SI BURUK RUPA
Siang itu jam dinding menunjukkan pukul 12.42 WIB. Terlihat seorang perempuan berparas cantik sedang sibuk berdandan didepan cermin. Perempuan tinggi itu berkulit putih langsat, beralis tebal, dan berambut hitam panjang.
Setelah selesai berdandan, perempuan itu terlihat terburu-buru keluar dari dalam kamarnya, terdapat sebuah tas selempang berukuran besar dipinggangnya. Perempuan itu menuruni anak tangga dengan begitu cepat. Sampai suara sandalnya terdengar keras.
Begitu sampai diruang makan, perempuan itu melihat kedua orang tuanya sedang asyik makan siang. Begitu melihat mereka, perempuan itu pun langsung menghampirinya.
"Pa, Ma! Alma berangkat dulu ya!" Ucap perempuan yang ternyata bernama Alma.
"Alma, Kamu nggak makan dulu?" Tanya Mamanya Alma.
"Nggak Ma. Soalnya Alma mau geladi resik jam dua! Ini juga buru-buru banget!" Jawab Alma sambil mengambil sebuah apel dan langsung memakannya.
"Sekarang kan baru jam satu kurang, Alma!" Kata Mamanya.
"Iya Ma. Tapi kan Mama tahu sendiri, jalanan ibukota macet! Daripada telat, entar Alma dimarahin pelatihnya lagi!" Jawabnya.
"Ya sudah. Hati-hati di jalan ya, anak Mama yang cantik!" Puji Mamanya Alma.
"Siap Bos! Oh ya, tapi ingat ya! Papa sama Mama harus datang nanti malam! Acaranya dimulai jam 7, jangan sampai telat ya Pa, Ma!" Seru Alma.
"Insha Allah Kita nggak akan telat sayang! Tapi Kamu juga harus bisa menampilkan yang terbaik! Papa Mama berdoa semoga Kamu bisa menjadi juara!" Balas Papanya Alma.
"Aamiin. Ya sudah, Alma pamit dulu! Assalamu'alaikum." Ucap Alma sambil mengajak kedua orang tuanya bersalaman.
"Wa'alaikumsalam." Balasnya.
Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Alma berjalan dengan cepat menuju pintu depan rumahnya yang cukup mewah. Begitu sampai didepan rumah, terlihat Alma berdiri dipinggir jalan. Menunggu taksi yang lewat. Tidak berapa lama, sebuah taksi akan melewati depan rumahnya. Alma segera memberi isyarat dengan mengulurkan tangan kanannya kedepan. Taksi itu pun berhenti tepat didepannya. Tanpa membuang waktu, Alma segera menaiki taksi itu.
"Mau kemana Mba?" Tanya supir taksi itu.
"Ke TVRI, yang cepat ya Pak!" Balas Alma.
"Ya Mba." Balasnya. Taksi itu pun melaju dengan kencang meninggalkan rumah Alma.
Malam itu disuatu tempat di kota Jakarta terlihat sangat ramai. Para tamu undangan dan pendukung finalis gadis sampul, berbondong-bondong memasuki salah satu studio alias gedung pertunjukan yang berada di stasiun televisi TVRI. Mereka datang dari berbagai kota di seluruh Indonesia. Ada yang menggunakan bis, dan tidak sedikit juga yang menggunakan mobil pribadi.
Setelah memasuki gedung itu, mereka memilih tempat duduk yang telah disediakan. Kursi-kursi didalam gedung itu tertata rapi dan permanen. Kursi-kursi itu tiap baris posisinya semakin kebelakang semakin tinggi. Jumlah kursi di ruangan itu, kira-kira lebih dari 500 buah. Terlihat orang-orang membawa atribut bertuliskan finalis yang mereka dukung.
Sekitar pukul 18.30 WIB, kursi-kursi didalam gedung pertunjukan itu sudah dipadati oleh para pendukung finalis gadis sampul.
Didepan para hadirin, terdapat sebuah panggung yang cukup luas dan mewah. Lampu kelap-kelip menghiasi panggung itu. Terdapat pula seorang kameramen yang siap merekam acara yang akan ditayangkan di stasiun televisi TVRI secara langsung.
Sementara itu, dibelakang panggung para finalis yang telah selesai di-make up, tengah bersiap-siap untuk naik keatas panggung. Mereka memakai kaos putih polos dengan bawahan celana jeans panjang berwarna biru. Wajah-wajah mereka terlihat sangat cantik alami.
Ketika pukul 19.00 WIB terlihat dua orang laki-laki dan perempuan telah berdiri ditengah panggung. Wajah mereka tampan dan cantik, ditambah dengan pakaian yang mewah. Laki-laki yang berdiri disebelah kanan memakai setelan jas dan celana berwarna silver. Sedangkan perempuan disebelahnya memakai dress berwarna putih. Mereka adalah orang yang akan membawakan acara pemilihan gadis sampul.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam dari kedua pembawa acara.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab dari sebagian besar para hadirin.
