Bagas Membuat Ulah

  Pagi itu, begitu keluar dari rumah, Bagas yang memakai seragam sekolah putih abu-abu,  mengendarai motornya menuju suatu tempat. Bukan SMA Negeri 75 Jakarta, tempat Ia sekolah yang menjadi tujuannya. Namun Bagas mengendarai motornya ketempat lain.

  Ketika sampai didepan sebuah warung makan, Bagas turun dari motor lalu masuk kedalam warung makan itu.

  "Bu, rokoknya yang kaya biasanya satu!" Ucap Bagas. Ibu-ibu pemilik warung itu pun mengambil sebatang rokok dan memberikannya pada Bagas.

  "Kamu bolos lagi Mas Bagas?" Tanya ibu itu.

  "Iya Bu, lagi males berangkat sekolah!" Balas Bagas sambil menyalakan rokok ditangannya.

  "Kasihan kedua orang tuamu Mas Bagas! Mereka banting tulang buat nyekolahin Kamu." Ucapnya.

  "Kedua orang tuaku sudah meninggal!! Hidupku jadi berubah semenjak mereka telah tiada!! Aku nggak semangat untuk sekolah lagi!!" Balas Bagas. Lalu rokok ditangannya dihisapnya dengan kuat.

  "Innalilahi wainailaihi roji'un. Saya ikut berduka cita ya Mas. Yang sabar ya Mas." Ucap ibu itu.

  "Iya makasih Bu." Balasnya.

  "Tapi walaupun kedua orang tua Mas Bagas sudah tiada, Mas Bagas nggak boleh malas sekolah. Kalau nggak sekolah, Mas Bagas mau jadi apa?" Nasehat ibu itu.

  "Jadi spiderman." Jawab Bagas sambil tertawa. Ibu pemilik warung itu hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Bagas.

  Disaat Bagas sedang asyik menikmati sebatang rokok, tiba-tiba handphone di saku celananya berbunyi dengan keras. Bagas pun segera mengambil handphone miliknya itu.

  "Hallo ini siapa ya?" Tanya Bagas ketika mengangkat panggilan telponnya.

  "Ini Aku Gas, Luki! Aku nelponnya di wartel ini Gas! Jadi bolos sekarang nggak Gas?" Tanya orang yang bernama Luki.

  "Jadilah Luki! Aku tunggu di warung biasanya ya!" Balas Bagas.

  "Oke, Aku kesana sekarang!" Balas Luki, lalu bergegas mematikan panggilan telponnya.

  Setelah 10 menit berlalu, tiba-tiba seorang lelaki yang mengendarai sebuah motor, orang itu berhenti tepat didepan warung, dimana Bagas berada. Orang itu pun turun dari atas motor tanpa melepaskan helm yang dipakainya.

  "Bagas, Kamu sudah dari tadi?" Tanya lelaki ketika masuk kedalam warung.

  "Lumayan Ki, ayo kita berangkat sekarang!" Ajak Bagas. Lalu menghisap rokoknya yang hampir habis.

  "Ke blok M, Gas?" Tanya lelaki yang bukan lain adalah Luki. Teman sekelas Bagas.

  "Iya dong! Seperti biasanya!" Balasnya.

  "Tapi Aku traktir ya. Aku lagi nggak ada duit nih!" Ucap Luki.

  "Santai aja Ki, Kamu kaya nggak tahu Aku aja." Balasnya.

  "Oke deh kalo begitu." Ucapnya.

  "Bu, rokoknya berapa satu?" Seru Bagas memanggil pemilik warung.

  "Seribu Mas Bagas." Jawabnya.

  "Makasih Bu." Bagas memberikan selembar uang kertas seribuan kepada perempuan pemilik warung.

  "Sama-sama Mas." Balas ibu itu. Lalu Bagas dan Luki keluar dari warung makan itu. Mereka pun segera menaiki motor mereka masing-masing dan segera meninggalkan warung makan itu. Perempuan pemilik warung itu hanya memandangi kepergian mereka dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

  Sesampainya di mall, Bagas dan Luki langsung menuju area time zone. Mereka pun langsung bermain dingdong.

