Papanya Alma mengendarai mobilnya dengan kencang. Dalam benaknya, Dia ingin cepat sampai di studio TVRI. Tempat diselenggarakannya lomba pemilihan gadis sampul. Dia tidak ingin telat dan mengecewakan Alma, anak sulungnya dari tiga orang bersaudara.
"Hati-hati Pak! Jangan ngebut, bahaya!" Mamanya Alma mengingatkan.
"Kalo nggak ngebut ya bisa telat! Semua gara-gara tadi macet perbaikan jalan! Coba aja kalo tadi nggak macet, pasti Kita sudah sampe dari tadi!" Papanya Alma menggerutu.
"Sabar Pa! Namanya juga halangan kan nggak ada yang tahu." Balas istrinya.
"Ya, Mama sih dandannya lama banget!" Ucap Papa.
"Kok jadi nyalahin Mama? Perasaan Mama dandan cuma sebentar!" Balasnya.
Tanpa mempedulikan ucapan istrinya, Papanya Alma mengendarai mobilnya semakin kencang. Setiap ada kendaraan didepannya, berusaha Dia dahului.
Namun untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Ketika laki-laki separuh baya itu mencoba mendahului sebuah bis, tanpa diketahui oleh Papanya Alma, ada sebuah truk dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan sangat tinggi.
"Ya Allah!!! Awas Pa!!!" Teriak Mamanya Alma dengan keras. Ketika melihat truk dihadapan mobilnya.
Ttttiiiiiiiitttttttt.......!!!
Supir truk itu membunyikan klakson dengan keras. Pikiran Papanya Alma mendadak sangat kacau. Dia berpikir, disebelah kiri mobil yang dikendarai melaju bis berukuran besar. Untuk mendahului sudah tidak mungkin, karena jarak truk dengan mobilnya sudah sangat dekat.
"Dari pada mobilku menabrak truk, lebih baik Aku banting setir ke kanan!" Ucap Papanya Alma dalam hati.
Setelah berpikir begitu, Papanya Alma membanting setir ke kanan dengan cepat. Sontak kaki kanannya sambil menginjak pedal rem dengan kuat. Tapi laju mobil yang terlalu kencang, mobil itu tidak bisa berhenti dengan cepat. Mobil terus melaju, roda kanan mobilnya berada diatas rerumputan. Ketika tiba-tiba didepan mobil itu berdiri sebuah pohon, Mamanya Alma kembali berteriak histeris.
"Awas Pa.....!!!" Teriaknya.
Duuuaaaarrrrr....!!!
Tabrakan dahsyat tidak dapat dihindarkan. Mobil sedan berwarna hitam itu menabrak sebuah pohon dipinggir jalan. Kedua orang tuanya Alma tidak bergerak sama sekali. Wajah mereka berlumuran darah segar. Pecahan kaca mobil bersarang diwajah mereka. Bagian depan mobil itu sebagian besar tidak berbentuk lagi.
Melihat ada sebuah kecelakaan, orang-orang menghentikan laju kendaraannya. Orang-orang berlarian menghampiri penumpang mobil sedan itu. Lalu salah seorang dari mereka, ada yang menelepon ambulance.
Sekitar 15 menit berlalu, akhirnya sebuah ambulance sampai ditempat itu. Dua orang petugas turun dari mobil ambulance. Mereka lalu berlari kearah kedua orang tuanya Alma yang telah menjadi korban kecelakaan. Mereka pun mengecek detak jantung dan denyut nadi, didada dan dileher dua orang didalam mobil sedan itu. Setelah
mengeceknya, lalu mereka dengan perlahan berucap.
"Innalilahi wainailaihi roji'un." Ucap kedua petugas itu. Lalu dari salah satu mereka mengambil dompet milik Papanya Alma yang berada didalam saku celananya bagian belakang. Mereka kemudian mengambil handphone milik Papanya Alma yang berada didalam saku celananya bagian depan. Orang itu pun memanggil nomor seseorang di handphone milik Papanya Alma.
Setelah kedua pembawa acara mengumumkan finalis yang berhasil masuk tiga besar, lalu seluruh finalis turun dari atas panggung. Kemudian para hadirin dihibur oleh seorang penyanyi dari negeri Jiran, yang bernama Siti Nurhaliza. Penyanyi cantik itu pun naik keatas panggung dan membawakan sebuah lagu yang berjudul "Bukan Cinta Biasa".
