3. Serangan Tengah Malam

Kembali ke 3 jam sebelum kejadian penyerangan Rumah Sakit Dewantara Group.  Aliska, wartawan yang hendak memperoleh berita dari Kaiser akhirnya berniat pulang setelah gagal memperoleh berita apapun dari Kaiser.

Pintu lift terbuka.  Dengan mata hampa, Aliska meninggalkan pintu lift.  Aliska terus berjalan ke depan tanpa memperhatikan ada seorang office boy yang berada di depannya.  Mereka pun saling bertabrakan.

Berkat air galon yang berat yang menimpa kaki Aliska, Aliska akhirnya terluka sehingga kesakitan untuk berjalan.  Office boy merasa bersalah akan kejadian tersebut. Dia pun membawa Aliska ke ruangan Office Boy untuk memberikan pertolongan pertama pada kaki Aliska yang terkilir karena tertimpa air galon tadi.

“Aduh!"

"Wah, maaf Mbak karena sudah ceroboh menabrak Mbak sehingga terluka.”  Ucap Office Boy dengan panik.

“Tidak apa-apa, saya juga salah karena tidak memperhatikan jalan dengan baik.”  Aliska hanya menjawab lemah sambil tersenyum kepada Office Boy itu.

Melihat senyumnya, Office Boy merasa sedikit lega.

Aliska yang kakinya terkilir menunggu untuk baikan dengan beristirahat di ruang Office Boy sambil bercengkerama dengan Office Boy tersebut.  Karena kelelahan, tanpa sadar Aliska akhirnya memejamkan matanya dan tertidur.

Namun, di tengah sunyi senyap malam, tiba-tiba suara gaduh berupa barang pecah disertai letusan pistol terdengar dari luar.  Mendengar keributan itu, Aliska terbangun.

Di dalam ruangan itu , Office Boy yang masih setia menemani Aliska yang tertidur sambil duduk menyantap kopi susu juga ikut kaget.  Aliska pun segera memperbaiki dirinya yang masih agak mengantuk dan segera menyesuaikan diri dengan suasana tegang di luar.

Aliska segera menyelinap berdiri dari tempat tidur ke dekat pintu. Office boy mengikutinya di belakang.

“Jangan ada yang bergerak,  atau kami tembak.”  Kata seorang penjahat yang mengenakan pakaian hitam dengan topeng hitam yang menutupi seluruh muka kecuali bagian matanya di antara mereka.

Aliska membuka sedikit celah pintu untuk mengintip keluar.  Alangkah kagetnya ketika dia melihat bahwa rumah sakit telah diserang oleh segerombolan penjahat.

“Ada apa Mbak?”  Tanya Office Boy khawatir.

“Ssst.  Jangan berisik, nanti kita ketahuan ada di dalam.”  Jawab Aliska tegas seraya menempelkan jari telunjuknya secara vertikal ke bibirnya tepat di bagian tengah.

Office Boy yang kemudian ikut mengintip keluar seketika panik.  Dia pun menutup mulutnya dengan salah satu tangannya untuk mencegah suara keluar dari tenggorokannya.

Tak lama kemudian, lampu rumah sakit ikut padam.  Tiga puluh menit pun berlalu dan entah bagaimana Aliska dan Office Boy berhasil bersembunyi di dalam ruangan tanpa ketahuan oleh para penjahat.

Untunglah ruangan Office Boy terletak jauh tersembunyi di sudut belakang dari aula lantai pertama dekat pintu rumah sakit yang membuat penjahat-penjahat tersebut lengah untuk memeriksa ke dalam ruangan tersebut.

“Aduh, bagaimana ini Mbak?  Kalau begini terus, banyak pasien yang hidupnya akan terancam.  Dan adikku juga, mungkin akan meninggal.  Selama ini dia bisa bertahan hidup berkat bantuan alat dari rumah sakit berkat Tuan Muda.  Tapi jika listrik mati dan listrik cadangannya habis, maka alat bantuan pernapasan adikku akan… Adikku akan… Hiks… Hiks…” Ujar Office Boy sambil terduduk kaku.  Lututnya didekap erat-erat.  Air matanya mengalir membasahi lutut tersebut.

“Di saat seperti ini justru kita harus tenang.  Pasti ada jalan keluar.”  Ucap Aliska menyemangati Office Boy.

