Keesokan harinya tuan Gerald menghubungi tuan Samuel untuk memastikan rencana makan siang bersama dan menentukan tempatnya.
"kring kring kring." anggap suara dering HP.
"Ya halo, ada apa si tua Gerald?" ucap tuan Samuel saat menerima panggilan setelah melihat id nama pemanggil pada layar hp miliknya.
"Rencana makan siang kita nanti kau tidak ada niat untuk membatalkan itu bukan?" tanya tuan Gerald yang tidak masalah dengan panggilan si tua dari tuan Samuel.
"Tentu saja tidak." jawab tuan Samuel.
"Apakah ada masalah? Kita dapat menundanya lain waktu jika kau tidak bisa hadir." ucap tuan Samuel lagi.
"Bukan, aku bukan menelpon untuk pembatalan janji makan siang kita." bantah tuan Gerald.
"Lalu?" tanya tuan Samuel.
"Aku hanya ingin memastikan apakah tidak masalah jika kita makan di rumahku saja?" tawar tuan Gerald.
"Jika makan siang di rumah Gerald, kemungkinan besar laki-laki bre**sek itu bisa hadir juga dalam acara itu. Tidak, aku tidak bisa membiarkan Az melihat dia dalam waktu dekat ini. Aku takut Az masih belum siap." batin tuan Samuel.
"Halo.....Halo.....Halo... Sam?" panggil tuan Gerald beberapa kali karena tidak mendapat jawaban dari tuan Samuel.
"Halo Sam?" panggilannya lagi.
"Ah ya halo?" jawab tuan Samuel.
"Ada apa denganmu? Aku sudah memanggilmu beberapa kali dan kau tidak menyahut." tanya tuan Gerald.
"Maaf, tadi aku tidak sengaja mengingat sesuatu dan yah sedikit melamun." ucap tuan Samuel.
"Apakah ada masalah?" tanya tuan Gerald khawatir.
"Tidak, itu hanya kilasan masa lalu. Sebaiknya kita pilih tempat makan di luar saja. Aku rasa Az masih kurang nyaman makan di rumah lain selain mansion karena tidak terbiasa dengan orang baru. Kau tahulah, masa lalu dia sebelumnya membuat Az lebih menjaga jarak dengan orang lain." ucap tuan Samuel beralasan.
"Kau benar juga. Baiklah, aku akan memesan tempat di restoran xxx untuk makan siang kita hari ini." putus tuan Gerald.
"Itu lebih baik." saut tuan Samuel.
"Bukankah sudah diputuskan? Maka biarkan aku menyelesaikan apa yang aku kerjakan." ucap tuan Samuel.
"Bukankah kau mengatakan bahwa jadwal mu kosong untuk hari ini?" tanya tuan Gerald.
"Jadwal pertemuan di luar atau meeting saja yang kosong. Aku masih harus mengecek beberapa dokumen dan menandatangani beberapa berkas." jawab tuan Samuel.
"Kau bertanya seperti itu seolah kau tidak pernah turun mengurus perusahaan saja." ucap tuan Samuel.
"Ha ha ha ha aku sudah lama melepaskan posisiku di perusahaan dan tidak melakukan apapun yang berhubungan dengan perusahaan jadi wajar saja jika aku menjadi awam akan urusan perusahaan." ucap tuan Gerald.
"Baiklah, lanjutkan apa yang kau kerjakan. Aku tidak akan mengganggumu lagi." tambahnya.
"HM." hanya itu jawaban tuan Samuel lalu memutuskan sambungan telepon.
...****************...
Az baru bangun tidur dan keluar dari kamar setelah selesai mencuci wajahnya.
"Yuki....." panggilnya setelah tidak melihat Yuki maupun Sidney setelah dia turun ke ruang tengah.
"Ya nona muda?" saut Yuki yang baru datang dari arah luar.
"Apakah hari ini kita tidak berlatih?" tanya Az.
"Karena tuan besar membuat rencana untuk berbelanja dengan nona hari ini dan makan siang bersama tuan Gerald setelahnya, tuan besar memerintahkan untuk mengosongkan jadwal latihan nona hari ini." jawab Yuki.
"Di mana kakek?" tanya Az.
"Tuan ada di ruang kerjanya." jawab Yuki.
"Jam berapa kita akan berbelanja dengan kakek?" tanya Az.
"Sekitar jam 10." jawab Yuki.
