
4
4. Pernyataan
5
5. Gratitude
6
6. Ancaman Sang Tuan Muda Teladan
7
7. Pembalasan Dimulai!
8
8. Konfrontasi
9
9. Di Balik Topeng Kesucian
10
10. Jangan Sia-Siakan Air Matamu
11
11. Keberuntunganku Adalah Menjadikanmu Sahabatku
12
12. Masa yang Indah Itu
13
13. Vet Tcin dari NTV News
14
14. Makna Sebuah Investigasi
15
15. Di Manakah Jiwa Jurnalismemu Wahai Para Pers?
16
16. Trauma Danial
17
17. Pelaku yang Lincah, Pendek, dan Kidal
18
18. Pemulung yang Malang
19
19. Anak yang Malang Itu Bernama Amanda
20
20. Di Balik Harga Diri Seorang Jurnalis
21
21. Kekuatan Sentimen Publik
22
22. Suara Hati Rihana
23
23. Motif
24
24. Selama Kita Tidak Menyerah
25
25. Pemain Basket yang Kukagumi, Kaiser
26
26. Novel Fantasi di Perpustakaan Terpencil
27
27. Dunia yang Ingin Diwujudkan oleh Seorang Pemuda yang Idealis
28
28. Semakin Tinggi Kau Merangkak Naik ke Tempat yang Tak Seharusnya, Semakin Sakit Ketika Kau Jatuh
29
29. Nafas yang Terengah-Engah
30
30. Di Nisanmu Aku Berjanji
31
31. Kesaksian Berharga Andika
32
32. Anak yang Buruk, Anakku atau Anakmu?
33
33. Pertemuan Kembali dengan Senior Pembuli
34
34. Intuisi Dono
35
35. Gadis Naif yang Mempermalukan Dirinya Sendiri, Dialah Alicia
36
36. Wilda, Sang Gadis Misterius
37
37. Tolong Kembalikan Senyum Gadis Polos Itu
38
38. Hukuman yang Pantas
39
39. Dunia yang Ingin Digapai oleh Seorang Putri Konglomerat Bernama Ratih
40
40. Warna Mata yang Indah Tersembunyi di Balik Kacamata Itu
41
41. Hidup yang Indah Karena Teman-Teman yang Baik
42
42. Arkias Dewantara
43
43. Kehangatan di Balik Jilbab Panjang Nenek Nafisah
44
44. Permohonan Maaf yang Tak Tersampaikan
45
45. Handuk yang Lusuh
46
46. Kuberharap, Tapi Bukan Berarti Kumenginginkannya untuk Terjadi
47
47. Reuni di Pasar Malam
48
48. Resolusi
49
49. Rupanya Pahlawanku Itu Adalah Kaiser
50
50. Orang Tua yang Layak
51
51. Foto yang Bersimbah Darah
52
52. Senyuman Terakhir Araka
53
53. Seorang Polisi yang Mendrama di TKP
54
54. Forum 12 Orang di Ruangan Tertutup
55
55. Pada Foto yang Digenggam Eratnya
56
56. Di Nisan Araka, Rencana Balas Dendam Lu Tianfeng
57
57. Pelarian Tirta
58
58. Munculnya Kultivator Level D, Shinomiya Airi
59
59. Tertutup Rapat-Rapat
60
60. Deskripsi Pelaku
61
61. Wajah yang Tampan
62
62. Sahabatku Ternyata Adalah Seorang Mata-Mata
63
63. Pertemuan Kaiser dan Lu Shou
64
64. Pertemuan Kaiser dan Shinomiya Airi
65
65. Rahasia Besar yang Disimpan oleh Sang Pembunuh Barantai
66
66. Munculnya Sosok Misterius Kedua
67
67. Membuka Tabir Misteri Identitas Dios
68
68. Ketulusan yang Naif
69
69. Shinomiya Airi ke Sekolah
70
70. Aliran Cakra
71
71. Aku Melupakan Nama Pemberianku pada Anakku Sendiri
72
72. Hipnotis Massal
73
73. Malam Pembantaian Berdarah Di Shanghai
74
74. Mencekam
75
75. Kemarahan Lu Shou
76
76. Ingatan Sebelas Tahun Lalu, Alasan Kedekatan Kaiser dan Dios
77
77. Misteri Hubungan Aizen dan Dios
78
78. Misteri Penyebab Trauma Danial
79
79. Kebaikan Tiba-Tiba Sang Ayah, Shinomiya Aizen
80
80. Sensasi Mimpi Jeritan Kesedihan Hati Kaiser
81
81. Seorang Kakek Kesepian yang Membuat Sensasi
82
82. Jajak Pendapat Pak Sudarmin yang Berujung Kemalangan
83
83. Ada Apa dengan Novel-Novel Itu?
84
84. Undangan Loki
85
85. Kaiser vs Loki
86
86. Keterlibatan Organisasi Terbangkitkan dari Barat
87
87. Kekuatan Loki
88
88. Munculnya Tersangka Baru, Kanzaki Kazuki
89
89. Rahasia
90
90. Jey dan Dirga, Gegi yang Malang
91