Namun, walaupun Aliska berkata demikian, dalam hatinya sendiri pun sebenarnya juga sangat panik.  Bagaimana tidak, sedari tadi dia mencoba untuk menelepon, tetapi tidak bisa karena tidak ada sinyal.  Internet pun tidak bisa tersambung karena tidak ada jaringan.

[Tampaknya seluruh gedung rumah sakit telah dipasangi alat pengganggu sinyal.  Bagaimana ini? Listrik padam tetapi tampaknya sinyal keadaan darurat tidak terkirim karena alat pengganggu sinyal.  Kalau begini terus, butuh waktu lama bagi para petugas pemantau dari luar rumah sakit untuk menyadari keadaan di dalam rumah sakit.  Apa yang bisa kulakukan?]  Pikir Aliska dalam hati.

Aliska pun mengingat pembicaraan dengan seniornya tadi siang sebelum berangkat ke rumah sakit.

***

“Wah, kenapa tiba-tiba tidak ada sinyal.”  Aliska spontan berdiri dan mengangkat tinggi-tinggi hpnya ntuk mencari sinyal.

“Hi..hi..hi..hi..”  Aliska pun menoleh kepada seorang seniornya yang tertawa cengingisan dengan gelagat yang aneh.

Dilihatnya seperangkat peralatan aneh sedang dipegang oleh seniornya itu.  “Itu kan?  Pantas tiba-tiba tidak ada sinyal.  Ini perbuatan senior rupanya ya."

“Maaf.  Maaf Aliska." Jawab seniornya seraya berusaha untuk menghentikan cengingisannya.

"Tapi bukan untuk menguji alat pengganggu sinyal itu tujuanku yang sebenarnya.”  Kata seniornya dengan senyum nakal.

“Sebenarnya waktu meliput berita tentang acara lelang ilegal tertutup di Jerman, saya diam-diam mengikuti acara lelangnya.  Dan lihat apa yang saya dapatkan.  Perangkat pembatal penganggu sinyal ukuran mini dengan bentuk mirip radio ini yang hanya berdimensi 1 x 2 x 4 cm ini.  Begini penggunaannya.  Transmitternya akan mampu meredam noise yang ditimbulkan oleh alat penganggu sinyal dengan sonic boom.  Bla…bla… Lihat ini, ketika tombolnya ditekan, tada!  Sinyal di handphone pun muncul kembali walaupun alat pengganggu sinyal tetap nyala.” Ucap Senior dengan bangga kepada Aliska sambil memperlihatkan handphonenya yang kembali memiliki sinyal.

“Tapi kelemahannya ya, alat ini tidak dapat bertahan lama.  Lihat ini, baru 10 detik, sinyalnya hilang lagi." Ucap senior itu lagi seraya kecewa.

"Setelah itu, alat pengganggu sinyal akan stabil lagi dan mampu menghasilkan noise yang akan akan mengganggu sinyal lagi…bla…bla… Juga pada alat penganggu sinyal yang terlalu kuat, alat ini tidak bekerja." Senior itu tsmpak semakin kecewa dalam ekspresinya menjelaskan.

"Tetapi itu khusus di dalam ruangan lho di mana kerapatan massa dinding di ruang tertutup mampu mengamukumulasi sinyal.  Bla.., Bla…  Tetapi di luar ruangan, sekuat apapun alat pengganggu sinyalnya, itu tidak akan berpengaruh.”  Lanjut Sang Senior yang kali ini dengan bangga.

“Senior, saya tidak tertarik.” Aliska dengam cepat memotong penjelasan panjang lebar seniornya sambil menunjukkan ekspresi yang sangat tidak tertarik.

“Jangan gitulah, ini alatnya ada 2.  Satunya akan kuberikan kepadamu sebagai hadiah.  Ini!”  Senior itu kemudian memasukkan peralatan mini aneh itu ke dalam tas Aliska.

“Bukannya ini mahal Senior? Sebaiknya tidak usah.”  Ujar Aliska berusaha menolak.

“Kamu anggap apa seniormu ini?  Terima saja! Tidak baik lho menolak pemberian orang yang tulus memberikan kita hadiah." Sang Senior dengan tegas menolak tolakan Aliska dengan wajah cemberut.