"Alhamdulillahi rabbal'alamiin. Kita telah berada pada acara yang sudah Kita nanti-nantikan. Saya Ferdy Hasan." Ucap laki-laki itu memperkenalkan diri.
"Dan Saya Alya Rohali." Perempuan disamping Ferdy menimpalinya.
"Izinkan Kami, membawakan acara puncak pemilihan gadis sampul tahun 2000." Seru Ferdy Hasan dan Alya Rohali berbarengan. Lalu terdengar suara tepuk tangan dan sorak sorai dari arah hadirin yang telah memenuhi semua kursi.
"Acara ini bekerjasama dengan tabloid gadis, dan tentunya acara ini secara langsung ditayangkan di stasiun kesayangan Kita semua, apalagi kalau bukan TVRI." Ucap Ferdy Hasan.
"Untuk menyambut 25 finalis gadis sampul, langsung saja Kita sambut dengan meriah penampilan dari Reza Artamevia yang akan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Aku Wanita!" Seru Alya Rohali. Kemudian kembali terdengar suara tepuk tangan dengan keras.
Setelah Reza Artamevia selesai menyanyikan sebuah lagu dan kembali turun dari panggung, satu persatu dari 25 finalis gadis sampul naik keatas panggung dan berjalan seperti seorang model catwalk. Pada kaos yang mereka kenakan, pada bagian pinggangnya terdapat nomor urut satu sampai dua puluh lima. Didepan panggung, duduk tiga orang dewan juri dibelakang meja.
Setelah melewati penilaian dewan juri, kedua pembawa acara mengumumkan finalis yang berhasil masuk tiga besar.
"Setelah ketiga dewan juri melakukan penilaian kepada 25 finalis gadis sampul yang sudah berada diatas panggung, maka tiba saatnya Kita umumkan finalis yang masuk tiga besar adalah!!!" Seru Ferdy Hasan. Semua finalis yang berdiri berjajar diatas panggung, merasa deg-degan. Mereka berharap nama merekalah yang disebut oleh pembawa acara.
"Tanpa membuang waktu lagi, finalis yang berhasil masuk kedalam tiga besar yaitu nomor urut 5! Diana Novitasari dari Surabaya!" Seru Alya Rohali. Kemudian seorang finalis yang bernama Diana maju ke panggung bagian depan. Tepuk tangan menyambutnya dengan sangat meriah.
"Finalis yang kedua yang berhasil masuk kedalam tiga besar yaitu nomor urut 22 yang bernama Cindy Maharani dari Cirebon!" Seru Ferdy Hasan. Kembali seorang finalis yang namanya disebut oleh pembawa acara, maju ke panggung bagian depan. Senyum terpancar dari wajahnya. Tepuk tangan meriah kembali terdengar.
"Dan finalis yang terakhir yang berhasil masuk kedalam tiga besar yaitu..!!!" Seru Alya Rohali. 23 finalis yang tersisa merasakan panas dingin. Mereka semua berharap nama merekalah yang akan menjadi pelengkap yang akan masuk kedalam tiga besar.
"Finalis yang terakhir yang berhasil masuk kedalam tiga besar yaitu dengan nomor urut 13!! Alma Eka Damayanti dari Jakarta!!!" Seru Alya Rohali. Mendengar namanya disebut sebagai finalis yang terakhir yang berhasil masuk tiga besar, Alma yang sama sekali tidak menyangka, merasa sangat bersyukur kepada Allah SWT. Senyum manis terpancar dari wajahnya yang cantik. Dia maju kedepan dengan perasaan sangat bahagia. Tepuk tangan dari semua hadirin yang datang, terdengar lebih keras dan meriah dari sebelumnya.
Sementara itu, sewaktu jam dinding menunjukkan pukul 06.20 malam, kedua orang tua Alma telah selesai berdandan. Dengan memakai pakaian batik berwarna coklat, dan celana panjang berwarna hitam, Papanya Alma terlihat tampan dan gagah. Sedangkan Mamanya Alma terlihat cantik dengan memakai kebaya berwarna coklat muda.
"Ayo Ma! Nanti Kita telat!" Seru Papanya Alma yang sudah tidak sabaran.
"Ya Pa, ini juga sudah selesai!" Balas Mamanya Alma sambil berdiri didepan cermin.
Kemudian mereka bergegas menuju depan rumah, dimana sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir. Mereka pun segera menaiki mobil itu. Begitu mereka sudah menaiki mobil, Papanya Alma segera menyalakan mesinnya dan menginjak pedal gas dengan kuat. Mereka pun meninggalkan rumah dengan kecepatan tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments