Devan melihat Samuel seolah menatap tidak suka pada sesuatu atau seseorang dan mulai mengikuti arah tatapan pria tua itu. Devan heran ternyata yang sedang ditatap Samuel adalah Elliot yang sedang berbicara dengan kenalan yang juga hadir dalam acara itu.
"Mengapa kakek Sam menatap seperti itu pada Elliot? Apa yang sudah di lakukan oleh Elliot yang membuat pria baik itu tidak menyukainya?" batin Devan.
"Ada apa dengan kalian? Mengapa melamun seperti itu?" tegur Tuan Gerald membuat tuan Samuel juga Devan mengalihkan fokus mereka.
"Bukan apa-apa, aku hanya mencari Az. Dia sudah cukup lama ke toilet dan belum juga menyusul ke sini." ucap tuan Samuel beralasan.
"Itu Sidney dan Yuki datang. Oh astaga, apakah gadis cantik yang bersama dengan mereka adalah cucumu?" ucap tuan Gerald menatap ke arah Az, Sidney dan Yuki.
Samuel tersenyum melihat Az berjalan ke arahnya. Samuel juga tuan Gerald juga berjalan ke arah Az untuk menyambutnya. Setelah berada tepat di depan kakeknya, Az segera meraih tangan kakeknya lalu merangkulnya.
"Apakah ini cucu kebanggaan keluarga Berza?" tanya tuan Gerald sebelum Az sempat mengatakan apapun pada kakeknya.
"Ya, ini adalah cucuku Az. Az, kenalkan dia sahabat kakek tuan rumah acara ini, tuan Gerald." ucap tuan Samuel memperkenalkan mereka.
"Selamat malam tuan Gerald. Perkenalkan saya Azkaela." ucap Az memperkenalkan dirinya sambil menghulurkan tangan pada tuan Gerald.
"Selamat malam juga Az, jangan memanggil tuan. Cukup panggil kakek Gerald saja sama seperti Devan cucuku memanggil Samuel dengan panggilan kakek Sam." ucap tuan Gerald.
"Ayah, ayo kita mulai saja acaranya. Semua tamu sudah hadir." ucap seorang pria pada tuan Gerald yang dari panggilannya pada tuan Gerald dapat ditebak kalau dia adalah putra dari tuan Gerald.
"Baiklah, ayo Az, Sam dan yang lain. Kita bergabung dengan yang lain karena acaranya akan segera dimulai." ajak tuan Gerald yang melihat semua sudah berdiri di depan panggung acara.
Ternyata saat ini Devan juga ibunya sudah berada di atas panggung. Mereka mengikuti langkah dari ayah Devan. Mereka berjalan hendak menaiki panggung itu namun Az menghentikan langkahnya.
"Ada apa Az sayang?" tanya tuan Gerald.
"Sebaiknya aku tidak ikut naik ke atas panggung karena aku masih merasa tidak nyaman menjadi pusat perhatian banyak orang. Terlebih status aku masih rahasia untuk saat ini jadi sebaiknya aku tidak menarik perhatian banyak orang bukan." jawab Az.
"Az benar, dia masih butuh waktu untuk diperkenalkan sebagai ahli waris keluarga Berza mengingat masih banyak masalah yang harus aku selesaikan untuk jalan mulus baginya menapakkan kaki di dunia bisnis." ucap tuan Samuel membenarkan ucapan Az.
"Baiklah tapi untuk dirimu, kau harus ke atas panggung untuk menyampaikan pesan dan do'a untuk Devan." ucap tuan Gerald tidak terbantahkan.
"Tapi aku....."
"Kakek tidak harus menjagaku di sini. Masih ada Sid dan Yuki yang akan menemani aku. Jadi, sebaiknya kakek ikut naik ke atas panggung saja." ucap Az.
"Baiklah." pasrah tuan Samuel.
Tuan Gerald dan tuan Samuel akhirnya naik ke atas panggung menyusul Devan dan kedua orangtuanya yang sudah dari tadi di atas panggung.
"Mengapa kakek lama sekali? Aku sudah mulai bosan menjadi tontonan banyak orang." keluh Devan.
"Maaf, tadi kakek menyapa cucu dari Samuel dulu di bawah." ucap tuan Gerald.
"Tidak perlu mengeluh seolah kau tidak pernah menjadi pusat perhatian sedangkan di setiap waktu kau sudah menjadi pusat perhatian." tambahnya.