"Sebenarnya, alat ini berpasangan dan memiliki fungsi khusus lain yakni kita bisa mengirimkan satu sama lain pesan suara singkat antara kedua alat beberapa saat ketika transmitternya mengeluarkan sonic boom.  Lumayan membantu kan ketika kamu disekap oleh orang-orang aneh sewaktu meliput berita untuk memberikan SOS kepada seniormu yang dapat diandalkan ini.” Tambah seniornya seraya menunjukkan senyum ramah dan tatapan mata yang lembut.

“Ya..ya..ya.. Seniorku memang hebat.”

[Dasar Senior Panji, kebanyakan nonton anime Detective Con*n]  Gerutu Aliska dalam hati sambil menatap dengan pandangan kasihan tetapi diselimuti pandangan rendah kepada seniornya.

***

Aliska yang sementara panik berusaha menenangkan pikirannya.  Dia pun merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil mirip radio.  Dia tidak pernah menyangka bahwa alat aneh yang dihadiahkan oleh seniornya akan menjadi penyelamat dalam situasi genting di hidupnya.

[Detective Con*n, banzai!] Gumam Aliska.  Dia segera merekam suaranya untuk minta tolong kemudian menekan tombol pada alat.

Seketika, muka Aliska berubah kecewa.  Rupanya gangguan sinyal terlalu kuat sehingga sonic boom tak mampu menghempaskan sinyal sementara.

“Bagaimana ini?”

Mendengar Aliska bergumam, Office Boy seraya menatap Aliska penasaran.  “Ada apa Mbak?”

“Semuanya sudah berakhir.  Semula saya pikir alat ini dapat membantu.  Untuk mencari pertolongan dari luar, tapi tampaknya gangguan sinyal yang disebabkan oleh penjahat-penjahat itu terlalu kuat.  Andai saya bisa keluar rumah sakit sebentar saja, atau paling tidak cukup membuka pintu rumah sakit lalu menekan alat ini.  Mengapa semua jendela rumah sakit mesti ditamengi logam baja di malam hari?  Kalau terjadi penyerangan seperti ini kan, kita tidak bisa melarikan diri karena hanya ada satu pintu keluar.  Hei Kak, apa tidak ada pintu keluar darurat?”

Office boy yang sedari tadi mendengarkan gerutu Aliska termenung penuh arti sebelum lamunannya disadarkan kembali oleh Aliska.

“Seharusnya ada Mbak, tapi itu bisa beroperasi secara otomatis ketika alarm kebakaran menyala.”  Jawab Office Boy sambil menatap serius secara bolak-balik ke arah Aliska dan alat yang dipegangnya.

Mendengar jawaban Office Boy, Aliska merasa sangat kecewa. Dia hampir menitikkan air mata karena saking takutnya dia sekarang, namun ditahannya karena dia tahu itu akan percuma.  Justru di saat ini, dia harus tetap tenang memikirkan solusi yang paling tepat karena seperti itulah seorang wartawan sejati, bertindak bukan berdasarkan spekulasi, tetapi berdasarkan fakta dan arah terbaik.  Seorang wartawan sejati memiliki tanggung jawab mengarahkan publik untuk senantiasa mengambil pilihan yang tepat ke kehidupan yang lebih baik.

[Pintu darurat bekerja secara otomatis yang baru bisa terbuka ketika alarm kebakaran menyala.  Listrik cadangan masih berfungsi.  Masih ada peluang bahwa pintu darurat otomatis masih berfungsi.  Yang harus dilakukannya sekarang adalah memicu pengaktifan alarm kebakaran.] Pikir Aliska dalam hati mencoba untuk membaca situasi.

“Bantu aku.”  Pinta Aliska kepada Office Boy.

Office Boy mengambil meja kemudian menumpuk sebuah kursi di atasnya.  Aliska memanjat kursi setelah memperoleh korek api yang terletak di sekitar bagian dapur ruang office boy.  Aliska segera menyalakan korek api dan mengarahkan api ke detektor kebakaran yang terletak di atap ruangan office boy tersebut.

Namun, belum sempat melaksanakan niatnya, di luar dugaan mereka, seorang penjahat membuka pintu dan memergoki mereka.

“Hai mau apa kalian?”  Ujar penjahat itu kepada Aliska dan Office Boy seraya menendang kursi yang dipijak Aliska yang sedang berdiri dengan satu kaki yakni satu kakinya yang tidak terluka.