Begitu Alma dan dua finalis yang lainnya yang berhasil masuk tiga besar, turun dari panggung, mereka langsung berganti kostum. Setelah selesai berganti pakaian, mereka kembali naik keatas panggung dengan gaun berwarna warni. Alma menggunakan gaun warna merah muda. Sedangkan dua finalis lainnya menggunakan gaun warna merah dan kuning.
Mereka berdiri berjajar diatas panggung. Tepuk tangan hadirin kembali terdengar untuk memberi semangat kepada ketiga finalis. Mereka lalu disuruh mengambil undian dalam toples kaca. Setelah mengambil undian. Lalu mereka satu persatu diberi satu pertanyaan oleh dewan juri.
Setelah dua finalis telah berhasil menjawab pertanyaan dari dewan juri secara bergantian dan dengan pertanyaan yang berbeda juga, kini giliran yang terakhir adalah Alma.
"Alma Eka Damayanti! Saya akan memberikan pertanyaan kepadamu. Pertanyaannya adalah dimana pendidikan yang paling utama menurutmu? Dan apa alasannya?" Ucap seorang dewan juri yang bukan lain adalah seorang perempuan.
"Apakah Alma sudah siap jawabannya?" Tanya Alya Rohali.
"Insha Allah sudah siap." Jawab Alma.
"Baik. Kalau begitu Alma harus menjawab pertanyaannya dalam waktu satu menit. Dimulai dari sekarang!" Ucap Alya Rohali.
"Pendidikan yang utama dan pertama adalah pendidikan didalam keluarga. Karena didalam keluarga Kita tumbuh dan berkembang. Dalam keluarga Kita bukan hanya dididik dengan norma-norma sosial, namun pendidikan agama juga berawal dari keluarga. Kita dididik sedari masih didalam kandungan sampai Kita dewasa. Kedua orang tua Kita sangat berperan penting dalam pendidikan yang Kita dapat. Baik buruknya tingkah laku anak, tidak jauh dari perbuatan kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, didiklah anak-anak Kita yang terbaik dan semaksimal mungkin. Rumahku surgaku. Sekian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam Alma menutup jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh dewan juri.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab sebagian besar hadirin yang datang. Kemudian suara tepuk tangan kembali terdengar dengan keras. Terdengar pula suara orang yang memanggil nama Alma.
"Alma....Alma.... Alma....!!!" Teriaknya. Alma hanya membalasnya dengan senyumnya yang manis.
"Alhamdulillah ketiga finalis yang berhasil masuk tiga besar sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri. Kalau begitu, untuk ketiga finalis dipersilahkan untuk turun panggung." Ucap Ferdy Hasan.
"Sambil menunggu dewan juri berunding untuk menentukan pemenangnya, mari Kita sambut dengan meriah Kahitna, Reza Artamevia, dan Siti Nurhaliza!!!" Seru Alya Rohali. Semua yang hadir kembali bertepuk tangan.
Personel Kahitna pun naik keatas panggung. Mereka membawakan lagu yang berjudul "Cantik" dan "Menanti". Setelah Kahitna selesai menyanyikan dua buah lagu, Reza Artamevia kembali naik keatas panggung dengan membawakan sebuah lagu yang berjudul "Pertama". Kemudian dilanjutkan oleh Siti Nurhaliza dengan judul Betapa Ku Cinta Padamu".
Ketika Alma sedang menunggu dibelakang panggung, tiba-tiba handphone milik Alma berbunyi dengan keras. Alma pun segera mengambil handphonenya yang berada didalam tas.
"Pasti Papa yang nelpon!" Ucap Alma sambil membuka tasnya. Begitu Dia mengambil handphonenya dan melihat layar, Alma kembali berucap.
"Tuh kan betul, Papa yang menelpon." Ucapnya. Alma pun bergegas mengangkat panggilan telponnya.
"Hallo Pa! Papa duduknya disebelah mana sih kok Alma nggak lihat?" Tanya Alma begitu mengangkat panggilan itu.
"Maaf, apakah Saya bicara dengan anggota keluarganya Pak Burhan Effendi?" Tanya seorang laki-laki yang menelpon Alma.
"Iya betul, Saya anaknya! Dimana Papa Saya? Mengapa handphone milik Papa, ada sama Kamu?" Tanya Alma yang mulai cemas dan risau.
"Kami dari petugas ambulance. Bapak dan Ibu Mba, mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak pohon." Jawab laki-laki yang bukan lain adalah petugas ambulance.
