Saat Elliot pergi, tuan Gerald dan Devan datang menghampiri Az dan Samuel.
"Az sayang, apakah kau tidak nyaman berada di acara ini?" tanya tuan Gerald.
"Aku hanya tidak terbiasa menghadiri pesta kakek Gerald." jawab Az.
"Oh iya, kenalkan cucu kakek yang hari ini berulang tahun." ucap tuan Gerald memperkenalkan cucunya.
"Kenalkan cucunya Samuel yang masih belum di perkenalkan pada media untuk keamanannya." ucap tuan Gerald.
"Devan." ucap Devan mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
"Azkaela." jawab Az santai menyambut uluran tangan Devan dengan singkat.
Devan sedikit terkejut menyadari bahwa Az tidak bersemangat untuk berkenalan dengan dirinya tidak seperti wanita lainnya. Az bahkan tidak melihat ke arahnya lagi setelah sambutan tangan itu terlepas.
"Apakah pesonaku mulai luntur?" batin Devan karena Az tidak sekalipun mencuri pandang ke arahnya.
"Az butuh banyak istirahat karena baru pulih. Kami harus kembali sekarang." ucap tuan Samuel.
"Sayang sekali, padahal aku sangat ingin makan malam bersama kalian malam ini. Tapi, tidak masalah mengingat kondisi Az sekarang aku paham." ucap tuan Gerald sedikit kecewa.
"Tapi, ingat untuk mengganti makan malam kita lain waktu. Aku berharap secepatnya." tambah pria tua itu.
"Tentu kakek Gerald, aku dan kakek akan mengganti makan malam yang tertunda ini." saut Az dengan tersenyum sangat manis membuat Devan terdiam takjub melihat senyuman itu.
"Bagaimana kalau besok siang kita makan siang bersama karena sampai besok siang jadwalku kosong." tawar tuan Samuel.
"Setuju, aku yang akan mengatur semuanya." putus Tuan Gerald senang sedangkan Devan masih asik menatap wajah berseri Az tanpa mereka bertiga sadari.
"Kami pulang sekarang kalau begitu." ucap tuan Samuel.
Devan mulai sadar saat mendengar suara tuan Samuel berpamitan dan mengubah raut wajahnya menjadi lebih santai.
Az juga yang lain ikut pamit pada tuan Gerald dan juga Devan. Yang membuat Devan sedikit kesal adalah Az hanya tersenyum tipis padanya dan tidak berbicara lebih atau menatap lama pada dirinya sedangkan pada kakeknya, Az akan tersenyum manis dan sedikit berbasa-basi.
"Cantik bukan Az itu?" tanya tuan Gerald.
"Siapa Az?" tanya Devan.
"Cucu Samuel." jawab tuan Gerald.
"Jangan berbohong dengan mengatakan bahwa kau tidak tertarik. Kakek melihat sendiri kau terus menatap tanpa berkedip ke arahnya tadi." goda tuan Gerald pada cucunya.
"Kakek salah lihat." elak Devan berusaha menyembunyikan rasa malunya.
"Jangan...."
"Ah itu Elliot, aku ingin membicarakan sesuatu padanya. Aku tinggal dulu kakek." ucap Devan mengalihkan pembicaraan agar kakeknya berhenti mengganggunya dan membuatnya malu.
"Elliot...." panggil Devan sambil berjalan ke arah Elliot.
"Kau dari mana saja?" tanyanya.
"Aku dari toilet tadi." jawab Elliot.
"Ada apa?" tanya Elliot.
"Hanya mencarimu saja agar ada teman berbicara. Kau sungguh penolong saat ini." ucap Devan.
"Bagaimana bisa aku menjadi penolong saat tidak melakukan apapun?" tanya Elliot bingung.
"Kau hadir tepat saat aku mencari pengalihan agar kakekku tidak menggodaku dengan menjodohkan aku dengan cucu temannya." jawab Devan.
"Meskipun aku tertarik untuk mencari tahu lebih banyak tentang dia." tambahnya hanya di dalam hati tentunya.
"Lalu, mengapa kau jadi tersenyum seperti itu jika tidak tertarik dengan gadis pilihan kakek mu itu?" tanya Elliot tersenyum melihat tingkah Devan.
"Aku bukan tidak tertarik. Hanya saja tidak suka di jadikan lelucon oleh kakek." jawab Devan.