Aliska terjatuh.  Namun, berkat itu, perhatian penjahat itu berhasil teralihkan. Office Boy segera mengambil kesempatan itu untuk mengambil kursi lain dan memukul kepala penjahat itu.

Office Boy segera berlari keluar. Penjahat itu berusaha mengejarnya dengan mengabaikan Aliska yang masih tergeletak di dalam ruangan.

Sebuah tembakan pun dilontarkan oleh penjahat itu, namun Office Boy berhasil melolosinya.  Office Boy pun sampai di depan pintu keluar rumah sakit dan berhasil membuka pintu tersebut.

Namun naas, tembakan yang dikeluarkan oleh rekan penjahat lainnya berhasil mengenai organ vital Office Boy. Office Boy pun meregang nyawa. Mayatnya tergeletak pas di luar pintu rumah sakit.  Di tangan kanannya, terlihat dia memegang alat aneh yang berhasil ditekannya.

Terpopuler

Comments

gu hariʕ´•ᴥ•`ʔ

gu hariʕ´•ᴥ•`ʔ

kasihan,, OB nya, gara2 dia semua orang selamat. 😟😟😟😟
eh,, Authornya penggemar Detective Conan ternyata😉😉😉😉

2022-06-03

1

Bpearlpul

Bpearlpul

detective conanku😍😍😍

2022-05-19

1

anggita

anggita

mampir sja,,

2022-02-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Charm Seorang Pangeran
3 3. Serangan Tengah Malam
4 4. Pernyataan
5 5. Gratitude
6 6. Ancaman Sang Tuan Muda Teladan
7 7. Pembalasan Dimulai!
8 8. Konfrontasi
9 9. Di Balik Topeng Kesucian
10 10. Jangan Sia-Siakan Air Matamu
11 11. Keberuntunganku Adalah Menjadikanmu Sahabatku
12 12. Masa yang Indah Itu
13 13. Vet Tcin dari NTV News
14 14. Makna Sebuah Investigasi
15 15. Di Manakah Jiwa Jurnalismemu Wahai Para Pers?
16 16. Trauma Danial
17 17. Pelaku yang Lincah, Pendek, dan Kidal
18 18. Pemulung yang Malang
19 19. Anak yang Malang Itu Bernama Amanda
20 20. Di Balik Harga Diri Seorang Jurnalis
21 21. Kekuatan Sentimen Publik
22 22. Suara Hati Rihana
23 23. Motif
24 24. Selama Kita Tidak Menyerah
25 25. Pemain Basket yang Kukagumi, Kaiser
26 26. Novel Fantasi di Perpustakaan Terpencil
27 27. Dunia yang Ingin Diwujudkan oleh Seorang Pemuda yang Idealis
28 28. Semakin Tinggi Kau Merangkak Naik ke Tempat yang Tak Seharusnya, Semakin Sakit Ketika Kau Jatuh
29 29. Nafas yang Terengah-Engah
30 30. Di Nisanmu Aku Berjanji
31 31. Kesaksian Berharga Andika
32 32. Anak yang Buruk, Anakku atau Anakmu?
33 33. Pertemuan Kembali dengan Senior Pembuli
34 34. Intuisi Dono
35 35. Gadis Naif yang Mempermalukan Dirinya Sendiri, Dialah Alicia
36 36. Wilda, Sang Gadis Misterius
37 37. Tolong Kembalikan Senyum Gadis Polos Itu
38 38. Hukuman yang Pantas
39 39. Dunia yang Ingin Digapai oleh Seorang Putri Konglomerat Bernama Ratih
40 40. Warna Mata yang Indah Tersembunyi di Balik Kacamata Itu
41 41. Hidup yang Indah Karena Teman-Teman yang Baik
42 42. Arkias Dewantara
43 43. Kehangatan di Balik Jilbab Panjang Nenek Nafisah
44 44. Permohonan Maaf yang Tak Tersampaikan
45 45. Handuk yang Lusuh
46 46. Kuberharap, Tapi Bukan Berarti Kumenginginkannya untuk Terjadi
47 47. Reuni di Pasar Malam
48 48. Resolusi
49 49. Rupanya Pahlawanku Itu Adalah Kaiser
