06

Zara memasuki ruangan sang Ayah dengan kepala menunduk. Ia malu benar benar malu saat ketahuan sudah menguping pembicaraan calon mertua nya dan yang lebih parah lagi orang yang tahu jika Zara sedang menguping itu adalah calon suaminya sendiri, Sean.

Sean berjalan lebih dulu dan menyalami Ayah ibu Zara sementara Zara berjalan dibelakang Sean.

"Kalian kok bisa barengan masuknya? udah ketemu diluar ya?" tanya Ranti melihat Sean dan Zara masuk bersama.

"Nggak kok, ketemu di situ pas dia lagi-"

"Zara bawain martabak, tadi beli didepan." kata Zara memotong ucapan Sean membuat semua orang menatapnya.

Zara malu, sungguh malu kalau sampai Sean mengatakan pada semua orang jika tadi dirinya sempat menguping, bisa bisa ayah dan ibu marah kepadanya.

Pintu kembali terbuka, kali ini Tuan Anggara yang masuk.

"Ada apa? kok pada diam?" heran Anggara melihat seisi ruangan hanya diam sambil menatapnya.

"Egh, udah Isya. Zara pamit mau ke mushola dulu." kata Zara hendak berjalan keluar,

"Eh tunggu," suara Ranti membuat langkah Zara terhenti.

"Biar ditemenin sama Sean, udah malam nggak baik anak gadis keluar sendirian." kata Ranti mencubit tangan Sean memberi kode pada Sean.

"Apa sih Ma, nggak pake cubit juga." kesal Sean.

"Zara nggak apa apa kok tante, lagian disana banyak orang." kata Zara.

"Biar dianter sama Sean." kali ini Tuan Anggara yang bersuara membuat Zara langsung mengangguk pasrah tak bisa menolak.

Zara berjalan lebih dulu, dan Sean mengikuti langkah Zara dengan malas.

Zara langsung saja mengambil air wudhu dan sholat sesampainya di mushola.

Selesai sholat, Zara berjalan mendekati Sean yang hanya duduk didepan mushola.

"Kamu nggak sholat?" tanya Zara memberanikan diri.

"Aku nggak bawa sarung."

Zara tersenyum geli, "Kamu kan sudah pakai celana panjang. bisa kok buat sholat."

Sean menatap ke arah bawah celananya, lalu kembali menatap ke arah depan acuh.

"Sana sholat dulu." kata Zara.

"Memang kenapa kalau nggak sholat?" tanya Sean dengan nada tak suka.

Zara menghela nafas panjang, "Sholat itu kewajiban kita sebagai seorang muslim, dan kamu itu calon Imam seharusnya-"

"Sudah kita kembali saja, sudah selesai kan?" Tanya Sean memotong ucapan Zara. berdiri dan berjalan lebih dulu meninggalkan Zara.

Zara kembali menghela nafas panjang, menatap punggung Sean yang berjalan semakin menjauh darinya.

"Apakah benar pilihan nya? memilih pria yang sama sekali tak peduli masalah agama." batin Zara ikut berdiri lalu berjalan mengikuti langkah Sean.

Langkah Sean berhenti membuat Zara yang ada dibelakangnya ikut berhenti.

"Ikut aku!" kata Sean menarik tangan Zara membuat Zara terkejut dan langsung melepaskan tangannya dari tangan Sean.

Sean yang baru saja menyentuh tangannya membuat pipi Zara terasa panas juga jantungnya yang berdegup kencang tak karuan.

"Kenapa?" heran Sean saat Zara melepaskan tangan nya.

"Ki-kita kan belum menikah, bagaimana bisa kamu menyentuhku?" tanya Zara langsung menyembunyikan kedua tangan nya di kantong gamis yang Ia pakai.

Sean cukup terkejut dengan ucapan Zara, merasa tak percaya. Dijaman serba modern seperti ini masih ada wanita yang tak mau disentuh hanya karena belum menikah. Damn it, padahal selama ini tak ada wanita yang menolak sentuhan nya, malah banyak yang menawarkan diri padanya.

"Oke oke, nggak akan aku sentuh lagi." Sean mengangkat tangannya, meyakinkan Zara membuat Zara mengangguk percaya.

Zara kembali mengikuti Sean dari belakang, dan kini keduanya berada di taman belakang rumah sakit.

"Mau ngapain?" tanya Zara melihat ke sekitar. Gelap dan sepi.