91. Awal dari Kejatuhan Pak Sudarmin
92
92. Rahasia Fetish Silva
93
93. Itu Bukan Cinta!
94
94. Pertemuan Kembali Silva dan Kaiser
95
95. Keinginan Sang Nona Egois
96
96. Rupanya Aku Hanyalah Karakter Ariel dalam Little Mermaid
97
97. Mengungkap Asal-Usul Jingmi
98
98. Semuanya Tak Ada Artinya Lagi
99
99. Beban Mental Kaiser
100
100. Ingatan Samar
101
Mohon Doanya (Go Fighting in You Are Writer Season 6)
102
101. Yang Mengganjal di Hati Tuan Muda Lembut Itu
103
102. Identitas Calon Korban Terakhir
104
103. Idealisme Kaiser Cilik
105
104. Yang Tersembunyi
106
105. Demi Kebahagiaan Amanda
107
106. Dilema Tirta, yang Tak Dianggap Karena Perbedaan Kasta
108
BONUS CHARA
109
107. Hidangan Terakhir
110
108. Akhir yang Tragis dari Suatu Keangkuhan
111
109. Sebuah Ratapan di Pemakaman
112
110. Analisis Dirga
113
111. Rasa Iri yang Membakar Diri Sendiri
114
112. Seorang Kakak yang Bodoh
115
Selamat buat para pemenang 'You are Writer Season 6'
116
113. Rahasia Kelam di Balik Trauma Danial
117
114. Surat Ancaman kepada Danial dari Seseorang yang Mengaku sebagai Kakak Dios
118
115. Terkuaknya Identitas Pembunuh Berantai Joker Hitam
119
116. Hari Ujian
120
117. Umpan Hawa Membunuh
121
118. Pembantaian Berdarah di Hari Pertama Ujian Kenaikan Kelas SMA Angkasa Jaya
122
119. Teror Tirta
123
120. Pesona Kaiser, Kekaguman Wilda
124
121. Pertarungan 5 vs 1
125
122. Kemunculan The Numbers
126
123. Kaiser vs Tirta
127
124. Kekalahan Tirta
128
125. Dia Adalah Kapten Maya
129
126. Ada Apa dengan Agni?
130
127. Aku Tak Dapat Lagi Bersembunyi di Balik Identitas sebagai Anak Baik-Baik
131
128. Arti Sosok Airi Bagi Kaiser
132
129. Masa Lalu Wilda yang Kelam
133
130. Perpisahan dengan Wilda
134
131. Kemarahan Jeynal
135
132. Seorang Pembunuh yang tak Ingin Dibunuh
136
133. Rasa Sakit Itu Dibalas dengan Sakit yang Berjuta-Juta Kali Lipat
137
134. Hapus Anggapanmu Bahwa Psikopat adalah Mereka yang Terlihat Baik
138
135. Kekuatan Loki 2, Menelisik ke Ingatan yang Tersembunyi
139
136. Dunia Astral yang Berisikan Tumpukan Ingatan
140
137. Tamu tak Terduga, Kunjungan Sang Joker Hitam ke Kediaman Keluarga Dewantara
141
138. Hukuman yang Tidak Pantas
142
139. Pertemuan Kapten Maya dan Dirga
143
140. Kebimbangan Airi, Rasa Bersalah Danial
144
141. Selamat Tinggal, Airi
145
142. Penemuan Mayat Jingmi dan Pembunuh dari Klan Kanzaki
146
143. Keraguan Kaiser
147
144. Rencana Pembunuhan Kaiser oleh Para Lintah Keluarga Dewantara
148
145. Hanya Aku yang Bisa Mengganggunya
149
146. Rasa Nostalgia Aneh Apa Ini?
150
147. Turut Bergabungnya Kembali Lu Shou dalam Kekacauan Itu
151
148. Ketenangan sebelum Tibanya Badai
152
149. Kesepian Hati Danial
153
150. Demi Adik Sepupuku
154
151. Menuju Ke Tempat Pertarungan Terakhir
155
152. Arti Keberadaannya
156
153. Demi Dios, Maka Tolong Jangan Menyerah, Kak Jey
157
154. Arti Balas Dendamnya
158
155. Whisper of Devil yang Membumihanguskan Sejarah Panjang Keluarga Isnandar dalam Semalam
159
156. Mastermind Sebenarnya dari Pembulian Dios
160
157. Side Effect Mind Control: Pandangan Prekognitif Dios
161
158. Kebenaran
162
159. Alasan Dios
163
160. Lemah
164
161. Sang Protagonis yang Memutuskan untuk Tak Lagi Berpaling
165
162. Tanggung Jawab dan Hukuman
166
163. Keputusan Akhir sang Pembunuh Berantai Joker Hitam
167
164. Saatnya Melangkah ke Depan - (TAMAT)
168
165. EPILOG
169
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!