50 50. Orang Tua yang Layak
51 51. Foto yang Bersimbah Darah
52 52. Senyuman Terakhir Araka
53 53. Seorang Polisi yang Mendrama di TKP
54 54. Forum 12 Orang di Ruangan Tertutup
55 55. Pada Foto yang Digenggam Eratnya
56 56. Di Nisan Araka, Rencana Balas Dendam Lu Tianfeng
57 57. Pelarian Tirta
58 58. Munculnya Kultivator Level D, Shinomiya Airi
59 59. Tertutup Rapat-Rapat
60 60. Deskripsi Pelaku
61 61. Wajah yang Tampan
62 62. Sahabatku Ternyata Adalah Seorang Mata-Mata
63 63. Pertemuan Kaiser dan Lu Shou
64 64. Pertemuan Kaiser dan Shinomiya Airi
65 65. Rahasia Besar yang Disimpan oleh Sang Pembunuh Barantai
66 66. Munculnya Sosok Misterius Kedua
67 67. Membuka Tabir Misteri Identitas Dios
68 68. Ketulusan yang Naif
69 69. Shinomiya Airi ke Sekolah
70 70. Aliran Cakra
71 71. Aku Melupakan Nama Pemberianku pada Anakku Sendiri
72 72. Hipnotis Massal
73 73. Malam Pembantaian Berdarah Di Shanghai
74 74. Mencekam
75 75. Kemarahan Lu Shou
76 76. Ingatan Sebelas Tahun Lalu, Alasan Kedekatan Kaiser dan Dios
77 77. Misteri Hubungan Aizen dan Dios
78 78. Misteri Penyebab Trauma Danial
79 79. Kebaikan Tiba-Tiba Sang Ayah, Shinomiya Aizen
80 80. Sensasi Mimpi Jeritan Kesedihan Hati Kaiser
81 81. Seorang Kakek Kesepian yang Membuat Sensasi
82 82. Jajak Pendapat Pak Sudarmin yang Berujung Kemalangan
83 83. Ada Apa dengan Novel-Novel Itu?
84 84. Undangan Loki
85 85. Kaiser vs Loki
86 86. Keterlibatan Organisasi Terbangkitkan dari Barat
87 87. Kekuatan Loki
88 88. Munculnya Tersangka Baru, Kanzaki Kazuki
89 89. Rahasia
90 90. Jey dan Dirga, Gegi yang Malang
91 91. Awal dari Kejatuhan Pak Sudarmin
92 92. Rahasia Fetish Silva
93 93. Itu Bukan Cinta!
94 94. Pertemuan Kembali Silva dan Kaiser
95 95. Keinginan Sang Nona Egois
96 96. Rupanya Aku Hanyalah Karakter Ariel dalam Little Mermaid
97 97. Mengungkap Asal-Usul Jingmi
98 98. Semuanya Tak Ada Artinya Lagi
99 99. Beban Mental Kaiser
100 100. Ingatan Samar
101 Mohon Doanya (Go Fighting in You Are Writer Season 6)
102 101. Yang Mengganjal di Hati Tuan Muda Lembut Itu
103 102. Identitas Calon Korban Terakhir
104 103. Idealisme Kaiser Cilik
105 104. Yang Tersembunyi
106 105. Demi Kebahagiaan Amanda
107 106. Dilema Tirta, yang Tak Dianggap Karena Perbedaan Kasta
108 BONUS CHARA
109 107. Hidangan Terakhir
110 108. Akhir yang Tragis dari Suatu Keangkuhan
111 109. Sebuah Ratapan di Pemakaman
112 110. Analisis Dirga
113 111. Rasa Iri yang Membakar Diri Sendiri
114 112. Seorang Kakak yang Bodoh
115 Selamat buat para pemenang 'You are Writer Season 6'
116 113. Rahasia Kelam di Balik Trauma Danial
117 114. Surat Ancaman kepada Danial dari Seseorang yang Mengaku sebagai Kakak Dios
118 115. Terkuaknya Identitas Pembunuh Berantai Joker Hitam
119 116. Hari Ujian
120 117. Umpan Hawa Membunuh
121 118. Pembantaian Berdarah di Hari Pertama Ujian Kenaikan Kelas SMA Angkasa Jaya
122 119. Teror Tirta
123 120. Pesona Kaiser, Kekaguman Wilda
124 121. Pertarungan 5 vs 1
125 122. Kemunculan The Numbers