"Ada yang mau aku omongin ke kamu." balas Sean duduk disalah satu bangku taman dan menepuk bangku sebelahnya yang kosong agar Zara ikut duduk.

"Di sini?" tanya Zara terlihat ragu.

Sean menghembuskan nafas kasar, "Kenapa? takut?"

"Bukan nya aku takut."

"Trus kenapa?"

"Kalau mau ngobrol jangan di sini. gelap dan sepi takut orang nganggep kita mau nglakuin aneh aneh." jelas Zara membuat Sean melonggo tak percaya.

"Ya ampun, kita cuma mau ngobrol nggak bakal aneh aneh!"

"Aku cuma takut terjadi fitnah."

Sean nampak meraup wajahnya frustasi, seumur umur baru pertama kali Ia bertemu dengan wanita seperti ini.

"Trus kamu maunya dimana?" tanya Sean terdengar kesal.

"Dimana aja asal tempatnya ramai."

Sean bangkit dari duduknya, kembali berjalan tanpa mengatakan apapun pada Zara.

"Kita kesana?" tawar Sean sambil menunjuk sebuah kafe yang ada didepan rumah sakit.

Zara langsung mengangguk setuju.

Keduanya pun memasuki kafe itu, Sean mencari tempat paling pojok agar sedikit nyaman untuk mengobrol.

Sean sudah duduk lebih dulu,

"Apa di sini juga akan menimbulkan fitnah?" tanya Sean dengan nada kesal melihat Zara yang tak kunjung duduk.

Zara menggeleng pelan lalu duduk didepan Sean. Keduanya pun memesan minuman lebih dulu sebelum memulai obrolan.

"Kamu mau ngomong apa?" tanya Zara setelah cukup lama keduanya saling diam.

Sean menghela nafas panjang lalu meraup wajahnya frustasi.

"Kenapa kamu tak menolak perjodohan ini?" tanya Sean membuat Zara sedikit terkejut.

"Apa kamu ingin aku menolak perjodohan ini?"

Sean mengangguk, "Kita bahkan belum saling mengenal dan sama sekali tak memiliki perasaan cinta. bagaimana bisa kita harus menikah." kata Sean.

Zara terdiam,

"Kenapa bukan kamu saja yang menolak?"

"Aku sudah tak memiliki pilihan lain selain menerima." balas Sean.

"Begitu pun juga aku, yang tak memiliki pilihan selain menerima." balas Zara sambil memaksa senyum.

"Kamu wanita baik baik Zara, sedangkan aku bukanlah pria baik. aku takut jika suatu hari nanti malah menyakitimu dan tak bisa membuatmu bahagia." kata Sean yang entah mengapa membuat hati Zara sedikit sakit.

"Lalu apakah kita tolak saja perjodohan ini?" tanya Zara.

"Terlambat, orangtua kita sudah sama sama berharap." kata Sean.

"Lalu apa mau mu?"

Sean menghela nafas panjang, menyandarkan punggungnya di kursi.

"Aku hanya tak ingin kamu berekspetasi berlebihan tentang aku. karena aku tidak sebaik yang terlihat.

"Dan jika suatu saat kamu mengetahui ada fakta lain dibalik semua ini, aku harap kamu bisa mengerti dan menerima." jelas Sean membuat kening Zara mengerut.

"Fakta lain apa?"

"Maaf Zara aku tak bisa mengatakan itu.

"Jika kamu sudah yakin menerima perjodohan ini, aku pun juga akan menerima dan setelah kita menikah aku akan belajar menjadi suami yang baik untukmu." kata Sean yang masih membuat Zara penasaran dengan fakta lain yang tadi Sean ungkapkan.

"Tapi fakta lain apa itu?" Zara kembali bertanya karena tak mendapatkan jawaban dari Sean.

Sean tak menjawab malah tersenyum, "Pernikahan seperti apa yang kamu inginkan Zara?"

Bersambung...

jangan lupa like vote dan komen...

Terpopuler

Comments

devymariani

devymariani

kalau kamu sudah menikah itu kan fakta nya🤭

2023-05-07

0

Sheila Silvia

Sheila Silvia

nsn

2022-11-16

0

Lusia Tanti

Lusia Tanti

makin penasaran..

2022-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 Promo novel baruuuuu
151 promo novel baruu
Episodes

Updated 151 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
Promo novel baruuuuu
151
promo novel baruu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!