  Sekitar 1 jam telah berlalu. Tanpa diketahui oleh mereka, disaat Bagas dan Luki sedang asyik bermain, tiba-tiba beberapa orang berseragam warna khaki tua, datang menghampiri mereka. Bagas dan Luki pun sangat kaget dibuatnya.

  "Selamat pagi Mas." Ucap seorang lelaki diantara tiga orang itu.

  "Pagi." Balas Bagas dan Luki dengan muka pucat.

  "Mengapa Kalian berada disini? Sedangkan ini waktunya anak sekolah sedang proses belajar didalam kelas!" Ucap salah satu dari mereka.

  "Pulang lebih awal Pak! Gurunya mau rapat!" Seru Bagas secara spontan.

  "Benar nih, nggak bohong?" Tanya perempuan diantara mereka bertiga.

  "Betul. Suer deh Bu!" Jawab Luki dengan mengangkat kedua jarinya.

  "Kami dari satpol PP salah satu tugasnya adalah menertibkan anak-anak yang berkeliaran diluar sekolah pada saat jam sekolah berlangsung." Kata lelaki salah satu dari mereka bertiga, yang ternyata adalah anggota satpol PP.

  "Untuk itu Kami meminjam kartu pelajar Kalian!" Perempuan itu menimpalinya.

  Dengan perasaan kecewa dan menyesal, Bagas dan Luki mengeluarkan dompet yang berada di saku celana bagian belakang. Mereka pun mengambil kartu pelajar milk mereka dan memberikannya pada perempuan petugas satpol PP itu.

  "Kartu pelajar ini Saya pinjam! Kalian bisa mengambilnya sama guru BP Kalian!" Ucap perempuan itu.

  "Tapi Bu!" Seru Bagas.

  "Ini semua bertujuan agar Kalian disiplin dan tidak membolos lagi!" Ucap laki-laki disebelah kiri.

  "Iya Pak." Balas Bagas dan Luki dengan perlahan. Kemudian ketiga petugas satpol PP itu pergi meninggalkan Bagas dan Luki.

  "Terus bagaimana sekarang, Gas?" Tanya Luki yang merasa cemas.

  "Ya mau tidak mau besok pagi Kita harus masuk ke ruang BP." Balas Bagas dengan lemas.

  Keesokan harinya. Ketika jam istirahat tiba, Bagas dan Luki dengan sedikit bimbang, memberanikan diri untuk masuk kedalam ruangan BP (Bimbingan Konseling).

  Tokkk...tokkk...tokkk...

  "Assalamu'alaikum." Salam Bagas dan Luki ketika berdiri didepan pintu yang terbuka.

  "Silahkan masuk!" Balas seorang guru perempuan. Dengan perasaan sedikit takut, Bagas dan Luki berjalan memasuki ruangan itu.

  "Silahkan duduk!" Pinta guru itu.

  Dengan perasaan cemas, Bagas dan Luki duduk di kursi sofa yang ada di ruangan itu.

  "Ada yang bisa Saya bantu?" Tanya guru itu sambil duduk dihadapan Bagas dan Luki.

  "Itu Bu, Saya mau mengambil kartu pelajar milo Saya." Jawab Bagas.

  "Oh, itu kartu pelajar milik Kalian?" Tanyanya.

  "Iya Bu." Balas Bagas dan Luki bersamaan.

  "Jadi kemarin Kalian bolos sekolah, terus main di mall?" Tanya guru itu.

  "Iya Bu." Jawab Bagas dan Luki dengan perlahan.

  "Main boleh saja. Tapi Kalian harus ingat waktu. Sebagai pelajar, waktunya sekolah ya harus sekolah. Nanti sepulang sekolah Kalian bisa main sepuas Kalian. Apa Kalian mengerti?" Tanya guru itu.

  "Mengerti Bu. Kami menyesal sudah membolos sekolah." Jawab Bagas.