126 123. Kaiser vs Tirta
127 124. Kekalahan Tirta
128 125. Dia Adalah Kapten Maya
129 126. Ada Apa dengan Agni?
130 127. Aku Tak Dapat Lagi Bersembunyi di Balik Identitas sebagai Anak Baik-Baik
131 128. Arti Sosok Airi Bagi Kaiser
132 129. Masa Lalu Wilda yang Kelam
133 130. Perpisahan dengan Wilda
134 131. Kemarahan Jeynal
135 132. Seorang Pembunuh yang tak Ingin Dibunuh
136 133. Rasa Sakit Itu Dibalas dengan Sakit yang Berjuta-Juta Kali Lipat
137 134. Hapus Anggapanmu Bahwa Psikopat adalah Mereka yang Terlihat Baik
138 135. Kekuatan Loki 2, Menelisik ke Ingatan yang Tersembunyi
139 136. Dunia Astral yang Berisikan Tumpukan Ingatan
140 137. Tamu tak Terduga, Kunjungan Sang Joker Hitam ke Kediaman Keluarga Dewantara
141 138. Hukuman yang Tidak Pantas
142 139. Pertemuan Kapten Maya dan Dirga
143 140. Kebimbangan Airi, Rasa Bersalah Danial
144 141. Selamat Tinggal, Airi
145 142. Penemuan Mayat Jingmi dan Pembunuh dari Klan Kanzaki
146 143. Keraguan Kaiser
147 144. Rencana Pembunuhan Kaiser oleh Para Lintah Keluarga Dewantara
148 145. Hanya Aku yang Bisa Mengganggunya
149 146. Rasa Nostalgia Aneh Apa Ini?
150 147. Turut Bergabungnya Kembali Lu Shou dalam Kekacauan Itu
151 148. Ketenangan sebelum Tibanya Badai
152 149. Kesepian Hati Danial
153 150. Demi Adik Sepupuku
154 151. Menuju Ke Tempat Pertarungan Terakhir
155 152. Arti Keberadaannya
156 153. Demi Dios, Maka Tolong Jangan Menyerah, Kak Jey
157 154. Arti Balas Dendamnya
158 155. Whisper of Devil yang Membumihanguskan Sejarah Panjang Keluarga Isnandar dalam Semalam
159 156. Mastermind Sebenarnya dari Pembulian Dios
160 157. Side Effect Mind Control: Pandangan Prekognitif Dios
161 158. Kebenaran
162 159. Alasan Dios
163 160. Lemah
164 161. Sang Protagonis yang Memutuskan untuk Tak Lagi Berpaling
165 162. Tanggung Jawab dan Hukuman
166 163. Keputusan Akhir sang Pembunuh Berantai Joker Hitam
167 164. Saatnya Melangkah ke Depan - (TAMAT)
168 165. EPILOG
169 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 169 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Charm Seorang Pangeran
3
3. Serangan Tengah Malam
4
4. Pernyataan
5
5. Gratitude
6
6. Ancaman Sang Tuan Muda Teladan
7
7. Pembalasan Dimulai!
8
8. Konfrontasi
9
9. Di Balik Topeng Kesucian
10
10. Jangan Sia-Siakan Air Matamu
11
11. Keberuntunganku Adalah Menjadikanmu Sahabatku
12
12. Masa yang Indah Itu
13
13. Vet Tcin dari NTV News
14
14. Makna Sebuah Investigasi
15
15. Di Manakah Jiwa Jurnalismemu Wahai Para Pers?
16
16. Trauma Danial
17
17. Pelaku yang Lincah, Pendek, dan Kidal
18
18. Pemulung yang Malang
19
19. Anak yang Malang Itu Bernama Amanda
20
20. Di Balik Harga Diri Seorang Jurnalis
21
21. Kekuatan Sentimen Publik
22
22. Suara Hati Rihana
23
23. Motif
24
24. Selama Kita Tidak Menyerah
25
25. Pemain Basket yang Kukagumi, Kaiser
26
26. Novel Fantasi di Perpustakaan Terpencil
27
27. Dunia yang Ingin Diwujudkan oleh Seorang Pemuda yang Idealis
28