"Ya Allah Ya Rabb!!! Mengapa bisa terjadi? Terus sekarang bagaimana keadaan kedua orang tua Saya?" Teriak Alma dengan histeris. Teman-teman finalis yang lain, mendekat kearah Alma.
"Mohon maaf sekali Mba, kedua orang tua Mba tidak dapat diselamatkan. Mereka sudah meninggal ditempat." Jawab petugas itu dengan perlahan.
"Papa....!!! Mama....!!! Mengapa Kalian pergi secepat ini!!!" Teriak Alma sambil meraung keras. Air matanya membanjiri wajahnya yang cantik.
"Ada apa Alma?" Tanya beberapa finalis yang lain.
"Kedua orang tuaku meninggal kecelakaan waktu mau kesini!!!" Ucap Alma sambil menangis. Tubuhnya lemas tidak berdaya. Alma jatuh terduduk.
"Innalilahi wainailaihi roji'un." Ucap beberapa finalis yang lain.
"Yang sabar dan tabah Alma!" Ucap seorang finalis.
Setelah para bintang tamu selesai membawakan lagu-lagu mereka, tiba-tiba pembawa acara kembali memanggil ketiga finalis yang berhasil masuk tiga besar.
"Mari Kita sambut kembali ketiga finalis terbaik tahun ini!!!" Seru Ferdy Hasan. Tepuk tangan terdengar kembali.
"Ayo Alma Kita harus naik keatas panggung! Kamu pasti kuat!" Ajak finalis yang bernama Diana. Kedua tangannya memegang tangan kanan Alma dan mengajaknya berdiri.
"Kamu pasti bisa menghadapi cobaan ini Alma." Ucap finalis yang bernama Cindy. Kedua tangannya memegang tangan kiri Alma.
Walaupun masih sangat lemas karena hatinya hancur berkeping-keping setelah mendengar kabar buruk itu, namun atas dukungan kedua temannya, Alma perlahan mencoba bangkit berdiri. Mereka pun kembali naik keatas panggung. Walaupun air mata dipipinya sudah dibersihkan, namun wajah Alma sangat sayu.
"Alhamdulillah Kita telah sampai pada puncak acara pemilihan gadis sampul tahun 2000. Tanpa membuang waktu lagi, Saya akan bacakan juara ketiga gadis sampul tahun 2000 adalah Cindy Maharani dari Cirebon!!!" Seru Ferdy Hasan. Tepuk tangan terdengar meriah.
"Dan tiba saatnya Kita saksikan pemenang lomba pemilihan gadis sampul tahun 2000 adalah....!!!" Seru Alya Rohali. Alma dan Diana saling berpegangan dengan erat. Dalam hati Alma, bukan menjadi juaranya. Tapi yang dipikirkan sekarang adalah kenyataan bahwa Dia dan kedua adiknya harus kehilangan kedua orang tuanya untuk selama-lamanya. Air mata Alma tidak bisa dibendung lagi. Air matanya mengalir dipipinya. Melihat itu semua banyak hadirin yang bertanya-tanya.
"Pemenang lomba pemilihan gadis sampul tahun 2000 adalah Alma Eka Damayanti dari Jakarta!!!" Seru Ferdy Hasan dan Alya Rohali berbarengan. Tepuk tangan terdengar sangat meriah.
Ketiga dewan juri memberikan selamat dengan mengajak bersalaman kepada Alma dan dua finalis yang lain. Setelah menerima piala, plakat uang tunai, serta memakai sebuah mahkota. Seorang dewan juri memberikan sebuah mic kepada Alma.
"Alhamdulillahi rabbil'alamiin. Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rizkinya kepada Alma. Terima kasih kepada dewan juri, pembawa acara, dan pimpinan acara pemilihan gadis sampul tahun 2000. Sebenarnya Alma sedang merasa sangat sedih. Seumur hidup Alma, sekaranglah yang sangat menyedihkan untuk Alma. Karena tadi Alma ditelpon, kalau kedua orang tua Alma telah meninggal kecelakaan sewaktu datang kesini!!!" Alma menangis histeris. Seorang dewan juri perempuan segera merangkul tubuh Alma. Semua orang yang hadir ditempat itu sangat kaget mendengar cerita yang diucapkan oleh Alma. Sebelum kembali berucap, tiba-tiba tubuh Alma lemas tidak berdaya. Kedua matanya terpejam. Orang-orang banyak sangat tidak kuat melihatnya. Kemudian seorang dewan juri laki-laki mengangkat tubuh Alma turun dari atas panggung, menuju ke backstage.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments