"Bagaimana bisa jadi seperti...... "
"Bruk.... "
"Ayah......!" pekik Darren karena terkejut melihat ayahnya tuan Gerald tiba-tiba pingsan sebelum menyelesaikan ucapannya.
Darren segera berlari mengitari meja di depannya ke arah ayahnya yang pingsan. Darren segera mengangkat kepala ayahnya dan meletakkan di pangkuannya.
"A ayah.... To tolong.....!" seru panik Darren sambil menepuk pelan pipi ayahnya.
Dia lupa kalau ruangan yang dia tempati saat itu adalah ruangan kedap suara sangking paniknya. Di tekannya tombol yang langsung menghubungkan dia dengan sekertaris ayahnya di luar ruangan itu saat dia sadar akan kepanikan yang membuat dia tampak bodoh.
"Halo tuan ada.... "
"Panggil seseorang untuk membantu aku mengangkat ayahku dan suruh Deri menyiapkan kendaraan segera!" seru panik Darren.
Sebagai seorang yang sudah bekerja lama dengan tuan Gerald dan tahu penyakit tuan Gerald, Jean sekertaris tuan Gerald bukannya melakukan apa yang disuruh Darren dia menghubungi rumah sakit agar segera mengirim ambulan.
Karena jarak rumah sakit yang dihubungi oleh Jean dengan kantor dekat, tidak lama ambulan segera tiba di parkiran dan petugas kesehatan yang ikut di dalamnya segera menjemput dan membawa tuan Gerald menuju rumah sakit.
Beberapa hari setelah kejadian itu pihak media sudah mengetahui apa yang terjadi dengan perusahaan keluarga Gerald dan menyebarkan berita tentang kebangkrutan perusahaan keluarga Gerald hingga kabar tentang tuan Gerald yang jatuh sakit karena terlalu tertekan.
"Apa yang terjadi dengan perusahaan keluarga Gerald dan bagaimana Gerald bisa jadi seperti itu?" tanya seorang pria pada pemuda di belakangnya setelah tidak sengaja melihat berita tentang keluarga Gerald.
"Mereka mengalami kerugian karena seorang dari keluarga mereka melarikan uang yang seharusnya digunakan untuk sebuah proyek besar yang perusahaan mereka tangani. Keluarga Gerald juga akan menjual seluruh sahamnya untuk menutupi kerugian para investor dengan itu mereka dapat dinyatakan bangkrut." jawab pemuda itu.
"Tuan Gerald tampaknya sangat tertekan dan akhirnya penyakit jantungnya kumat membuat beliau harus menjalani perawatan." tambahnya.
"Berapa banyak yang dibutuhkan untuk menyelamatkan perusahaan mereka dari kebangkrutan?" tanya pria itu.
"Sekitar 2 milliar dollar tuan." jawab pemuda itu.
"Sayang, aku akan menggunakan uang untuk membangun mansion impianmu untuk membantu Gerald. Apakah kau keberatan?" tanya pria itu pada seorang wanita yang walaupun sudah terlihat berumur, tapi masih tampak cantik dan anggun.
"Tentu saja tidak." jawab wanita itu dengan senyum yang tulus.
"Terima kasih sayang." ucap pria itu.
"Tidak perlu untuk berterima kasih. Membantu seorang yang dekat dengan kita saat dia kesulitan adalah tugas mulia. Aku tidak membutuhkan kediaman megah selama kau, anak kita dan keluarga yang aku sayangi tetap berada di sisiku." ucap wanita itu.
Pria itu lalu memeluk istrinya kemudian mengecup dengan lembut kening wanita yang telah mengisi hari juga hatinya itu.
"Tuan dan Nyonya Berza adalah contoh pasangan yang patut menjadi panutan. Mereka memiliki kekuasaan namun rendah hati. Mereka selalu bersama dan saling dukung. Aku iri dengan keromantisan dua orang tua ini." batin pemuda bernama Bram yang merupakan asisten pribadi dari Samuel Berza.
Ya, pria itu adalah Samuel dan Selli istrinya. Melihat kemesraan tuannya, Bram yang awalnya masih menatap kagum kini berganti kesal. Bagaimana tidak, dia yang seorang pemuda singgel harus menyaksikan kemesraan pasangan di depannya.
Pria itu tidak tanggung-tanggung karena tidak hanya mengecup kening sang istri, dia juga mencium juga me*umat bibir sang istri di depan asisten pribadinya itu.
"Cukup, kau selalu saja seperti ini." protes Selli sembari mendorong dada suaminya.