"Lalu mana cucu kakek Sam?" tanya Devan saat tidak melihat siapapun di belakang tuan Samuel.
"Dia enggan menjadi pusat perhatian jadi dia menunggu di bawah saja." jawab tuan Gerald.
Akhirnya serangkaian acara satu per satu dilaksanakan dengan lancar. Mulai dari pengenalan Devan sebagai cucu tuan Gerald dan sebagai penanggung jawab perusahaan kedepannya, sambutan dan do'a dari kedua orang tua Devan, sambutan dan do'a dari tuan Gerald dan tuan Samuel setelah itu untuk Devan, yang terakhir sambutan dan do'a dari Elliot sahabat satu-satunya Devan di negara itu yang dipanggil langsung oleh Devan untuk naik ke atas panggung.
"Saya mengucapkan terima kasih atas do'a dan pesan dari kalian. Sebagai harapan kecil untuk acara malam hari ini, saya berharap sahabat saya satu-satunya di negara ini tuan Elliot untuk naik ke atas dan menyampaikan beberapa kata." ucap Devan.
Jasmine ingin ikut melangkah ke atas panggung namun Elliot menahan langkahnya. Elliot memang berhubungan secara terang-terangan dengan Jasmine namun tidak pernah mengumumkan hubungan mereka. Akhirnya karena tidak bisa membantah ucapan Elliot, Jasmine hanya duduk diam di mejanya.
"Tidak perlu ikut ke atas panggung." ucap Elliot.
"Tapi....."
"Ini bukan acara keluarga aku ataupun kamu. Tidak banyak yang mengenal kita di sini jadi sebaiknya kau tetap di sini terlebih Devan hanya menyebut aku bukan beserta pasangan." ucap Elliot tak terbantahkan.
Samuel memasang wajah tidak suka mengetahui bahwa salah satu orang yang telah menyakiti cucunya adalah sahabat dari cucu sahabatnya.
"Terima kasih karena telah disambut dengan baik dalam acara ini dan terima kasih telah diakui sahabat oleh tuan muda dari keluarga Gerald ini." ucap Elliot setelahnya dia mulai menyampaikan beberapa do'a terbaiknya untuk Devan.
Setelah itu acara tiup lilin dan mereka yang di atas panggung mulai turun dari panggung untuk menyapa tamu yang hadir.
Setelah cukup menyapa para tamu, tuan Gerald mengajak Devan ke tempat Az berada. Az memilih duduk di sudut yang jauh dari perhatian orang. Dia juga tidak memperhatikan apa yang terjadi di atas panggung sehingga tidak menyadari kehadiran Elliot.
"Az sayang, apa kau sudah bosan?" tanya Samuel yang lebih dulu tiba di tempat Az.
"Sedikit, bukankah kakek sendiri tahu kalau Az tidak terlalu suka dengan keramaian seperti ini." ucap Az.
"Baiklah, karena acaranya telah selesai kita bisa mengatakan bahwa kita akan pulang pada Gerald." ucap Samuel sambil mengelus sayang rambut Az.
"Cih, dasar wanita murahan. Aku sudah menduga kalau dia hanya wanita murahan yang menggoda pria kaya demi hidup mewah. Aku bodoh kalau sebelumnya berpikir kalau dia tidak membutuhkan harta. Ternyata dia tidak mengambil uang dariku karena telah mendapatkan pria yang lebih kaya dariku walaupun sudah tua bangka." decih seorang pria melihat tingkah manja Az dan sikap lembut tuan Samuel pada Az.
Pria itu adalah Elliot yang tidak sengaja melihat tuan Samuel mendekati Az saat dia hendak ke toilet.
"Bukan urusanku juga dia mau seperti apa dan bersama dengan siapa. Sudah baik aku tidak tergoda oleh wanita seperti itu dan sudah bisa lepas dari jeratan pernikahan dengan dirinya." gumamnya lalu melanjutkan langkahnya menuju toilet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Oi Min
Eh leyot..... kwe ki pancen pekok tur wuto.jo nyesel mngko
2023-05-02
2
paty
diawal cerita sdh seperti sinetron ikan terbang
2023-01-10
0
makhluk bumi
sorry ya yg murahan itu lu, ga punya kaca ya
2022-04-13
0