"Huft, aku bosan. Lebih baik aku berlari pagi lalu mandi setelahnya." putus Az saat melihat jam masih menunjukkan pukul 7.15 pagi.
"Sebaiknya sebelum itu anda makan sarapan yang telah koki siapkan untuk anda nona muda." saran Yuki.
"Agar tuan besar tidak khawatir dan membuat anda harus berdiam diri di dalam kamar untuk waktu yang cukup lama." tambah Yuki dengan sedikit ancaman.
Az paling benci hanya berdiam diri saja terlebih lagi di dalam kamar kecuali waktu tidur. Mendengar ucapan Yuki dan berpikir bahwa kakeknya itu mampu melakukan itu akhirnya Az menurut dengan segera berjalan menuju ruang makan.
Az menyelesaikan sarapan dan segera kembali ke kamar untuk berganti baju agar nyaman saat berlari pagi. Setelahnya dia melanjutkan rencananya lari pagi.
...----------------...
Seorang pemuda baru saja membuka matanya dan menoleh ke arah jam digital yang duduk manis di atas meja kamarnya. Pemuda itu membelalakkan matanya melihat angka yang dia lihat di layar jam itu.
"Astaga.......!" pekiknya lalu segera bangun dan berlari ke arah kamar mandi.
"Bagaimana bisa aku bangun terlambat hari ini." gumamnya kesal.
Sekarang jam telah menunjukkan pukul 10.50 dan dia baru saja bangun tidur. Siapa suruh dia tidak bisa tidur hingga pukul 4 dini hari karena memikirkan wanita yang baru saja dia kenal.
"Apakah kakek tidak berniat mengajak aku ikut serta dalam acara makan siang bersama kakek Sam dan cucunya siang ini?" gumamnya di bawah guyuran air shower.
"Mengapa kakek tidak membangunkan aku jika dia memang akan mengajak aku?" gumamnya lagi.
"Lalu bagaimana aku dapat bertemu dan berbicara dengan Az kalau kakek tidak mengajak aku? Tidak mungkin bukan, kalau aku yang menanyakan langsung kepada kakek soalnya acara makan siang itu?"
"Lebih tidak mungkin kalau aku menawarkan diri untuk ikut. Bisa-bisa para orang tua itu tidak akan berhenti untuk menjadikan aku sebagai lelucon selama beberapa hari."
"Ah aku tinggal ikuti kakek secara diam-diam dan berpura-pura seolah kami tidak sengaja bertemu." putusnya dan segera menyelesaikan mandinya.
Devan segera berpakaian rapi dan turun ke lantai bawah rumahnya. Di ruang tengah ternyata kakek dan ibunya sedang berbincang.
"Siang ma, siang kakek." sapa Devan sambil mencium pipi mamanya.
"Siang sayang, tumben telat bangunnya." tanya nyonya Darren.
"Semalam tidak bisa tidur ma." jawab Devan spontan.
"Bukannya semalam kamu masuk ke kamar lebih awal karena letih makanya ingin tidur cepat? Kenapa jadi tidak bisa tidur?" tanya Renata.
"Jangan-jangan anak ini sedang kepikiran pada seorang wanita dan membuat dia tidak bisa tidur hingga menjelang pagi." tebak tuan Darren yang baru saja datang tepat sasaran.
"Tidak, aku tidak kepikiran pada seorang wanita. Aku, aku hanya terlalu letih hingga susah untuk tidur." bantah Devan.
"Kenapa mulut ini sampai keceplosan bilang tidak bisa tidur sih?" batin Devan.
"Sudahlah, jangan menggoda putramu. Sebaiknya kau bersihkan diri lalu bersiap." ucap tuan Gerald.
"Baik ayah." saut tuan Darren yang langsung pergi ke kamarnya diikuti sang istri.
"Bersiap untuk apa kek?" tanya Devan pura-pura tidak tahu.
"Makan siang bersama Samuel dan cucunya." jawab tuan Gerald.
"Kau mau kemana baru bangun sudah serapi itu? Apakah ada acara atau janji dengan seseorang?" tanya tuan Gerald.
"Tidak ada acara apapun kek. Aku hanya sedikit jenuh makanya mau keluar cari udara segar." jawab Devan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Ikrana Mapeabang Daeng Baji
makin seru thor 👍👍👍👍👍😍
2021-07-04
0
Ritasilviya
lanjut lagi thorttttttt
2021-04-17
0
Miga Wati
semangat kk
2021-03-30
0