"Apa yang salah?" tanya Samuel santai.
"Di sini masih ada Bram dan kau dengan tidak tahu malu di usia yang tidak lagi muda melakukan itu." ucap Selli malu.
Wajahnya memerah karena malu juga kesal pada kelakuan suaminya yang masih sering tidak tahu tempat untuk bertingkah romantis padahal usia mereka tidak lagi muda.
"Apa salahnya? Kau istriku, aku bebas melakukan apapun dengan istriku. Salahnya tidak memiliki pasangan padahal usianya tidak lagi muda. Jadi,jangan iri dengan kemesraan kita. Bahkan kita menikah saat masih usia sangat muda kala itu." ucap Samuel.
"Apakah anda lupa kalau aku masih sendiri karena terlalu sibuk menangani masalah perusahaan disaat anda sibuk memanjakan istri tersayang anda." batin Bram.
"Makanya berikan dia cuti agar dapat mencari pasangan. Itu salahmu hingga dia masih sendiri." ucap Selli.
"Mengapa itu menjadi salahku?" tanya Samuel tidak terima.
"Dia terlalu sibuk dengan tugas darimu sehingga tidak memiliki waktu mencari pasangan." ucap Selli.
"Nyonya, kau yang terbaik." batin Bram senang karena ada yang menyampaikan apa yang tidak mampu dia sampaikan pada atasannya itu.
"Baiklah, itu salahku. Istriku tidak perlu kesal. Ayo...! kita harus mengunjungi Gerald." ajak Samuel.
Mereka segera menjenguk tuan Gerald di rumah sakit. Mereka tiba tepat saat Gerald selesai menjalani pemeriksaan.
"Sam, Selli, mengapa kalian di sini? Bukannya kalian sedang di luar negeri?" tanya Gerald terkejut melihat sahabatnya menjenguknya.
"Kau masih berani bertanya mengapa kami datang?" ucap Samuel sinis.
"Jangan seperti itu. Dia sedang tidak sehat untuk kau interogasi." tegur Selli.
"Kalau bukan dari media, aku tidak akan tahu kalau kau sedang dalam masalah. Apakah kau masih menganggap kami keluarga dengan tidak memberitahu kami saat kau kesulitan?" ucap Samuel kini dengan nada yang sedikit lembut namun ucapannya masih menusuk.
"Bukan seperti itu. Tapi....... "
"Kau tidak perlu risau. Aku akan membantu kesulitan yang kau alami walaupun kau tidak menganggap kami sebagai orang yang dapat membantumu." ucap Samuel.
"Tidak, jangan.... Itu sangat akan membebani mengingat dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Aku.... "
"Kau bisa menganggap aku memberimu bantuan hutang. Kau dapat menggantinya saat perusahaan milikmu kembali pulih." potong Samuel
"Tapi...... "
"Jika kami masih kau anggap keluarga, maka kau harus menerimanya." ucap Selli.
"Baiklah, terima kasih." ucap Gerald dengan air mata haru membasahi pipinya.
Bagaimana tidak terharu, disaat seluruh kenalan bahkan keluarga menutup mata akan kesulitan yang dia alami, orang lain yang tidak ada hubungan darah dengannya malah mengulurkan tangan membantu dirinya dengan suka rela.
Semenjak saat itu hubungan mereka semakin akrab tidak hanya sebagai sahabat namun seperti keluarga. Karena bantuan dari Samuel, perlahan perusahaan keluarga Gerald kembali bangkit dan menjadi perusahaan terkemuka yang masuk jajaran 50 perusahaan terbesar di dunia dan perusahaan no 5 terbesar di negara S.
Flashback off
Saat sedang asik berbicara dengan Devan dan Gerald, Samuel tidak sengaja melihat Elliot. Samuel menatap tidak suka ke arah mantan cucu menantunya itu.
"Seharusnya aku tidak membawa Az ke tempat ini. Aku takut dia masih belum sanggup berhadapan dengan pasangan menjijikkan itu." batin Samuel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
M.3.5 Lov
aku malah penasaran melihat Elliot hancur dan menyesal karna sudah menyia-nyiakan az
2022-05-31
4
Ikrana Mapeabang Daeng Baji
kakek sam yg pengertian apa krn terlalu sayang cucunya kah 🤭🤭🤭, kereeen thor 👍👍👍
2021-07-04
1
Ritasilviya
lanjut lagi thorttttttt ceritanya tambah seru
2021-04-17
0