Setelah beberapa hari menjalani perawatan paska sadar dari koma panjangnya di rumah sakit, kini kondisi Az sudah mulai membaik. Az juga akhirnya sudah mendapat ijin untuk keluar dari rumah sakit oleh Dr. Brian selaku penanggung jawab atas kondisi Az selama menjalani perawatan di rumah sakit itu.
Samuel dan beberapa orang kepercayaannya sudah siap membereskan barang Az dan menjemputnya pulang ke mansion baru yang telah Samuel sengaja bangun sejak menemukan Az. Samuel mendirikan mansion di pinggir kota untuk dia dan Az tinggali saat Az sadar dan sudah bisa keluar rumah sakit nanti.
Samuel sejak awal selalu yakin jika sang cucu akan bangun dari tidur panjangnya itu dan akan sehat kembali tak perduli apapun kata dokter dan orang lain.
Samuel sengaja memilih area pinggir kota dekat dengan pantai karena dari informasi yang dia dapat Az paling suka dengan pantai. Sekaligus juga agar Az dapat sedikit menjauh dari jangkauan orang orang yang telah menindasnya selama ini.
"Kamu sudah siap Az sayang?" tanya Samuel saat memasuki ruang rawat Az.
"Iya kakek. Bahkan sangat siap untuk segera keluar dari ruangan membosankan ini." Jawab Az penuh dengan semangat membuat Samuel dan para anggotanya tersenyum melihat itu.
"Baiklah kita tunggu Dr. Brian dulu dan biarkan mereka membereskan barangmu (menatap ke arah bawahannya yang sedang mengepak barang Az). Kemudian setelahnya kita akan segera pulang." jawab Samuel sambil mengusap lembut kepala cucunya dengan tatapan teduhnya ke arah sang cucu.
Mendengar kata pulang Az sefikit merubah ekspresi wajahnya membuat Samuel khawatir melihat itu. Samuel takut jika cucunya itu tiba tiba merasa sakit atau tak nyaman pada tubuhnya.
"Ada apa Az sayang, apakah kau merasa ada yang tidak nyaman dari tubuhmu?" tanya Samuel khawatir
"Tidak kakek, aku baik baik saja." jawab Az
"Lalu mengapa keningmu itu mengerut hm?" tanya Samuel lagi
"Aku hanya tak tahu akan pulang ke mana setelah aku keluar dari tempat ini. Aku sudah tidak mungkin kembali kekediaman tuan Elliot terlebih kediaman keluarga Harrish." jawab Az.
Mendengar jawaban dari Az cucunya itu Samuel menghela napas lega karena Az tidak kenapa kenapa.
"Mengapa kau harus merisaukan perihal tempat tinggal hm? Kau masih memiliki kakekmu ini bukan?
Mulai saat ini dan seterusnya aku adalah rumah bagimu. Di manapun aku tinggal maka itu adalah rumah untuk kau pulang.
Maka, kelak kau hanya bisa menikah dengan pria yang setuju untuk tinggal di rumah kita. Aku tak akan pernah membiarkan dirimu jauh lagi dariku dengan alasan apapun itu." jelas Samuel.
Mendengar penuturan dari Samuel hati Violeta yang kini berada dalam tubuh Az menghangat.
Bagaimana tidak tersentuh? Selama dia hidup bahkan di saat dia masih kecilpun dia tak pernah menerima perlakuan seistimewa ini dan kasih sayang setulus kasih sayang Samuel.
Az menghambur memeluk tubuh sang kakek dengan erat dengan tangis penuh haru.
"Terima kasih kakek." ucapnya lemah
"Tidak perlu dan jangan pernah lagi mengucapkan terima kasih pada kakekmu ini. Karena apapun yang kakek lakukan adalah kewajiban bagi seorang kakek untuk cucunya." jawab Samuel sambil ikut membalas pelukan dari cucunya itu.
"Mengapa kau menangis hm? Kau sungguh seorang gadis cengeng." ucap Samuel saat pelukan mereka terlepas.
Samuel tersenyum sambil menghapus air mata di pipi sang cucu. Setelah cukup lama menunggu akhirnya Dr. Brian datang bersama beberapa orang perawat.