  "Iya Bu." Luki ikut bersuara.

  "Ya sudah, tapi jangan diulangi lagi ya!" Pinta Bu guru.

  "Baik Bu." Jawab mereka berdua.

  "Tapi sebagai hukumannya Kalian harus memanggil orang tua Kalian datang kesini, untuk mengambil kartu pelajar milik Kalian. Apa Kalian mengerti?" Tanya Bu guru.

  "Iya Bu." Balas Bagas dan Luki seperti tidak bertenaga.

  "Ya sudah, Kalau keluarga Kalian mempunyai telepon genggam atau telepon rumah, Kalian bisa menelponnya menggunakan telepon umum yang berada didepan sekolahan." Ucap Bu guru.

  "Kalau begitu Kami pamit dulu Bu, mau menghubungi keluarga Saya." Ucap Bagas sambil bangkit berdiri dan bersalaman dengan guru BP itu. Luki pun ikut bersalaman dengannya.

  "Assalamu'alaikum." Salam mereka berdua ketika keluar dari ruang BP.

  "Wa'alaikumsalam." Jawabnya.

  Bagas dan Luki berjalan menuju pintu meninggalkan ruangan BP. Karena jam istirahat belum usai, terlihat banyak siswa yang duduk-duduk di lorong depan kelas.

  "Luki, keluargamu ada yang punya handphone nggak? Buat menghubungi orang tuamu!" Ucap Bagas sambil berjalan.

  "Nggak Gas! Boro-boro punya handphone, nonton TV aja masih numpang di rumah tetangga!" Balas Luki dengan muka cemberut.

  "Terus Kamu mau pulang dulu?" Tanyanya.

  "Ya Gas, mau gimana lagi!" Balasnya.

  "Ya sudah, Aku ke kelas dulu ya! Aku juga mau menghubungi Mbakku dulu!" Ucap Bagas.

  "Ya Gas!" Balasnya. Luki pun berjalan menuju gerbang sekolahan. Begitu Luki pergi, Bagas bergegas menelpon Alma. Tidak berapa lama, Alma mengangkat panggilan dari Bagas.

  "Hallo assalamu'alaikum. Ada apa Gas?" Tanya Alma.

  "Wa'alaikumsalam. Mba bisa ke sekolahanku sekarang nggak? Ada sesuatu yang penting!" Balas Bagas.

  "Sesuatu yang penting apa Gas?" Tanya Alma penasaran.

  "Pokoknya sangat penting! Makanya Mba Alma sekarang ke sekolahanku ya! Ditunggu!" Seru Bagas.

  "Tapi Gas...!!!" Seru Alma. Ucapannya tiba-tiba terhenti ketika Bagas sudah memutuskan panggilan telponnya.

  "Ada apa ya? Kok sampai Aku harus datang ke sekolahannya Bagas?" Ucap Alma pada dirinya sendiri. Tanpa menunggu lama lagi, Alma berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.

  Sekitar 15 menit telah berlalu, akhirnya Alma sampai di sekolahannya Bagas. Halaman sekolah itu, terlihat sepi. Karena para siswa sedang proses belajar didalam kelas. Setelah memarkirkan motornya, Alma berjalan menuju pos satpam.

  "Permisi Pak, mau tanya kelas satu A dimana ya?" Tanya Alma pada Pak satpam.

  "Mbanya lurus aja, nanti kelas paling kiri." Jawab Pak satpam itu.

  "Terima kasih banyak Pak." Ucap Alma.

  "Sama-sama Mba." Balasnya.

  Alma pun berjalan menyusuri koridor di sekolahan itu. Ketika Alma sedang berjalan, terlihat ada siswa yang sedang pelajaran olahraga di lapangan basket. Tanpa sengaja, salah satu diantara siswa itu ada yang melihat wajah Alma ketika sedang berjalan. Siswa perempuan itu pun berteriak keras.

