Tak Disangka

  Sepulang dari sekolah perempuan itu masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian. Ketika selesai berganti pakaian, perempuan itu ingat akan sesuatu.

  "Oh ya dompetnya Bagas! Kan belum Aku kembaliin! Tapi kok nggak ada!" Seru perempuan yang bukan lain adalah Asti, sambil memeriksa rok abu-abu miliknya.

  "Oh ya lupa! Tadi kan Aku masukkan kedalam tas!" Seru Asti. Dia pun membuka tas sekolahnya dan mencari keberadaan dompet milik Bagas. Betul saja, dompet itu berada didalam tas miliknya.

  "Apa Aku kembaliin sekarang ya?" Tanya Asti seorang diri. Setelah berpikir sejenak, Asti akhirnya memutuskan.

  "Lebih baik Masku aja entar sore suruh nganter Aku ke rumah Bagas!" Ucap Asti.

  Sore itu sepulang dari kampus, seorang lelaki terlihat berhenti didepan sebuah rumah. Setelah melepas helm yang dipakainya, lelaki itu berjalan kearah pintu depan rumah itu.

  "Assalamu'alaikum." Salam lelaki itu ketika membuka pintu dan masuk kedalam rumah itu.

  "Wa'alaikumsalam. Baru pulang Mas?" Tanya seorang perempuan yang bukan lain adalah Asti.

  "Iya." Balasnya.

  "Mas Haikal tambah ganteng deh!" Puji Asti pada kakaknya.

  "Tumben nih muji-muji! Pasti ada maunya." Balas Haikal sambil menaruh tas di meja belajar di kamarnya.

  "Tapi emang ganteng Mas Haikal kok." Ucap Asti.

  "Kamu baru tau?" Tanya Haikal.

  "Ya nggak juga. Mas, boleh minta tolong nggak?" Tanya Asti.

  "Tuh kan bener, pasti ada udang dibalik batu! Minta tolong apa?" Tanya Haikal.

  "Tolong antarin Asti ke rumah temanku, Mas! Mau ngembaliin dompet." Balasnya.

  "Dompet kok pinjam As?" Tanya Haikal heran.

  "Nggak pinjam, jadi sebenarnya Kita baru jadian. Terus tadi di kantin Dia nyuruh Aku bayarin tapi pake dompetnya Dia." Balasnya.

  "Oh begitu. Rumahnya dimana?" Tanya Haikal.

  "Jatinegara." Balasnya.

  "Ya sudah, Aku mandi dulu ya!" Ucapnya.

  "Oke Mas Haikal yang baik!" Ucap Asti merasa senang.

  Sesuai janjinya, sore itu Haikal mengantar adiknya yang bernama Asti, ke rumah pacarnya yang bernama Bagas.

  Sekitar 20 menit berlalu, akhirnya mereka sampai didepan rumah cukup mewah yang berada didalam komplek perumahan.

  "Betul ini rumahnya?" Tanya Haikal.

  "Iya betul. Pacarku pernah ngasih tahu kalau rumahnya ada di perumahan Bumi Harapan no. 10." Jawab Asti.

  Mereka pun akhirnya turun dari motor dan berjalan menuju pintu depan rumah itu. Haikal pun memencet bel yang berada disamping pintu.

  Tiiiinnnggg....toooonnnggg....

  Setelah mereka menunggu beberapa saat, tiba-tiba seseorang membuka pintu itu dengan perlahan. Ketika pintu itu telah terbuka, Haikal terkejut sekali ketika melihat seorang perempuan berparas cantik berdiri dibalik pintu. Sedangkan Asti yang sudah mengenal perempuan itu, tersenyum manis padanya.

  "Alma!!! Kamu kok ada disini?" Tanya Haikal sangat kaget ketika melihat perempuan yang ternyata adalah Alma.

  "Ini memang rumahku." Balas Alma.

  "Mas Haikal mengenal Mba Alma?" Tanya Asti sambil menengok kesamping kanan.

  "Kenal dong! Alma kan pemenang gadis sampul tahun ini!" Jawabnya.

  "Ya betul. Oh ya Mba Alma, Bagasnya ada?" Tanya Asti.

  "Ada, Kamu temannya Bagas ya?" Tanya Alma.

  "Iya Mba. Namaku Asti" Balas Asti sambil mengajaknya bersalaman.