28. Semakin Tinggi Kau Merangkak Naik ke Tempat yang Tak Seharusnya, Semakin Sakit Ketika Kau Jatuh
29
29. Nafas yang Terengah-Engah
30
30. Di Nisanmu Aku Berjanji
31
31. Kesaksian Berharga Andika
32
32. Anak yang Buruk, Anakku atau Anakmu?
33
33. Pertemuan Kembali dengan Senior Pembuli
34
34. Intuisi Dono
35
35. Gadis Naif yang Mempermalukan Dirinya Sendiri, Dialah Alicia
36
36. Wilda, Sang Gadis Misterius
37
37. Tolong Kembalikan Senyum Gadis Polos Itu
38
38. Hukuman yang Pantas
39
39. Dunia yang Ingin Digapai oleh Seorang Putri Konglomerat Bernama Ratih
40
40. Warna Mata yang Indah Tersembunyi di Balik Kacamata Itu
41
41. Hidup yang Indah Karena Teman-Teman yang Baik
42
42. Arkias Dewantara
43
43. Kehangatan di Balik Jilbab Panjang Nenek Nafisah
44
44. Permohonan Maaf yang Tak Tersampaikan
45
45. Handuk yang Lusuh
46
46. Kuberharap, Tapi Bukan Berarti Kumenginginkannya untuk Terjadi
47
47. Reuni di Pasar Malam
48
48. Resolusi
49
49. Rupanya Pahlawanku Itu Adalah Kaiser
50
50. Orang Tua yang Layak
51
51. Foto yang Bersimbah Darah
52
52. Senyuman Terakhir Araka
53
53. Seorang Polisi yang Mendrama di TKP
54
54. Forum 12 Orang di Ruangan Tertutup
55
55. Pada Foto yang Digenggam Eratnya
56
56. Di Nisan Araka, Rencana Balas Dendam Lu Tianfeng
57
57. Pelarian Tirta
58
58. Munculnya Kultivator Level D, Shinomiya Airi
59
59. Tertutup Rapat-Rapat
60
60. Deskripsi Pelaku
61
61. Wajah yang Tampan
62
62. Sahabatku Ternyata Adalah Seorang Mata-Mata
63
63. Pertemuan Kaiser dan Lu Shou
64
64. Pertemuan Kaiser dan Shinomiya Airi
65
65. Rahasia Besar yang Disimpan oleh Sang Pembunuh Barantai
66
66. Munculnya Sosok Misterius Kedua
67
67. Membuka Tabir Misteri Identitas Dios
68
68. Ketulusan yang Naif
69
69. Shinomiya Airi ke Sekolah
70
70. Aliran Cakra
71
71. Aku Melupakan Nama Pemberianku pada Anakku Sendiri
72
72. Hipnotis Massal
73
73. Malam Pembantaian Berdarah Di Shanghai
74
74. Mencekam
75
75. Kemarahan Lu Shou
76
76. Ingatan Sebelas Tahun Lalu, Alasan Kedekatan Kaiser dan Dios
77
77. Misteri Hubungan Aizen dan Dios
78
78. Misteri Penyebab Trauma Danial
79
79. Kebaikan Tiba-Tiba Sang Ayah, Shinomiya Aizen
80
80. Sensasi Mimpi Jeritan Kesedihan Hati Kaiser
81
81. Seorang Kakek Kesepian yang Membuat Sensasi
82
82. Jajak Pendapat Pak Sudarmin yang Berujung Kemalangan
83
83. Ada Apa dengan Novel-Novel Itu?
84
84. Undangan Loki
85
85. Kaiser vs Loki
86
86. Keterlibatan Organisasi Terbangkitkan dari Barat
87
87. Kekuatan Loki
88
88. Munculnya Tersangka Baru, Kanzaki Kazuki
89
89. Rahasia
90
90. Jey dan Dirga, Gegi yang Malang
91
91. Awal dari Kejatuhan Pak Sudarmin
92
92. Rahasia Fetish Silva
93
93. Itu Bukan Cinta!
94
94. Pertemuan Kembali Silva dan Kaiser
95
95. Keinginan Sang Nona Egois
96
96. Rupanya Aku Hanyalah Karakter Ariel dalam Little Mermaid
97
97. Mengungkap Asal-Usul Jingmi
98
98. Semuanya Tak Ada Artinya Lagi
99
99. Beban Mental Kaiser
100
100. Ingatan Samar
101
Mohon Doanya (Go Fighting in You Are Writer Season 6)
102