Setelah memeriksa kondisi tubuh Az untuk memastikan jika tubuh Az benar-benar telah pulih, Dr. Brian mengizinkan Az untuk dibawa pulang.
Az dibawa keluar dari rumah sakit menggunakan kursi roda dan Samuel sendiri yang mendorongnya.
Sebenarnya Az sudah menolak keras untuk menggunakan kursi roda. Tapi, Samuel juga tetap bersikukuh jika Az tak boleh terlalu lelah. Jika tidak menggunakan kursi roda dia tak boleh keluar dulu dari rumah sakit membuat Az mau tidak mau setuju saja.
Sampai di lobi rumah sakit ternyata beberapa mobil yang siap mengantar pulang Az dan rombongan Samuel telah rapih menunggu mereka semua di depan rumah sakit.
"Ayo Az sayang. Kita harus segera berangkat karena mansion kita lumayan jauh dari sini. Kita harus bergegas agar kita tidak melewatkan makan siang pertama kita di dalam mansion." ucap Samuel sambil membukakan pintu mobil untuk Az.
"Hm. Baik kakek." jawab Az lalu masuk ke dalam mobil. Samuel berjalan memutar dan masuk kedalam mobil lalu duduk di sebelah Az.
"Kita langsung ke mansion saja." ucap Samuel memerintahkan Jak sang supir pribadinya.
"Baik tuan besar." jawab Samuel
"Jika kau mengantuk tidur saja. Kakek akan membangunkanmu saat kita telah sampai di mansion." ucap Samuel pada Az
"Tidak perlu kakek. Aku sudah cukup puas tidur di dalam ruangan rawatku." tolak Az
Tak ada percakapan lagi saat mobil mereka mulai melaju. Az sibuk menatap takjub pemandangan di luar sana yang sangat jauh berbeda dari Zamannya dulu itu.
Sedangkan Samuel memilih menyelesaikan kerjaannya yang sempat terbengkalai setelah Az sakit hingga dia bangun kembali dengan laptopnya.
Setelah sekitar 2 jam lebih berkendara akhirnya mobil mereka memasuki gerbang besar yang merupakan pintu masuk ke dalam pekarangan mansion milik Samuel.
Az menatap kagum dan takjub pemandangan indah dari taman yang terdapat di depan mansion yang dia sedang tatap dari balik kaca jendela mobil.
Di sana ada berbagai macam bunga yang tertata rapih. di tengahnya terdapat kolam ikan dengan pancuran berbentuk kendi di pinggirnya dan ada sebuah gazebo yang cukup nyaman di sebelah kolam ikan itu.
Saat mobil berhenti dan Az sudah keluar dari dalam mobil, dia kembali terperangah melihat mansion yang sangat besar dan terlihat sangat mewah dan elegan di depannya kini.
"Ayo Az sayang. Kita masuk kedalam mansion kita dan ah aku lupa. kau harus memberi nama dari mansion milikmu ini." ucap Samuel membuat Az bingung
"Entahlah kakek, sebaiknya kakek saja yang memberi nama pada mansion ini." jawab Az
"Kita masuk saja dulu." Ajak Samuel sambil memegang tangan cucunya itu.
"Mulai saat ini kakek berjanji jika tak akan lagi ada orang yang akan berani menindas bahkan menyinggungmu.
Siapapun orangnya akan kakek buat mereka menyesal jika berani menyinggung keturunan satu satunya keluarga Berza." janji Samuel karena nama panjangnya memang Samuel Berza.
"Selamat datang tuan besar. Selamat datang nona muda." sambut para pelayan yang sudah bersusun rapih sambil menunduk hormat.
"Hm. Kalian kenalkan ini adalah nona muda pemilik mansion ini. Apapun yang dia katakan adalah perintah dan apapun yang dia inginkan harus segera kalian dapatkan untuknya." titah Samuel
"Baik tuan besar" jawab semuanya serempak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
AshaREALME
Keren semoga masih terus Langit yHor
2022-04-26
1
Vivi
Kak lanjut lagi jangan berenti ditengah jalan
2022-01-14
0
Depa Nelah
judul nya kok kaya g nyambung sama jalan cerita nya
2021-12-29
0