  "Silahkan masuk Asti, sama Masmu namanya siapa kemarin?" Tanya Alma.

  "Haikal." Balasnya dengan semangat.

  Asti dan Haikal pun masuk kedalam ruang tamu. Lalu mereka duduk diatas sofa di ruangan itu.

  "Sebentar ya, Aku panggil Bagas dulu." Seru Alma.

  "Iya Mba." Balas Asti. Alma pun berjalan menuju kamar Bagas.

  "Ternyata, temenmu itu Adiknya Alma ya!" Ucap Haikal.

  "Iya Mas. Waktu kemarin Mba Alma ke sekolahanku, teman-temanku pada heboh melihatnya!" Balas Asti.

  "Kenapa Kamu nggak pernah cerita, kalo Alma kakaknya temenmu?" Tanya Haikal.

  "Ya, kirain Mas Haikal nggak tahu Mba Alma." Balasnya.

  "Dia kan kuliahnya satu kampus sama Aku. Cuma beda semester." Ucapnya.

  Disaat Haikal dan Asti sedang berbisik-bisik. Tiba-tiba seorang lelaki muncul di ruang tamu. Dia bukan lain adalah Bagas.

  "Eh Asti! Kamu kesini nggak telpon dulu? Aku baru bangun tidur nih!" Ucap Bagas sambil berjalan menghampiri Asti dan Haikal.

  "Iya, Aku tadi malas ke wartel. Oh ya kenalin ini Masku." Balasnya.

  "Bagas." Bagas bersalaman dengan Haikal.

  "Haikal. Kakaknya Asti. Kamu pacarnya As..." Ucapan Haikal terhenti ketika melihat Bagas memberi isyarat dengan jari telunjuknya didepan hidung.

  "Sssstttt. Jangan keras-keras, entar Mba Alma denger." Katanya. Bagas pun duduk di sofa.

  "Oh ya Gas, Aku mau ngembaliin dompet milikmu." Ucap Asti sambil mengambil dompet di tas selempangnya. Asti pun memberikan dompet itu kepada Bagas.

  "Makasih ya Asti. Kamu sampe repot-repot segala nganterin kesini! Kan besok pagi Kita ketemu di sekolah." Balas Bagas sambil menerima dompet miliknya.

  "Kamu itu gimana Gas! Ada teman main kesini masa nggak boleh!" Seru Alma sambil berjalan dengan membawa nampan berisi tiga gelas jus orange.

  "Eh, bukan maksudku nggak boleh main kesini, Mba! Tapi jadi ngrepotin Asti sama Mas Haikal!" Balas Bagas.

  "Sama sekali nggak ngrepotin kok, Bagas! Aku malah sangat senang, jadi bisa bertemu dengan artis pendatang baru!" Ucap Haikal.

  "Artis siapa Mas?" Tanya Bagas.

  "Siapa lagi kalo bukan Mbakmu!" Balasnya.

  "Aku bukan artis kok. Silahkan diminum dulu ya Haikal, Asti!" Ucap Alma sambil menaruh jus orange dihadapan Haikal, Asti, dan juga Bagas.

  "Makasih." Ucap Haikal dan Asti berbarengan.

  "Malah jadi Kita yang ngrepotin Mba Alma!" Ucap Asti.

  "Nggak kok, cuma seadanya. Aku kebelakang dulu ya." Ucap Alma.

  "Iya Mba." Balasnya.

  "Silahkan diminum Asti, Mas Haikal!" Pinta Bagas sambil mengambil jus orange dihadapannya. Asti dan Haikal pun ikut mengambil gelas berisi jus orange yang berada diatas meja dan meminumnya.

  Setelah selang beberapa menit, Asti dan Haikal berpamitan dengan Bagas.

  "Bagas, Kita pulang dulu ya! Soalnya sudah sore!" Ucap Asti.

  "Iya Bagas, Kita pamit dulu! Bilangin sama Alma, Kita pamit dulu!" Ucap Haikal.

  "Iya entar Aku sampaikan!" Balasnya. Asti dan Haikal pun berdiri. Bagas pun ikut berdiri. Setelah bersalaman dengan Bagas. Haikal dan Asti berjalan menuju pintu depan rumah.

  "Assalamu'alaikum." Salam Asti dan Haikal berbarengan.