101. Yang Mengganjal di Hati Tuan Muda Lembut Itu
103
102. Identitas Calon Korban Terakhir
104
103. Idealisme Kaiser Cilik
105
104. Yang Tersembunyi
106
105. Demi Kebahagiaan Amanda
107
106. Dilema Tirta, yang Tak Dianggap Karena Perbedaan Kasta
108
BONUS CHARA
109
107. Hidangan Terakhir
110
108. Akhir yang Tragis dari Suatu Keangkuhan
111
109. Sebuah Ratapan di Pemakaman
112
110. Analisis Dirga
113
111. Rasa Iri yang Membakar Diri Sendiri
114
112. Seorang Kakak yang Bodoh
115
Selamat buat para pemenang 'You are Writer Season 6'
116
113. Rahasia Kelam di Balik Trauma Danial
117
114. Surat Ancaman kepada Danial dari Seseorang yang Mengaku sebagai Kakak Dios
118
115. Terkuaknya Identitas Pembunuh Berantai Joker Hitam
119
116. Hari Ujian
120
117. Umpan Hawa Membunuh
121
118. Pembantaian Berdarah di Hari Pertama Ujian Kenaikan Kelas SMA Angkasa Jaya
122
119. Teror Tirta
123
120. Pesona Kaiser, Kekaguman Wilda
124
121. Pertarungan 5 vs 1
125
122. Kemunculan The Numbers
126
123. Kaiser vs Tirta
127
124. Kekalahan Tirta
128
125. Dia Adalah Kapten Maya
129
126. Ada Apa dengan Agni?
130
127. Aku Tak Dapat Lagi Bersembunyi di Balik Identitas sebagai Anak Baik-Baik
131
128. Arti Sosok Airi Bagi Kaiser
132
129. Masa Lalu Wilda yang Kelam
133
130. Perpisahan dengan Wilda
134
131. Kemarahan Jeynal
135
132. Seorang Pembunuh yang tak Ingin Dibunuh
136
133. Rasa Sakit Itu Dibalas dengan Sakit yang Berjuta-Juta Kali Lipat
137
134. Hapus Anggapanmu Bahwa Psikopat adalah Mereka yang Terlihat Baik
138
135. Kekuatan Loki 2, Menelisik ke Ingatan yang Tersembunyi
139
136. Dunia Astral yang Berisikan Tumpukan Ingatan
140
137. Tamu tak Terduga, Kunjungan Sang Joker Hitam ke Kediaman Keluarga Dewantara
141
138. Hukuman yang Tidak Pantas
142
139. Pertemuan Kapten Maya dan Dirga
143
140. Kebimbangan Airi, Rasa Bersalah Danial
144
141. Selamat Tinggal, Airi
145
142. Penemuan Mayat Jingmi dan Pembunuh dari Klan Kanzaki
146
143. Keraguan Kaiser
147
144. Rencana Pembunuhan Kaiser oleh Para Lintah Keluarga Dewantara
148
145. Hanya Aku yang Bisa Mengganggunya
149
146. Rasa Nostalgia Aneh Apa Ini?
150
147. Turut Bergabungnya Kembali Lu Shou dalam Kekacauan Itu
151
148. Ketenangan sebelum Tibanya Badai
152
149. Kesepian Hati Danial
153
150. Demi Adik Sepupuku
154
151. Menuju Ke Tempat Pertarungan Terakhir
155
152. Arti Keberadaannya
156
153. Demi Dios, Maka Tolong Jangan Menyerah, Kak Jey
157
154. Arti Balas Dendamnya
158
155. Whisper of Devil yang Membumihanguskan Sejarah Panjang Keluarga Isnandar dalam Semalam
159
156. Mastermind Sebenarnya dari Pembulian Dios
160
157. Side Effect Mind Control: Pandangan Prekognitif Dios
161
158. Kebenaran
162
159. Alasan Dios
163
160. Lemah
164
161. Sang Protagonis yang Memutuskan untuk Tak Lagi Berpaling
165
162. Tanggung Jawab dan Hukuman
166
163. Keputusan Akhir sang Pembunuh Berantai Joker Hitam
167
164. Saatnya Melangkah ke Depan - (TAMAT)
168
165. EPILOG
169
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!