"Tunggu dulu, bukan tidak tertarik? Artinya kau tertarik pada gadis itu?" tanya Elliot.
"Wow ini merupakan hari istimewa dimana seorang Devan tertarik pada pandangan pertama dengan seorang gadis." ucap takjub Elliot.
"Dari mana kau tahu kalau itu pertemuan pertama kami?" tanya Devan.
"Oh ayolah, kau baru di negara ini dan semua tamu wanita yang kau kenal yang hadir tidak ada yang membuat kau tertarik bahkan kau terkesan tidak perduli. Maka, sudah pasti gadis istimewa ini adalah orang yang baru kau temui." ucap Elliot.
"Aku bukan tertarik dalam artian jatuh hati pada dia. Aku hanya penasaran karena hanya dia gadis yang tidak menatap kagum pada diriku dan dia bahkan terkesan tidak perduli sama sekali dengan keberadaan aku." jelas Devan.
"Bahkan dia mampu menampilkan senyum yang begitu manis pada kakek tapi padaku, dia hanya tersenyum simpul dan tidak tertarik untuk berbicara lebih dari sekedar menyebutkan nama dan berpamitan bisa saja." tambahnya.
"Wah man, dia sungguh gadis yang langka. Bahkan seorang Devan tidak menarik baginya. Atau jangan-jangan dia lebih tertarik pada pria yang lebih dewasa? Karena dia tersenyum manis pada kakek mu bukan?" ucap Elliot mencoba menggoda sahabatnya itu.
"Jangan asal bicara." bantah Devan.
"Oh iya, dimana kekasihmu itu?" tanya Devan menyadari bahwa Elliot tidak bersama Jasmine.
"Dia di luar dengan tamu yang lain. Aku ke toilet masa membawa dia juga." jawab Elliot.
"Ayo ke sana sebelum dia marah karena kau tinggalkan terlalu lama." ajak Devan.
"Dia gadis yang pengertian dan baik. Dia tidak akan marah hanya karena menunggu beberapa saat." ucap Elliot.
"Baiklah, tapi aku penasaran bagaimana bisa kau bercerai begitu cepat dan dengan mudah mendapatkan pengganti?" tanya Devan.
"Ceritanya panjang bahkan sangat panjang. Intinya aku memang awalnya berniat menikah dengan kekasihku itu tapi kakak tirinya mengacaukan dengan mengganti posisi mempelai wanita dengan dirinya." jawab Elliot.
"Jadi, kau menikah dengan wanita yang tidak kau inginkan lalu bercerai dan kembali pada wanita yang kau cintai?" tanya Devan.
" Ya, seperti itulah." jawab Elliot.
Mereka terus berbincang sambil berjalan dan sesekali menjawab sapaan para tamu yang menyapa mereka.
"Aku ingin bertanya sesuatu." ucap Devan yang baru teringat dengan tatapan tidak bersahabat tuan Samuel pada Elliot sebelumnya.
"Apa itu?" tanya Elliot penasaran.
"Apakah kau pernah menying....."
"Devan....." panggil tuan Darren ayah dari Devan memotong pembicaraan mereka.
"Ya ayah, ada apa?" saut Devan.
"Seluruh keluarga besar kita dan tamu kita sudah akan pulang. Ada baiknya kau sebagai bintang utama acara ini menyapa mereka sebelum pergi." saran tuan Darren.
"Baik ayah." saut Devan.
"Sebaiknya aku juga ijin pulang sekarang." ucap Elliot.
"Mengapa cepat sekali? Tidakkah sebaiknya ikut makan malam utama dengan kami?" tawar tuan Darren.
"Iya kau harus ikut makan malam utama." ucap Devan.
"Aku sangat ingin tapi, ada beberapa hal yang harus segera diurus. Mungkin lain kali kita bisa makan malam bersama dan aku yang akan mentraktir sebagai ucapan maaf." ucap Elliot.
"Baiklah kalau seperti itu." ucap Devan.
Elliot segera menjemput Jasmine di mejanya dan pamit pada keluarga Devan setelahnya.
Elliot yang masih kepikiran tentang Az yang bersama dengan lelaki lain yang jauh lebih tua memilih pulang terpisah dengan Jasmine.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Eka Mella Safitri
perjuangan devan dimulai
2022-08-03
2
makhluk bumi
biasa saja atau bisa saja ???
2022-04-13
0
Bluue
mungkin author kesel sama Elliot jadi kena santet dia
2021-09-07
0