  "Wa'alaikumsalam. Hati-hati di jalan ya!" Seru Bagas.

  "Iya." Balas Asti.

  Haikal dan Asti menaiki motor. Setelah menyalakan mesin motornya, mereka pun segera pergi meninggalkan rumah Bagas.

  "Asti, menurutmu Alma cantik nggak?" Tanya Haikal sambil mengendarai motornya.

  "Cantik banget Mas. Memangnya kenapa? Mas Haikal suka Mba Alma ya?" Tanya Asti.

  "Kalo iya, menurutmu Mas cocok nggak sama Alma?" Tanyanya.

  "Nggak cocok. Kan lebih muda Mas Haikal umurnya." Jawabnya.

  "Masalah umur itu bukan penghalang Asti!" Ucap Haikal.

  "Tapi Aku kan sudah pacaran sama Bagas. Lagian kan Alma itu calon artis! Sudah banyak orang yang kenal dengan dirinya! Mana mau sama Mas Haikal! Jawabnya.

  "Kalo Kamu sama Bagas kan baru pacaran. Siapa tahu Kalian nggak jodoh terus putus. Masalah Alma calon artis, kalo memang Dia juga cinta tulus padaku, pasti Alma mau menikah denganku." Ucap Haikal sambil membayangkan wajah Alma.

  "Mimpi jangan tinggi-tinggi Mas Haikal! Entar jatuh sakit!" Balas Asti.

  "Asti, Kamu bukannya dukung Masmu biar bisa jadian sama Alma, malah ngledekin Mas!" Ucapnya. Asti pun hanya tertawa kecil.

  Saat itu Alma sedang duduk santai di teras belakang rumah. Didepan teras itu terdapat taman kecil yang ditumbuhi beberapa jenis bunga. Terdapat juga sebuah pohon mangga yang cukup rindang.

  Ketika sedang asyik membaca tabloid, dengan ditemani kacang atom, tiba-tiba handphone miliknya berbunyi dengan keras. Alma pun segera mengambil handphone yang berada diatas meja.

  "Siapa ini, nomor nggak dikenal? Apa jangan-jangan orang mau nipu lagi?" Tanya Alma pada dirinya sendiri. Dengan sedikit ragu, akhirnya Alma mengangkat panggilan itu.

  "Hallo dengan siapa ini?" Tanya Alma ketika mengangkat panggilan teleponnya.

  "Ini Aku Bayu, Alma." Jawab seorang lelaki didalam telepon yang bukan lain adalah Bayu.

  "Oh Mas Bayu, kirain siapa Mas. Soalnya nomornya belum disimpan dikontak handphoneku." Ucap Alma.

  "Kamu masih takut atas kejadian kemarin ya, Alma?" Tanya Bayu.

  "Iya Mas. Aku masih trauma!" Balasnya.

  "Alma, nanti malam Kamu ada acara apa nggak?" Tanya Bayu.

  "Nanti malam Aku nggak ada acara apa-apa Mas." Jawab Alma.

  "Bagaimana kalo nanti malam Kita dinner?" Tanya Bayu.

  "Dinner? Dimana Mas?" Tanya Alma. Seketika hatinya berbunga-bunga.

  "Di cafe Cahaya di daerah Menteng. Nanti Kamu Aku jemput! Bagaimana Alma?" Tanya Bayu.

  "Oke deh kalau begitu." Balasnya.

  "Aku jemput jam 7 malam ya!" Katanya.

  "Iya Mas." Balas Alma dengan perasaan sangat senang.

  "Iya sudah. Sampai ketemu nanti malam ya. Bay Alma!" Ucap Bayu menyeringai lebar.

  "Iya Mas." Balasnya.

  Bayu pun menutup panggilan teleponnya. Begitu panggilan telepon selesai. Bayu tertawa bahagia.

  Ha...ha...ha...

  "Kamu akan bertekuk lutut padaku Alma." Seru Bayu yang berada didalam rumahnya.

  Begitu selesai menerima telepon dari Bayu. Alma merasa sangat senang. Dia langsung berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Didalam kamarnya, Alma langsung sibuk memilih pakaian yang akan dikenakan untuk dinner nanti malam bersama Bayu. Laki-laki tampan dan gagah yang telah menolongnya dari perbuatan biadab Yuda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!