  "Hai, itu ada Kak Alma!! Pemenang gadis sampul!!!" Teriak perempuan itu pada teman-temannya sambil menunjuk kearah Alma. Mendengar teriakkan itu semua siswa di lapangan basket itu melihat kearah Alma. Semua siswa dan siswi itu berlarian kearah Alma sambil berteriak.

  "Kak Alma!!! Kak Alma!!!" Teriak perempuan-perempuan itu.

  Begitu sampai dihadapan Alma, mereka berebut untuk bersalaman dengannya. Alma pun menyambut tangan mereka satu persatu sambil tersenyum manis.

  "Sudah-sudah, kembali ke lapangan!!!" Seru Pak guru olahraga. Dengan perasaan senang bercampur kesal, murid-murid itu kembali ke lapangan basket. Sedangkan Alma kembali berjalan menuju kelas satu A. Ketika sampai didepan kelas yang dituju, Alma pun mengetuk pintu kelas itu.

  Tokkk...tokkk...tokkk...

  "Assalamu'alaikum." Salam Alma.

  "Wa'alaikumsalam. Silahkan masuk!" Jawab Pak guru didalam kelas itu. Perlahan Alma masuk kedalam kelas.

  "Kak Alma! Teman-teman itu kan Kak Alma pemenang gadis sampul!! Kemarin Aku nonton!!" Seru seorang perempuan.

  "Iya betul!!" Balas anak yang lain.

  "Ada yang bisa Saya bantu Mba?" Tanya Pak guru.

  "Maaf sebelumnya, apakah benar ini kelasnya Bagas Prasya Mahardika? Saya Kakaknya ingin bertemu." Tanya Alma.

  "Betul Mba. Bagas! Ini Kamu dicari Mbakmu!" Seru Pak guru itu memanggil Bagas.

  "Iya Pak." Jawab Bagas sambil bangkit berdiri dan berjalan menuju depan kelas.

  "Wah, ternyata Bagas Adiknya Kak Alma!" Teriak seorang siswi.

  "Iya, kenapa Kamu nggak pernah bilang punya Kakak secantik ini Gas?" Tanya seorang siswa dengan keras.

  "Ya Gas, Kamu mau kan jadi calon Adik iparku?" Tanya siswa yang lain. Mendengar ucapan itu, semua siswa siswi yang berada didalam kelas itu tertawa terbahak-bahak.

  "Ha.....ha.....ha...."

  "Ngimpi Lo Don! Makanya jangan kebanyakan tidur!" Balas seorang siswa. Kembali terdengar suara tawa dan sorak sorai.

  "Ha...ha...ha..."

  Mendengar suara tawa siswa siswi didalam kelas itu yang sangat berisik, Pak guru itu pun habis kesabarannya.

  "Diam!!! Ini kelas apa pasar???" Tanya Pak guru itu dengan suara keras. Semua murid didalam kelas itu terdiam seribu bahasa.

  "Kalau begitu, Saya mau izin berbicara dengan Bagas Pak." Ucap Alma.

  "Silahkan Mba." Balasnya. Alma dan Bagas pun berjalan keluar kelas.

  "Sebenarnya ada apa Gas, sampe Kamu nyuruh Mba datang kesini? Semua jadi heboh kan!" Ucap Alma ketika berada diluar kelas.

  "Sebenarnya kemarin Bagas dan teman Bagas membolos sekolah. Kita pergi main di mall, tapi ketika Kita main, petugas satpol PP datang dan meminta kartu pelajar Kita. Terus tadi pas istirahat kan Aku dan temanku ke ruang BP, katanya yang boleh mengambil kartu pelajar itu adalah orang tua Kita. Makanya Aku telpon Mba Alma untuk datang kesini." Cerita Bagas.

  "Kamu ini ya Gas, bikin masalah terus! Ya sudah, dimana ruang BP-nya?" Tanya Alma sambil berusaha menahan emosi.

  "Sebelah sini Mba!" Balas Bagas sambil menunjuk kearah kiri. Bagas pun berjalan menuju ruang BP, sedangkan Alma membuntuti dibelakangnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!